Claim Missing Document
Check
Articles

Transformasi Ritual Tarea-rea Ke Bentuk Pertunjukan Randai Di Kenagarian Koto Gadang Guguk Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok Denny Regina; Darmawati Darmawati
SENDRATASIK UNP Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : FBS Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.085 KB) | DOI: 10.24036/js.v11i3.118288

Abstract

 This study aims to explain the transformation of the Tarea-rea Ritual into the form of a Randai performance in the Koto Gadang Guguk village which is still being performed now. This research uses qualitative research whit a descriptive method. The research instrument is the researcher himself and is assisted by supporting instruments such as cellphone cameras and stationery. The type of data used is the type of primary data and secondary data. Data collection techniques were carried out through literature study, observation, interviews and documentation. The data analysis technique used consisted of data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing. The result of this research is that the Ritual Transformation of Tarea-rea into Randai can be seen from the form of the performance. Tarea-rea is not only performed in the rice fields but has been performed for performances such as nagari consensus, festivals and wedding parties. The change is due to the change of mindset that has been reorganized whit new patterns and does not eliminate all the elements in the Tarea-rea ritual so that the traditions of the community do not simply become extinct and continue to develop.
Galombang Dua Baleh: Seni Tradisi di Masa Kini dalam Masyarakat Sintuk Lubuk Alung Padang Pariaman Sumatera Barat Darmawati Darmawati
International Conference on Languages and Arts Proceeding of the 2nd ISLA 2013
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tentang masalah yang dihadapi
Perkembangan Gerak Randai Siti Rasanah Sanggar Puti Elok di Balai Gurun Koto Nan Gadang Kota Payakumbuah Dela Silasmi; Darmawati Darmawati
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.691 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan perkembangan gerak Randai Siti Rasanah dari tahun 1970 sampai sekarang di Kota Payakumbuh. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri dan alat bantu berupa alat tulis dan kamera handphone digunakan sebagai alat bantu. Bahan penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan inferensi . Hasil penelitian membuktikan terdapat perkembangan yaitu penambahan ragam gerak pada randai Siti Rasanah di Sanggar Puti Elok yaitu dari 2 ragam gerak menjadi 5 ragam gerak. Perkembangan gerak randai Siti Rasanah yang awalnya hanya ada 2 ragam gerak menjadi 5 ragam gerak dengan cerita dan gurindam yang sama
Pelestarian Ronggiang Pasaman Bersama Grup Ranah Sialang di Nagari Ujung Gading Kecamatan Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat Diana Yosmadia; Darmawati Darmawati
SENDRATASIK UNP Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : FBS Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/js.v12i1.121391

Abstract

This research is an effort to preserve Ronggiang Pasaman with the Ranah Sialang group in Lembah Melintang District, Ujung Gading Nagari, West Pasaman Regency. This type of research is qualitative research using descriptive methods. The research instrument was the researcher herself and assisted by supporting instruments such as stationery, flash drives and cameras. The data in this study uses primary data and secondary data. Data collection techniques were carried out by means of literature study, observation, interviews and documentation. The steps to analyze the data are data reduction and data presentation. The results showed that the conservation efforts carried out by researchers were to increase the number of actors in Ujung Gading village, Melintang valley sub-district, West Pasaman district by collaborating with the chairman, dancers from the Ranah Sialang group and the community, the form of collaboration carried out by researchers was socializing related to conservation activities this. Ronggiang Pasaman art already has successors to maintain its existence from traditional arts. It can be proven by the development in terms of the quantity of actors (dancers), in Ronggiang Pasaman Art as many as 10 people, on the other hand, the goal of preservation efforts is so that Ronggiang Pasaman art can continue to develop among young people so that people know that they have a traditional dance that should be proud of and there needs to be an effort to preserve Ronggiang Pasaman Art in the Ujung Gading district, Lembah Melintang sub-district, West Pasaman district.
Bentuk Kemasan Silat Pangean Dalam Pesta Perkawinan Pada Masyarakat Melayu di Kelurahan Rawang Empat Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau Zuzana Safitri; Darmawati Darmawati
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (967.38 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kemasan Silat Pangean pada masyarakat melayu di Kelurahan Rawang Empat Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan instrumen pendukung seperti alat tulis, camera dan handphone. Jenis data menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menerapkan analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Silat Pangean Kemasan baru merupakan modifikasi dari Silat Pangean zaman dulu yang masih tetap menjadi identitas Silat Pangean (Warisan Tak Benda Budaya Lokal Rawang Empat). Bentuk kemasan Silat Pangean kemasan baru menggunakan baju melayu lengan panjang dan celana melayu panjang berwarna hitam, peci dan kain samping, dan mempunyai gerak togak ali, langkah ompat, popat, tikam, concang, tumbuk, gayung dan simbuh. pola lantai garis lurus dan garis lengkung, Penari berjumlah 2-6 orang pesilat laki-laki berpasangan atau lebih, alat musik yang digunakan dalam Silat Pangean yaitu gondang dan tetawak musik khas melayu. Tempat Pertunjukan Silat Pangean dilakukan di depan halaman rumah mempelai perempuan ketika pengantin laki-laki ingin disandingkan dengan mempelai perempuan di pelaminan.
THE EXISTENCE AND POWER OF “NINIAK MAMAK” IN PRESERVING THE LUAMBEK DANCE WITHIN THE SINTUAK COMMUNITY: KEBERADAAN DAN KEKUASAAN NINIAK MAMAK DALAM MEMBUDAYAKAN TARI LUAMBEK PADA MASYAKARAT SINTUAK Darmawati Darmawati
Jurnal Kata Vol. 5 No. 2 (2021): Jurnal Kata : Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.839 KB) | DOI: 10.22216/kata.v5i2.348

Abstract

Niniak Mamak is part of a social group within Minangkabau tribe. He acts as a customary leader in Minangkabau clan. Niniak Mamak plays an important role in sustaining and continuity of cultures and customs which exist in the village. Thus, the role of Niniak Mamak becomes important in socio-cultural life of Minangkabau community. This article describes the role of Niniak Mamak in maintaining Luambek art in Sintuak village, Padang Pariaman district. The role and efforts of Niniak Mamak with his power as tribal leaders is the focus of attention in this study. This study is a qualitative research using descriptive analysis method. Qualitative data were obtained through literature study, direct observation, and various interviews with informants. Interviews and observations were based on indicators designed to refer to research questions. The analysis was carried out by combining the ethnographic and phenomenological analysis model as well as referring to the Miles and Huberman model. The result shows that the existence of Niniak Mamak with his power as rulers of relatives can encourage nephews and people in the community to be involved in preserving Luambek dance and cultivate it as a cultural heritage of their ancestors. In addition, through his role as a customary leader, Niniak Mamak places Luambek art as a symbol of his greatness in Sintuak community, Padang Pariaman district.
Bentuk Penyajian Tari Ambek-ambek di Nagari Kinari Kabupaten Solok Cindy Feliona Mutiarawan; Darmawati Darmawati
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menemukan dan mendeskripsikan bentuk penyajian Tari Ambek-Ambek di Nagari Kinari Kabupaten Solok. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan instrumen pendukung seperti alat tulis, kamera dan handphone. Data dalam penelitian ini menggunaan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Langkah-langkah menganalisis data adalah reduksi data, sajian data dan mengambil kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Ambek-Ambek merupakan tari tradisi masyarakat di Nagari Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok yang sering ditampilkan pada acara perhelatan yang ada di Nagari Kinari. Tari Ambek-Ambek ditarikan secara berpasangan dengan jumlah penari sebanyak genap. Tari Ambek-Ambek memiliki gerakan yang khas yaitu gerak galatiak yang dilakukan dari awal sampai akhir tarian dan terdapat 6 gerakan yaitu gerak pilin pajapuik, gerak sikutintiang, gerak baririang-babelong, gerak ambek-ambek, gerak pilin paanta, dan gerak sambah. Tari Ambek-Ambek memakai kursi yang diletakkan pada pentas atau arena pertunjukan untuk digunakan penari perempuan dengan mendudukinya. Kostum penari perempuan tari Ambek menggunakan baju kuruang atau baju anak daro, songket, dan kupiah bajamu (hiasan kepala khas Nagari Kinari), sedangkan penari laki-laki menggunakan baju basiba dengan buah piciak, sarawa galembong, dan deta. Alat musik yang dipakai pada Tari Ambek-Ambek yaitu alat musik tradisional berupa gandang dan bansi. Tari Ambek-Ambek menggunakan desain dramatik yang berbentuk desain tunggal serta menggunakan tiga desain kelompok yaitu unison, balanced, dan broken. Desain lantai yang dipakai berbentuk garis lurus dengan bentuk formasi satu garis lurus dan formasi dua berbanjar, serta melengkung dengan bentuk formasi lingkaran.
Pengembangan Tari Batempo Di Koto Padang Kecamatan Tanah Kampung Kota Sungai Penuh Desi Rahmaini; Darmawati
AVANT-GARDE: Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Pertunjukan Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.745 KB) | DOI: 10.24036/ag.v1i1.2

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan mengenai perkembangan Tari Batempo di Desa Koto Padang, Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Objek penelitian adalah Tari Batempo yang berada di Koto Padang Kecamatan Tanah Kampung Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. Instrumen utama dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri, sedangkan instrumen pendukung yang digunakan yaitu alat tulis, kamera, dan flaskdisk. Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan studi pustaka, Observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, serta penarikan kesimpulan. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa setelah dilakukan upaya pengembangan Tari Batempo dari segi kuantitas jumlah pelaku tari, maka telah tercapai tujuan dari pengembangan yaitu terbentuknya satu kelompok penari baru tari Batempo, dalam arti telah tergantinya kelompok pertama tari Batempo, sehingga dengan terbentuknya kelompok penari baru hasil dari melakukan pengembangan secara kuantitas pelaku tari merupakan bentuk dari usaha melestarikan Tari Batempo di Desa Koto Padang, Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi.
Bentuk Tari Payung Sarampak di Sanggar Lindang Urek Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh Nur’aini Putri; Darmawati
Avant-garde: Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Pertunjukan Vol. 1 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.519 KB) | DOI: 10.24036/ag.v1i2.23

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis Bentuk Tari Payuang Sarampak di Sanggar Lindang Urek Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Instrumen utama adalah peneliti sendiri dengan instrumen pendukung catatan observasi, pedoman wawancara dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data berupa catatan literatur, catatan pengamatan, pedoman wawancara dan catatan dokumen. Teknik analisis data adalah dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk Tari Payuang Sarampak merupakan tari kreasi di Sanggar Lindang Urek yang berasal dari ide koreografer yang terinspirasi dari pergaulan muda mudi di Ranah Minang yang tetap memegang teguh agama. Gerak dalam tari Payuang Sarampak berjumlah 35 dengan diiringi alat musik diantaranya yaitu talempong, gitar bass, violin, akordion, gandang, tasa, tamborin, bansi dan saruni. Tarian ini dilakukan secara berpasangan yang terdiri dari 6 orang penari. Desain lantai terdiri dari garis lurus vertikal, lingkaran penuh dan membentuk segitiga. Komposisi kelompok yaitu unision atau serempak dan alternate atau selang-seling. Aspek isi dari Tari Payuang Sarampak meliputi ide, suasana dan pesan. Ide dalam tari ini terinspirasi dari pergaulan muda mudi yang tetap memegang teguh agama. Suasana dalam Tari Payuang Sarampak mencerminkan kebahagiaan dan pesan dalam tari ini yaitu tetap mejaga etika dalam bergaul dan memegang teguh agama.
Estetika Tari Malemang di Desa Tanjung Pisau Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau Puja Asrita; Darmawati
Avant-garde: Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Pertunjukan Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/ag.v1i3.36

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan, mendeskripsikan dan menganalisis estetika tari Malemang di Desa Tanjung Pisau Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu seperti alat tulis dan alat perekam. Untuk memperoleh data, dilakukan melalui studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Objek penelitiannya adalah tari Malemang. Langkah-langkah analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa tari Malemang memiliki keindahan, ciri khas dan keunikan dari segi gerak dan pertunjukkannya. Keindahan dapat dilihat dari wujud atau bentuk dan susunan unsur utama gerak, yang terdiri dari nama gerak serta deskripsi gerak. Adapun wujud unsur penunjang, yaitu formasi desain lantai penari garis lurus dan membentuk formasi lingkaran. Alat musik yang digunakan yaitu gong, biola, dan gendang. Rias yang digunakan dalam pertunjukkan ini adalah rias cantik dan memakai kostum baju kurung Melayu. Bobot dalam tari Malemang ini yaitu dapat dirasakan maknanya dari suasana, gagasan, atau ide, serta ibarat atau pesan yang terdapat pada tari Malemang. penampilan dalam tari Malemang dapat diapresiasi dari segi bakat dan keterampilan.