Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Strategi Komunikasi Pembangunan dalam Mempertahankan Eksistensi Pasar Seni Guwang di Masa Pandemi Ni Putu Yunita Anggreswari; Putu Astrid Harikaputri; Muhammad Rifqi; I Nyoman Windu Surya Sidantha
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 7 No 3 (2021): Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Agustus)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v7i3.416

Abstract

Corona Virus Desease merupakan virus yang menginfeksi seluruh dunia hingga statusnya ditetapkan sebagai pandemi. Mewabahnya virus corona atau yang dikenal dengan sebutan Covid-19 membuat perubahan dalam beberapa sektor yang salah satunya adalah sektor pariwisata. Merosotnya kunjungan pariwisata ke Bali juga berdampak terhadap pasar Seni Guwang dimana jumlah kunjungan pasar Seni Guwang merosot lebih dari 90%. Untuk menghadapi situasi tersebut diperlukan strategi komunikasi pembangunan sebagai langkah dalam memotivasi masyarakat agar turut berkontribusi dalam mempertahankan eksistensi pasar Seni Guwang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan Teknik pengumpulan data yang terdiri dari Teknik wawancara, Teknik observasi dan Teknik dokumentasi. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat strategi komunikasi pembangunan yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran amsyarakat untuk berpartisipasi, menginformasikan tentang kesempatan masyarakat dalam berpartisipasi dan adanya usaha dalam meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berpartisipasi. Corona Virus Disease is a virus that infects the whole world untul its status is designated as a pandemic. The outbreak of the corona virus or known as Covid-19 has made changes in several sectors, one of which is the tourism sector. The declines in tourism visits to Balu also has an impact on the Guwang Art Market where the number of visits to the Guwang art Marekt fell by more than 90%. To deal with this situation, a development communication strategy is needed as a step in motivating the community to contribute to maintaining the existence of the Guwang Art Market. This study uses a qualitative approach with data collection techniques consisting of interview techniques, observation techniques and documentation techniques. The result of this study indicate that there is a development communication strategy that aims to raise public awareness to participate, inform the community about opportunities to participate and the existence of efforts to improve the community’s ability to participate.
Implementasi Tri Hita Karana Sebagai Budaya Organisasi di The Royal Pita Maha Hotel Ni Putu Yunita Anggreswari; A. A. N. Oka Suryadinatha Gorda
Kamaya: Jurnal Ilmu Agama Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.557 KB) | DOI: 10.37329/kamaya.v3i2.440

Abstract

Tri Hita Karana is a Hindu concept that has the understanding of the three causes of human welfare consisting of three elements which include Parhyangan, namely the Godhead, the Pawongan element of Humanity and the Palemahan the environmental elements. Tri Hita Karana is treated as an organizational culture in The Royal Pita Maha Hotel which is then applied by all members of the organization as a standard of behavior. The formulation of the problem in this study is "How is the implementation of Tri Hita Karana as organizational culture at The Royal Pita Maha Hotel?". The research methodology in this research is to use a qualitative approach with the type of research is descriptive type. Data collection techniques in this study used three techniques consisting of observation, interviews and documentation. The result of this research is the implementation of the Tri Hita Karana concept has been applied in accordance with the three elements in it which meet the elements of organizational culture criteria and organizational culture function elements.
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN OBJEK WISATA HIDDEN CANYON DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN A.A Raka Jayaningsih; Ni Putu Yunita Anggreswari
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.243 KB) | DOI: 10.38043/jids.v3i1.1730

Abstract

Bali merupakan penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Besarnya pendapatan pulau dewata di sektor pariwisata tentu tidak terlepas dari peran komunikasi pemasaran dalam memperkenalkan destinasi-destinasi pariwisata baru yang ada di Bali. Strategi komunikasi pemasaran dilakukan dengan menggunakan bauran yang terdiri dari periklanan, pemasaran langsung, hubungan masyarakat, penjualan personal dan promosi penjualan. Penelitian ini akan berfokus pada bauran komunikasi pemasaran yang diimplementasikan dalam memperkenalkan destinasi wisata Hidden Canyon Beji Guwang. Hidden Canyon Beji Guwang merupakan objek wisata susur alam yang berlokasi di desa Guwang, Sukawati, Gianyar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena berusaha menampilkan dan menjelaskan fenomena yang ditemukan di lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi yakni melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian. Teknik pengumpulan data juga menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai beberapa informan yang terdiri dari kepala desa adat Guwang, manajer dan pengelola Hidden Canyon, wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, serta beberapa tokoh masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Hidden Canyon menerapkan bauran komunikasi pemasaran sebagai upaya untuk meningkatkan brand awareness yang terdiri dari periklanan, penjualan personal, pemasaran langsung, hubungan masyarakat dan publisitas serta promosi penjualan. Hidden Canyon menerapkan periklanan dengan cara beriklan di televisi untuk menjangkau wisatawan domestik, iklan juga dimuat dalam media cetak lokal. Sementara itu pemasaran langsung dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan tour travel di Bali. Penjualan personal sendiri diterapkan oleh seluruh pengelola Hidden Canyon yang mana seluruh pengelola serta guide Hidden Canyon dibekali dengan kemampuan untuk melakukan personal selling. Seluruh pengelola juga berperan sebagai Public Relations yang bertugas untuk menjaga hubungan antara pihak internal dan masyarakat eksternal. Sementara itu dalam promosi penjualan Hidden Canyon menawarkan paket-paket harga yang menarik untuk wisatawan.Kata Kunci: Strategi, Komunikasi Pemasaran
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN BRAND AWARENESS TERHADAP BAGUS AGRO PLAGA RESORT A.A Ngurah Eddy Supriyadinatha Gorda; Ni Putu Yunita Anggreswari; Nyoman Sri Manik Parasari
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.183 KB) | DOI: 10.38043/jids.v3i2.2210

Abstract

Bali merupakan destinasi wisata dunia yang selalu sukses dalam meluncurkan destinasi-destinasi pariwisata baru untuk menarik wisatawan. Bali adalah penyumbang devisa terbesar di Indonesia. Besarnya pendapatan pulau dewata di sektor pariwisata tentu tidak terlepas dari peran komunikasi pemasaran dalam memperkenalkan destinasi-destinasi pariwisata baru yang ada di Bali. Terlebih lagi saat ini sedang muncul trend wisata agro atau yang biasa dikenal dengan nama agro wisata. Munculnya objek wisata baru yang terletak di desa Plaga merupakan strategi awal dalam pengembangan agro wisata baru yang ada di Bali, adapun objek wisata baru yang dikembangkan adalah agro wisata dengan konsep resort yakni Bagus Agro Plaga Resort. Agro resort merupakan resort pertama di Bali yang memadukan konsep modern dengan agro wisata, Bagus Agro Plaga Resort memiliki beberapa sajian unik yang bisa dinikmati oleh wisatawan yakni memiliki pelatihan pengolahan kopi, organic farm, serta beauty and healing culture. Munculnya Bagus Agro Plaga Resort yang merupakan destinasi wisata antimainstraim tentu perlu menerapkan strategi komunikasi pemasaran yang mumpuni agar dapat mengembangkan brand awareness bagi wisatawan terlebih lokasi yang dipilih adalah desa Plaga yang belum dikenal sebagai destinasi pariwisata. Bauran komunikasi pemasaran yang akan diteliti pada penelitian ini terdiri dari periklanan (advertising), pemasaran langsung (direct marketing), hubungan masyarakat (public relations), penjualan personal (personal selling), pemasaran internet (internet marketing) dan promosi penjualan (sales promotion). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena berusaha menampilkan dan menjelaskan fenomena yang ditemukan di lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi yakni melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian. Teknik pengumpulan data juga menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai beberapa informan yang terdiri dari pengelola Bagus Agro Plaga Resort dan wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, serta beberapa tokoh masyarakat. 
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN UMKM “LOVELY BALI” DALAM MENGOLAH HASIL LIMBAH INDUSTRI MENJADI PRODUK UPCYCLE Nyoman Sri Manik Parasari; Ni Putu Yunita Anggreswari
MEDIA BINA ILMIAH Vol 15, No 12: Juli 2021
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v15i12.1155

Abstract

Bali is one of the provinces in Indonesia which has a special attraction for foreign tourists. Tourist who come to Bali can not only enjoy a variety of Balinese arts and culture, they also have pocketed Balinese souvenirs that have their own characteristics and uniqueness. These Balinese souvenirs are the result of the activities of Bali's Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs). Empowering MSMEs is a very strategic step in increasing the finances of the majority of the community, particularly through providing employment, business groups and helping the government in increasing economic growth. One of the UMKM groups in Bali is the UMKM Lovely Bali. Lovely Bai’s UMKM is a UMKM that is in Tanah Lot Tabanan Bali which is engaged in handicraft. Lovely Bali MSME utilizes the residual products from industrial waste (consisting of wood chips, old newspapers, paper, etc.) to become upcycle products that have a sale value, are rich in benefits and are environmentally friendly to the environment at this time. This study discusses the strategy and discussion of community empowerment carried out by the Lovely Bali’s SMEs in processing industrial products into upcycle products. This study uses three data collection methods, namely interviews, observation and documentation. To discuss this problem, researchers used qualitative, and descriptive methods. As a result of this research, the Tabanan Regency Government and also assisted with the Bali Business & Export Development Organization (BEDO) conducted community empowerment by involving local communities to join MSME groups. Stages of community empowerment that have been implemented: first is the stage of building safety awareness, at which stage the community is made aware of having useful and effective abilities and skills. Second is hi transformation. At this stage, the Tabanan Regency Government and also BEDO Bali provide training and increase knowledge to the SMEs of Lovely Bali in the process of making handicrafts. Third, improve intellectual skills, while skills improve skills for the MSME group. Lovely Bali’s MSME benefits from empowering MSMEs through capital, infrastructure, marketing support, non-material support, and ensuring public safety about the main objectives of each activity carried out, and increasing economic empowerment.
PENERAPAN BAURAN PROMOSI DALAM PENYELENGGARAAN LASCARYA TEGALLALANG FESTIVAL Nyoman Sri Manik Parasari; Ni Putu Yunita Anggreswari; Anak Agung Istri Agung Maheswari; I Putu Dharmawan Pradhana
Media Bina Ilmiah Vol. 17 No. 5: Desember 2022
Publisher : LPSDI Bina Patria

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.358 KB) | DOI: 10.33578/mbi.v17i5.215

Abstract

The recovery of tourism can run if there are activities that develop and are sustainable, the fact is that many business sectors have stopped and gone out of business during the Covid-19 pandemic. Seeing from this phenomenon, tourism is the wheel of life rotation of the Balinese people in general. One of the impacts affected by the pandemic is in Gianyar, especially Tegallalang Village. Starting from the concern of the youth generation of Tegallalang Village towards the development of tourist villages, by having existing natural resources and human resources, of course there are many activities that can can be carried out to revive tourists' interest in coming to visit Tegallalang Village. Lascarya Tegallalang Festival is held to help the problems faced by the people of Tegallalang Village. The problem has an impact on various fields such as socio-cultural, arts, tourism villages, public health and welfare. This study uses qualitative methods to determine the phenomena that occur in Tegalalang Village. The data collection stage uses in-depth interviews, by conducting direct questions and answers with the informants who have been selected, namely the Chairman of the Committee Lascarya Tegallalang Festival, Community Leaders, and the Inter-Youth Communication Forum in Tegallalang Village. Based on the results of interviews conducted by researchers, it can be said that with the promotional mix applied in the Lascarya Tegalallang Festival activities through social media: instagram, youtube, RRI radio communication facilities and community leaders.
Komunikasi Pemasaran melalui Pemanfaatan Media Sosial dalam Promosi Guwang Village Festival Anggreswari, Ni Putu Yunita; Parasari, Nyoman Sri Manik; Maheswari, A.A. Istri Agung
Jurnal Representamen Vol 8 No 2 (2022): Jurnal Representamen Volume 8 No 02 Oktober 2022
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.898 KB) | DOI: 10.30996/representamen.v8i2.7327

Abstract

The Covid-19 pandemic has paralyzed various sectors in Bali, especially the tourism sector. The recovery of various tourism destinations after the pandemic is a responsibility for tourism actors and all levels of society. One of the recovery steps taken is to carry out the Guwang Village Festival. The implementation of the Guwang Village Festival aims to revive several tourist destinations in Guwang village, as well as introduce various works of art from Guwang Village SMEs. This study uses a qualitative approach, with three data collection technique which include observation, documentation, and interview techniques. The results of this study are that promoting the Guwang Village Festival is carried out using the AIDDA communication model consisting of Awareness, Interest, Desire, Decision, and Action. The use of the AIDDA communication model was carried out through the use of Instagram social media so that the Guwang Village Festival managed to get 10.000 visits. Utilization od social media is done by presenting information, conducting social interactions, and providing entertainment facilities. Keywords: Marketing Communication, Social Media
KOMUNIKASI PEMASARAN DESA WISATA TEGALALANG DALAM MENCIPTAKAN BRAND EQUITY MELALUI TEGALLALANG LASCARYA FESTIVAL Ni Putu Yunita Anggreswari; Nyoman Sri Manik Parasari; I Gusti Ayu Ratna Pramesti
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP) Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tungga Dewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jisip.v12i2.2622

Abstract

Tegallalang Lascarya Festival is an event that combines art and charity. This festival is held in an effort to create brand equity in the Tegallalang village, Gianyar. In establishing brand equity, marketing communication is needed which includes as well as steps in creating brand equity. This research uses qualitative research methods with descriptive research type. The result of this research is that the holding of the Tegallalang Lascarya Festival departs from the anxiety of the Tegallalang village youth forum organization which wants to introduce Tegallalang as a tourist village. The establishment of brand equity in Tegallalang village uses three marketing communication methods which include defining the communications objectives to be accomplished, determining the specific strategies and tasks needed to attain them, and estimating the costs associated with the performance of these strategies and tasks. In creating brand equity in Tegallalang village, it is carried out through four stages which include brand identity, brand meaning, brand response, and brand relationship. There are several advantages or values possessed by the village of Tegallalang, where Tegallalang is known as a village that offers beautiful natural panoramas, with a touch of culture, spirituality, and art.Tegallalang Lascarya Festival merupakan sebuah acara yang menggabungkan seni dan charity. Festival ini diselenggarakan sebagai upaya menciptakan brand equity pada desa Tegallalang, Gianyar. Dalam membentuk brand equity diperlukan komunikasi pemasaran yang meliputi serta langkah-langkah dalam menciptakan brand equity itu sendiri. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Adapaun hasil dari penelitian ini adalah bahwa diselenggarakannya Tegallalang Lascarya Festival berangkat dari kegelisahan organisasi forum pemuda desa Tegallalang yang ingin memperkenalkan Tegallalang sebagai desa wisata. Dibentuknya brand equity pada desa Tegallalang menggunakan tiga metode komunikasi pemasaran yang meliputi menentukan tujuan komunikasi pemasaran, menentukan strategi dan pembagian tugas, serta merumuskan pembiayaan yang akan dihabiskan. Sementara itu dalam menciptakan brand equity pada desa Tegallalang, dilaksanakan melalui empat tahap yang meliputi brand identity, brand meaning, brand response, dan brand relationship. Terdapat beberapa keunggulan atau nilai yang dimiliki oleh desa Tegallalang, dimana Tegallalang dikenal dengan desa yang menawarkan panorama alam yang indah, dengan sentuhan budaya, spiritual dan seni.
Upaya Peningkatan Usaha Mikro Kecil Menengah di Desa Pitra Tabanan Melalui Sosialisasi Edukasi Pemasaran Digital Nyoman Sri Manik Parasari; I Made Galang Suputra; Ni Putu Yunita Anggreswari; Ida Ayu Iswari Pidada
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2023): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v7i2.5371

Abstract

Sejumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Desa Pitra Tabanan belum mengikuti perkembangan digital secara langsung, disebabkan oleh kurangnya keterampilan dan pelatihan mengenai pemasaran digital. Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pelaku UMKM dalam melakukan pemasaran digital sebagai upaya membangun dan memperluas jaringan pemasaran berbasis teknologi digital. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pelatihan dan sosialisasi mengenai penggunaan sosial media dalam memasarkan suatu produk. Hasil yang telah dicapai dari program kegiatan ini yaitu adanya perkembangan terhadap masyarakat dan UMKM di Desa Pitra dalam menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mempromosikan dan mengembangkan usaha UMKM agar lebih dikenal luas di berbagai wilayah.