Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Bandung Conference Series: Islamic Education

Nilai-nilai Pendidikan dari QS. Al-Ahzab Ayat 70-71 tentang Etika terhadap Pembentukan Akhlak Siti Mariam Ulfa; Mujahid; Huriah Rachmah
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 1 No. 1 (2021): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.666 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v1i1.54

Abstract

Abstract. Islam teaches the purpose of keeping oral is to form a personal attitude that has the ethics when speaking, as implied in the QS. Al-Ahzab verses 70-71. Meanwhile, the phenomenon which is often found is a group arguing, such as speech debates, differences of opinion, habits, attitudes between speakers and listeners that lead to the hostility. Another factor that causes hostility is oral in saying, this occurs due to the influence of our environment who understand yet the attitude and character of a person, and always feel most true. The objectives of this research are: (1) to know the views of the mufassir about QS. Al-Ahzab verses 70-71, (2) to see the essence of QS. Al-Ahzab verses 70-71, (3) to know the opinion of educational experts regarding speaking ethics towards moral formation (4) the educational implications of speaking ethics towards moral formation according to QS. Al-Ahzab verses 70-71. The approach used in this research is a qualitative approach, while the method used is descriptive analysis method with the type of literature, which is by collecting data using books, literature, supporting library materials and there is a relationship with the researcher's discussion. The contents of the QS. Al-Ahzab verses 70-71 according to the mufassir that Allah created humans in pairs to be able to look after offspring, feel comfortable between them, foster a sense of love and affection and show the greatness of Allah SWT. The essence of QS. Al-Ahzab verses 70-71 are (1) Allah commands believing humans to always obey the commands and prohibitions, (2) Allah creates orders to humans to guard his or her speech, (3) The purpose of speaking ethics is that humans understand one and others and create good communication. The opinion of experts said that in the process of speaking ethically there are stages that must be passed, which is starting from the period of understanding, the period of getting to know someone's characteristics, then speaking the truthful and honest and understandable and understandable. Then the speaker and listener commit to understanding each other. Educational Implications of Surah Al-Ahzab verse 70-71 is a process in speaking ethics which is executed by every Muslim based on the orders of Allah SWT to establish good communication consisting of the speaker and the listener to understand each other and know each other in any communication lived. Abstrak. Islam mengajarkan tujuan dari menjaga lisan adalah membentuk sikap pribadi yang memiliki etika ketika berbicara, sebagaimana yang tersirat dalam QS. Al-Ahzab ayat 70-71. Sementara fenomena yang sering ditemukan adalah kelompok yang berdebat, seperti terjadinya perdebatan berbicara, perbedaan pendapat, kebiasaan, sikap antar pembicara dan pendengar yang berujung pada permusuhan. Faktor lain penyebab permusuhan adalah lisan dalam berkata, ini terjadi karena pengaruh dari lingkungan kita yang belum memahami sikap dan karakter seseorang, dan selalu merasa paling benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) untuk memperoleh hasil pemikiran para mufassir tentang QS. Al-Ahzab Ayat 70-71, (2) untuk mendapatkan esensi dari QS. Al-Ahzab Ayat 70-71, (3) mengetahui pendapat para ahli pendidikan mengenai etika berbicara terhadap pembentukan akhlak, (4) nilai-nilai pendidikan tentang etika berbicara terhadap pembentukan akhlak menurut QS. Al-Ahzab Ayat 70-71. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendektan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan merupakan suatu metode analisis deskriptif dengan jenis kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan data dengan menggunakan buku-buku, literatur, bahan pustaka yang menunjang dan ada keterkaitan dengan pembahasan peneliti. Isi Kandungan dari QS. Al-Ahzab ayat 70-71 menurut para mufassir ialah Allah menciptakan manusia berpasangpasangan agar mampu menjaga keturunan, merasa nyaman dianatara keduanya, menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang serta menunjukan kebesaran Allah SWT. Esensi QS. Al-Ahzab ayat 70-71 adalah (1) Allah memerintahkan kepada manusia yang beriman agar senantiasa menaati perintah dan larangannya, (2) Allah menciptakan memerintahkan kepada manusia agar menjaga lisannya atau ucapannya, (3) Tujuan etika berbicara yakni agar manusia memahami satu dan yang lainnya serta menciptakan komunikasi yang baik. Beberapa para ahli yang berpendapat menjelaskan dalam tahapan berbicara dengan etikanya ada proses yang harus dilalui yaitu ketika masa memahami, masa mengenal karakteristik seseorang, baru kemudian berbicara yang benar tepat dan jujur serta dapat dimengerti dan dipahami. Kemudian pembicara dan pendengar berkomitmen untuk saling memahami satu sama lain. Nilai-nilai pendidikan dari QS. Al-Ahzab Ayat 70-71 yaitu proses dalam etika berbicara yang dijalankan oleh setiap muslim berdasarkan perintah Allah SWT untuk menjadikan komunikasi dengan baik yang terdiri dari pembicara maupun pendengar yang saling memahami dan mengenal satu sama laindalam setiap komunikasi yang dijalaninya.
Pendidikaan Keluarga tentang Komitmen Beragama dalam QS. Al-Baqarah Ayat 31-33 Siti Nurparikah; Enoh Nuroni; Huriah Rachmah
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.835 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i1.2130

Abstract

Abstract. The role of the family is crucial in the spiritual education of the child because the family is the first education for his children, especially the parents. The role of parents, therefore, is to provide a good education, which can strengthen their faith and their morals and thus strengthen their religious commitment. The purpose of this study is to know: (1). The opinion of the mufascists as to the content of qs. Al-baqarah verse 31-33, (2). Al-baqarah verse 31-33, (3). Religious commitment based on expert opinion, (4). Al-baqarah 31-33. The method used is the study of literature with a descriptive, qualitative approach. The results of this research reveal that within qs. Al-baqarah verse 31-33 explains that god is the source of learning, including that which is on the earth earth entirely, god created as the source of learning for man to understand and master. In essence it is the generosity of god, the facility which god has given us to learn in order for man to understand so that man can manage the earth. Even so, parents have been given facilities by god almighty to teach their children according to islamic Islam, primarily as a child's spiritual education to strengthen his religious commitment. Abstrak. Peran keluarga sangatlah penting dalam pendidikan spiritual anak karena keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak-anaknya terutama orang tua. Oleh karena itu, peran orang tua yaitu memberikan pendidikan yang baik, yang dapat memperkuat keimanannya dan akhlaknya sehingga kuat pula komitmen beragamanya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1). pendapat para mufassir mengenai isi kandungan QS. Al-Baqarah ayat 31-33, (2). esensi pada QS. Al-Baqarah ayat 31-33, (3). komitmen beragama berdasarkan pendapat para ahli, (4). implikasi pendidikan yang terkandung dalam QS. Al-Baqarah ayat 31-33. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa di dalam QS. Al-Baqarah ayat 31-33 menjelaskan bahwa Allah Swt adalah sumber ilmu, termasuk apa yang ada di muka bumi ini seluruhnya Allah ciptakan sebagai sumber ilmu agar manusia memahami dan menguasainya. Pada hakikatnya hal tersebut adalah kemurahan Allah, fasilitas yang diberikan oleh Allah Swt untuk di pelajari agar manusia memiliki pemahaman sehingga manusia bisa mengelola bumi. Begitu pun dengan orang tua telah diberikan fasilitas oleh Allah Swt sehingga dapat mengajarkan anak-anaknya sesuai dengan syari’at Islam terutama yaitu pendidikan spiritual anak agar semakin kuat komitmen beragamanya.
Landasan-Landasan Metodologis Pendidikan Akhlak pada Buku Mendidik Anak Bersama Nabi ﷺ Karya Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid Riski Amilia; Sobar Al Ghazal; Huriah Rachmah
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.716 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i1.2420

Abstract

Abstract. Children in late adolescence at the age of 12-19 years experience psychological maturity, meaning that children are able to control attitudes and behavior to do good with self-awareness. Meanwhile, data on deviations in behavior from children to their late teens shows that their attitudes and behavior are uncontrollable. Moral education can be carried out by paying attention to the educational component in the form of moral education methods because the right educational method can affect the success of the process and the achievement of goals. Based on this, the researcher chose the book by Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid entitled Mendidik Anak Bersama Nabi ﷺ to find a method of moral education that can be applied in moral education. This study uses a qualitative approach, a type of library research with content analysis techniques that emphasize scientific analysis of the message content of a communication. This study aims to determine the types of moral education methods and the factors that influence the selection of educational methods according to Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. . The results of this study indicate that the types of moral education methods according to Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid are: faith-building methods, habituation methods, advice methods, good exemplary methods, social methods, motivational methods, story methods, and methods of giving lessons or punishments that educate. The factors for choosing the method of moral education according to Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid are: educators, students, the situation and conditions of ongoing education. Abstrak. Anak pada masa remaja akhir di usia 12-19 tahun mengalami kematangan kejiwaan, artinya anak mampu mengendalikan sikap dan perilaku untuk berbuat baik dengan kesadaran diri sendiri. Sementara itu, data penyimpangan perilaku anak hingga remaja akhir menunjukkan tidak terkendalinya sikap dan perilaku mereka. Pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan memperhatikan komponen pendidikan berupa metode pendidikan akhlak karena metode pendidikan yang tepat dapat mempengaruhi keberhasila proses dan pencapaian tujuan. Berdasarkan hal tersebut peneliti memilih buku karya Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid yang berjudul Mendidik Anak Bersama Nabi ﷺ untuk menemukan metode pendidikan akhlak yang dapat diterapkan dalam pendidikan akhlak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian kepustakaan dengan teknik analisis isi yang menekankan pada analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis metode pendidikan akhlak dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pendidikan menurut Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis-jenis metode pendidikan akhlak menurut Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid adalah: metode pembinaan akidah, metode pembiasaan, metode nasihat, metode teladan yang baik, metode sosial kemasyarakatan, metode motivasi, metode kisah, dan metode pemberian pelajaran atau hukuman yang mendidik. Adapun faktor-faktor pemilihan metode pendidikan akhlak menurut Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid adalah: pendidik, anak didik, situasi dan kondisi berlangsungnya pendidikan.
Implementasi Metode Iqro’ dalam Pembelajaran Huruf Hijaiyah pada Anak Berkebutuhan Khusus (Tunarungu) Kelas VI Di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung Irmana Abdu Al Jabar; Mujahid Rasyid; Huriah Rachmah
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.818 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i1.2428

Abstract

Abstract. Based on field experience, the use of learning methods, especially PAI subjects at SLB Negeri Cicendo, Bandung City still uses conventional methods and students still have difficulty accepting learning, the number of educators is inadequate and has not implemented special hijaiyah letters for deaf children. This study aims to determine the implementation of the Iqro method in learning hijaiyah letters for children with special needs (deaf) in class VI students at SLB Negeri Cicendo, Bandung City. This type of research is field research with a qualitative approach. Data collection techniques used in this study were observation, interviews, and documentation. The data analysis technique is in the form of triangulation in testing the credibility of the data. The results of this study in learning hijaiyah letters for children with special needs (deaf) grade VI at SLB Negeri Cicendo Bandung City using the iqro' method with a combination approach between oral methods and sign language, besides that in the process of applying the iqro' method the teacher uses individual strategies where teaching is done face to face. For learning infrastructure facilities are not sufficient to support the learning process. The use of the iqro' method on the hijaiyah letter material in deaf children has been quite effectively used considering the learning characteristics of deaf students and also from the evaluation of student learning. Abstrak. Berdasarkan pengalaman lapangan, penggunaan metode pembelajaran khususnya mata pelajaran PAI di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung masih menggunakan metode konfensional dan siswa masih kesulitan dalam menerima pembelajaran, tenaga pendidik yang jumlahnya kurang memadai dan belum menerapkan huruf hijaiyah khusus bagi anak tunarungu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode iqro dalam pembelajaran huruf hijaiyah pada anak berkebutuhan khusus (tunarungu) pada siswa kelas VI di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data berupa cara triangulasi dalam pengujian kredibilitas data. Hasil penelitian ini dalam pembelajaran huruf hijaiyah pada anak berkebutuhan khusus (tunarungu) kelas VI di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung yaitu menggunakan metode iqro’ dengan pendekatan penggabungan antara metode oral dan juga bahasa isyarat, selain itu dalam proses penerapan metode iqro’ guru menggunakan strategi individual dimana pengajaran dilakukan secara face to face. Untuk sarana prasarana pembelajaran tidak cukup memadai untuk menunjang proses pembelajaran. Penggunaan metode iqro’ pada materi huruf hijaiyah pada anak tunarungu sudah cukup efektif digunakan mengingat karakteristik belajar siswa tunarungu dan juga dari evaluasi belajar siswa.
Pembiasaan Membaca Asmaul Husna Menggunakan Metode Hanifida dalam Pembentukan Karakter Religius Siswa Kelas 4 DTA Madrasah Al-Burhan Bandung Afifa Fauziyah Salsabila; Asep Dudi Suhardini; Huriah Rachmah
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.818 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.3139

Abstract

Abstrak. Perkembangan zaman tidak selalu membawa dampak yang positif, ada dampak negatif yang ditimbulkan salah satu contohnya adalah kerusakan moral yang terjadi dalam lingkungan pendidikan. Kerusakan moral ini dapat dilihat dari permasalahan yang bisa ditemui mulai dari sekolah dasar, dimana beberapa masalah diantaranya berbohong, sopan santun yang kurang, kasar dalam berbicara dan yang paling mengkhawatirkan adalah siswa sekolah dasar sudah aktif mengakses situs porno. Untuk mengatasi masalah tersebut, Madrasah Al-Burhan menggunakan pembiasaan Asmaul Husna menggunakan metode Hanifida sehingga memudahkan madrasah dalam pembentukan karakter religius siswa. Seseorang yang mempercayai Asmaul Husna akan terus berupaya untuk meneladani sifat-sifat tersebut dan menumbuhkan sikap optimism seseorang dalam kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan karakter religius, pembiasaan asmaul husna juga hubungan antara asmaul husna dan karakter religius di kelas 4 DTA Madrasah Al-Burhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif studi kasus. Dalam mengumpulkan data, peneliti mengunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan melalui reduksi, penyajian data, triangulasi dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa kegiatan pembiasaan asmaul husna yang dilaksanakan secara rutin tersebut telah membawa perubahan terhadap karakter religious siswa. Abstract. The development of the times does not always bring a positive impact, there is a negative impact caused, one example is the moral damage that occurs in the educational environment. This moral damage can be seen from the problems that can be found starting from elementary school, where some of the problems include lying, lack of manners, rude speech and the most worrying thing is that elementary school students are already actively accessing pornographic sites. To overcome this problem, Madrasah Al-Burhan uses Asmaul Husna's habituation using the Hanifida method, making it easier for madrasas to form students' religious character. Someone who believes in Asmaul Husna will continue to strive to emulate these qualities and foster a person's optimism in life. This study aims to determine the formation of religious character, habituation of Asmaul Husna as well as the relationship between Asmaul Husna and religious character in 4th grade DTA Madrasah Al-Burhan. The method used in this research is a qualitative case study method. In collecting data, the researcher used observation, interview and documentation studies. The analysis technique used is through reduction, data presentation, triangulation and drawing conclusions. The results of this study generally indicate that the habituation of Asmaul Husna which is carried out regularly has brought changes to the religious character of students.
Nilai Pendidikan Pada Buku “Mendidik Generasi Z dan A” (Karya J. Sumardianta dan Wahyu Kris A.W) dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam Benazia Rahma Putri; Asep Dudi Suhardini; Huriah Rachmah
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.4 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.3234

Abstract

Abstract. Massive generational changes will of course involve technological changes in it. Education must be able to keep up with changes because differences in character are the main factors for the continuity of the education system. Discussing the generation gap, at this time Generation Z and Generation A (Alpha) which are predicted to having the characteristics of being techonologically proficient, the researcher sees that there is one point of view that must be used as a Muslims. Minimizing differences in educational patterns between generations, all aspects in the field of education must be able to find several techniques and methods to convey learning that is relevant to the characteristic especially for this Z and A (Alpha) Generations. Based on this, as the reasearcher choose a book by J. Sumardianta and Wahyu Kris AW entitled Educating Generation Z and A to find educational values that can be used as a reference for the process of intergenerational change in the field of education as well as finding relevance to the goals of Islamic Education. This study uses a qualitative approach and uses library techniques that emphasize the delivery of messages content in a study. The aim is to find out the educational values listed in the book and their relevance to the goals of islamis education and the results of this study indicate that the educational values consisting of the value of moral education have relevance to the goals of Islamic Education. Abstrak. Perubahan generasi secara massif tentu saja akan melibatkan perubahan teknologi didalamnya. Pendidikan harus bisa mengikuti perubahan karena perbedaan karakter menjadi faktor utama terjadinya kesinambungan sistem pendidikan. Membahas kesenjangan generasi, pada saat ini generasi Z dan generasi A (Alpha) yang digadang-gadang memiliki ciri khas cakap teknologi, peneliti melihat adanya satu sudut pandang yang harus dijadikan landasan sebagai umat muslim. Meminimalisir perbedaan pola pendidikan antar generasi maka seluruh aspek dalam bidang pendidikan harus bisa menemukan beberapa teknik dan metode untuk menyampaikan pembelajaran yang relevan dengan ciri khas khususnya generasi Z dan A (Alpha) agar selaras dengan tujuan pendidikan Islam. Bedasarkan hal tersebut peneliti memilih buku karya J.Sumardianta dan Wahyu Kris AW yang berjudul Mendidik Generasi Z dan A untuk menemukan nilai-nilai pendidikan yang bisa dijadikan acuan untuk proses perubahan antar generasi dalam bidang pendidikan juga ditemukanya relevansi dengan tujuan pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan teknik kepustakaan yang menekankan penyampaian isi pesan dalam suatu penelitian. Tujuan nya adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan yang tercantum didalam buku dan relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan terdiri dari nilai pendidikan sosial, nilai pendidikan budaya dan nilai pendidikan moral memiliki relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam.
Implementasi Metode Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Quran Makrifatu Nur Afifah; Aep Saepudin; Huriah Rachmah
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.846 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.3834

Abstract

Abstract. A memorizer of the Qur'an must be accustomed to reading the Qur'an carefully and fluently, if the memorizer of the Qur'an is not fluent in reading the Qur'an then he will have difficulty in memorizing the Qur'an. Based on field data at at Miftahul Khoir Dago Bandung Islamic Senior High School, there are 16 students and 10 students are less fluent and tartil in reading the Qur'an so that this can hinder memorizing the Qur'an. In this problem, at Miftahul Khoir Dago Bandung Islamic Senior High School took steps by using the talaqqi method as a strategy for memorizing the Qur'an. This study aims to determine the planning of the talaqqi method, the implementation of the talaqqi method, the supporting and inhibiting factors, and the evaluation of the talaqqi method in improving the ability to memorize the Qur'an. The method that the researcher uses is descriptive qualitative, with the type of research being field research which is also called fielded research. In collecting data, the researcher used observation, interview, and documentation techniques. Results Based on research conducted at SMA-IT Miftahul Khoir Dago Bandung, the talaqqi method makes it easier for students to memorize the Qur'an and makes it easier for teachers to know the abilities of their students. Because this method is very easy to apply to students face-to-face or face-to-face, both from depositing the memorization to the delivery of the material, so that by using the talaqqi method most of them can achieve their memorization targets. Abstrak. Seorang penghafal Al-Qur’an haruslah terbiasa membaca Al-Qur’an dengan teliti dan fasih, jika penghafal Al-Qur’an tidak fasih dalam membaca Al-Qur’an maka ia akan akan kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an. Berdasarkan data lapangan di SMA-IT Miftahul Khoir Dago Bandung terdapat 16 siswa dan 10 siswi kurang fasih dan tartil dalam membaca Al-Qur’an sehingga ini dapat menghambat menghafal Al-Qur’an. Dalam permasalahan ini SMA-IT Miftahul Khoir Dago Bandung mengambil langkah dengan cara menggunakan metode talaqqi sebagai strategi menghafal Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan metode talaqi, pelaksanaan metode talaqqi, faktor pendukung dan penghambat, serta evaluasi metode talaqqi dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an. Metode yang peneliti gunakan yaitu kualitatif deskriptif, dengan jenis penelitiannya yaitu penelitian lapangan yang disebut juga fieled research. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA-IT Miftahul Khoir Dago Bandung metode talaqqi mampu memudahkan siswa dalam menghafal Al- Qur’an dan memudahkan guru untuk lebih mengetahui kemampuan siswanya. Karena metode ini sangat mudah diterapkan pada siswa dengan cara berhadap-hadapan atau bertatap muka baik dari menyetorkan hafalan sampai dari cara penyampaian materinya, sehingga dengan menggunakan metode talaqqi murid sebagian besar dapat mencapai target hafalannya.
Dampak Pola Asuh Orang Tua terhadap Motivasi Mengaji Anak Usia 12-15 Tahun Pasca Belajar dari Rumah Rini Riyani; Asep Dudi Suhardini; Huriah Rachmah
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.038 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.4251

Abstract

Abstract. The involvement of parents in the implementation of learning from home is very important not only at certain times but in daily life parents are also very much needed, motivation that is able to provide encouragement to children with the best parenting patterns starting from parenting in the form of examples, habituation, appreciation or rewards and also punishments. which can not be separated from the interaction of parents to children, namely the application of harmonious parenting, but there are kinds of parenting styles that are coercive, and there are also those who ignore children. This research uses qualitative research with case study method in three families, each of which has children aged 12-15 years. The results of this study indicate that from the three children there are motivations that arise within themselves with the same goals of each child, namely they both want to be hafidz, then the parenting pattern of the three parents as a whole, the first, second and third parents do the care properly, starting from introducing the Qur'an from childhood between 3-6 years, advising children, providing examples, and appreciating children's learning outcomes in the Koran, the conclusion is that there is motivation that arises from outside or extrinsic, namely from parents by way of parenting. which is able to motivate children to recite the Koran, so that children are able to recite the Koran smoothly. Abstrak. Keterlibatan orang tua dalam pelaksanaan belajar dari rumah sangat penting bukan hanya waktu tertentu saja tetapi dalam keseharian orang tua juga sangat dibutuhkan, motivasi yang mampu memberikan dorongan kepada anak dengan pola asuh yang terbaik mulai dari pengasuhan berupa tauladan, pembiasaan, apresiasi atau reward dan juga hukuman yang tidak lepas dari interaksi orang tua kepada anak, yaitu dengan penerapan pola asuh yang harmonis, namun terdapat macam pola asuh orang tua yang bersifat memaksa, dan ada juga yang mengabaikan anak. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus pada tiga keluarga yang masing-masing memiliki anak berusia 12-15 tahun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari ketiga anak terdapat motivasi yang timbul dalam dirinya sendiri dengan persamaan tujuan dari masing-masing anak yaitu sama-sama ingin menjadi hafidz, kemudian pola asuh dari ketiga orang tua secara keseluruhan, orang tua pertama, kedua dan ketiga melakukan pengasuhan dengan baik, mulai dari mengenalkan al-qur’an sejak kecil antara 3-6 tahun, menasehati anak, memberikan keteladanan, dan mengapresiasi hasil belajar anak dalam mengaji, maka kesimpulannya terdapat motivasi yang timbul dari luar atau ekstrinsik yaitu dari orang tua dengan cara pengasuhannya yang mampu memotivasi anak untuk mengaji, sehingga anak mampu untuk mengaji dengan lancar.
Implementasi Metode Cerita Islami dalam Pembiasaan Moral Keagamaan di SD Homeschooling Group Abdurrahman Bin Auf Cibinong Khamila Nisrina Zain; Nan Rahminawati; Huriah Rachmah
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.035 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.4606

Abstract

Abstract. Religious moral habituation becomes an urgency for children who need to be planted since childhood with the developments that occurred in their time. Seeing from one of the Islamic based Homeschools, namely the Abdurrahman bin Auf Homeschooling Group, there is habituation in strengthening children's morals, namely by studying siroh which spurs children to be able to apply these moral habits in themselves in their daily lives. The method used in this study is a descriptive qualitative method. In terms of collecting data, the researcher used observation, interview, and documentation studies. The goal is to find out what parents and teachers do who educate their children at school and at home. And the results of this study show that children's habituation in religious morals that occurs in their daily lives is reflected in the results of siroh learning that has been studied at school and is also accompanied by encouragement from their parents at home. Abstrak. Pembiasaan moral keagamaan menjadi urgensi bagi anak yang perlu ditanam sejak kecil dengan perkembangan-perkembangan yang terjadi pada zamannya. Melihat dari salah satu Homeschooling yang berbasis Islami yaitu Homeschooling Group Abdurrahman bin Auf ini terdapat pembiasaan dalam penguatan moral anak-anak yaitu dengan mempelajari siroh yang memacu anak-anak untuk dapat menerapkan pembiasaan moral tersebut di dalam dirinya dalam kesehariannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif bersifat deskriptif. Dalam hal mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Tujuannya untuk mengetahui apa saja yang dilakukan orangtua dan guru yang mendidik anak-anak saat di sekolah dan dirumah. Dan hasil penelitian ini menunjukkan pembiasaan-pembiasaan anak dalam moral keagamaan yang terjadi di kesehariannya berkaca dari hasil belajar siroh yang sudah dipelajari di sekolah dan juga disertai bantuan dorongan dari orangtuanya dirumah.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti melalui Model Discovery Learning Isna Ayu Nurmaidah Isna; Huriah Rachmah; Dedih Surana
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v3i1.5662

Abstract

Abstract. The research was conducted at SDN Babakan Sukamulya class IV with the aim of knowing whether there was an increase in student learning outcomes through model discovery learning on Islamic Religious Education subjects and Budi Pekerti (PAIBP). This study uses a quantitative approach, method quasi experiment with a design shape Nonequivalent Control Group Design. The results of research in the experimental class (IVB) and control class (IVA) shows 1) The learning process in the experimental class seen from the preparation of the Learning Implementation Plan (RPP) of 92.30% components are complete, while 7.69% sub components are incomplete. Implementation learning results in a percentage of 90.4% in the very category satisfactory out of 19 sub-indicators with a score of 95, while 2 sub-indicatorsothers get a score of 10 with a percentage of 9.52%; 2) Learning outcomes students experienced an increase after being given the model treatment discovery learning including cognitive with an average before (58.23) after (90.77), affective before (71.9) after (92.45), psychomotor before (73.8) after (86.68). Differences in learning outcomes between control classes and experimentally proven by test analysist, cognitive t count (6,874) > t table (2.018), affective t count (10,145) > t table (2.018), psychomotor t count (3,002) > t table (2.018), so it is concluded that the model discovery learning can improve student learning outcomes PAIBP lessons in class IV; 3) Factors supporting the learning process influenced by school factors, RPP, LKPD, assessment instruments, model sused. The inhibiting factor is the need for adaptation regarding the model learning used as well as field conditioning is required separation between the experimental class and the control class. Abastrak. Penelitian dilakukan di SDN Babakan Sukamulya kelas IV bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui model discovery learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode quasi eksperimen dengan bentuk desain Nonequivalent Control Grup Desain. Hasil penelitian di kelas eksperimen (IVB) dan kelas kontrol (IVA) menujukkan 1) Proses pembelajaran di kelas eksperimen dilihat dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebesar 92,30 % komponen sudah lengkap, sedangkan 7,69% sub komponen belum lengkap. Pelaksanaan pembelajaran mengahasilkan persentase sebesar 90,4% dengan kategori sangat memuaskan dari 19 sub indikator dengan skor 95, sedangkan 2 sub indikator lainnya mendapatkan skor 10 dengan peresentase sebesar 9,52%; 2) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan model discovery learning diantaranya kognitif dengan rata-rata sebelum (58,23) setelah (90,77), afektif sebelum (71,9) setelah (92,45), psikomotor sebelum (73,8) setelah (86,68). Perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan eksperimen dibuktikan dengan analisis uji t, ranah kognitif t hitung (6,874) > t tabel (2,018), ranah afektif t hitung (10,145) > t tabel (2,018), ranah psikomotor t hitung (3,002) > t tabel (2,018), jadi, disimpulkan bahwa model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAIBP di kelas IV; 3) Faktor pendukung proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor sekolah yaitu RPP, LKPD, Instrument penilaian, model yang digunakan. Faktor penghambat yaitu perlunya adaptasi mengenai model pembelajaran yang digunakan serta pengkondisian lapangan diharuskan adanya pemisahan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.