Pondok pesantren di Indonesia menghadapi tantangan besar akibat Revolusi Industri 4.0 dan globalisasi, yang mencakup adaptasi terhadap teknologi digital, perluasan jaringan sosial, dan integrasi nilai-nilai pesantren dalam kurikulum berbasis teknologi. Penelitian ini fokus pada peran modal sosial dalam menjaga relevansi pondok pesantren, dengan Pondok Pesantren Buntet sebagai studi kasus. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dan observasi partisipatif, data dianalisis untuk mengidentifikasi penerapan modal sosial sehari-hari. Temuan menunjukkan bahwa jaringan sosial yang kuat, saling percaya, norma sosial terinternalisasi, dan kerjasama kolektif memainkan peran kunci dalam transformasi pesantren. Kekhasan Pondok Pesantren Buntet terlihat dalam kemampuannya membangun jaringan alumni yang kuat, memfasilitasi akses ke sumber daya baru, dan mempertahankan identitas dan nilai-nilai pesantren melalui kurikulum berbasis teknologi. Hasil penelitian ini memiliki implikasi praktis dalam konteks pendidikan di Indonesia, memberikan panduan bagi pondok pesantren dan lembaga tradisional lainnya untuk mengintegrasikan modal sosial dalam strategi adaptasi mereka menghadapi dampak Revolusi Industri 4.0 dan globalisasi, menjaga keberlanjutan, dan meningkatkan daya saing.