Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Effect of paclobutrazol on growth and root morphology of 12 crossed stevia in Vitro Suseno Amien; Qurrota Aini; Noladhi Wicaksana
Kultivasi Vol 21, No 2 (2022): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v21i2.39366

Abstract

AbstractStevia (Stevia rebaudiana Bertoni) is a low-calorie alternative sweetener. The superior varieties of Stevia in Indonesia are limited. Availability of seeds plays an important role in the Stevia plant breeding program for both the selection stage and the production of high-yielding varieties. Tissue culture is the best method of Stevia propagation, but the low adaptability of plantlets causes death in the acclimatization phase. The growth and root morphology of 12 crossbreed Stevia were evaluated. A Completely Randomized Design was used with factorial consisting of two factors were Stevia genotypes (STG1,7,8,10, SBG3,4,5,7,10, SGB2,3, and SBT11) and the plant growth regulator (PGR) concentration of Paclobutrazol (PBZ) (0.1, 0.5, and 1.0 ppm) and indole acetic acid (IAA) control (0.5 and 1 ppm). The results showed that the fastest shoot emergence time was SBT11 at 0.1 and 0.5 ppm PBZ media at 4 days after culture (DAC). The fastest root emergence time was SBG7 at 0.1 and 1 ppm PBZ media (8 DAC). The highest shoots were at 1 ppm IAA media (18 cm). The highest number of shoots was STG10 at 1 ppm PBZ and SBG3 at 0.5 ppm IAA (4 shoots). The highest number of internodes was SBG5 at 0.5 ppm IAA (25 internodes). The highest number of leaves was SBG3 at 0.5 ppm IAA (57 leaves). The highest number of roots was SGB2 at 0.5 ppm PBZ (5 roots). The greenest leaf color was SBG7 at 1 ppm PBZ media. The PBZ accelerated the emergence of shoots and roots and the number of roots.Keywords: Genotype, Interaction, in vitro, Paclobutrazol, Stevia. AbstrakStevia (Stevia rebaudiana Bertoni) merupakan sumber pemanis alternatif berkalori rendah. Varietas unggul Stevia di Indonesia terbatas. Ketersediaan bibit menjadi kunci dalam program pemuliaan tanaman Stevia baik untuk pada tahap seleksi maupun produksi varietas unggul. Kultur jaringan adalah metode perbanyakan Stevia terbaik, tetapi kemampuan adaptasi planlet yang rendah menyebabkan kematian pada fase aklimatisasi. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pertumbuhan dan morfologi akar dari 12 Stevia hasil persilangan. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap faktorial dua faktor, yaitu genotipe Stevia (STG1,7,8,10, SBG3,4,5,7,10, SGB2,3, and SBT11) dan konsentrasi zat pengatur tumbuh paklobutrazol (PBZ) (0,1; 0,5; dan 1,0 ppm) serta indole acetic acid (IAA) sebagai kontrol (0,5 dan 1 ppm). Hasil penelitian menunjukkan waktu muncul tunas tercepat adalah SBT11 pada 0,1 dan 0,5 ppm PBZ pada 4 hari setelah tanam (HST). Waktu muncul akar tercepat adalah SBG7 pada 0,1 dan 1 ppm PBZ (8 HST). Tunas tertinggi diperoleh pada media 1 ppm IAA (18 cm). Jumlah tunas terbanyak diperoleh STG10 pada 1 ppm PBZ dan SBG3 pada 0,5 ppm IAA (4 tunas). Jumlah ruas terbanyak diperoleh SBG5 pada 0,5 ppm IAA (25 ruas). Jumlah daun terbanyak diperoleh SBG3 pada 0,5 ppm IAA (57 daun). Jumlah akar terbanyak diperoleh SGB2 pada 0,5 ppm PBZ (5 akar). Warna daun terhijau diperoleh SBG7 pada 1 ppm PBZ.Kata Kunci: Genotipe, Interaksi, in vitro, Paclobutrazol, Stevia.
Pendugaan Parameter Genetik Karakter Komponen Hasil dan Hasil Hanjeli (Coix lacryma-jobi L.) di Jatinangor Warid Ali Qosim; Utarie Ayu Ningtias; Anas Zubair; Farida Damayanti; Fiky Yulianto Wicaksono; Meddy Rachmadi; Suseno Amien
Zuriat Vol 34, No 2 (2023): September, 2023
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v34i2.49820

Abstract

Hanjeli merupakan tanaman serealia yang potensial dikembangkan sebagai sumber pangan alternatif. Keberhasilan proses seleksi diperlukan untuk memperoleh varietas hanjeli berdaya hasil tinggi. Evaluasi karakter komponen hasil dan hasil pada tanaman hanjeli dapat diketahui melalui pendugaan parameter genetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai variabilitas genetik, heritabilitas, serta korelasi antar karakter komponen hasil dan hasil. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, pada bulan Maret sampai bulan Agustus tahun 2022. Perlakuan terdiri dari 21 genotipe hanjeli dan tiga genotipe cek yang disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai variabilitas genetik sempit pada karakter yang diamati kecuali jumlah biji pertanaman dan umur panen. Nilai heritabilitas menunjukkan kategori sedang dan rendah. Nilai heritabilitas sedang terdapat pada karakter tinggi tanaman, berat 100 biji, jumlah biji pertanaman, umur berbunga dan umur panen. Karakter bobot biji pertanaman berkorelasi positif nyata dengan jumlah biji pertanaman dan hasil panen perhektar. Karakter tinggi tanaman berkorelasi positif nyata dengan jumlah srisip, jumlah ruas, diameter batang dan umur berbunga. Karakter diameter batang berkorelasi positif nyata dengan jumlah daun. Korelasi negatif terdapat pada karakter jumlah biji per tanaman dengan bobot 100 biji. Karakter jumlah biji pertanaman dapat digunakan sebagai kriteria seleksi karena memiliki variabilitas genetik yang luas serta berkorelasi nyata positif dengan hasil panen.
Penambahan ekstrak kunyit (Curcuma domestica Val) cair terhadap karakteristik organoleptik dan kandungan antioksidan krispi bayam (crispy spinach) Hari Hariadi; Asysyifa Riana; Tisya Aisyah Chaerunnisa; Suseno Amien; Yusep Ikrawan; Triana Ulfah; Judiono Judiono; Cahya Edi Wahyu Anggara; Ilman Wibawa; Widiawati Widiawati; Duhita Diantiparamudita Utama
Composite: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5 No 2 (2023): Agustus
Publisher : University of Insan Cendekia Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37577/composite.v5i2.582

Abstract

The human immune system can protect the body from bacteria, viruses, and parasites that cause disease. The immune system becomes more active when enough amounts of macro and micro nutrients are consumed. Antioxidants can also guard against the attack of free radicals and radical chemicals found in the body, limiting the damage caused by the oxidation process. One of them is using turmeric and spinach extract as a supplement. Turmeric extract can be used in the production of crispy spinach cookies. The research was purposed to find out the effect of turmeric extract addition on organoleptic characteristics and antioxidant content crispy spinach. This research used a Experimental research design (Pre-Experimental Design) with three treatments consisting of the addition of 50 ml, 60 ml, and 70 ml of turmeric extract. All three formulations were conducted hedonic tests for know the best formulation, followed by antioxidant content (DPPH method), carbohydrate content (method by different), protein content (Kjedahl), and fat content (Soxhlet). Furthermore, economic analysis and product ranking are carried out. Formulation 3 was chosen because of the highest nutritional content. Keywords: crispy spinach, immunity, turmeric extract