Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

POLA MAKAN DENGAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE 2 Andi Mardhiyah Idris; Nurhaedar Jafar; Rahayu Indriasari
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 10 No. 4: DESEMBER 2014
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.228 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v10i4.502

Abstract

Pola makan yang salah dapat menyebabkan kenaikan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pola makan dengan kadar gula darah pasien diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas Kota Makassar. Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan studi cross-sectional, dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di wilayah kerja Puskesmas Batua Raya dan Bara-barayya. Populasi penelitian, yaitu rata-rata jumlah pasien yang berkunjung perbulan di Puskesmas Batua Raya dan Bara-barayya, yaitu 67 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 46 orang. Instrumen penelitian adalah kuesioner identitas diri, food recall 24 jam, food picture, alat pemeriksaan gula darah, nutrisurvey, dan SPSS. Hasil yang diperoleh, pada asupan energi, karbohidrat, dan lemak bermakna dengan nilai p<0,05, yaitu secara berturut-turut 0,012, 0,001, 0,028. Variabel asupan protein nilai p>0,05 yaitu 0,162. Variabel Jenis, gula dan hasil olahannya (p>0,05) yaitu 0,133. Sedangkan variabel sayur dan buah bermakna dengan nilai p 0,000. Variabel jadwal makan nilai p=0,460. Beban glikemik sendiri memiliki hubungan dengan kadar gula darah dibuktikan nilai p<0,05 yaitu, 0,004. Kesimpulan dari penelitian bahwa ada hubungan pola makan dengan kadar gula darah pasien DM tipe 2 wilayah kerja puskesmas Kota Makassar Tahun 2014.
KONSUMSI TANIN DAN FITAT SEBAGAI DETERMINAN PENYEBAB ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR Marina Marina; Rahayu Indriasari; Nurhaedar Jafar
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 11 No. 1: MARET 2015
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.021 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v11i1.516

Abstract

Anemia yang sangat umum dijumpai di Indonesia adalah anemia gizi. Perilaku konsumsi remaja terhadap makanan yang serba instan dan kurang bergizi akan menyebabkan terjadinya masalah gizi. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan asupan zat gizi mikro, pelancar dan penghambat absorbsi zat besi dengan status Hb pada remaja putri di SMAN 10 Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi adalah seluruh siswi di SMAN 10 Makassar berjumlah 380 orang. Sampel penelitian ini adalah remaja putri yang memenuhi kriteria inklusi. Penarikan sampel menggunakan simple random sampling dengan besar sampel 148 siswi. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square dan uji independent sample t test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan status Hb adalah asupan tanin/konsumsi teh (p=0,013) dan fitat ( p=0,048) sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan status Hb adalah asupan Fe (p=0,776), vitamin B6 (p=0,915), vitamin B12 (p=0,094), vitamin C (p=0,683), vitamin A (p=0,340) protein (p=0,399) dan kalsium (p=0,673). Tidak ada perbedaan bermakna antara asupan asam folat remaja putri anemia dengan tidak anemia (p=0,680). Kesimpulan dari penelitian bahwa ada hubungan asupan penghambat zat besi (tanin/konsumsi teh dan fitat) dengan status Hb remaja putri di SMAN 10 Makassar tahun 2014.
HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER SERAT DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP NEGERI 3 MAKASSAR Anggun Dwi Hardi; Rahayu Indriasari; Healthy Hidayanti
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 8 No. 2 (2019): Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia: The Journal of Indonesian Community Nutrition
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.851 KB) | DOI: 10.30597/jgmi.v8i2.8508

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Sayur dan buah-buahan ini diperlukan oleh manusia karena kandunganseratnya atau fiber yang berperan terhadap overweight diantaranya menunda pengosonganlambung, mengurangi rasa lapar, pencernaan dan dapat mengurangi terjadinya overweight.Remaja usia 13-15 tahun memiliki konsumsi buah dan sayur lebih rendah dibanding anak usia5-10 tahun dan usia 16 tahun ke atas. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah ntuk mengetahuihubungan konsumsi pangan sumber serat dengan kejadian overweight pada remaja di SMPNegeri 3 Makassar. Metode: Desain penelitian ini adalah analitik dengan desain crosssectionaldan pengambilan sampel proportional sampling. Populasi pada penelitian inisebanyak 792 siswa kelas VII dan kelas VII. Sampel sebanyak 93 siswa dengan status gizioverweight dan normal yang diperoleh dari screening antropometri. Kemudian dilakukanwawancara FFQ Semikuantitatif (SQ-FFQ) untuk dapat mengetahui jumlah dan frekuensikonsumsi pangan sumber serat. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji chi-squaredan Fisher Exact Test. Hasil: Didapatkan hasil pada frekuensi konsumsi pangan sumber seratnilai p-value sebesar 1,000. Lalu  jumlah konsumsi pangan sumber serat nilai p value sebesar0,819. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pola konsumsipangan sumber serat dengan kejadian overweright pada remaja di SMP Negeri 3 Makassar.
GAMBARAN KEJADIAN INFEKSI KECACINGAN, KADAR SENG DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI KOTA MAKASSAR Dwi Sulastri; Healthy Hidayanti; Rahayu Indriasari; citrakesumasari citrakesumasari; Nurhaedar Jafar
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 9 No. 1 (2020): Vol.9, 2020,, Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia, The Journal of Indonesian Commu
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.085 KB) | DOI: 10.30597/jgmi.v9i1.10121

Abstract

Pendahuluan: Infeksi cacing dapat menimbulkan kerugian zat gizi berupa kalori, proteinserta kehilangan darah. Dimana, pada infeksi sedang kehilangan darah dapat dideteksi dalamtinja sehingga menimbulkan gejala anemia dan defisiensi besi. Tujuan: Penelitian inibertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian infeksi kecacingan dan kadar seng sertakadar hemoglobin pada anak usia sekolah dasar di Kota Makassar. Bahan dan Metode: Jenispenelitian ini adalah deskriptif cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah anakusia sekolah dasar yang bersekolah di Borong Jambu III dan SD Inpres Perumnas Antang II/IKecamatan Manggala serta SD Negeri Rappokalling 67 dan SD Inpres Kaluku BodoaKecamatan Tallo Kota Makassar. Pengambilan sampel menggunakan tehnik proporsionalrandom sampling. Data diperoleh melalui uji laboraturium dan wawancara denganmenggunakan panduan kuesioner dan analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakanSPSS. Hasil: sebanyak 24% anak mengalami infeksi kecacingan. Distribusi frekuensi untukkadar seng diperoleh 59% anak dengan kadar seng rendah, serta untuk kadar Hemoglobindiperoleh 4.1% anak dengan kadar hemoglobin rendah. Kesimpulan: Prevalensi anak usiasekolah dasar di Kota Makassar yang terinfeksi kecacingan masih cukup tinggi.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, UMUR, PENDIDIKAN, PEKERJAAN, PSIKOLOGIS, DAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS SUDIANG Hasnah Assriyah; rahayu Indriasari; healthy Hidayanti; Abdul Razak Thaha; Nurhaeddar Jafar
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 9 No. 1 (2020): Vol.9, 2020,, Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia, The Journal of Indonesian Commu
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.148 KB) | DOI: 10.30597/jgmi.v9i1.10156

Abstract

Pendahuluan Pemberian ASI secara dini dan eksklusif akan membantu mencegah berbagai penyakit anak, terutama gangguan lambung, saluran nafas dan asma pada anak. Faktor – faktoryang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif antara lain karakteristik ibu (pengetahuan,pendidikan, pekerjaan, usia, paritas dan etnis), karakteristik bayi (berat lahir dan kondisikesehatan bayi), lingkungan (keyakinan, dukungan keluarga, tempat tinggal dan sosial ekonomi)dan pelayanan kesehatan (pemeriksaan kehamilan, konseling laktasi, tempat persalinan,penolong persalinan dan kebijakan). Tujuan: Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubunganfaktor ibu dan inisiasi menyusu dini (IMD) dengan pemberian ASI eksklusif. Bahan danMetode: Jenis penelitian ini adalah analitik cross sectionalstudy. Penelitian ini dilakukan pada95 ibu yang memiliki bayi usia 6-11 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Makassar.Analisis dilakukan dengan uji chi-square untuk menentukan hubungan antar variable. Hasil:Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 50,5%bayi tidak mendapatkan ASI eksklusifdan 49,5% bayi mendapatkan ASI eksklusif. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu (p =0,015), pekerjaan ibu (p = 0,049), psikologis (p = 0,031), dan inisiasi menyusui dini (IMD) (p= 0,007) dengan pemberian ASI eksklusif. Tidak terdapat hubungan antara sikap ibu (p =0,748), umur ibu (p = 0,325), dan pendidikan ibu (p = 0,558) dengan pemberian ASI eksklusif.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara faktor ibu yaitu pengetahuan ibu, pekerjaan ibu,psikologis ibu dan inisiasi menyusu dini (IMD) dengan pemberian ASI eksklusif dan tidakterdapat hubungan faktor ibu yaitu sikap ibu, umur ibu dan pendidikan ibu dengan pemberianASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Makassar.
Gambaran Asupan Cairan Berdasarkan Status Gizi Pada Remaja Putri Di Pondok Pesantren Darul Aman Gombara Makassar Aulia Maghfirah; Rahayu Indriasari; veni Hadju; Sabaria Manti; Healthy Hidayanty
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 9 No. 2 (2020): Vol. 9, No.2, November 2020
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v9i2.18947

Abstract

Introduction: Teenage girls belong to the nutritional vulnerable group. Nutritional intake in adolescent age is crucial to support their physical growth. Nutritional problems that occur in adolescents are generally caused by a factor that is a less precise diet related to fluid intake that affects the state of nutritional status, especially in teenagers who attend school like in islamic boarding school. Purpose: This study aims to know the description of fluid intake based on adolescent nutritional status in Darul Aman Gombara islamic boarding school. Materials and methods: the type of this study is survey design. Sample This study of 96 teenagers using total sampling. Retrieval of intake data using 24 hours recall method for 3 days IE day on school day and public holiday. Determination of nutritional status obtained from parameters Z-Score IMT/U. Processing and analysis of data on this research using SPSS. Result : The results of the analysis are known that the intake of adolescent drinks with skinny nutritional status as much as 100% are in the category of less fluid intake. For normal nutritional status 87,5% of teenagers are in the category of intake of less drinks and other 12,5% insufficient. And fat nutritional status 91,7% of respondents were in the category of less fluid intake and another 8,3% was sufficient. While the nutritional status of respondents is normal as much as 83.3%, fat nutrition status as much as 12.5%, and lean nutritional status as much as 4.2%. Conclusion: The Most intake of adolescent fluid are lacking in the status of Fat nutrition, and the nutritional status of respondents is a nutritional status of good/normal.
Pengaruh Pelatihan Edukator Sebaya terhadap Pengetahuan tentang Gizi Seimbang pada Siswa di SMUN 16 Makassar Nurhaedar Jafar; Rahayu Indriasari; Aminuddin Syam; Yessy Kurniati
Media Gizi Pangan Vol 25, No 1 (2018): Januari 2018
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.356 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v25i1.40

Abstract

RINGKASANRemaja rentan mengalami masalah gizi karena berbagai hal. Salah satu cara untuk mengatasi masalah gizi tersebut adalah dengan menerapkan pola hidup gizi seimbang. Teman sebaya menjadi salah satu mediator yang prospektif untuk mengupayakan perubahan nilai dan perilaku kesehatan pada remaja. Namun sebelum edukator sebaya melakukan edukasi pada temannya, mereka perlu memperbaiki pengetahuannya tentang gizi seimbang. Penelitian ini ingin melihat efektifitas pelatihan educator sebaya terhadap pengetahuan siswa tentang gizi seimbang. Penelitian ini dilaksanakan di SMUN 16 Makassar. Penelitian ini merupakan studi intervensi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan jumlah sampel yang terpilih adalah 40 siswa. Analisis data dilakukan dengan SPSS versi 16 menggunakan uji T berpasangan untuk menilai perbedaan pengetahuan responden sebelum dan setelah intervensi.  Hasilnya menunjukkan bahwa bahwa setelah pelatihan edukator sebaya, terjadi peningkatan pengetahuan responden tentang gizi seimbang pada kategori baik, yaitu dari 17,5% sebelum pelatihan menjadi 70% setelah pelatihan, meningkat sebesar 52,5%. pengetahuan responden yang pada kategori cukup mengalami penurunan, yaitu dari 45% sebelum pelatihan menjadi 25% setelah pelatihan, menurun sebesar 20%. Pengetahuan responden pada kategori kurang mengalami penurunan juga, yaitu dari 37,5% sebelum pelatihan menjadi 5% setelah pelatihan dilakukan, menurun sebesar 32,5%. Dari penelitian ini disimpulkan, bahwa pelatihan yang dilakukan efektif untuk meningkatkan pengetahuan responden. Edukator gizi yang telah dilatih diharapkan dapat menularkan pengetahuan yang dimilikinya kepada teman-teman sebayanya. Selain itu, program-program promosi kesehatan, terutama gizi seimbang harusnya gencar dilakukan di sekolah, mengingat sekolah merupakan tempat membentuk perilaku sehat yang diharapkan akan terus bertahan hingga remaja memasuki fase dewasa.Key Word: remaja, gizi, pelatihan, sebaya, pola makan
THE CORRELATION OF FAST FOOD CONSUMPTION AND PHYSICAL ACTIVITY WITH STUDENT MENTAL HEALTH DISORDERS DURING PANDEMIC Riska Maya Sari; Abdul Salam; Veni Hadju; Citrakesumasari; Rahayu Indriasari; Devintha Virani
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 11 No. 2 (2022): Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v11i2.21086

Abstract

Introduction: During the pandemic period, a social restriction policy has been implemented which has an impact on all aspects of life. One of them has an impact on students' mental health which can trigger anxiety or depression because they spend more time at home. It can also be influenced by several factors such as diet and physical activity. Objective: To determine the correlation between fast food consumption and physical activity with anxiety and depression. Methods: This study used a cross-sectional design. The research sample was students from the Hasanuddin University health sciences group, totaling 189 people, and was selected using simple random sampling. The instruments used in this study were SQ-FFQ to measure fast food consumption, GPAQ to measure physical activity, and DASS-42 to measure mental health. Results: The results showed that most of the respondents rarely consumed fast food (92.1%) and the majority had moderate levels of physical activity (46.6%). The results of the bivariate analysis showed p-value>0.005 for fast food consumption with anxiety, depression, and general mental disorders and physical activity with general mental disorders. Meanwhile, for physical activity with anxiety and depression obtained p-value <0.005. Conclusion: There is no correlation between the consumption of fast food with anxiety, depression, and general mental disorders. There is a correlation between physical activity with anxiety and depression, but there is no correlation between physical activity and general mental disorders. Students are expected to be able to implement a healthy lifestyle during the pandemic by eating a good diet and increasing physical activity. Keywords: Fast Food, Physical Activity, Anxiety, Depression
EFEKTIVITAS FORTIFIKASI ZAT BESI PADA TEPUNG TERIGU UNTUK MENANGGULANGI ANEMIA: AN UPDATE SYSTEMATIC REVIEW Ahmad Fadilah Fadil; Abdul Razak Thaha; Marini Amaliah Mansur; Rahayu Indriasari; Healthy Hidayanty
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 11 No. 2 (2022): Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v11i2.21316

Abstract

Pendahuluan: Prevalensi anemia yang masih tinggi menjadi masalah kesehatan masyarakat secara global. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas fortifikasi zat besi pada tepung terigu dalam menanggulangi anemia pada berbagai populasi berdasarkan jenis dan jumlah senyawa zat besi yang digunakan sebagai fortifikan serta durasi intervensi.. Bahan dan Metode: Jenis penelitian ini adalah systematic review yang dilakukan berdasarkan PRISMA flow diagram. Sebanyak 37 artikel yang eligible dari 3736 literatur yang diidentifikasi dan 37 artikel tersebut merupakan terbitan 2001-2021. Terdapat 16 artikel yang merupakan studi observatif dan 21 artikel merupakan studi Trial. Terdapat 36 artikel yang dikaji terindeks SCOPUS dan 1 artikel lainnya terindeks SINTA indonesia. Penelitian tesebut dilakukan di berbagai Negara. Hasil: Terdapat empat kelompok populasi yaitu anak usia pra-sekolah, anak usia sekolah-remaja, Wanita Usia Subur, dan Ibu Hamil dan menunjukkan inkonsistensi hasil penelitian. Jumlah senyawa zat besi yang dinilai efektif dalam program fortifikasi zat besi pada tepung terigu untuk menanggulangi anemia yaitu NaFeEDTA 20 mg/kg, besi Sulfat 30 mg/kg, besi fumarat 40 mg/kg, besi elektrolitik 60 mg/kg, besi tereduksi hidrogen 80 mg/kg dan ferrous bisglycinate belum ditemukan jumlah yang efektif. Durasi intervensi pada artikel penelitian yaitu dalam rentang waktu 2 bulan - 5 tahun. Durasi intervensi artikel penelitian observasional tidak berpengaruh pada hasil akhir penelitian sedangkan pada artikel penelitian trial semakin lama intervensi menunjukkan hasil yang lebih efektif. Kesimpulan: Fortifikasi zat besi pada tepung terigu memiliki dampak yang baik dalam menanggulangi anemia namun bukti ilmiah terkait hal ini masih terbatas untuk itu diperlukan penelitian individual dan systematic review selanjutnya serta diharapkan dapat menggunakan pertanyaan penelitian yang lebih luas. Kata kunci : Fortifikasi,tepung terigu, zat besi,anemia
DESCRIPTION OF MOTHER’S SELF EFFICACY IN COMPLEMENTARY FEEDING AND STUNTING AMONG CHILDREN Nugraheni Dwi Pratiwi Putri; Veni Hadju; Rahayu Indriasari; Healthy Hidayanty; Marini Amalia Mansur
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 12 No. 1 (2023): Vol.12, No.1, 2023: Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v12i1.26568

Abstract

Introduction: Stunting is a chronic malnutrition problem caused by lack of nutritional intake for a long time, resulting in growth disorders in children, namely the child's height is shorter than the standard age. Mother's self-efficacy in offering MP-ASI is a mother's self-confidence in carrying out the feeding process which includes the quantity and quality of MP-ASI, safety in providing food and the responsive feeding. Objective: To describe the mother's self-efficacy in giving complementary feeding and the incidence of stunting in children aged 6-23 months. Methods: This study used a descriptive design. Involving 100 samples of baduta and mothers, obtained by cluster random sampling technique. Data was collected by using a complementary feeding self efficacy (CFSE) questionnaire and measuring baduta’s body length using a lengthboard. This research was conducted on Barrang Lompo Island, Makassar City. Descriptive data analysis using SPSS 25 application. Result: Mother's self-efficacy in the high category is 52% and low 48%. Majority of mother's self-efficacy in giving complementary feeding tends to be low in the quality and quantity aspects of MP-ASI is 55% and the responsive feeding aspect is 52%. The incidence of stunting reached 31% of the total sample. Conclusion: There are still many mother's self-efficacy in the low category, especially in the quality and quantity of MP-ASI aspects and responsive feeding aspects. The incidence of stunting is 31%. Mentoring are needed for mothers whose self-efficacy is still low and increased knowledge of mothers through nutrition education, especially about stunting and providing good complementary feeding. Keywords: Stunting, Mother's self-efficacy, Complementary Feeding, Baduta