Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Cattle Farmers Participation in Rural Development Program in Bantul Yogyakarta Guntoro, Budi; Prasetyo, Anang Febri; Sulastri, Endang
ANIMAL PRODUCTION Vol 18, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.372 KB) | DOI: 10.20884/1.anprod.2016.18.3.537

Abstract

The purpose of this study to determine the level of participation, identify the factors that influence the participation of farmers and to analysis the effect of participation in the Scholars develop village or Sarjana Membangun Desa (SMD) program. The research was conducted on a group of beef cattle in the SMD program Bantul Yogyakarta Province. Primary data were collected by survey method using questionnaire interviews on 8 SMD groups consisting of 42 members. Analysis of the level of participation of farmers using discriptive analysis, while to analysis factors that affect the participation of farmers and the influence of participation to the success of the program was used multiple linear regression analysis with SPSS tools for windows 16. The result analysis shows that farmers level participation in planning, 71.43% farmers had low participation; 59.52% farmers in the implementation stage had participation that was middle level. On stage of evaluation 54.76% farmers had low participation and in stage sharing benefits 50% farmers had low participation. Success of the program SMD viewed from population cattle declined from 184 head to 107 head, while the existing capital in the group also decreased from IDR 2.904.000.000 to IDR 1.182.000.000 seen from number of members group declined from 185 farmers being 114 farmers. Regression analysis showed that age, occupation, level of formal education, non-formal education, long became members of the group, farming experience, family income, number of dependents, land holdings, cosmopolitan, group motivation, the role of SMD, and the role of agency participation of farmers had not been able to explain the participation of farmers and the value of R2 value of 0.132 (13.2%). Partially no factor capable of affecting farmers participation. Further results of the regression analysis with the participation of relationship success SMD program showed no effect with R2 value of 0.01.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Gaharu (Grynops versteegii) terhadap Stres Transportasi pada Broiler Jantan Ujang Suryadi; Anang Febri Prasetyo; Erfan Kustiawan; Urfa Khoirotun Khisan
Jurnal Agripet Vol 21, No 2 (2021): Volume 21, No. 2, Oktober 2021
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v21i2.19957

Abstract

ABSTRACT. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun Gaharu (Grynops verstegii) sebelum transportasi terhadap stres transportasi dan penyusutan bobot badan pada broiler jantan. Materi yang digunakan sebagai sampel yaitu 60 ekor dari 200 ekor broiler jantan yang dipelihara, dan ekstrak daun Gaharu dari hasil destilasi. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan uji lanjut Duncan’s. Broiler jantan yang digunakan dalam penelitian terbagi menjadi 4 perlakuan level pemberian ekstrak daun Gaharu yang berbeda. Pemberian ekstrak daun Gaharu berdasarkan pada bobot badan (BB) broiler, yaitu P0 (tanpa pemberian ekstrak daun Gaharu sebagai kontrol ), P1 (250 mg/kg BB), P2 (300 mg/kg BB), P3 (350 mg/kg BB), setiap perlakuan memiliki lima ulangan dan setiap ulangan menggunakan 3 ekor. Parameter yang diamati adalah penyusutan bobot badan, frekuensi denyut jantung, suhu tubuh, dan frekuensi Pernafasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun Gaharu (Grynops verstegii) tidak berpengaruh nyata (P0,05) terhadap persentase susut bobot badan broiler, frekuensi denyut jantung, suhu tubuh dan frekuensi pernafasan. Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun Gaharu sebelum transportasi pada broiler tidak berpengaruh terhadap penurunan stres setelah transportasi hal ini ditunjukkan oleh perubahan suhu tubuh, frekuensi pernafasan, peningkatan denyut jantung dan penyusutan bobot badan yang tidak berbeda nyata (P0.05) dibandingkan dengan kontrol.  (The effect of agarwood leaf extract (Grynops versteegii) on transport stress in male broilers) ABSTRAK. This study aims to determine the effect of adding agarwood leaf extract a source of antioxidants before transportation on body weight loss and the physiological conditions of broilers. The materials used were 60 male broilers as samples and agarwood leaf extract obtained through the extraction process using the distillation method. This study used experimental methods with a completely randomized design (CRD) with Duncan's test. The broilers used in the study consisted of 4 treatment groups with different levels of Gaharu leaf extract, they were P0 (control), P1 (250 mg/kg body weight, P2 (300 mg/kg body weight), P3 (350 mg/kg body weight), each treatment was repeated five times and each repetition used 3 individuals. The parameters observed were weight loss, heart rate frequency, increase in body temperature, and respiratory rate. The results showed that the addition of agarwood leaf extract (Grynops verstegii) had no significant effect (P 0.05) on the percentage of broiler body weight loss, heart rate frequency, increased body temperature and respiratory frequency. It was concluded that the addition of agarwood leaf extract before transportation could not reduce body weight loss and the physiological conditions of broilers.
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN TERNAK SEBAGAI PUPUK ORGANIK DI KABUPATEN JEMBER Anang Febri Prasetyo; . Purwoto; Ujang Suryadi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.436 KB) | DOI: 10.35726/jpmp.v6i2.557

Abstract

Meningkatnya populasi sapi potong di Kabupaten Jember menimbulkan permasalahan lingkungan pencemaran lingkungan karena banyaknya limbah ternak yang tidak di kelola dengan baik. Sebagian besar peternak di Kabupaten Jember belum mampu mengelola limbah ternak dengan baik, hal ini ditandai dengan 1) peternak membuang libah ke saluran air sehingga mencemari lingkungan, 2) peternak secara langsung menggunakan limbah ternak ke lahan yang justru merusak tanaman. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peternak dalam; 1) proses pembuatan pupuk organik, 2) aplikasi penggunaan pupuk organi di lahan. Pengabdian ini dilaksanakan pada peternak sapi potong mitra dinas peternakan Kabupaten Jember. Hasil pengabdian ini diketahui bahwa membuat pupuk organik perlu penambahan bahan yaitu starter, arang sekam, kapur, serbuk gergaji dengan tujuan untuk meningkatkan unsur hara pupuk organik. Aplikasi pupuk organik pada lahan pertanian tidak menggantikan pupuk kimia, namun mampu memperbaiki unsur hara dalam tanah. Limbah ternak sapi yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk memperbaiki unsur hara pada lahan pertanian yang sudah sangat tergantung dengan pupuk kimia. Oleh sebab itu pembuatan pupuk organik perlu terus di sosialisasilkan pada masyarakat terutama petani dan peternak di pedesaan yang minim akses informasi dan teknologi.
PENINGKATAN KETRAMPILAN BETERNAK DI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) NIRWANA DI KECAMATAN PATRANG, KABUPATEN JEMBER Anang Febri Prasetyo
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.183 KB) | DOI: 10.35726/jpmp.v4i1.260

Abstract

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Nirwana yang berada di Kecamatan Patrang merupakan usaha ternak domba yang dikembangkan oleh keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH). Permasalahan bagi mitra adalah keterbatasan IPTEK dan lemahnya ekonomi anggota, sehingga usaha ternak domba yang dijalankan oleh kelompok sulit untuk berkembang. Permasalahan sosial pada anggota KUBE juga memaksa peternak menjual hasil ternaknya untuk kebutuhan hidup sehari hari, sehingga ternak domba yang dipelihara tidak berkembang. Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk meningkatkan ketrampilan dan wawasan peternak dalam mengembangkan usaha ternaknnya. Solusi yang ditawarkan adalah pemanfaatan MOL(Mikro Organisme Lokal) dan pengolahan limbah ternak agar bernilai ekonomis. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya pelatihan, dan praktik pembuatan pupuk organic, pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) dan pupuk organic cair. MOL yang telah di buat dapat diginakan untuk membuat pakan fermentasi untuk mengatasi masalah pakan saat musim kemarau, sedangkan pupuk organic cair dan pupuk organic telah di jual sehingga dapat menambah penghasilan peternak. Kata Kunci : Pelatihan, Ternak, domba, Kube, Mikro Organisme Lokal
PEMANFAATAN MIKRO ORGANISME LOKAL SEBAGAI STARTER PEMBUATAN PUPUK ORGANIK LIMBAH TERNAK DOMBA Anang Febri Prasetyo; Ujang Suryadi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.461 KB) | DOI: 10.35726/jpmp.v2i2.211

Abstract

Tujuan Program Inkubasi Bisnis Teknologi dapat mendorong terciptanya usaha peternakan dan peningkatan kemampuan Kelompok Peternak dalam mengelola usaha peternakannya. Salahsatu usaha yang dikembangkan dalam kelompok ternak nusantara adalah pembuatan pupuk organic, untuk memenuhi kebutuhan petani disekitar lokasi. Kendala yang dihadapi oleh peternak dalam mengembangkan pupuk organic adalah ketidak mampuan dalam mengembangkan MOL (mikro organisme local) sebagai bioaktivator untuk mempercepet proses dekomposisi limbah ternak domba. Metode dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, pelatihan, monitoring dan evaluasi. Program Inkubasi Bisnis Teknologi pada kelompok ternak nusantara ini telah berhasil mengembangkan MOL (mikro organisme local) yang dapat dimanfaatkan sebagai  bioaktivator dalam pengomposan limbah ternak. MOL produksi kelompok ternak nusantara telah diuji cobakan pada anggota, dengan hasil yang cukup baik.
KONSUMSI SUSU KELUARGA PETERNAK SAPI PERAH ANGGOTA KOPERASI PETERNAK SAPI PERAH SETIA KAWAN Anang Febri Prasetyo
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 16 No 1 (2016): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v16i1.3

Abstract

Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang penting bagi tubuh manusia untuk mencukupi kebutuhan gizi. Meskipun sangat bermanfaat jumlah  konsumsi susu masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Peternak sapi perah merupakan masyarakat yang dalam kesehariannya bersentuhan langsung dengan susu. Dengan demikian mengetahui konsumsi susu peternak sapi perah sangat penting. Tujuan penelitian ini 1) Mengetahui karakteristik peternak sapi perah anggota KPSP Setia Kawan. 2) Mengatahui jumah konsumsi susu pada keluarga peternak sapi perah. 3) Mengetahui faktor-faktor yang  mempengaruhi konsumsi susu segar pada keluarga peternak sapi perah. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2015 pada peternak sapi perah anggota KPSP Setia Kawan, Pasuruan, Jawa Timur. Penentuan sampel penelitian ini ditentukan secara purposive, yaitu pada peternak yang memiliki sapi laktasi sebanyak 39 keluarga peternak.  Metode analisis yang digunakan dengan analisis deskriptif dan regresi. Hasil analisis regresi parsial menunjukkan bahwa (X1) nilai thitung sebesar 0,930 dengan signifikansi 0,359 > α=0,05; (X2) nilai thitung sebesar -0,616 dengan signifikansi 0,542 > α=0,05; (X3) nilai thitung sebesar -0,975 dengan signifikansi 0,336 > α=0,05; (X4) nilai thitung sebesar 2,473 dengan signifikansi 0,019 < α=0,05, Hal ini menunjukkan bahwa faktor jumlah kepemilikan indukan sapi perah mempengaruhi jumlah konsumsi susu keluarga peternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 12,82% keluarga peternak menyisihkan 1 liter susu untuk di konsumsi.
PERAN KELEMBAGAAN PETERNAK DALAM ADOPSI TEKNOLOGI Anang Febri Prasetyo; Aan Awaludin
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 16 No 2 (2016): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v16i2.298

Abstract

Selama ini kelembagaan peternak masih dipandang belum mampu menjadi sarana untuk meningkatkan adopsi teknologi dan sarana dalam bertukar informasi didalam kelompok peternak. Tujuan penelitia ini untuk menganalisis peranan kelembagaan peternak dalam meningkatkan adopsi teknologi. Penelitian ini dilakukan pada kelompok ternak lembahmeru, Kabupaten Jember dengan jumlah sampel seluruh anggota yang berjumlah sebanyak 20 peternak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis korelasi. Peran kelembagaan di kelompok ternak lembah meru terkait penyebaran informasi teknologi, wadah kerjasama, dan pendapatan peternak cukup tinggi. Namun, peran kelembagaan dalam edukasi peternak masih dirasakan belum optimal. Penerapan teknologi di kelompok ternak lembah meru masih sangat rendah. Hal ini kelompok ternak lembah meru sedang pada tahap menilai teknologi.berdasarkan hasil analisis korelasi antara peran kelembagaan dengan tingat adopsi teknologi peternak di kelompok ternak lembah meru tidak memiliki pengaruh, namun hasil analisi menunjukkan nilai yang positif. Diharapkan kepada kelompok ternak lembah meru mampu meningkatkan edukasi kepada anggota kelompok ternak dalam penerapan teknologi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi InovasiDan Kapabilitas Peternak Pada Kelompok Ternak Kambing Anang Febri Prasetyo; Nurkolis Nurkolis; Ujang Suryadi
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 17 No 2 (2017): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v17i2.544

Abstract

The development of livestock sub-sector is one of the strategic choices in supporting the national economy. Technological innovation plays a very big role in efforts to increase productivity and food production, especially livestock. Livestock groups are a good way to apply innovation to breeders. Institutional livestock is expected to be a means to increase technology adoption. This study aims to analyze the factors that affect the adoption of technology in dairy goat breeders. This research was conducted in Lembah Meru, Jember in August-September 2016, using descriptive method of case study. The results showed that internal factors such as age, educational level, farming experience, number of family members, livelihood, income level, motivation, and number of livestock ownership have no significant effect on technology adoption rate. Factors of age, education level, number of family members, and type of livelihood have a positive value on the rate of technology adoption. The capability of breeders in managing innovation shows high yields such as: (1) adaptability with innovation; (2) the ability to refine innovation; (3) the ability of commitment to innovation; (4) the ability to implement innovation; And (5) the ability to manage the available resources.
Uji Kualitas Fisik dan Mikroskopis (pH, Kadar Air dan Jumlah Total Mikroba) Daging Broiler di Kabupaten Jember Hariadi Subagja; Dini Aprilia; Agus Hadi Prayitno; Anang Febri Prasetyo; Wida Wahidah Mubarokah
JURNAL TRITON Vol 13 No 1 (2022): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v13i1.237

Abstract

Daging broiler adalah salah satu produk pangan asal peternakan yang banyak diminati masyarakat karena merupakan sumber protein hewani yang mengandung asam amino esensial dan nilai gizi yang baik bagi tubuh manusia. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat cemaran bakteri daging broiler yang dijual pada Pasar Tradisional dan Modern di Kabupaten Jember. Sebanyak 30 sampel daging broiler diambil secara acak (random sampling) dari 3 pasar tradisional dan 3 pasar modern di Kabupaten Jember. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Parameter yang diamati yaitu nilai pH, kadar air, dan total mikroba daging. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan independent sample t test dan dianalisis secara deskriptif dengan kondisi di lapangan. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa daging yang diperoleh dari pasar tradisional memiliki rata-rata nilai pH 5,79, sedangkan daging dari pasar modrn memiliki rata-rata nilai pH 5,96. Daging dari pasar tradisional memiliki kadar air 76,40%, sedangkan kadar air daging dari pasar modern yaitu 75,21%. TPC daging broiler dari pasar tradisional lebih tinggi dari pasar moder. Jumlah TPC daging dari pasar tradisional yaitu sebesar 6,055 x 107 dan jumlah TPC daging pada pasar modern yaitu 2,636 x 105.Kesimpulan dari penelitian ini yaitu daging broiler yang diperoleh dari pasar modern memiliki nilai TPC yang telah sesusai dengan SNI (3924:2009),sedangkan daging dari pasar tradisional memiliki nilai TPC melebihi standar maksimum yang telah ditentukan SNI. Tingginya jumlah TPC daging pada pasar tradisional menyebabkan daging dari pasar tersebut memiliki kualitas yang kurang baik karena tingginya jumlah mikroba dalam daging yang menyebabkan daging lebih cepat rusak.
Strategi Pengembangan Usaha Peternakan dan Pengolahan Susu Kambing di Goatzilla Farm Anang Febri Prasetyo; Nurkholis Nurkholis
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Ilmu Peternakan Terapan
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aimed to analyze the development strategy of business and goat milk processing in the Goatzilla Farm, Lumajang, East Java. This research was descriptive. Methods of data by surveys using questionnaires. Data were analyzed by SWOT matrix to find out opportunities and threats in Goatzilla Farm. The results of the study used SWOT analysis. Alternative strategies recommendated in the Goatzilla Farm were SO strategies (Strength Opportunities), namely comparative strategy primacy, efficiency and internal development, and information technology to improve product quality. The results of the study showed to need cooperation with the government, farmers, and distribution networks to provide raw materials and increased product sales. The threat of Goatzilla Farm needed to watch out for was licensing which was processed immediately to support a bargaining position. There was no sufficient licensing, it could threat the sustainability of the business.Â