Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Perubahan Kebiasaan Makan Mahasiswa Peminatan Gizi Selama Masa Pandemi Covid 19 Reny Noviasty; Rahmi Susanti
Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman (JKMM) Vol.2 No.2 Desember(2020) : Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman (JKMM)
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jkmm.v2i2.5079

Abstract

Latar Belakang & Tujuan: Pandemi Covid 19 diketahui telah menyebabkan beberapa perubahan terhadap pola hidup masyarakat di dunia, tidak terkecuali masyarakat di Indonesia. Kebiasaan makan termasuk pola hidup yang juga mengalami perubahan termasuk pada mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan formal di perguruan tinggi khususnya bagi mahasiswa peminatan gizi yang sebeumnya telah dibekali pengetahuan tentang kebiasaan konsumsi yang sesuai dengan prinsip gizi seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan kebiasaan konsumsi yang terjadi pada mahasiswa peminatan gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman. Metode: Penelitian dilakukan pada bulan November-Desember 2020 terhadap 64 mahasiswa peminatan gizi. Kuesioner disebarkan secara online menggunakan google form. Hasil: Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terjadi perubahan kebiasaan konsumsi yang teridenitfikasi yakni responden mengakui makan lebih banyak selama pandemi sebnyak 59,38% responden, terjadi peningkatan konsumsi cemilan (43,75%), serta peningkatan konsumsi sayur dan buah masing-masing 51,56% dan 62,5%. Kesimpulan: Sebaiknya tetap dilakukan upaya edukasi terhadap mahasiswa untuk dapat mengurangi resiko terjadinya pola konsumsi yang tidak seimbang serta pola hidup sedentary yang dapat menyebakan terjadinyagangguan gizi dan penyakit tidak menular.Kata Kunci: Mahasiswa Gizi, Pola konsumsi, COVID-19
Body Image Negatif Berhubungan Dengan Rendahnya Aktifitas Fisik Pada Remaja Putri Wilayah Puskesmas Pasundan Kota Samarinda Zakina Octaviano; Annisa Nurrachmawati; Reny Noviasty
Jurnal Kesehatan Panrita Husada Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (Stikes Panrita Husada Bulukumba)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37362/jkph.v6i1.371

Abstract

Remaja putri cenderung lebih berisiko mengalami permasalahan kesehatan, terutama mengenai citra tubuh (body image) dan status gizi. Aktivitas fisik bermanfaat untuk kesehatan fisik dan psikologis. Frekuensi aktivitas fisik menurun secara signifikan pada remaja putri pada saat mencapai usia 17 tahun. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan body image dan status gizi dengan aktivitas fisik siswi kelas X dan XI di SMA dan SMK swasta wilayah kerja puskesmas pasundan Kota Samarinda tahun 2019. Desain yang digunakan yaitu cross sectional study dengan 141 orang siswi, teknik pengambilan sampel secara stratified random sampling. Data variabel body image diambil dengan menggunakan kuesioner MBSRQ-AS, status gizi ditentukan menggunakan perhitungan IMT yang didapatkan dari pengukuran antropometri dan data aktivitas fisik diambil dengan menggunakan kuesioner PAQ-A. Analisa data menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil analisis penelitian menunjukkan sebesar (49,6%) responden berusia 16 tahun. Mayoritas mempunyai aktivitas fisik rendah (62,4%), body image negatif (66,0%), dan mempunyai status gizi normal (66,0%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara body image dan aktivitas fisik (p=0,005). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan aktivitas fisik (p=0,401). Kesimpulan yang diperoleh yaitu hasil analisis menunjukkan kecenderungan semakin negatif body image maka semakin rendah aktivitas fisik.
UNDERWEIGHT, STUNTING, WASTING DAN KAITANNYA TERHADAP ASUPAN MAKAN, PENGETAHUAN IBU, DAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN Risky Amelia Rhamadani; reny noviasty; Ratno Adrianto
JURNAL RISET GIZI Vol 8, No 2 (2020): November (2020)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v8i2.6329

Abstract

Background : Nutrition problems in toddlers become a public health problem when it exceeds WHO indicators in which the issue of malnutrition and undernutrition 17.8%, short toddlers 27.5% and thin toddlers 11.1%. The problem of undernutrition, short and thin toddlers are public health problem in the chronic category.Objective :  to determine the factor related to the nutritional status of toddlers in Loa Ipuh Health Centre. The design of this research is a cross-sectional study with total sample of 97 toddlers. Data collection uses anthropometric measurements, 24 hours of form food recall and questionnaires for mother's knowledge of breastfeeding complementary feeding and the utilization of health services.Method : Data analysis is using Pearson product-moment test with a significance level of 0.05. The results showed that there was a significant positive relationship between the food intake with the WAZ (P=0,000), HAZ (P=0,000) and  WHZ (P=0,021), mother's knowledge about complementary feeding with the WAZ (P=0,041), HAZ (P=0,010) and WHZ (P=0,010), utilization of health services with the WAZ (P=0,007), HAZ (P=0,009) and WHZ (P=0,006). Result : there is a significant positive relationship between intake of toddler feeding, mother's knowledge about complementary feeding and the utilization of health services with the nutritional status of toddlers WAZ, HAZ, and WHZ. Access to health services should be improved and evenly distributed throughout the health centre area.Conclusion : There is a significant positive relationship between food intake for children under five, maternal knowledge about complementary foods and health service utilization with the nutritional status 
EDUWHAP REMAJA SIAP CEGAH STUNTING DALAM WADAH KUMPUL SHARING REMAJA Reny Noviasty; Mega Indriani; Fadillah Rahayu; Firdaus Firdaus
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.4.2.494-501.2020

Abstract

Intervensi untuk mencegah terjadinya peningkatan prevalensi stunting dapat dilakukan pada siklus daur hidup di tahap remaja, yang merupakan seorang calon ibu. Remaja yang telah dipersiapkan sejak dini untuk mengetahui permasalahan stunting berarti kita telah mempersiapkan ibu yang memiliki pengetahuan cukup dalam pemenuhan gizi anak untuk mencegah stunting. Kota Samarinda yang merupakan ibukota provinsi merupakan daerah kota tetapi masih memiliki prevalensi balita stunting yang tinggi. Salah satu wilayah yang menjadi target pengentasan masalah gizi di Samarinda adalah wilayah kelurahan Bukuan, dimana lokasi tersebut menjadi salah satu kantong malnutrisi di Kota Samarinda. Salah satu sasaran program pendidikan kesehatan ini adalah meningkatkan pengetahuan remaja sebesar 30% tentang persiapan Perkawinan untuk pencegahan terjadinya stunting. Remaja yang terlibat dalam program Eduwhap DAPUR BAJA berjumlah 20 remaja yang berasal dari di Rt 07, Rt 08 dan Rt 11. Kegiatan dilakukan dengan pemberian informasi dan edukasi melalui wadah kumpul sharing bagi remaja (DAPUR BAJA) yang kemudian membentuk grup melalui aplikasi Whatsapp. Media edukasi diberikan dalam bentuk ppt, video, dan komik yang disertai sesi sharing dan diskusi dengan narasumber. Penilaian pemahaman remaja melalui pre-post test dan didapatkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan remaja yang mana sebelumnya 30% menjadi 85% untuk materi PUP dan peningkatan 59% untuk materi stunting. Kata kunci: Edukasi online, Whatsapp, Remaja, Stunting ABSTRACT Interventions to prevent an increase of stunting prevalences can be carried out in the life cycle of an adolescent, who become a mother. Preparing adolescents from an early age to find out about stunting problems means that we have prepared mothers who have sufficient knowledge in fulfilling child nutrition to prevent stunting. Samarinda, which is the provincial capital, is a city area but still has a high prevalence of stunting under five. One of the areas targeted for alleviating nutritional problems in Samarinda is the area of Bukuan Village, where this location is one of the pockets of malnutrition in Samarinda. One of the goals of this health education program is to increase adolescent knowledge by 30% about marriage preparation to prevent stunting. There are 20 teenagers involved in the DAPUR BAJA Eduwhap program from Rt 07, Rt 08 and Rt 11. Programme are carried out by providing information and education through a sharing gathering forum for teenagers (DAPUR BAJA) who then form groups through the Whatsapp application. Educational media are provided in the form of ppt, video, and comic, combined by sharing and discussion sessions with resource persons. Assessment of adolescent understanding through pre-post test and it was found that there was an increase in adolescent knowledge from 30% to 85% after intervention in PUP topics and increase 59% for stunting topics. Keywords: Online education, Whatsapp, Adolescent, Stunting, Reproduction health
Sindrom Makan Malam dan Hubungannya dengan Beban Belajar pada Pelajar SMAN 11 Kota Samarinda Reny Noviasty; Rahmi Susanti; Riza Hayati Ifroh; Muhammad Nadzir Mushoffa
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 5, No 1 (2021): JIK-April Volume 5 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v5i1.371

Abstract

Sindrom makan malam merupakan salah satu perilaku makan menyimpang yang apabila tidak dideteksi secara dini dapat menyebabkan gangguan gizi pada remaja. Sindroma makan malam sebelumnya telah banyak diteliti pada mahasiswa, untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi kecenderungan terjadinya sindrom makan malam pada remaja yang lebih muda yang pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA), serta melihat hubungannya dengan kepercayaan diri dan beban kerja terkait belajar.Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross sectional pada 71 orang siswa-siswi SMAN 11 Kota Samarinda, dengan menggunakan kuesioner NEQ untuk mengukur Sindroma Makan Malam, Rosenberg Self-Esteem Scale untuk mengukur kepercayaan diri dan Subjective Workload Asessment Technique (SWAT) untuk mengukur beban kerja pada Pelajar.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat 38,0% pelajar yang mengalami sindro makan malam. Berdasarkan hasil uji koefisien kontingensi diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan (p=0,030) antara beban kerja pelajar dengan Sindroma makan malam, namun tidak terdapat hubungan signifikan antara kepercayaan diri pelajar dengan sindroma makan malam.Sindroma makan malam ditemukan pada pelajar dan berhubungan dengan beban kerja pelajar, sehingga penting untuk memperhatikan beban belajar para remaja untuk memastikan bahwa remaja tidak berisiko untuk mengalami perilaku makan meyimpang yang dapat berdampak pada masalah gizi dan kesehatan remaja
SINDROM PRAMENSTRUASI PADA REMAJA Rahmi Susanti; Reny Noviasty; Riza Hayati Ifroh
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 15 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v15i1.748

Abstract

Menstruasi merupakan suatu pengalaman bagi remaja perempuan. Pengalaman menstruasi dapat mengejutkan dan penuh emosional. Respon terhadap menstruasi dapat berupa respon positif bahkan negatif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang respon remaja yang terjadi saat pramenstruasi dan menganalisis faktor yang terkait dengan menstruasi yakni usia pertama kali menstruasi, kebiasaan sarapan, dan gangguan somatik dan afektif yang muncul pramenstruasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja putri SMA swasta X di Kota Samarinda, sampel yang diambil merupakan remaja putri yang telah mengalami fase menstruasi dan berjumlah 35 siswi. Berdasarkan uji univariat, sindrom yang paling sering dikeluhkan oleh remaja selama fase pramenstruasi adalah suka marah (82,9%), perasaan campur aduk (74,3%) dan sebanyak 74,3% remaja melaporkan pengalaman nyeri saat periode berlangsung (dysmenorrhea). Hasil uji bivariat menunjukkan ada hubungan kebiasaan sarapan dengan gangguan afektif  (p-value: 0,012), sedangkan pada faktor lain tidak ditunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Penelitian ini memberikan informasi bahwa dari keseluruhan remaja, 82,8% melaporkan keluhan non fisik dan 74,2% mengalami keluhan fisik saat periode sebelum dan saat menstruasi.
Komposisi Menu Sarapan dan Status Gizi Pelajar Boarding School SMP Muhammadiyah 5 Samarinda Reny Noviasty; Nurul Afiah; Rahmi Susanti; Muhammad Nadzir Mushoffa Suja’i; Aiva Dg Pakkerai; Umi Cahyantari; Ninik Wirasti
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 4 No 1 (2020): July
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v4i1.44

Abstract

Remaja awal memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi sarapan dalam komposisi yang tidak lengkap berdasarkan konsep gizi seimbang. Komposisi yang tidak lengkap dapat menyebabkan tidak terpenuhinya asupan gizi harian remaja yang berimpilkasi terhadap gangguan gizi maupun kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku sarapan siswa-siswi salah satu SMP swasta unggulan di Kota Samarinda yang terdiri dari komposisi menu sarapan serta waktu sarapan serta menilai hubungan antara komposisi menu dengan status gizi remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan terhadap 113 siswa-siswi SMP Muhammadiyah 5 Kota Samarinda dengan menggunakan kuesioner kebiasaan sarapan. Pengukuran antropometri berupa pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk menilai status gizi responden berdasarkan IMT/U. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden (99,1%) terbiasa sarapan setiap hari, namun (100%) pelajar mengkonsumsi sarapan dengan komposisi tidak sesuai dengan konsep gizi seimbang dimana mayoritas (39,8%) mengkonsumsi sarapan dengan komposisi menu 4 jenis yakni terdiri dari makanan pokok, makanan sumber protein hewani, protein nabati dan sayur. Status gizi (IMT/U) responden (88,5%) terkategori gizi baik. Tidak terdapat hubungan antara komposisi menu dengan status gizi responden (p=0.216). Kebiasaan sarapan yang dilakukan pelajar setiap hari secara kontinu sebaiknya diikuti dengan peningkatan kualitas sarapan yang dapat dipenuhi dengan melengkapi komposisi menu sarapan sehingga remaja awal dapat mempertahankan status gizi baik
Karakteristik Nutrisi Korban dan Pelaku Bullying Pada Anak Usia Sekolah Dasar Reny Noviasty; Rahmi Susanti; Ika Wulan Sari
Al-Sihah : The Public Health Science Journal Volume 9, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.867 KB) | DOI: 10.24252/as.v9i2.3761

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik gizi terkait kebiasaan makan diantaranya frekuensi makan dalam sehari, kebiasaan sarapan, konsumsi fast food, soft drink, dan cemilan, serta status gizi dengan indeks IMT/U anak usia sekolah yang menjadi korban maupun pelaku bullying serta kecenderungan perilaku bullying terjadi pada anak dengan status gizi tidak normal. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi kecenderungan atau prediksi. Penelitian ini dilakukan pada anak SD kelas 5 usia 10-12 tahun. Siswa-siswi yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 46 anak. Pada penelitian ini akan dilakukan Penilaian Kebiasaan konsumsi dan Perilaku Bullying dilakukan dengan menggunakan kuesioner sementara status gizi diukur menggunakan pengukuran antropometri.  Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebanyak dari 26 anak (56,5%) yang menjadi korban bullying, 12 anak (46,2%) terkategori status gizi normal, 14 anak (53.5%) terkategori malnutrisi (11,5% kurus, 15,4% gemuk, 26,9% obesitas), sementara terdapat 17 anak (36,9%) yang menjadi pelaku bullying dimana 8 anak (47.1%) terkategori status gizi normal dan 9 anak (52.9%) terkategori malnutrisi (17,6% gemuk, 35,3% obesitas). Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa terdapat 3 anak (6,5%) yang terkategori menjadi korban sekaligus pelaku bullying dengan status gizi 100% mengalami obesitas. Tidak terlihat perbedaan yang significant pada karakteristik gizi antara korban dan pelaku bullying pada anak SD. Tapi terlihat adanya kecenderungan bahwa yang menjadi korban maupun pelaku bullying adalah mereka yang terkategori gemuk dan obesitas. Diperlukan peran orang tua maupun pihak sekolah untuk memantau pola konsumsi dan status gizi dalam upaya pencegahan bullying yang disebabkan oleh ukuran tubuh. 
Screening of Eating Disorders Risk with Scoff Tool on Adolescents in Samarinda City Sitti Badrah; Reny Noviasty; Rahmi Susanti
Journal La Medihealtico Vol. 1 No. 2 (2020): Journal La Medihealtico
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v1i2.118

Abstract

Adolescents’s Eating behavior that generally expects slim body increases the risk of eating disorders which causes poor nutritional needs. The objective was to identify the risk of eating disorder with SCOFF Tools for students in SMAN/S in Samarinda. The design was quantitative descriptive with SCOFF Screening instrument consisting 5 questions namely makin yourself (sick); Worry having lost (Control); Lost more than 6,35kg (One Stone); Believing Yourself (Fat); (Food) dominated your life. The random sampling technique use to selection that located in Samarinda consisting of 10 districts with a total of 39 SMAN/S high schools by measuring changes in eating disorders. The analysis using Pearson correlation test and simple linear regression. The research was obtained by 812 respondents from 19 SMAN/S in Samarinda. The data collection based on age there are 273 students aged 16 years, 25 students aged 14 years and 82 students aged over 17. There are 468 students who have a normal BMI, 35 students are mildly obese and 60 students are mild having overweight status and BMI under 17 as many as 124 students who are underweight. Eating disorder risk screening results with the SCOFF Tool found 57.4% of high school children are at risk of eating disorders. It can be concluded that adolescents in Samarinda tend to be at risk of eating disorders so that early intervention is needed to prevent prolonged malnutrition.
The Association between Sleep Duration, Breakfast Routine and Nutritional Status in Indonesian Adolescents during COVID-19 Pandemic Muhammad Nadzir Mushoffa Suja’I; Reny Noviasty; Eva R Kurniawati; Ratih Wirapuspita Wisnuwardani
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 10, No 2 (2022): Juni
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgi.10.2.168-180

Abstract

Background: Adolescents are susceptible to nutritional status issues, both undernutrition, and over-nutrition, becoming a public health concern promptly. There were 912 junior and high-school adolescents who were obese and 249 high-school adolescents who had low body mass index (BMI) in Samarinda City. During the COVID-19 pandemic, adolescents experienced changes in sleep duration, and many adolescents were skipping breakfast. Sleep duration and breakfast can affect the nutritional condition of adolescents. Objectives: The purpose of this study was to determine the association between sleep duration, breakfast routine and BMI in Samarinda, Indonesian adolescents during COVID-19 pandemic.Materials and Methods: A total of 340 adolescents was sampled and assessed using a cross-sectional technique to ascertain their sleep duration, breakfast routine, and nutritional status. Nutritional status was classified based on BMI-for-age and z-value BMI. The amount of sleep duration was calculated by the average wake time and sleep time. Breakfast routine was obtained from seven days of breakfast before 9 am. Then, using multivariate analyses were tested for sleep duration, BMI z-value, breakfast routine, and nutritional status.Results: This study revealed that 68.5% had good nutrition, with an average sleep duration of 8 hours (65.9%) and irregular breakfast (59.1%). Nutritional status was significantly influenced by breakfast routine (p=0.044), gender (p<0.001), and mother’s employment (p<0.001). A cubic association was found between sleep duration and BMI (p=0.045); and a significant association between breakfast routines and BMI, independent from age, gender, ethnicity, school.Conclusion: Adolescents must consider their sleep duration and the frequency and composition of their breakfast. Future study in the longitudinal study is needed to explore in more detail.