Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Optimasi Parameter Tekanan Deposisi untuk Penumbuhan Lapisan Tipis Mikrokristal Silikon dengan Metode HWC PECVD Amiruddin Supu; I Wayan Sukarjita; Fakhruddin Fakhruddin; Fitri Suryani Arsyad; Toto Winata; Sukirno Sukirno
Jurnal Matematika & Sains Vol 13, No 4 (2008)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Hot Wire Cell PECVD method has been developed and successfully applied to grow the hydrogenated microcrystalline silicon ( µc-Si:H) thin films. The µc-Si:H thin films were grown on the 7059 corning glass at a filament temperature of 1000 oC. Ten percents silane (SiH4) gas diluted in hydrogen (H2) gas was used as gas source. In the hot wire cell PECVD method, reactant gases are decomposed as a result of reaction with a heated filament. The filament was placed parallelly with inlet gas system and outside of electrodes. The characterization results exhibited that the deposition rate increased from 1,45 Å/s to 1,56 Å/s with increasing the deposition pressure from 700 mTorr to 1100 mTorr. The SEM image and the XRD spectrum exhibited the transition of amorphous to microcrystalline silicon at an deposition pressure of 1000 mTorr. The transition of amorphous to microcrystalline was indicated by the reduction of amorphous parts and the appearance of peak diffraction at preferential crystal orientation. The dark and photo conductivities of the obtained µc-Si:H thin films was 1,2 x10-5 S cm-1 and 2,12 x 10-3 S cm-1, respectively.
INOVASI PEMBELAJARAN PLH DALAM SAINS UNTUK MEMBANGUN KARAKTER BERWAWASAN LINGKUNGAN SISWA BERBASIS MOTORIC Sukarjita, I Wayan
JOURNAL OF KOMODO SCIENCE EDUCATION Vol 1 No 01 (2018): Science Education in 21st century (NOVEMBER)
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

done the theoretical study to find the weaknesses of learning for Environmental Education (PLH) were implemented in the schools by the integrative technic and their alternative solutions. Based on the theoretical study, the learning process of PLH in the schools has been more particularly informative (emphasis of cognitive aspect). Supposedly, PLH learning in the schools more emphasis on the development of attitudes and behavior (character) by the contextually. One of the learning that combines character education, contextual learning and usefully media is MOTORIC learning model that is an innovation of PLH learning in the schools with a series of phases of learning are: Motivation, Observation, Talking, Orientation, Reflection, Implementation and Confirmation. Through the application of MOTORIC learning models for PLH on on the schools, is expected to grow the environmental attitudes and behavior for the students.
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Tipe Connected Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Materi Lapisan Bumi Kelas VII Astiti, Kadek Ayu; Supu, Amiruddin; Sukarjita, I Wayan; Lantik, Vinsensius
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol 4, No 2 (2021): JPPSI, Oktober 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v4i2.38498

Abstract

Pembelajaran IPA di tingkat SMP kini diharapkan dilaksanakan secara terpadu agar siswa memperoleh pemahaman secara holistik. Sementara itu di lapangan, pembelajaran IPA belum diajarkan secara terpadu. Tidak jarang juga bahan ajar yang digunakan oleh guru-guru SMP belum menyajikan IPA secara terpadu. Bahan ajar dari kajian fisika, kimia dan biologi yang disajikan secara terpisah. Bahan ajar memberikan ruang kepada siswa untuk belajar kapan saja dan dimana saja. Pembelajaran diharapkan dapat mengakomodir kesiapan, minat, serta profil siswa demi terwujudnya merdeka belajar. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan strategi pembelajaran yang mampu mengakomodir kebutuhan siswa untuk mewujudkan merdeka belajar. Tujuan dari penelitian R & D ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar berupa modul IPA Terpadu tipe connected berbasis pembelajaran berdiferensiasi pada materi lapisan Bumi kelas VII. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan pengujian terhadap bahan ajar yang dikembangkan kepada ahli materi, ahli media dan uji praktisi (guru dan siswa) menunjukkan kategori baik pada rentang nilai 75%-89%.
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Tipe Connected Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Materi Lapisan Bumi Kelas VII Astiti, Kadek Ayu; Supu, Amiruddin; Sukarjita, I Wayan; Lantik, Vinsensius
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol 4, No 2 (2021): JPPSI, Oktober 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v4i2.38498

Abstract

Pembelajaran IPA di tingkat SMP kini diharapkan dilaksanakan secara terpadu agar siswa memperoleh pemahaman secara holistik. Sementara itu di lapangan, pembelajaran IPA belum diajarkan secara terpadu. Tidak jarang juga bahan ajar yang digunakan oleh guru-guru SMP belum menyajikan IPA secara terpadu. Bahan ajar dari kajian fisika, kimia dan biologi yang disajikan secara terpisah. Bahan ajar memberikan ruang kepada siswa untuk belajar kapan saja dan dimana saja. Pembelajaran diharapkan dapat mengakomodir kesiapan, minat, serta profil siswa demi terwujudnya merdeka belajar. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan strategi pembelajaran yang mampu mengakomodir kebutuhan siswa untuk mewujudkan merdeka belajar. Tujuan dari penelitian R & D ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar berupa modul IPA Terpadu tipe connected berbasis pembelajaran berdiferensiasi pada materi lapisan Bumi kelas VII. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan pengujian terhadap bahan ajar yang dikembangkan kepada ahli materi, ahli media dan uji praktisi (guru dan siswa) menunjukkan kategori baik pada rentang nilai 75%-89%.
Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik SMA Se-Kecamatan Kota Tambolaka Tahun Ajaran 2016/2017 Anastasia Ndoda Ripi; I Wayan Sukarjita; Melkianus Suluh
Jurnal Edukasi Sumba (JES) Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : SekolahTinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53395/jes.v4i1.83

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar  dengan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA SMA se-Kecamatan Kota Tambolaka tahun ajaran 2016/2017.Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA se-kecamatan Kota Tambolaka, dengan mengambil sampel 55 orang siswa. Teknik pengumpulan data melalui angket minat belajar dan tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis dilakukan dengan perhitungan statistic korelasi product moment. Hasil dari uji validitas soal tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika diperoleh 30 butir soal yang dinyatakan valid dari 35 butir soal yang diujicobakan. Hasil dari uji reliabilitas diperoleh nilai r11 sebesar 0,77.Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik parametrik yaitu uji-t diperoleh hasil  29,73   1,673 pada taraf signifikan 5% yang berarti bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA SMA se-Kecamatan Kota Tambolaka tahun ajaran 2016/2017.
Lesson Study For Learning Community Dalam Model Pembelajaran Motoric I Wayan Sukarjita; Fakhruddin Fakhruddin; Yusniati M. Yusuf; Maria Y. Giri
Jurnal Edukasi Sumba (JES) Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : SekolahTinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53395/jes.v4i1.86

Abstract

Artikel ini memuat analisis pelaksanaan pembelajaran Sains dalam setting Lesson Study for Learning Community (LSLC) dengan menerapkan model pembelajaran MOTORIC. Tujuannya adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan dampak penerapan LSLC dalam pembelajaran model MOTORIC terhadap peningkatan kualitas proses belajar Sains. MOTORIC adalah sebuah model pembelajaran yang terdiri dari 7 tahapan pembelajaran yaitu Motivation, Observation, Talking, Orientation, Reflection, Implementation dan Confirmation.Implementasi model MOTORIC dalam pembelajaran dilakukan dalam setting Lesson Study for Learning Community (LSLC) dengan tahapan plan, do dan see. Open lesson dilakukan pada mata pelajaran Sains siswa kelas VII SMPN 13 Kupang sebagai salah satu sekolah mitra dalam pengembangan LSLC di Kota Kupang yang menerapkan Kurikulum Tahun 2013. Guru modelnya adalah ibu Maria Y. Giri, S.Pd salah satu guru Sains SMP N 13 Kupang.Berdasarkan hasil observasi dan analisis, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran MOTORIC dalam setting LSLC efektif untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran Sains sebagaimana yang diharapkan oleh konsep LSLC, yakni semua siswa berhak untuk belajar, siswa belajar kolaboratif dan menyenangkan, antara siswa saling mendukung untuk berkembang sesuai potensi yang dimiliki masing-masing siswa. Aktivitas siswa pada akhir siklus menunjukkan sebanyak 53.49% berada dalam kategori sangat aktif dan terkategori cukup aktif sebesar 30.93%. Kata Kunci: LSLC, model pembelajaran, MOTORIC, Sains
Model Pembelajaran Kumon untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dian K. Berebein; I Wayan Sukarjita; Vinsensius Lantik Lantik
Magnetic: Research Journal of Physics and It’s Application Vol. 1 No. 2 (2021): Magnetic: Research Journal of Physics and It’s Application
Publisher : Program Studi Fisika - Universitas San Pedro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59632/magnetic.v1i2.121

Abstract

Model pembelajaran Kumon adalah model pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, keterampilan, kerja individual dan menjaga suasana nyaman dan menyenangkan. Bahan pelajarannya dirancang sehingga siswa dapat mengerjakan dengan kemampuannya sendiri, bahkan memungkinkan bagi anak untuk mempelajari bahan pelajaran di atas tingkatan kelasnya di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkan prestasi belajar fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kumon. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus dilakukan dengan melalui prosedur perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kota Kupang dengan banyak subyek penelitian 26 orang. Instrumen yang digunakan pada penelitian diantaranya instrumen pembelajaran dan lembar observasi. Hasil tes prestasi belajar yang diperoleh siswa per indikator antara lain: Indikator 1 telah mencapai ketuntasan dengan ketuntasan 100,00% dan nilai rerata 100,00%; Indikator 2 (telah mencapai ketuntasan dengan ketuntasan 92,31% dan nilai rerata 79,81%; Indikator telah mencapai ketuntasan dengan ketuntasan 61,54% dan nilai rerata 72,31% pada siklus I dan mencapai ketuntasan 83,1 % dan nilai rerata 96,15% pada siklus II; Indikator 4 telah mencapai ketuntasan dengan ketuntasan 88,46% dan nilai rerata 83,52% dan Indikator 5 telah mencapai ketuntasan dengan ketuntasan 63,58% dan nilai rerata 77,56% pada siklus I dan mencapai ketuntasan 85,26% dan nilai rerata 92,31% pada siklus II.
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Tipe Connected Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Materi Lapisan Bumi Kelas VII Kadek Ayu Astiti; Amiruddin Supu; I Wayan Sukarjita; Vinsensius Lantik
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol. 4 No. 2 (2021): JPPSI, Oktober 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jppsi.v4i2.38498

Abstract

Pembelajaran IPA di tingkat SMP kini diharapkan dilaksanakan secara terpadu agar siswa memperoleh pemahaman secara holistik. Sementara itu di lapangan, pembelajaran IPA belum diajarkan secara terpadu. Tidak jarang juga bahan ajar yang digunakan oleh guru-guru SMP belum menyajikan IPA secara terpadu. Bahan ajar dari kajian fisika, kimia dan biologi yang disajikan secara terpisah. Bahan ajar memberikan ruang kepada siswa untuk belajar kapan saja dan dimana saja. Pembelajaran diharapkan dapat mengakomodir kesiapan, minat, serta profil siswa demi terwujudnya merdeka belajar. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan strategi pembelajaran yang mampu mengakomodir kebutuhan siswa untuk mewujudkan merdeka belajar. Tujuan dari penelitian R & D ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar berupa modul IPA Terpadu tipe connected berbasis pembelajaran berdiferensiasi pada materi lapisan Bumi kelas VII. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan pengujian terhadap bahan ajar yang dikembangkan kepada ahli materi, ahli media dan uji praktisi (guru dan siswa) menunjukkan kategori baik pada rentang nilai 75%-89%.
LEARNING COMMUNITY DALAM PERKULIAHAN UNTUK MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA I Wayan Sukarjita
LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA Vol. 10 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Faculty of Teaching and Education, University of Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/lensa.v10i1.93

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif mahasiswa Program Studi Pendidikan fisika FKIP Undana dalam perkuliahan yang berbasis Learning Community. Data diambil dengan menggunakan kuisioner kemampuan berpikir kreatif dengan lima indikator kemampuan berpikir kreatif, yaitu: berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinil, berpikir elaboratif dan berpikir evaluatif. Sampel penelitian berjumlah 26 mahasiswa yang merupakan peserta kuliah matakuliah Strategi Pembelajaran Fisika pada semester Ganjil 2019/2020. Data kemampuan berpikir kreatif mahasiswa dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Learning Community (LC) merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (Student Centered Learning) yang menitik beratkan pada konsep belajar dalam kelompok, saling bekerjasama, sharing dan menciptakan suasana belajar untuk saling belajar dalam wadah komunitas belajar sehingga tercipta proses pembelajaran yang lebih bermakna dan berkualitas; (2) Pembelajaran dalam bentuk Learning Community pada perkuliahan Stategi Pembelajaran Fisika efektif untuk membentuk kemampuan mahasiswa dalam berpikir kreatif yang mencakup lima aspek yaitu kemampuan dalam berpikir lancar, luwes, orisinil, elaborasi dan evaluatif dengan ketercapaian rerata sebesar 84,14 persen; (3) Pembelajaran dalam bentuk Learning Community pada perkuliahan Stategi Pembelajaran Fisika efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa perserta kuliah Stategi Pembelajaran Fisika secara umum sebesar 17,24 persen.
Analisis Buku Ajar IPA Terpadu Pada Materi Fisika SMP Berdasarkan Kurikulum I Wayan Sukarjita
Haumeni Journal of Education Vol 2 No 1 (2022): Edisi Juni 2022
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian dan keterpaduan isi buku pada materi fisika dalam buku ajar IPA Terpadu yang disusun dengan mengacu pada 2013. Analisisnya terfokus pada asepk isi, bahasa dan penyajian terutama pada bagian materi Fisika. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Buku ajar yang dianalisis yaitu buku ajar IPA Terpadu kelas VIII Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Instrumen penelitian adalah lembar observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelayakan isi terkategori baik (76,56%), kelayakan bahasa terkategori sangat baik (95,8%), sedangkan aspek kelayakan penyajian terkategori cukup baik (70,71%). Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa buku ajar IPA terpadu kurikulum 2013 terbitan kemendikbud edisi revisi 2017 merupakan buku ajar yang bersesuaian dan layak dipergunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran disekolah dengan rerata kelayakan sebesar 81,02%