I Wayan Gorda
Laboratorium Bedah Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman, Denpasar, Bali, Indonesia 80225.

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Laporan Kasus: Penanganan Bedah untuk Nekrotik Miositis pada Anjing Kintamani Sultan, Nurul Fadillah; Gorda, I Wayan; Sudisma, I Gusti Ngurah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (4) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.98 KB)

Abstract

ABSTRAK Nekrotik miositis merupakan suatu keadaan dimana otot mengalami infeksi trauma yang terjadi dalam waktu cukup lama dan menyebabkan infeksi sangat parah. Penanganan pembedahan sangat perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya sepsis. Seekor anjing kintamani jantan berumur tujuh tahun, berat badan 19 kg, diperiksa dengan keluhan adanya benjolan pada otot bagian lateral os scapula sinister. Hasil pemeriksaan fisik dan klinis anjing sehat dengan nafsu makan dan minum baik, namun ditemukan adanya massa dengan konsistensi padat dan mengeluarkan eksudat serta berbau sejak lima bulan terakhir. Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan adanya kenaikan limfosit, namun total eritrosit, hemoglobin, dan platelet normal. Gambaran histopatologi dari massa tersebut menunjukkan adanya nekrosis pada sel otot disertai dengan infiltrasi sel radang, sel neutrofil, dan sel plasma sehingga hewan kasus didiagnosis mengalami nekrotik miositis. Anjing ditangani dengan tindakan pengangkatan massa secara keseluruhan untuk menghindari sepsis dan meminimalisir kematian. Ciprofloxacin, asam mefenamat, dan salep betason-N diberikan sebagai perawatan pascaoperasi. Hari kedelapan pascaoperasi, anjing dinyatakan sembuh dengan luka yang sudah mengering dan menyatu dengan baik.
Studi Kasus: Hemangioma Kutaneus pada Anjing Lokal Naomi, Carene; Gorda, I Wayan; Warditha, Anak Agung Gde Jaya
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (2) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.103 KB)

Abstract

Hemangioma kutaneus adalah neoplasma jinak pada pembuluh darah yang sering ditemukan pada kulit. Seekor anjing lokal jantan berumur 11 tahun dengan bobot 18 kg diperiksa dengan keluhan adanya massa menggantung di kaki belakang bagian kanan. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan hewan didiagnosis menderita hemangioma kutaneus, karena adanya proliferasi pada endotelnya. Banyak pembuluh darah yang menjadi besar dan rapuh. Hewan ditangani dengan pengangkatan tumor secara menyeluruh. Penanganan pascaoperasi hewan kasus diberikan antibiotik Amoxicilin dan analgesik Asam mefenamat. Hari ke-7 pasca operasi luka sudah mengering dan menyatu secara sempurna.
Studi Kasus: Fibrosarcoma Kelenjar Mammae pada Anjing Golden Retriever Putri, Rizki Kusuma; Gorda, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (3) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.555 KB)

Abstract

Seekor anjing ras Golden Retriever berumur sepuluh tahun dengan bobot badan 20 kg, berjenis kelamin betina terdapat benjolan pada kelenjar mammae kedua, ketiga dan keempat sebelah kanan dan disertai ulcer. Secara fisik dan klinis anjing nampak sehat dengan nafsu makan dan minum yang baik, defekasi dan urinasi normal. Hasil pemeriksaan histopatologi jaringan tumor yang dilakukan di Laboratorium Patologi FKH UNUD, anjing didiagnosis menderita fibrosarcoma kelenjar mammae dengan prognosa dubius. Anjing ditangani dengan melakukan pembedahan (eksisi) untuk mengangkat masa tumor dan pemberian antibiotik cefotaxim, amoxicillin dengan analgesik meloxicam serta obat topikal seperti Enbatic® dan Bioplasenton®. Sebelas hari pascaoperasi anjing kasus dinyatakan sembuh dengan luka operasi yang sudah kering dan menyatu.
Laporan Kasus: Bedah Kista Kelenjar Mammae pada Anjing Golden Retrievers Betina Gorda, I Wayan; Pratistha, Ni Wayan Apsari Shantika
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (3) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.639 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.3.234

Abstract

Mamalia merupakan hewan yang menyusui anaknya setelah melahirkan. Anjing merupakan hewan mamalia yang berisiko terserang penyakit pada kelenjar mammae, salah satunya adalah neoplastik bersifat jinak yaitu kista. Kejadian kista kelenjar mammae pada anjing jarang terjadi sehingga pelaporan kasus kejadiannya pun jarang. Laporan kasus bedah ditinjau dari seekor anjing Golden Retrievers betina bernama Barnie, berwarna cokelat, berumur 8 tahun dengan berat badan 25,4 kg dengan riwayat vaksin terakhir tahun lalu mengalami benjolan pertaman di bagian dextra kelenjar mammae sejak kurang lebih 1 tahun. Metode penanganan pada kasus ini adalah dengan tindakan pembedahan. Insisi bagian kulit dan subkutan sehingga kista dapat diangkat. Bagian sub kutan dijahit dengan pola subkutikular menggunakan chromic cat gut. Pada bagian kulit dijahit menggunakan benang chromic cat gut dengan pola terputus. Perawatan pasca operasi, anjing dikandangkan selama masa pemulihan. Anjing dipasangkan Elisabeth Collar untuk menghindari anjing menggigit daerah luka. Anjing diberikan terapi Amoxicillin dan Meloxicam secara oral selama 5 hari. Penggunaan Oxytetracyclin zalf dan enbatic bubuk pada luka jahitan tumor sebagai pencegah infeksi dan mempercepat proses menutupnya luka.
Operasi Perbaikan Hernia Umbilicalis pada Anak Babi Landrace dengan Anestesi Kombinasi Xylazine dan Ketamine Putra, I Putu Cahyadi; Gorda, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (1) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.801 KB)

Abstract

Laporan kasus ini bertujuan untuk melaporkan penanganan kasus hernia umbilicalis pada anak babi landrace dengan menggunakan anestesi kombinasi xylazine dan ketamine. Seekor anak babi ras landrace betina berumur 1,5 bulan dengan bobot badan 9 kg menderita hernia umbilicalis berdiameter 7 cm. Telah dilakukan operasi perbaikan hernia dengan metode memotong kantong hernia, mengembalikan isi hernia, debridement dan menutup cincin hernia. Anestesi yang digunakan adalah kombinasi xylazine (0,5–3 mg/kg) dan ketamine (10–20 mg/kg) diinjeksikan secara intramuskular. Selama operasi berlangsung dilakukan pemeriksaan fisik yaitu denyut jantung, pulsus, respirasi, capillary refill time (CRT) dan suhu rektal. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan pada menit ke-50 merupakan titik terendah turunnya denyut jantung (52 ×/menit), respirasi (40 ×/menit) dan suhu rectal (37,6oC). Hasil penghitungan pulsus selama operasi terpantau sangat berfluktuasi tiap 10 menitnya, pulsus terendah (48 ×/menit) terhitung pada menit ke-30. CRT terhitung dari awal hingga akhir operasi adalah 1–2 detik. Pasca operasi, hewan diberikan terapi amoxicillin (15-20 mg/kg IM/SC q48h) dan Novaldon® (methampyrone 250 mg, pyromidone 50 mg dan lidocaine 15 mg). Hasil operasi menunjukkan hewan mengalami kesembuhan pada hari ke sembilan.
Studi Kasus: Mastektomi Tunggal dengan Drainase Pasif pada Adenoma Glandula Mammae Anjing Dachshund Asih, Ni Wayan Nicky; Gorda, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (6) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.39 KB)

Abstract

Tumor glandula mammae merupakan neoplasia yang paling sering terjadi pada anjing betina dewasa dan dapat bersifat jinak ataupun ganas. Seekor anjing ras dachshund betina berumur 4 tahun dan berat badan 6,1 kg diperiksa di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana dengan keluhan adanya benjolan pada ambing kiri kedua dan ketiga. Setelah itu dilakukan biopsi dan pemeriksaan histopatologi di Balai Besar Veteriner Denpasar. Berdasarkan pemeriksaan histopatologi, anjing kasus didiagnosis menderita adenoma glandula mammae. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, klinis, dan laboratorium, anjing dalam kondisi stabil untuk dilakukan pembedahan. Penanganan kasus ini dilakukan dengan mastektomi tunggal disertai drainase pasif karena tumor bersifat jinak. Prognosis dari kasus ini adalah fausta karena adenoma glandula mammae adalah tumor jinak dan terlokalisir. Pengobatan pasca pembedahan dilakukan dengan pemberian amoxicillin trihydrate, mefenamic acid serta vitamin B kompleks. Luka pasca mastektomi tunggal kering dan menyatu pada hari ke-14. Jadi, mastektomi tunggal dengan drainase pasif ini merupakan terapi yang dapat digunakan untuk penanganan adenoma glandula mammae dengan hasil yang baik.
Tumor Non-neoplastik Akibat Mycotic Dermatitis pada Anjing Kamaliani, Baiq Renny; Gorda, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (4) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.65 KB)

Abstract

Artikel ini memberikan informasi mengenai sebuah kasus tumor kulit pada anjing yang bersifat non-neoplastik pada Oktober 2016.Tumor non-neoplastik adalah tumor dimana pertumbuhannya lambat walaupun terus membesar pada satu lokasi, tetapi tidak memiliki sifat sel neoplasma. Infeksi jamur yang berat dan kronis pada kulit dapat menimbulkan pertumbuhan massa solid menyerupai tumor neoplastik. Peneguhan diagnosa dapat dilakukan dengan histopatologi dan kultur jaringan. Prinsip penanganan kasus tumor ini adalah dengan eksisi tumor yang mengacu pada marginal resection. Pada tanggal 13 Oktober 2016, dilaporkan sebuah kasus tumor pada kulit anjing lokal jantan berusia 8 tahun dengan berat 42,4 kg. Anjing tersebut berasal dari wilayah Panjer, Denpasar Selatan, Bali. Pengamatan mikroskopis menunjukkan jaringan kulit mengalami inflamasi yang bersifat kronis, dibuktikan dengan adanya granuloma, infiltrasi makrofag, limfosit, dan sel plasma, giant cell dan sel datia, epidermis yang nekrosis, serta sel-sel normal penyusun subkutan (fibroblast penghasil kolagen, pembuluh kapiler, dan jaringan ikat). Pada lapisan subkutan juga ditemukan adanya konidia dan hyphae jamur.Kasus ini disimpulkan sebagai infeksi jamur yang masif dan kronis sehingga menimbulkan gejala yang mirip dengan kejadian neoplasma.
Laporan Kasus: Penanganan Venereal Sarcoma pada Anjing Lokal Betina dengan Pembedahan dan Kemoterapi Laksmi, I Gusti Ayu Indira; Gorda, I Wayan; Jayawardhita, Anak Agung Gde
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (4) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.967 KB)

Abstract

Venereal sarcoma merupakan jenis tumor ganas yang bersifat menular pada anjing dan ditularkan melalui kontak langsung terutama saat hewan kawin. Seekor anjing lokal betina berumur 2,5 tahun dengan bobot badan 10 kg diperiksa dengan keluhan terdapat massa yang menutupi permukaan vagina disertai tetesan darah. Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan sel tumor berupa sel-sel limfoblas dengan bentuk dan ukuran yang homogen, inti sel bulat, besar, bersifat hiperkromatis, disertai adanya stroma. Hewan didiagnosa menderita venereal sarcoma. Penanganan dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi menggunakan vinkristin sulfat. Massa tumor dieksisi total kemudian dilakukan kemoterapi sebanyak 3 kali. Pemeriksaan hematologi menunjukkan terjadi penurunan nilai total leukosit dan trombosit pada minggu terakhir kemoterapi. Pascaoperasi hewan diberikan antibiotik cefotaxime secara intravena, dilanjutkan dengan pemberian antibiotik cefixime oral, dan analgesik asam mefenamat selama lima hari. Hari ke-7 pascaoperasi, luka mengalami kesembuhan secara klinis. Kesimpulannya penanganan venereal sarcoma dengan pembedahan dan kemoterapi terbukti dapat mempercepat kesembuhan pasien.
Laporan Kasus : Penanganan Hernia Umbilikalis pada Kucing Lokal Betina Umur Sembilan Tahun dengan Laparotomi Rosita, Indah; Sudisma, I Gusti Ngurah; Gorda, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (6) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.295 KB)

Abstract

Hernia umbilikalis merupakan penonjolan pada daerah umbilikal yang umumnya terjadi secara kongenital. Kucing lokal betina berumur sembilan tahun, bobot badan 2 kg, warna rambut red tabby, diperiksa ke Laboratorium Ilmu Bedah Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dengan keluhan berupa penonjolan pada abdomen sejak lahir. Kondisi umum kucing sehat dengan nafsu makan baik. Kucing didiagnosis mengalami hernia umbilikalis melalui pemeriksaan klinis dengan prognosis fausta. Sebelum pembedahan diberikan premedikasi atropine sulfate 0,2 ml secara subkutan dan 10 menit kemudian diinduksi dengan kombinasi xylazine dan ketamine yang masing-masing jumlah dosis pemberiannya 0,2 ml dan 0,4 ml secara intramuskuler. Kucing ditangani dengan melakukan pembedahan laparotomi menginsisi bagian midline ventral abdomen yang tepat berada di atas tonjolan dengan posisi hewan dorsal recumbency untuk mereposisi omentum pada umbilikus. Pola jahitan simple interrupted, subkutan ditutup dengan pola jahitan simple continous, dan kulit ditutup dengan teknik subkutikuler secara menerus. Pengobatan pascaoperasi diberikan antibiotik amoxicillin syrup 125 mg/5 ml dengan dosis pemberian 0,5 ml (3 x sehari) selama 7 hari peroral. Serta antibiotik topikal yang mengandung placenta extract ex bovine 10% dan neomycin sulfate 0,5% diberikan secukupnya (3x sehari) hingga luka mengering. Kucing mengalami kesembuhan total pada hari ke-10 ditandai dengan luka sayatan tidak ditemukan peradangan, luka menyatu dan mengering.
Laporan Kasus: Histiocytoma pada Kulit Leher dan Perut Anjing Kacang di Kabupaten Badung, Provinsi Bali Astrin, Baiq Nia Rolyana; Wardhita, Anak Agung Gde Jaya; Gorda, I Wayan
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (5) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.5.807

Abstract

Histiocytoma merupakan tumor jinak yang berasal dari petumbuhan abnormal dari histiosit. Seekor anjing lokal betina, berumur empat tahun dengan berat badan 13,5 kg diperiksa dengan keluhan adanya benjolan pada kulit leher dan perut disertai tukak. Secara fisik anjing teramati sehat dengan nafsu makan dan minum baik, defekasi dan urinasi normal. Diagnosis ditentukan dengan pengambilan biopsi jaringan tumor untuk pemeriksaan histopatologi. Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan adanya sel-sel limfosit kecil/histiosit, homogen diselingi oleh jaringan stroma. Premedikasi diberikan atropine sulfate 1,6 mL secara subkutan. Kemudian dilakukan pemasangan intravena kateter untuk infus lactat ringer. Setelah 10 menit, hewan diberikan anestesi dengan menggunakan xylazin 1,3 mL dan ketamine 1,7 mL yang dicampur terlebih dahulu dan disuntikan secara intravena melalui selang infus. Operasi pengangkatan tumor dilakukan secara menyeluruh dengan melebihkan 2 cm jaringan sehat dari batas tumor, pada luka yang sudah diinsisi diirigasi dengan antibiotik penicillin streptomycin 1 mL yang sudah dicampur dengan NaCl 9 mL. Setelah itu dilakukan penutupan pada luka operasi dengan benang chromic catgut ukuran 3.0 pada bagian subkutan dengan metode jahitan menerus, dan pada kulit di jahit menggunakan pola jahitan simple interrupted menggunakan benang silk ukuran 3.0. Kemudian luka operasi dibersihkan lagi dengan penicillin streptomycin yang sudah dicampur dengan NaCl setelah itu ditutup dengan kassa steril dan diperban. Penanganan pasca-operasi hewan kasus diberikan antibiotik amoxicilin sebanyak 0,5 tablet dua kali sehari dan analgesik meloxicam sebanyak 0,3 tablet satu kali sehari. Hari ke-7 pasca operasi luka sudah mengering dan menyatu secara sempurna.