Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

NILAI-NILAI DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA YANG BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD 1945 Rachmah, Huriah
E-journal Widya Non-Eksakta Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : E-journal Widya Non-Eksakta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.117 KB)

Abstract

Abstrak:   Pembangunan karakter merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa.Tujuan penulisan makalah ini adalah membahas tentang nilai-nilai karakter bangsa yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Timbulnya pendidikan karakter bangsa pada tingkat satuan pendidikan disebabkan oleh kondisi bangsa ini yang semakin menunjukkan perilaku tidak terpuji dan tidak menghargai budaya bangsa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kajian pustaka dengan teknik analisis deskriptif. Hasil pembahasan memperlihatkan guru sebagai eksekutor dikelas mempunyai tanggung jawab untuk memberikan contoh bagaimana implementasi pendidikan karakter sehingga walau awalnya terpaksa, hingga menjadi dapat dan akhirnya terbiasa sehingga pada akhirnya karakter tersebut akan muncul dan dapat menjadi karakter bangsa yang sesungguhnya. Kata kunci: nilai, pendidikan, karakter, pancasila, UUD 1945 Abstract:     Character building is an effort to mandate the embodiment of Pancasila and 1945 Constitution against the backdrop of the reality of a growing national problem today, such as disorientation and yet there is appreciation of the values of Pancasila; limitations of integrated policy tools in realizing the values of Pancasila; shifting of ethical values in the life of the nation and state; waning awareness of national cultural values; threat of national disintegration, and the weakening of national independence.The purpose of this paper is to discuss the values of the nations character is based on Pancasila and 1945 Constitution. The emergence of the nations character education at the unit level of education due to the condition of this nation are increasingly showing improper behavior and do not respect national culture. The method used literatureresearch with descriptive analysis technique. The result are classroom teacher as an executor has the responsibility to provide examples of how the implementation of character education so that though at first unwillingly, and to be able to finally get used to that in the end the character will appear and can be a real character of the nation. Key words: value, education, character,pancasila, UUD 1945
STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DI SEKOLAH DASAR Rachmah, Huriah
MAJALAH ILMIAH WIDYA 2012
Publisher : MAJALAH ILMIAH WIDYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.339 KB)

Abstract

The active learning strategic is importand to implemented because mondays During the learning process is more often definedas a teacher explaining the material and the students listening whis is regarded as a passive interaction. The obbjective of this paperis to discuss the active learning, especially in primary schools with the aim to provide an overview and examples of applied learningin school as far as possible. The method used descriptive analysis . It is impotant to conclude that the strategy of active learning inschool will change even the reluctant learners become engaged learners and full appreciation. With active learning and carefulplanning, thoughtful teaching, the quality of learning will increase learners attention to follow the learning process as to to obtainparticipants ‘ opportunities to ask questions, discuss, and actively using the new knowledge gained and it is easily understood and
Superflex: Innovative Learning to Develop Social Attitude Competencies Rachmah, Huriah; Gunawan, Rudy; Hendrawan, Jajang Hendar
International Journal of Elementary Education Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijee.v1i1.11999

Abstract

The 2013 curriculum aims to produce students to have three competencies: attitude, knowledge and skills.  Competence of attitude is divided into two, namely spiritual and social. Competence of social attitude is done during the learning process and assessment. But not on all subjects, the process and attitude assessment is done by the teacher. Assessment of attitudes in primary schools is done by classroom teachers, teachers of religious instruction lessons, PJOK, and extracurricular coaches. Social attitude is an integral part of social thinking because attitude is the fruit of thought. Learning Superflex® is a model developed in 2008 in the United States and in this research is adapted to help address issues related to social attitudes. This research uses descriptive analysis method. Some of the data is taken from the results of research that the author did and still runs until this year. The data is collaborated with the data obtained from the literature to produce this study. The conclusion of this study that innovative learning model depends on the creativity of teachers in generating motivation learners. The Superflex® learning model can be an inspiration for teachers as one of the innovative learning models that can build students social attitudes.
Representation of the Indonesian Revolution in the Novel Di Tepi Kali Bekasi by Pramoedya Ananta Toer Gunawan, Rudy; Bandarsyah, Desvian; Fauzi, Wildan Insan; Rachmah, Huriah
Paramita: Historical Studies Journal Vol 31, No 2 (2021): History of Asia and Indonesia
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v31i2.28748

Abstract

Writing a historical novel is one of an author’s attempts to engage readers emotionally. A history written in the form of a story can prove to be more interesting since it consists of beautifully arranged words that can vividly draw the past. Even though both novels and textbooks issue certain life of communities, historical novels may encourage their readers to see a phenomenon found in history from different perspectives than those of historians’. For example, a romance novel entitled “Bekasi River” was written based on Pramoedya Ananta Toer’s experience of being isolated during the war against the British army. The problem discussed in this article is about the representation of Indonesia’s history during the war of independence in the novel “Di Tepi Kali Bekasi?”. This study used a qualitative content analysis method to understand and present ideas and examine historical elements within the novel. This study used content analysis to describe the details and characteristics of historical narratives. The historical narratives were then compared with historians’ study of the revolution in Bekasi. This comparison will show the relationship between the facts and the fiction found in the novel. There are five patterns of the relationship between those facts and fiction: first, the fictionalization of the characters is an imitation of the reality observed by the author. Second, the historians’ description clarifies the novel’s depiction of historical facts. Third, the historians’ narration is depicted in much more detail in the novel; Fourth, the description of facts in the novel consists of historical facts that historians also revealed; Fifth, the novel brings emotional elements to life, which are difficult to be found in historians’ work.Menulis novel sejarah adalah salah satu upaya penulis untuk melibatkan pembaca secara emosional. Sebuah sejarah yang ditulis dalam bentuk cerita bisa menjadi lebih menarik karena terdiri dari kata-kata yang disusun dengan indah yang dapat menggambarkan masa lalu dengan jelas. Meskipun baik novel maupun buku teks mengangkat kehidupan masyarakat tertentu, novel sejarah dapat mendorong pembacanya untuk melihat fenomena yang ditemukan dalam sejarah dari perspektif yang berbeda dari sejarawan. Sebagai contoh, sebuah novel roman berjudul “Sungai Bekasi” ditulis berdasarkan pengalaman Pramoedya Ananta Toer yang diisolasi selama perang melawan tentara Inggris. Masalah yang dibahas dalam artikel ini adalah tentang representasi sejarah Indonesia pada masa perang kemerdekaan dalam novel “Di Tepi Kali Bekasi?”. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kualitatif untuk memahami dan menyajikan gagasan serta mengkaji unsur-unsur sejarah dalam novel. Penelitian ini menggunakan analisis isi untuk mendeskripsikan detail dan karakteristik narasi sejarah. Narasi sejarah tersebut kemudian dibandingkan dengan studi sejarawan tentang revolusi di Bekasi. Perbandingan ini akan menunjukkan hubungan antara fakta dan fiksi yang ditemukan dalam novel. Ada lima pola hubungan antara fakta dan fiksi tersebut: pertama, fiktifisasi tokoh merupakan tiruan dari realitas yang diamati oleh pengarang. Kedua, deskripsi sejarawan memperjelas penggambaran novel tentang fakta sejarah. Ketiga, narasi sejarawan digambarkan lebih detail dalam novel; Keempat, deskripsi fakta dalam novel terdiri dari fakta sejarah yang juga diungkapkan sejarawan; Kelima, novel menghidupkan unsur-unsur emosional yang sulit ditemukan dalam karya sejarawan.
Pelatihan Penggunaan Aplikasi Rencana Pembelajaran PAUD di Kota Bandung Enoh Enoh; Huriah Rachmah; Masnipal Masnipal; Nurul Afrianti
ACADEMICS IN ACTION Journal of Community Empowerment Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : President University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33021/aia.v3i1.1614

Abstract

Hasil pengamatan dan wawancara dengan guru, kepala sekolah serta Ketua HIMPAUDI Kecamatan Bandung Wetan terungkap bahwa persoalan belum adanya aplikasi yang membantu kinerja guru dalam membuat rencana pembelajaran dan pelatihan tentang teknologi khususnya komputer menyebabkan guru-guru tidak memahami konten yang perlu dimasukkan ke dalam rencana pembelajaran dan cara memanfaatkan teknologi. Pengisian angket terhadap 10 guru PAUD menunjukkan data permasalahan terkait, diantaranya: (1) 90 % guru belum membuat rencana pembelajaran secara rutin atau teratur, (2) 80 % guru belum paham dalam membuat rencana pembelajaran, (3) 90 % guru belum memanfaatkan teknologi komputer (manual) untuk mempermudah pembuatan rencana pembelajaran (4) 100 % guru belum mempunyai aplikasi rencana pembelajaran berbasis komputer.  Solusi yang diberikan antara lain: peningkatan kemampuan guru-guru PAUD dalam membuat rencana pembelajaran secara rutin atau teratur dengan menggunakan aplikasi pada setiap tahun ajaran agar guru selalu siap saat mengajar tidak terkendala dengan kegiatan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didiknya serta pelatihan dalam menyusun rencana pembelajaran. Kegiatan pelatihan guru PAUD Non formal ini dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2021 yang dihadiri oleh 16 orang guru PAUD di wilayah Kecamatan Bandung Wetan. Evaluasi pelatihan dilakukan melalui uji t-Paired. Dari hasil perhitungan didapat p-value sebesar 0.006. Dengan derajat kepercayaan 95%, karena p-value kurang dari 0,05, hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan peserta sebelum dan sesudah pelatihan.
SUPERFLEX® LEARNING MODEL TO IMPROVE SOCIAL SKILLS Huriah Rachmah
SAMPURASUN Vol 2 No 1 (2016): Sampurasun Vol. 2 No. 1 - 2016
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.312 KB) | DOI: 10.23969/sampurasun.v2i01.116

Abstract

Social skills are the skills we use to Communicate and Interact with Each Other, both verbally and non-verbally, through gestures, body language and our personal appearance. Human beings are sociable creatures and we have developed many ways to Communicate our messages, thoughts and feelings with others. Social skills as the cognitive functions and specific verbal and nonverbal behaviors that an individual Engages in when interacting with others, Including both verbal and nonverbal skills. Behavior contained in the learners are not fully passed on just like that. When students think harder to solve problems, ask better questions, explain the answer in a more logical or hear with more attention, means that learners are in the process of learning. Problem inability of learners in social skills can be trained with Superflex® learning model where students are invited to become a social detective invited to do your own search problems regarding their behavior so as to become a social thinker and solve social problems.
Pelatihan dan Pendampingan Model Blended Learning dengan Bahasa Indonesia yang Benar bagi Guru Madrasah Ibtidaiyah di Desa Cibeureum, Kabupaten Bandung Huriah Rachmah; Asri Nuranisa Dewi; Irma Yulita Silviany; Lasmanah Lasmanah; Alma Husnul Tazkia; Shafanissa Alifa Shafira; Muhammad Lucky Fahrezi; Adena Dwi Fauziah; Septiani Melawati Dewi; Rudy Gunawan
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v4i2.5376

Abstract

Efek pandemi Covid-19 menyasar pembelajaran di sekolah dasar.   Saat pandemi, pembelajaran dilakukan melalui sepenuhnya daring, namun ketika laju pandemi sudah mengalami penuruan, pembelajaran harus beradaptasi dengan kebiasaan baru, yakni belajar menggunakan metode blended learning, yakni model pembelajaran yang memadukan antara pembelajaran dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). Pembelajaran campuran berdampak pada penggunaan bahasa Indonesia yang kurang optimal karena kurangnya praktik dan kebiasaan menggunakan bahasa daerah. Pembelajaran campuran menuntut guru untuk mampu menghadirkan inovasi pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan saat ini. Saat siswa melaksanakan pembelajaran daring, masih bisa menghadirkan pembelajaran yang mudah dipahami, menarik, juga tetap berkaitan dengan pembelajaran secara langsung di sekolah atau luring dengan bahasa yang sama. Tujuan pengabdian ini adalah mengadakan pelatihan dan pendampingan membuat pembelajaran yang komprehensif berbasis digital agar dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran daring dan luring secara bersamaan. Guru diberikan pelatihan mengenai berbagai media pembelajaran digital yang dapat menunjang pembelajaran bahasa sampai menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat digunakan dalam model blended learning.  Pelatihan dan pendampingan dilaksanakan secara offline dan online dalam rentang bulan Januari s.d Maret 2022 dan diikuti oleh 18 peserta.  Hasilnya peserta pelatihan dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan model blended learning dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sama baiknya di rumah dan sekolah. The effects of the Covid-19 pandemic are targeting learning in elementary schools. During a pandemic, learning is done entirely online. However, when the pace of the pandemic has decreased, learning must adapt to new habits, namely learning to use the blended learning method. This learning model combines online and offline learning. Mixed learning impacts the use of Indonesian, which is less than optimal due to the lack of practice and habits in using local languages. Mixed learning requires teachers to be able to present learning innovations that can accommodate current needs. When students carry out online learning, they can still present learning that is easy to understand, interesting, and related to direct learning at school or offline in the same language. This service aims to provide training and assistance in making comprehensive digital-based learning to meet online simultaneously and offline learning needs. Teachers are given training on various digital learning media that can support language learning to develop learning implementation plans that can be used in blended learning models. The training and mentoring were carried out offline and online from January to March 2022 and were attended by 18 participants. As a result, the training participants developed a learning implementation plan following the blended learning model by using the Indonesian language equally well at home and school.  
Implementasi Program IMTAQ (Iman dan Taqwa) dalam Pembentukan Akhlakul Karimah Santri Mahasiswa di Pondok Pesantren X Dago Bandung Muhammad Armel Nursena; Sobar Al Ghazal; Huriah Rachmah
Jurnal Riset Pendidikan Agama Islam Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Pendidikan Agama Islam (JRPAI)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.916 KB) | DOI: 10.29313/jrpai.v1i2.550

Abstract

Abstract. The morality of a child, teenager and even an adult is not getting better because it is caused by the occurrence of several cases of moral decline in society. In fact, during the IMTAQ program at the X Dago Islamic Boarding School, Bandung, there were still students who skipped classes when learning started, came late at the time of learning to the mosque to pray five times a day, lazy to pray in congregation, lazy to read the Qur'an. and not showing a polite attitude or ta'dzim to teachers and people who are older than him. This study aims to determine the planning, implementation, supporting and inhibiting factors of the Imtaq Program (Faith and Taqwa) in the formation of morality for students at X Islamic Boarding School. The method used in this study is a descriptive qualitative method. The type of data used is qualitative data. In terms of collecting data, the researcher used observation, interview, and documentation studies. While the data analysis techniques used are through, reduction, data presentation, triangulation and drawing conclusions (verification). The results of this study generally indicate that the IMTAQ program, which is carried out regularly, has brought significant results to the students. These changes include cognitive, affective, and psychomotor aspects which are marked by the attitudes that appear in the students in the imtaq program, namely Tawadu 'and ta'dzim wa taqriman. However, only twenty percent of the X Islamic Boarding School students still do not have a sense of awareness in following the imtaq program rules, only some of them already have the awareness to obey the rules. Abstrak. Akhlak yang dimiliki seorang anak, remaja bahkan dewasa tidak semakin membaik karena diakibatkan oleh terjadinya beberapa kasus kemerosotan akhlak dimasyarakat. Nyatanya, pada saat Program imtaq di Pondok Pesantren X Dago Bandung, masih ada santri yang membolos ketika pembelajaran dimulai, datang terlambat pada saat pembelajaran ke masjid untuk melaksanakan solat lima waktu, malas untuk melaksanakan solat berjamaah, malas untuk membaca al- qur’an dan kurang menunjukan sikap sopan atau ta’dzim kepada guru maupun orang yang lebih tua darinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, faktor pendukung dan penghambat Program Imtaq (Iman dan Taqwa) dalam pembentukan akhlakul karimah santri mahasiswa di Pondok Pesantren X. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif bersifat deskriftif. Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif. Dalam hal mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu melalui, reduksi, penyajian data, triangulasi dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa program imtaq yang dilaksanakan secara rutin tersebut, telah membawa hasil yang signifikan pada santri mahasiswa. Perubahan-perubahan tersebut menyangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang ditandai dengan sikap yang nampak pada santri dalam program imtaq yaitu Tawadu’ dan ta’dzim wa taqriman. Akan tetapi, hanya saja dua puluh persen santri Pondok Pesantren X masih belum memiliki rasa kesadaran dalam mengikuti tata tertib program imtaq hanya sebagian yang sudah memiliki kesadaran untuk mentaati tata tertib.
Upaya Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Kontruksi 3 Dimensi dari Barang Bekas Secara Daring di POS PAUD Zahrotun Komariah; Huriah Rachmah
Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud Volume 1, No.1, Juli 2021, Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud (JRPGP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.208 KB) | DOI: 10.29313/jrpgp.v1i1.507

Abstract

Abstract. Seeing the fine motor skills of children aged 5-6 years at the PAUD post who have not been able to use stationery and cutlery properly, cut according to patterns, pasted pictures appropriately, so that children are less able to carry out daily skills such as buttoning clothes, tying shoelaces, pouring water and others. The research conducted was a case study qualitative research, the subjects of this study were 18 children in group B. Data collection techniques through interviews and observation of documents and children's work done online. The results showed an increase in the child's fine motor skills after the teacher gave coloring, cutting and pasting activities. This can be seen from the number of children who have developed very well in aspects of fine motor development. The teacher's implementation planning and assessment are already good, the use of used goods for activities already exists but is not yet diverse. The construction of 3-dimensional works is not much because there are not many ideas in making 3-dimensional works. Melihat adanya kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun di pos PAUD yang belum dapat menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar, menggunting sesuai dengan pola, menempel gambar dengan tepat, sehingga anak kurang mampu dalam melaksanakan keterampilan sehari-hari seperti mengancing baju, mengikat tali sepatu, menuang air dan lain-lain. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif studi kasus, subjek penelitian ini adalah anak-anak di kelompok B sebanyak 18 anak. teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi dokumen dan hasil karya anak yang dilakukan secara daring. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan motorik halus anak setelah guru memberikan kegiatan mewarnai menggunting dan menempel. Ini terlihat dari banyaknya anak yang memiliki nilai berkembang sangat baik pada aspek-aspek perkembangan motorik halus. Perencanaan pelaksaan dan penilaian yang guru lakukan sudah baik, penggunaan barang bekas untuk kegiatan sudah ada namun belum beragam. Kontruksi hasil karya 3 dimensi belum banyak karena belum banyaknya ide dalam membuat hasil karya kontruksi 3 dimensi.
Penggunaan Lembar Kerja Siswa dalam Proses Pembelajaran di TK X Cihampelas Alisya M Rahmawati; Huriah Rachmah
Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud (JRPGP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.423 KB) | DOI: 10.29313/jrpgp.vi.899

Abstract

Abstract. Student worksheets are learning media that are quite often found in early childhood education institutions. X Cihampelas Kindergarten uses student worksheets because it is effective in attracting children’s learning interest. Based on this background, the problems in this study are formulated as follows: (1) How is learning planning using student worksheets media at X Cihampelas Kindergarten? (2) How is the implementation of learning using student worksheets media in X Cihampelas Kindergarten? (3) How is the evalution of learning by using student worksheets media at X Cihampelas Kindergarten? (4) What are the advantages and disadvantages of using student worksheets in learning at X Ciampelas Kindergaten?. The research method used in this research Is descriptive qualitative. The data colletion techniques used were observation, interviews, and documentation studies. The results of this study obtained an illustration of the use of student worksheets in the learning process. The use of student worksheets in learning only applies the principles of learning that are interesting and fun, as well as thematic, and can effect aspects of children’s development including aspects of reigiousvalues and moral, fine motor, cognitive, language, and socio-emotional. Abstrak. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah media pembelajaran yang cukup sering ditemukan di lembaga pendidikan anak usia dini. TK X Cihampelas menggunakan LKS karena efektif dalam menarik minat belajar anak. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media LKS di TK X Cihampelas? (2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media LKS di TK X Cihampelas? (3) Bagaimana evaluasi pembelajaran dengan menggunakan media LKS di TK X Cihampelas? (4) Bagaimana kelebihan dan kelemahan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran di TK X Cihampelas? Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan gambaran tentang penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam proses pembelajaran. Penggunaan media LKS dalam pembelajaran hanya menerapkan prinsip pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, tematik, serta dapat mempengaruhi aspek-aspek perkembangan anak di antaranya adalah aspek nilai agama dan moral, motorik halus, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional.