Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud

Upaya Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Kontruksi 3 Dimensi dari Barang Bekas Secara Daring di POS PAUD Zahrotun Komariah; Huriah Rachmah
Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud Volume 1, No.1, Juli 2021, Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud (JRPGP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.208 KB) | DOI: 10.29313/jrpgp.v1i1.507

Abstract

Abstract. Seeing the fine motor skills of children aged 5-6 years at the PAUD post who have not been able to use stationery and cutlery properly, cut according to patterns, pasted pictures appropriately, so that children are less able to carry out daily skills such as buttoning clothes, tying shoelaces, pouring water and others. The research conducted was a case study qualitative research, the subjects of this study were 18 children in group B. Data collection techniques through interviews and observation of documents and children's work done online. The results showed an increase in the child's fine motor skills after the teacher gave coloring, cutting and pasting activities. This can be seen from the number of children who have developed very well in aspects of fine motor development. The teacher's implementation planning and assessment are already good, the use of used goods for activities already exists but is not yet diverse. The construction of 3-dimensional works is not much because there are not many ideas in making 3-dimensional works. Melihat adanya kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun di pos PAUD yang belum dapat menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar, menggunting sesuai dengan pola, menempel gambar dengan tepat, sehingga anak kurang mampu dalam melaksanakan keterampilan sehari-hari seperti mengancing baju, mengikat tali sepatu, menuang air dan lain-lain. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif studi kasus, subjek penelitian ini adalah anak-anak di kelompok B sebanyak 18 anak. teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi dokumen dan hasil karya anak yang dilakukan secara daring. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan motorik halus anak setelah guru memberikan kegiatan mewarnai menggunting dan menempel. Ini terlihat dari banyaknya anak yang memiliki nilai berkembang sangat baik pada aspek-aspek perkembangan motorik halus. Perencanaan pelaksaan dan penilaian yang guru lakukan sudah baik, penggunaan barang bekas untuk kegiatan sudah ada namun belum beragam. Kontruksi hasil karya 3 dimensi belum banyak karena belum banyaknya ide dalam membuat hasil karya kontruksi 3 dimensi.
Penggunaan Lembar Kerja Siswa dalam Proses Pembelajaran di TK X Cihampelas Alisya M Rahmawati; Huriah Rachmah
Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud (JRPGP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.423 KB) | DOI: 10.29313/jrpgp.vi.899

Abstract

Abstract. Student worksheets are learning media that are quite often found in early childhood education institutions. X Cihampelas Kindergarten uses student worksheets because it is effective in attracting children’s learning interest. Based on this background, the problems in this study are formulated as follows: (1) How is learning planning using student worksheets media at X Cihampelas Kindergarten? (2) How is the implementation of learning using student worksheets media in X Cihampelas Kindergarten? (3) How is the evalution of learning by using student worksheets media at X Cihampelas Kindergarten? (4) What are the advantages and disadvantages of using student worksheets in learning at X Ciampelas Kindergaten?. The research method used in this research Is descriptive qualitative. The data colletion techniques used were observation, interviews, and documentation studies. The results of this study obtained an illustration of the use of student worksheets in the learning process. The use of student worksheets in learning only applies the principles of learning that are interesting and fun, as well as thematic, and can effect aspects of children’s development including aspects of reigiousvalues and moral, fine motor, cognitive, language, and socio-emotional. Abstrak. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah media pembelajaran yang cukup sering ditemukan di lembaga pendidikan anak usia dini. TK X Cihampelas menggunakan LKS karena efektif dalam menarik minat belajar anak. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media LKS di TK X Cihampelas? (2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media LKS di TK X Cihampelas? (3) Bagaimana evaluasi pembelajaran dengan menggunakan media LKS di TK X Cihampelas? (4) Bagaimana kelebihan dan kelemahan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran di TK X Cihampelas? Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan gambaran tentang penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam proses pembelajaran. Penggunaan media LKS dalam pembelajaran hanya menerapkan prinsip pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, tematik, serta dapat mempengaruhi aspek-aspek perkembangan anak di antaranya adalah aspek nilai agama dan moral, motorik halus, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional.
Analisis Dampak Negatif Gadget terhadap Interaksi Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di Daerah X Mediyana Samrotul Puadah; Huriah Rachmah; Dewi Mulyani
Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud Volume 2, No. 2, Desember 2022, Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud (JRPGP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpgp.v2i2.1258

Abstract

Abstract. This research is based on the phenomenon of gadget addiction in children aged 5-6 years, this will actually cause various negative impacts on children, at this age known as the golden age period where children are in the most important phase in their development period. The purpose of this study was to describe: 1) the pattern of gadget use, 2) the attitude of parents towards gadget avid behavior in children and 3) the negative impact of using gadgets on the development of social interaction of children aged 5-6 years in the village of X. This study uses a descriptive method with a qualitative approach. Techniques Data collection is done by interview, observation and document study. The results of this study indicate that in the X area, children are introduced to gadgets at the age of 2-3 years, and what is often accessed is YouTube, games and social media. Parents supervise and make regulations regarding the pattern of gadget use. The negative impacts caused by gadget avid behavior include their children becoming angry and aggressive, lazy to study, lazy to socialize with friends and family, lazy to get along and become more closed to others. Abstrak. Penelitian ini bertolak pada fenomena keranjingan gadget pada anak usia 5-6 tahun, hal ini sejatinya akan menimbulkan berbagai dampak negatif pada anak, pada usia ini dikenal dengan periode golden age dimana anak ada pada fase terpenting dalam periode perkembangannya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan: 1) pola penggunaan gadget, 2) Sikap orang tua terhadap perilaku keranjingan gadget pada anak dan 3) Dampak negatif penggunaan gadget terhadap perkembangan interaksi sosial anak usia 5-6 tahun di Desa Saguling Panjang Kawalu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumen. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah catatan lapangan, kamera dan alat perekam percakapan. Analisis data berupa unitisasi data, kategorisasi dan penafsiran data serta uji keabsahan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa di daerah saguling panjang anak mulai dikenalkan pada gadget di usia 2-3 tahun, dan yang sering di akses adalah youtube, game dan media sosial. Orang tua melakukan pengawasan dan membuat regulasi berkenaan pola penggunaan gadget. Dampak negatif yang ditimbulkan dari perilaku keranjingan gadget antara lain anak-anak mereka menjadi pemarah dan agresif, malas belajar, malas bersosialisasi baik dengan teman maupun keluarga, malas bergaul juga menjadi lebih tertutup pada orang lain.
Peran Orang Tua dalam Menanamkan Perilaku Prososial Anak Usia 4-5 Tahun Siti Nurjanah; Huriah Rachmah; Arif Hakim
Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud Volume 2, No. 2, Desember 2022, Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud (JRPGP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpgp.v2i2.1429

Abstract

Abstract. Socio-emotional development in children aged four to five years is divided into three parts, one of which is prosocial behavior. There is one surah that contains a strict command for a Muslim to behave prosocially is surah al-Ma'un, which clearly means that we must help with useful things. Therefore, one's prosocial behavior must be instilled from an early age. Parental involvement is very important for the growth and development of children, because parents are the closest model to children. Therefore, parental involvement is indispensable in the growth and development of children. The purpose of this study was to find behaviors and causes and to overcome prosocial behavior in children aged 4-5 years. This study uses qualitative research with case study methods on three children aged 4-5 years who attend RA X. Apparently, the environment is very influential on the development of children's prosocial behavior because it has an influence on children to interact with local residents so that when there is interaction, the child's social development will be honed. Through these activities prosocial attitudes will be learned and applied by children to the surrounding community. Abstrak. Perkembangan sosial emosional pada anak usia empat sampai lima tahun dibagi menjadi tiga bagian, salah satunya adalah perilaku prososial. Ada salah satu surah yang memuat perintah keras bagi seorang Muslim untuk berperilaku prososial adalah surah al-Ma’un, yang secara menjelaskan berarti kita harus menolong dengan barang-barang yang berguna. Maka dari hal tersebut perilaku prososial seseorang harus ditanamkan sejak usia dini. Orang tua merupakan pendidik pertama dalam hidup anak, maka peran keluarga dalam mengasuh anak memegang peranan utama. Keterlibatan orang tua sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, karena orang tua adalah model yang paling dekat dengan anak. oleh karena itu, keterlibatan orang tua sangat diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan penelitian ini untuk menemukan perilaku serta penyebab dan untuk mengatasi perilaku prososial pada anak usia 4-5 tahun. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus pada tiga orang anak yang berusia 4-5 tahun yang bersekolah di RA X. Ternyata, lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan prilaku prososial anak karena memiliki pengaruh terhadap anak untuk berinteraksi dengan warga sekitar sehingga ketika adanya interaksi tersebut perkembangan sosial anak akan terasah. Melalui kegiatan tersebut sikap prososial akan dipelajari dan diaplikasikan oleh anak kepada masyarakat sekitar.
Implementasi Pengasuhan Bahasa Cinta dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Usia 4-5 Tahun Hasna Marwah; Enoh; Huriah Rachmah
Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud (JRPGP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpgp.v3i1.1753

Abstract

Abstract. Common problems with children's emotional intelligence are caused by parenting and incorrect communication interactions. One aspect that significantly affects children's growth and development is emotional development. The upbringing of love languages is used as an improvement competency for teachers in Raudatul Atfal Al-Mukaromah to improve children's emotional intelligence. In the application of love language parenting, there is a rule where teachers are prohibited from being angry, forbidding, commanding, and pointing at students. This study uses a qualitative approach with a case study method. The purpose of this study is to determine the planning and the implementation of the results of the implementation of love language parenting in developing the emotional intelligence of children aged 4-5 years and find out the supporting factors and inhibiting factors. Based on the findings of the research data, it was concluded that planning emphasizes the process of character education. Love language parenting at RA Al-Mukaromah is carried out in learning activities and parenting training. The results of the implementation of love language parenting on children's emotional intelligence are found in the report on children's learning outcomes. The supporting factor lies in the self-upgrading of the teacher while the inhibiting factor lies in the environment. Teachers use positive words and lighter sentences in the application of love language upbringing Solutions to further improve the effectiveness of love language parenting are: (1) there needs to be a benchmark in love language parenting planning for teachers to see the appropriateness in the application of love language parenting activities (2) the use of media in love language parenting such as visual images pasted in the classroom that show affection, and various emotions (3) the creation of Standard Operating Procedures (SOPs) specifically for love language parenting methods (4) implementation training activities that need to be carried out twice to see the development. Abstrak. Permasalahan umum tentang kondisi kecerdasan emosional anak disebabkan pola asuh dan interaksi komunikasi yang salah. Salah satu aspek yang sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak ialah aspek perkembangan emosional. Pengasuhan bahasa cinta dijadikan kompetensi peningkatan bagi guru di Raudatul Atfal Al-Mukaromah dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosional anak. Penerapan pengasuhan bahasa cinta terdapat sebuah aturan dimana guru dilarang untuk marah, melarang, memerintah, dan menunjuk kepada peserta didik. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui perencanaan pelaksanaan hasil implementasi pengasuhan bahasa cinta dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak usia 4-5 tahun, dan mengetahui faktor pendukung serta faktor penghambat. Berdasarkan hasil temuan data penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa perencanaannya menekankan pada proses pendidikan karakter. Pengasuhan bahasa cinta di RA Al-Mukaromah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan training parenting. Hasil implementasi pengasuhan bahasa cinta terhadap kecerdasan emosional anak terdapat pada laporan capaian pembelajaran anak. Faktor pendukung terletak pada self-upgrading guru sedangkan faktor penghambat terdapat pada lingkungan. Guru menggunakan kata positif dan kalimat pemantik dalam penerapan pengasuhan bahasa cinta. Solusi untuk lebih meningkatkan efektivitas pengasuhan bahasa cinta ini adalah: (1) perlu adanya tolok ukur dalam perencanaan pengasuhan bahasa cinta terhadap guru melihat kesesuian dalam penerapan pengasuhan bahasa cintakegiatan (2) penggunaan media dalam pengasuhan bahasa cinta seperti gambar visual yang ditempelkan dalam kelas yang menunjukkan kasih sayang, dan macam-macam emosi (3) pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) khusus untuk metode pengasuhan bahasa cinta (4) pelaksanaan kegiatan training yang perlu dilaksanakan dua kali guna melihat perkembangannya.
Implementasi Pengasuhan Bahasa Cinta dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak Usia 4-5 Tahun Hasna Marwah; Enoh; Huriah Rachmah
Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud (JRPGP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpgp.v3i1.1753

Abstract

Abstract. Common problems with children's emotional intelligence are caused by parenting and incorrect communication interactions. One aspect that significantly affects children's growth and development is emotional development. The upbringing of love languages is used as an improvement competency for teachers in Raudatul Atfal Al-Mukaromah to improve children's emotional intelligence. In the application of love language parenting, there is a rule where teachers are prohibited from being angry, forbidding, commanding, and pointing at students. This study uses a qualitative approach with a case study method. The purpose of this study is to determine the planning and the implementation of the results of the implementation of love language parenting in developing the emotional intelligence of children aged 4-5 years and find out the supporting factors and inhibiting factors. Based on the findings of the research data, it was concluded that planning emphasizes the process of character education. Love language parenting at RA Al-Mukaromah is carried out in learning activities and parenting training. The results of the implementation of love language parenting on children's emotional intelligence are found in the report on children's learning outcomes. The supporting factor lies in the self-upgrading of the teacher while the inhibiting factor lies in the environment. Teachers use positive words and lighter sentences in the application of love language upbringing Solutions to further improve the effectiveness of love language parenting are: (1) there needs to be a benchmark in love language parenting planning for teachers to see the appropriateness in the application of love language parenting activities (2) the use of media in love language parenting such as visual images pasted in the classroom that show affection, and various emotions (3) the creation of Standard Operating Procedures (SOPs) specifically for love language parenting methods (4) implementation training activities that need to be carried out twice to see the development. Abstrak. Permasalahan umum tentang kondisi kecerdasan emosional anak disebabkan pola asuh dan interaksi komunikasi yang salah. Salah satu aspek yang sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak ialah aspek perkembangan emosional. Pengasuhan bahasa cinta dijadikan kompetensi peningkatan bagi guru di Raudatul Atfal Al-Mukaromah dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosional anak. Penerapan pengasuhan bahasa cinta terdapat sebuah aturan dimana guru dilarang untuk marah, melarang, memerintah, dan menunjuk kepada peserta didik. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui perencanaan pelaksanaan hasil implementasi pengasuhan bahasa cinta dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak usia 4-5 tahun, dan mengetahui faktor pendukung serta faktor penghambat. Berdasarkan hasil temuan data penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa perencanaannya menekankan pada proses pendidikan karakter. Pengasuhan bahasa cinta di RA Al-Mukaromah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan training parenting. Hasil implementasi pengasuhan bahasa cinta terhadap kecerdasan emosional anak terdapat pada laporan capaian pembelajaran anak. Faktor pendukung terletak pada self-upgrading guru sedangkan faktor penghambat terdapat pada lingkungan. Guru menggunakan kata positif dan kalimat pemantik dalam penerapan pengasuhan bahasa cinta. Solusi untuk lebih meningkatkan efektivitas pengasuhan bahasa cinta ini adalah: (1) perlu adanya tolok ukur dalam perencanaan pengasuhan bahasa cinta terhadap guru melihat kesesuian dalam penerapan pengasuhan bahasa cintakegiatan (2) penggunaan media dalam pengasuhan bahasa cinta seperti gambar visual yang ditempelkan dalam kelas yang menunjukkan kasih sayang, dan macam-macam emosi (3) pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) khusus untuk metode pengasuhan bahasa cinta (4) pelaksanaan kegiatan training yang perlu dilaksanakan dua kali guna melihat perkembangannya.
Analisis Pengelolaan Pembelajaran Hadis pada Anak Usia Dini di TK X Nada Safira Zahra; Huriah Rachmah; Nurul Afrianti
Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud (JRPGP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpgp.v3i1.1781

Abstract

Abstract. Education is currently experiencing rapid development, this is because education is one of the character building blocks for every child. At present the provision of education is not only devoted to children aged over seven years but also children from birth to the age of five or early childhood.(1) Some literature says that the most effective education is through example.(2)Exemplary itself can be given or exemplifield through the behavior of Rasulullah SAW where this behavior in enshrined in the hadith.(3) Providing hadith learning for early childhood is of course very much needed because it has important benefits for children.(4) The benefits of learning hadith for early childhood include a role in spiritual intellingece in early childhood which is firmly entrenched in one’s soul as long as the soul is accustomed to doing commendable deeds and leaving despicable deeds.(5) The purpose of this research is to see the correct teaching of hadith given to children at an early age at Panatagama Cendekia Kindergarten in Subang.(6) This study uses qualitative methods using field studies using interview for data collection.(7) The result of this study indicate that the teaching of hadith conducted by the Panatagama Cendekia Kindergarten Subang has had a good impact on early childhood so that they can gradually pratice the hadith being taught.(8) For future researchers, this can be done by examining comparisons between learning hadith in several kindergartens in certain areas or by adding variables that have never been associated with learning hadith in early childhood.(9) Abstrak. Pendidikan saat ini terus mengalami perkembangan yang pesat, hal tersebut karena pendidikan menjadi salah satu pembentuk karakter bagi setiap anak.(1) Saat ini pemberian pendidikan bukan hanya dikhususkan kepada anak usia diatas tujuh tahun melainkan juga anak sejak lahir hingga usia lima tahun atau anak usia dini.(2) Beberapa literatur mengatakan bahwa pendidikan yang paling efektif adalah melalui keteladanan.(3) Keteladanan itu sendiri bisa diberikan atau dicontohkan melalui perilaku Rosulullah SAW yang mana perilaku tersebut diabadikan dalam hadis.(4) Memberikan pembelajaran hadist bagi anak usia dini tentunya sangat dibutuhkan kerena memiliki manfaat yang penting bagi anak.(5) Manfaat pembelajaran hadist bagi anak usia dini diantaranya berperan terhadap kecerdasan spiritual pada anak usia dini yang tertanam kuat di dalam jiwa seseorang selama jiwa itu dibiasakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan terpuji dan meninggalkan perbuatan tercela.(6) Tujuan penelitian ini untuk melihat pengajaran hadis yang tepat diberikan kepada anak usia dini di Taman Kanak-Kanak Cendekia Panatagama Subang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan studi lapangan menggunakan wawancara untuk pengambilan data.(7) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan adanya pengajaran hadis yang dilakukan oleh Taman Kanak-Kanak Cendekia Panatagama Subang telah memberikan dampak yang baik terhadap anak usia dini sehingga mereka bisa sedikit demi sedikit mengamalkan hadis yang diajarkan.(8) Bagi peneliti selanjutnya dapat dilakukan dengan meneliti perbandingan antara pembelajaran hadis di beberapa Taman Kanak-Kanak di daerah tertentu atau dengan menambahkan variabel yang belum pernah dikaitkan dengan pembelajaran hadis pada anak usia dini.(9)
Analisis Dampak Negatif Gadget terhadap Interaksi Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di Daerah X Mediyana Samrotul Puadah; Huriah Rachmah; Dewi Mulyani
Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud Volume 2, No. 2, Desember 2022, Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud (JRPGP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpgp.v2i2.1258

Abstract

Abstract. This research is based on the phenomenon of gadget addiction in children aged 5-6 years, this will actually cause various negative impacts on children, at this age known as the golden age period where children are in the most important phase in their development period. The purpose of this study was to describe: 1) the pattern of gadget use, 2) the attitude of parents towards gadget avid behavior in children and 3) the negative impact of using gadgets on the development of social interaction of children aged 5-6 years in the village of X. This study uses a descriptive method with a qualitative approach. Techniques Data collection is done by interview, observation and document study. The results of this study indicate that in the X area, children are introduced to gadgets at the age of 2-3 years, and what is often accessed is YouTube, games and social media. Parents supervise and make regulations regarding the pattern of gadget use. The negative impacts caused by gadget avid behavior include their children becoming angry and aggressive, lazy to study, lazy to socialize with friends and family, lazy to get along and become more closed to others. Abstrak. Penelitian ini bertolak pada fenomena keranjingan gadget pada anak usia 5-6 tahun, hal ini sejatinya akan menimbulkan berbagai dampak negatif pada anak, pada usia ini dikenal dengan periode golden age dimana anak ada pada fase terpenting dalam periode perkembangannya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan: 1) pola penggunaan gadget, 2) Sikap orang tua terhadap perilaku keranjingan gadget pada anak dan 3) Dampak negatif penggunaan gadget terhadap perkembangan interaksi sosial anak usia 5-6 tahun di Desa Saguling Panjang Kawalu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumen. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah catatan lapangan, kamera dan alat perekam percakapan. Analisis data berupa unitisasi data, kategorisasi dan penafsiran data serta uji keabsahan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa di daerah saguling panjang anak mulai dikenalkan pada gadget di usia 2-3 tahun, dan yang sering di akses adalah youtube, game dan media sosial. Orang tua melakukan pengawasan dan membuat regulasi berkenaan pola penggunaan gadget. Dampak negatif yang ditimbulkan dari perilaku keranjingan gadget antara lain anak-anak mereka menjadi pemarah dan agresif, malas belajar, malas bersosialisasi baik dengan teman maupun keluarga, malas bergaul juga menjadi lebih tertutup pada orang lain.
Peran Orang Tua dalam Menanamkan Perilaku Prososial Anak Usia 4-5 Tahun Siti Nurjanah; Huriah Rachmah; Arif Hakim
Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud Volume 2, No. 2, Desember 2022, Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud (JRPGP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpgp.v2i2.1429

Abstract

Abstract. Socio-emotional development in children aged four to five years is divided into three parts, one of which is prosocial behavior. There is one surah that contains a strict command for a Muslim to behave prosocially is surah al-Ma'un, which clearly means that we must help with useful things. Therefore, one's prosocial behavior must be instilled from an early age. Parental involvement is very important for the growth and development of children, because parents are the closest model to children. Therefore, parental involvement is indispensable in the growth and development of children. The purpose of this study was to find behaviors and causes and to overcome prosocial behavior in children aged 4-5 years. This study uses qualitative research with case study methods on three children aged 4-5 years who attend RA X. Apparently, the environment is very influential on the development of children's prosocial behavior because it has an influence on children to interact with local residents so that when there is interaction, the child's social development will be honed. Through these activities prosocial attitudes will be learned and applied by children to the surrounding community. Abstrak. Perkembangan sosial emosional pada anak usia empat sampai lima tahun dibagi menjadi tiga bagian, salah satunya adalah perilaku prososial. Ada salah satu surah yang memuat perintah keras bagi seorang Muslim untuk berperilaku prososial adalah surah al-Ma’un, yang secara menjelaskan berarti kita harus menolong dengan barang-barang yang berguna. Maka dari hal tersebut perilaku prososial seseorang harus ditanamkan sejak usia dini. Orang tua merupakan pendidik pertama dalam hidup anak, maka peran keluarga dalam mengasuh anak memegang peranan utama. Keterlibatan orang tua sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, karena orang tua adalah model yang paling dekat dengan anak. oleh karena itu, keterlibatan orang tua sangat diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan penelitian ini untuk menemukan perilaku serta penyebab dan untuk mengatasi perilaku prososial pada anak usia 4-5 tahun. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus pada tiga orang anak yang berusia 4-5 tahun yang bersekolah di RA X. Ternyata, lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan prilaku prososial anak karena memiliki pengaruh terhadap anak untuk berinteraksi dengan warga sekitar sehingga ketika adanya interaksi tersebut perkembangan sosial anak akan terasah. Melalui kegiatan tersebut sikap prososial akan dipelajari dan diaplikasikan oleh anak kepada masyarakat sekitar.