Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

HISTAMIN DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEMBENTUK HISTAMIN PADA TUNA MATA BESAR (Thunnus obesus) Stevy Imelda Murniati Wodi; Wini Trilaksani; Mala Nurilmala
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 9 No 2 (2018): NOVEMBER 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1973.836 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.9.185-192

Abstract

Big eyes tuna (Thunnus obesus) is a species that potentially valuable as a source of protein and commercial aspect. In the perspective of quality and safety, inappropriate care during catching and processing leading to microorganism contamination and can cause health problems when the meat is consumed. Histamine content, total Histamine Forming Bacteria (HFB), and Total Plate Count (TPC) are the indicator in food safety and quality standard for tuna’s products. This research aims to measured histamine content, total HFB, TPC score and to identify the histamineforming bacteria in big eyes tuna observed during chilling temperature for nine days. There are three stages, sample preparation, storage, chemical and microbiology analysis. The During the observation period, histamine content, total HFB dan TPC score are increased in all part of the sample. Highest TPC sore is observed at day 9 which is 5,4 x 105 CFU/g in belly part, 5,1 x 105 CFU/g in dorsal part and 1,0 x 104 CFU/g in tail part respectively. For total HFB, 2,7 x 105 CFU/g in belly part, 1,4 x 105 CFU/g in dorsal part and 2,3 x 103 SFU/g in tail part respectively. For histamine content, all parts experienced increasing histamine measured 59,73 ppm, 131,10 ppm, and 96,04 ppm respectively. In this research, Bacillus subtilis is identified 99% as histamine forming bacteria in big eyes tuna.
Mutu Ikan Pindang Selar (Selaroides Sp.) pada Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kemangi Stevy Imelda Murniati Wodi; Eko Cahyono; Nolex Mamontho
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.475 KB) | DOI: 10.5281/jit.v2i1.79

Abstract

Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan pengikat sedikit, sehingga mudah dicerna. Pengolahan ikan pindang selar (Selaroides leptolepis)menggunakan penambahan bahan pengawet alami ekstrak daun kemangi melalui beberapa proses yaitu persiapan bahan baku, penyiangan, penimbangan ikan, penimbangan garam dan ekstrak daun kemangi, pembaluran garam dan ekstrak daun kemangi, dan pengukusan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui mutu ikan pindang selar (Selarodies leptolepis) dengan penambahan konsentrasi ekstrak daun kemangi. Berdasarkan hasil analisis nilai kadar air untuk konsentrasi ekstrak kemangi 0% nilai kadar air adalah 64,8%. konsentrasi ekstrak kemangi 4% adalah 62,47% dan konsentrasi ekstrak kemangi 8% adalah 61,60 %, hasil analisis nilai pH untuk konsentrasi ekstrak daun kemangi 0% adalah 7,80. konsentrasi ekstrak kemangi 4% adalah 6,80 dan konsentrasi kemangi 8% adalah 6,77, hasil analisis pengujian Angka Lempeng Total (ALT) pada konsentrasi ekstrak kemangi 0% adalah 6,5×10-2. Konsentrasi ekstrak kemangi 4% adalah 3,2×10-2dan konsentrasi ekstrak kemangi 8% adalah <250 koloni/gram. Hasil analisis pengujian organoleptik pada ikan pindang selar (Selaroides leptolepis) untuk konsentrasi ekstrak kemangi 0%,konsentrasi ekstrak kemangi 4% dan konsentrasi ekstrak kemangi 8% telah memenuhi persyaratan mutu.
Analisis Kontaminasi Total Mikroba pada Beberapa Produk Ikan Segar Kabupaten Kepulauan Sangihe Jaka F.P. Palawe; Stevy Imelda Murniati Wodi; Eko Cayono
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.238 KB) | DOI: 10.5281/jit.v2i1.80

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kontaminasi total mikroba pada beberapa produk ikan segar/mentah di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Hasil pengujian Total Bakteri empat jenis ikan di Pasar Towoe menunjukan bahwa ikan layang memiliki nilai tertinggi yaitu 106.833 koloni/gram dan terendah pada ikan selar 77.000 koloni/gram. Hasil pengujian Total Jamur menunjukan bahwa ikan layang memiliki nilai tertinggi yaitu 25,9 koloni/gram dan terendah pada ikan selar 19 koloni/ gram. Nilai total bakteri dan total jamur empat jenis ikan di Pasar Towoe dalam kategori baik karena berada dibawah SNI ikan segar yaitu 5 x 105 koloni/gram. Hasil analisa statistik varians menunjukan bahwa jenis ikan tidak berpengaruh terhadap nilai kontaminasi bakteri dan jamur, sedangkan hasil analisa korelasi dan regresi menunjukan bahwa nilai pertumbuhan total bakteri memiliki hubungan yang erat dengan pertumbuhan fungi atau jamur.
Ekstraksi dan Karakterisasi Kalsium dari Limbah Demineralisasi Kitin (Extraction and Characterization of Calcium Eko Cahyono; Stevy Imelda Murniati Wodi; Jaka Frianto Putra Palawe
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.313 KB) | DOI: 10.5281/jit.v2i1.81

Abstract

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Lebih dari 99% kalsium ada di dalam tulang dan gigi, yaitu bersama-sama dengan fosfat membentuk kristal tidak larut yang disebut kalsium hidroksiapatit (Ca3(PO4)2)3Ca(OH)2. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan dan mendayagunakan limbah demineralisasi kitin agar menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi dengan cara proses pembuatan kalsium. Kalsium yang dihasilkan diharapkan dapat membantu mengatasi gejala osteoporosis bagi kamu lansia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi dengan menerapkan sistem zero waste. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan sampel limbah crustacea diindustri pengolahan seafood selanjutnya dilakukan proses pembuatan kitin yang menghasilkan beberapa jenis limbah seperti limbah heating, limbah deproteinasi dan limbah demineralisasi. Limbah demineralisasi yang telah terkumpul selanjutnya diprecipitasi dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH.Pengujian kalsium dilakukan untuk menhetahui mutu kalsium yang diekatraksi dari limbah demineralisasi. Produk calsium yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan alami untuk mencegah penyakit osteporosis dengan spesifikasi rendemen terbaik sebesar 64,80%, loss on drying sebesar 1,10%, loss on ignition sebesar 0,40%, nilai pH sebesar 7,65, kadar calsium sebesar 97,80%, dan daya serap air sebesar 20,15%.
Biskuit Tinggi Protein Berbasis Daging Ikan dan Tepung Sagu Stevy Imelda Murniati Wodi; Frets Jonas Rieuwpassa
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.773 KB) | DOI: 10.5281/jit.v3i2.104

Abstract

Biskuit merupakan pangan praktis karena dapat dimakan kapan saja dengan pengemasan yang baik serta memiliki daya simpan yang relatif panjang. Berbagai jenis biskuit telah dikembangkan untuk menghasilkan biskuit tidak hanya enak tapi juga menyehatkan. Dengan menambahkan bahan pangan tertentu seperti daging ikan tuna kedalam proses pembuatan biskuit dan tepung sagu dapat dihasilkan biskuit dengan nilai tambah yang baik untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi biskuit daging tuna dengan substitusi tepung sagu dan susu skim. Empat formulasi, daging ikan, susu skim, dan tepung sagu yang terbentuk kemudian dilakukan uji parameter mutu yaitu uji organoleptik, serta menganalisa sifat organoleptik dan kimianya (uji kadar air, kadar abu, lemak, protein dan karbohidrat). Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan biskuit tuna yang berprotein tinggi, sehat, bergizi dan aman dikonsumsi oleh semua kalangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan tahap pembuatan biskuit, penentuan formulasi terbaik, pengujian organoleptik dan kimia. Hasil uji organoleptik menunjukkan kesukaan panelis terhadap warna yang paling disukai adalah formulasi A0 (sangat suka), Aroma yang disukai adalah formulasi A0 da A1 (sangat suka), Rasa yang disukai adalah formulasi A0 (amat sangat suka) dan tekstur adalah formulasi A0 (sangat suka). Analisis proksimat menunjukkan hasil uji kadar air terendah pada formulasi A1 (6,85%), kadar abu terendah padaformulasi A3 (0,46%), protein tertinggi pada formulasi A3 (12,79%), Lemak terendah pada formulasi A3 (9,91%), Karbohidrat terendah pada formulasi A2 (62,24%).
APLIKASI KITOSAN KULIT UDANG WINDU (Panaeus monodon) SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA TAHU Eko Cahyono; Stevy Imelda Murniati Wodi; Nurfaida Kota Kota
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.823 KB)

Abstract

Kitosan adalah bahan bioaktif dan aktivitasnya dapat diaplikasikan dalam bidang farmasi, pertanian, dan antibakteri yang salah satunya pada tahu. Tahu termasuk bahan makanan yang berkadar air tinggi. Besarnya kadar air dipengaruhi oleh bahan penggumpal. Bahan penggumpal asam menghasilkan tahu dengan kadar air lebih tinggi dibanding garam kalsium hal ini disebabkan oleh kadar airnya yang sangat tinggi. Makanan yang berkadar air tinggi umumnya kandungan protein agak rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari kitosan kulit udang sebagai pengawet alami dalam mengawetkan tahu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental laboratory. Hasil yang diperoleh bahwa pada perlakuan antibakteri larutan kitosan pada Tahu nilai Angka Lempeng Total (ALT) pada control sebesar (3.0 x 104), pada konsentrasi larutan kitosan 0,25% sebesar (1.9 x 105), pada konsentrasi 1,25% sebesar (2.2 x 102) dan konsentrasi 2,50% sebesar (3.6 x 105) sesuai standar SNI. Pengujian nilai pH hasil terbaik yaitu pada perlakuan larutan kitosan dengan konsentrasi 2,5% denganjumlah (8.46), pada pengujian nilai kadar air yang terbaik pada perlakuan larutan kitosan dengan konsentrasi 0,25% (87.13%), dan pada pengujian nilai kadar abu yang terbaik pada perlakuan larutan kitosan dengan konsentrasi 0,25 % dengan jumlah (0.15%).
PENINGKATAN KUALITAS HASIL TANGKAPAN MELALUI PENERAPAN SISTEM RANTAI DINGIN DI KELURAHAN SANTIAGO Stevy Imelda Murniati Wodi; Frets Jonas Rieuwpassa; Eko Cahyono
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.356 KB)

Abstract

Masyarakat Kelurahan Santiago Kecamatan Tahuna Kepulauan Sangihe merupakan daerah yang penduduknya mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan. Kurangnya pengetahuan tentang penanganan hasil perikanan secara efektif dan efisien membuat hasil tangkapan masyarakat nelayan kelurahan Santiago mengalami penurunan kualitas dan itu sangat berpengaruh pada penurunan harga jual. Akibatnya pendapatan dan tingkat kesejahteraan menurun. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat nelayan dalam menemukan pemecahan masalah di kelurahan Santiago Kecamatan Tahuna Kepulauan Sangihe. Nelayan harus dibekali dengan pengetahuan bagaimana menangani hasil-hasil tangkapan agar memperolah nilai jual yang relatif tinggi. Salah satu usaha agar produk hasil tangkapan tetap berkualitas adalah penanganan dengan sistem rantai dingin (Cold Chain System) mulai dari pasca panen sampai pada konsumen. Metode yang dilakukan yaitu pelatihan melalui ceramah dan diskusi memberikan pandangan kepada masyarakat akan pentingnya penanganan pasca tangkap untuk mempertahankan mutu dalam keadaan dingin sehingga tidak mudah busuk.
DIVERSIFIKASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) UNTUK PRODUK DIVERSIFIKASI FISH NUGGET DI DESA ULUNG PELIANG (UPEL) Eko Cahyono; Stevy Imelda Murniati Wodi; Meylan Joiske Salele; Apriani Onisye Baeruma; Agus Turambi; Jumardi Tondais
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v4i2.308

Abstract

Fish nugget merupakan produk diversifikasi berbahan dasar surimi yang dibentuk menjadi bulat, kotak dan persegi panjang. Dilapisi tepung roti lalu digoreng, atau dilapisi tepung roti mentah dan disimpan. Fish nugget dapat diolah dari berbagai jenis ikan air laut maupun air tawar. Salah satu komoditas perikanan air tawaryang potensial adalah ikan Nila. Ikan nila merupakan hasil budidaya yang memiliki daging berwarna putih dan kenyal, namun kelemahannya mengandung senyawa geosmin yang menyebabkan bau bit. Tujuan Program Kemitraan Masyarakat Stimulus adalah melakukan deversifikasi melalui produk fish nugget yang berbahan dasar ikan nila di Desa Upel. Metode yang digunakan meliputi ceramah, tanya jawab, diskusi serta simulasi dan praktek pembuatan fish nugget. Hasil dari kegiatan ini mitra mampu memilih bahan baku produk olahan yang berkualitas dan dapat menyusun formulasi bahan-bahan olahan hasil perikanan. Mampu mengembangkan keterampilan dalam hal olahan ikan Nila dan diversifikasi olahan bahan baku ikan Nila sehigga memperluas jaringan pemasaran. Mampu mengelola keuangan menjadi lebih baik melalui transfer pengetahuan. Fish nuggets are a diversified product made from surimi which is formed into rounds, squares and rectangles. It is breaded then fried, or breaded raw and stored. Fish nuggets can be processed from various types of sea and freshwater fish. One of the potential freshwater fishery commodities is Tilapia. Tilapia is a cultivated product that has white and chewy flesh, but the weakness is that it contains geosmin compounds which cause the smell of beets. The aim of the Stimulus Community Partnership Program is to carry out diversification through fish nuggets made from tilapia in Upel Village. The methods used include lectures, questions and answers, discussions as well as simulations and practice of making fish nuggets. The results of this activity partners are able to select quality raw materials for processed products and can compile the formulation of ingredients for processed fishery products. Able to develop skills in the processing of tilapia and diversification of the raw material for tilapia, thus expanding the marketing network. Able to better manage finances through knowledge transfer.
Analisis Mutu Bakso Ikan Home Industri dan Komersil Di Babakan Raya Bogor Stevy Imelda Murniati Wodi; Eko Cahyono; Nurfaida Kota
Jurnal FishtecH Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/fishtech.v8i1.7912

Abstract

Fish balls is a food product that popular and favored by children or adult. Fish balls usually produced as a home industry or commercial product. The aims of this research are to figure out the quality of the home industry or commercial fish ball at Babakan Raya Bogor. This research using a descriptive method. The best score for home industry category, water content analysis for sample A (51.20%), ash analysis for sample A (2.13%), for commercial category, the best fat content is for sample A (0.27%), protein content is for sample A (12.52%) and for carbohydrate by difference is for sample A (18.62%). 
EFEKTIVITAS KITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI PADA PRODUK TRADISIONAL IKAN LAYANG (Decapterus russeli) ASAP PINEKUHE David Engelberd Sombo; Agus Turambi; Stevy Imelda Murniati Wodi; Eko Cahyono
Jurnal Kemaritiman: Indonesian Journal of Maritime Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kamous Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kitosan merupakan senyawa turunan kitin yang terdapat pada Crustacea. Kitosan memiliki fungsi sebagai antibakteri dan digunakan sebagai pengawet makanan salah satunya pada ikan Pinekuhe. Pinekuhe merupakan diolah ikan yang dibentuk dengan cara dilipat (ikan dibelah dari bagian punggung atas atau sampai bagian tengah, kemudian dilipat kebagian belakang sehingga ekor dan bagian insang bertemu) sehingga berbentuk seperti katak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kitosan sebagai pengawet alami pada ikan pinekuhe. Perlakuan yang digunakan terdiri dari larutan kitosan (0%, 0.5%, 1.5%, 2.5% dan 3.5%). Analisis yang dilakukan meliputi nilai perspektif, Total Plate Count (TPC), dan uji organoleptik (kenampakan, bau, rasa, tekstur, jamur dan lendir). Berdasarkan hasil penelitia kitosan memiliki sifat antibakteri yang mampu menghambat laju pertumbuhan bakteri. Larutan kitosan konsentrasi 3.5% merupakan konsentrasi terbaik dalam menghambat TPC hingga hari ke-9. Pengamatan organoleptik pada ikan pinekuhe menunjukkan bahwa pemberikan larutan kitosan memberikan pengaruh nyata, sehingga kitosan dapat dijadikan alternatif bahan pengawet alami.Kata kunci : antibakteri, kitosan, pinekuhe, TPC.