Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Strategi Pengembangan Wirausaha Pemuda Dalam Mewujudkan Wirausahawan Mandiri Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi pada Koperasi Sumekar di Kampung Sanggrahan Pathuk Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Lusmino - Basia; John Suprihanto; Armaidy Armawi
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 22, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.10226

Abstract

ABSTRACTEfforts to developed the young entrepreneurs was part of the national policy of youth development. This study aimed to analyzed the development strategy of entrepreneurial youth in realizing the independent entrepreneur in Sanggrahan Village Pathuk District of Ngampilan Yogyakarta, then to analyzed aspects of the constraints that occured during the running of entrepreneurship, the latter to analyzed the economic resilience of family entrepreneurs, in Sanggrahan Village Pathuk District of Ngampilan Yogyakarta.The method used was merging the descriptive method of qualitative and quantitative methods deskrftif, using structured interviews, questionnaires and literature. Youth development strategy to measured efforts in realizing the independent entrepreneur used seven indicators, in addition to measuring the economic resilience of the families of the young entrepreneurs in Sanggrahan Village Pathuk District of Ngampilan Yogyakarta where two indicators, was used namely income entrepreneurs with minimum wage standards and the family needs of Yogyakarta.Results of this study showed from 7 indicators of entrepreneurial development strategy in realizing the independent entrepreneur there were three (3) indicators which had not been effectively implemented by the youth, namely leadership, marketing and business legality. These were caused by a lack of resources and capital owned in an effort to developed  product marketing and business legality, Indicator development strategy in realizing the independent entrepreneur in the form of motivation and creativity had been done well by the youth, but in terms of competition and market changes still encountered obstacles in the form product pricing efforts that did not refer to the policies set prices government in the form of changes in market prices the increase in fuel prices and electricity tariffs that would be a hindrance youth in becoming independent entrepreneur. From the total number of 36 (thirty six), young entrepreneurs family economic security aspects of revenue was earned by 67 percent and from the aspect of needs was obtained by 66.7 percent. The percentage thus showed that the economic resilience of the families their of the young entrepreneurs in Sanggrahan Village could not considered poor because earn above UMK average to met their primary, secondary, and tertiary  needs. It was clearly a portrait of that strategy for achieving self employment had little impact on the economic resilience of the family but it had implications for the business development of the youth because they had not fully implement the strategy in realizing the independent entrepreneur. ABSTRAKUpaya mewujudkan wirausahawan muda merupakan bagian dari kebijakan nasional pembangunan kepemudaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan wirausaha pemuda dalam mewujudkan wirausahawan mandiri di Kampung Sanggrahan Pathuk Kecamatan Ngampilan Yogyakarta, kemudian untuk menganalisis aspek kendala-kendala yang terjadi selama menjalankan wirausaha, yang terakhir untuk menganalisis ketahanan ekonomi keluarga para wirausaha, di Kampung Sanggrahan Pathuk Kecamatan Ngampilan Yogyakarta.Metode yang digunakan yakni metode penggabungan antara metode deskriptif kualitatif dan metode deskiptif kuantitatif, dengan menggunakan wawancara terstruktur, kuesioner, studi pustaka observasi dan dokumentasi. Untuk mengukur strategi pemuda mengembangkan usaha dalam mewujudkan wirausahawan mandiri digunakan 7 indikator, selain itu guna mengukur ketahanan ekonomi keluarga para wirausahawan muda di Kampung Sanggrahan Pathuk Kecamatan Ngampilan Yogyakarta digunakan 2 indikator yakni, 1) pendapatan para wirausaha dengan standar upah minimum Kota Yogyakarta, dan 2) kebutuhan-kebutuhan keluarga.Hasil penelitian ini menunjukkan dari 7 indikator strategi pengembangan wirausaha dalam mewujudkan wirausahawan mandiri terdapat 3 (tiga) indikator yang belum dilaksanakan secara efektif oleh para pemuda yaitu kepemimpinan, pemasaran dan legalitas usaha. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sumberdaya serta modal yang dimiliki dalam usaha mengembangkan  pemasaran produk serta legalitas usaha, indikator strategi pengembangan dalam mewujudkan wirausahawan mandiri berupa motivasi dan kreativitas telah mampu dilakukan baik oleh para pemuda, namun dari segi persaingan usaha dan perubahan pasar masih menemui hambatan berupa penetapan harga produk usaha yang mengacu pada kebijakan harga yang telah ditetapkan pemerintah berupa perubahan harga pasar kenaikan harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik yang justru menjadi hambatan pemuda dalam mewujudkan wirausahawan mandiri. Dari total wirausahawan muda sejumlah 36 (tiga puluh enam) orang, ketahanan ekonomi keluarga  dari aspek pendapatan didapatkan sebesar 67 persen dan dari aspek kebutuhan didapatkan sebesar 66,7 persen. Persentase demikian menunjukkan bahwa ketahanan ekonomi keluarga para pemuda wirausaha di Kampung Sanggrahan dikategorikan tidak miskin karena memperoleh pendapatan di atas UMK rata-rata dan mampu memenuhi kebutuhan primer, sekunder, tersier. Hal ini jelas mengambarkan bahwa strategi dalam mewujudkan wirausaha tidak terlalu berimplikasi terhadap ketahanan ekonomi keluarga namun justru berimplikasi terhadap pengembangan usaha para pemuda karena belum menerapkan strategi penuh dalam mewujudkan wirausahawan mandiri. 
Pemanfaatan Neraca Penatagunaan Tanah Dalam Mendukung Penyusunan Sistem Informasi Ketahanan Pangan Pokok Wilayah (Studi Di Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Samudra Ivan Supratikno; Armaidy Armawi; Djaka Marwasta
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 22, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.10653

Abstract

ABSTRACTThe development of food security towards food self-sufficiency was geared to sustained the strength of the domestic economy. Unfortunately, the development of residential necessity was not in line with the development of agricultural allocation that should be prepared as the availability of agricultural land to met the primary needs of population.The study aimed to analyzed the balance of agricultural land use and its impact on main food security. The study also aimed to determined the level of food insecurity in supporting food security analysis in the area of Sleman. The study was located in Sleman, Yogyakarta Province. The method used descriptive analytical quantitative and overlaying method to performed spatial analysis. The findings were textual and spatial data output to saw the food security condition in the study areas.Top of FormBottom of FormIn Sleman, food security condition with highly resistant level was in the district of Cangkringan, whereas in the districts of Sleman and Moyudan had experienced in a very vulnerable level.  Based on the calculated statistical indicators; the level of access to food, land use suitability, and the availability of land used as a valid and reliability aspects of food security assessment. The data used in the analysis of food security were agriculture and non-agriculture areas to determined the index value of agricultural land for determining insecurity food. According to analysis using determinant of food insecurity index, it showed  that the condition of 15 Districts in Sleman were in the category food secure areas and 2 sub-districts namely Sleman and Depok were classified into the category of potentially food-insecure areas.ABSTRAK Pembangunan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan diarahkan untuk menopang kekuatan ekonomi domestik. Peningkatan kebutuhan permukiman sayangnya tidak sejalan dengan perkembangan terhadap alokasi kebutuhan lahan pertanian yang seharusnya juga disiapkan sebagai ketersediaan tanah pertanian untuk memenuhi kebutuhan primer penduduknya. Tujuan penelitian ini menganalisis perimbangan (neraca) penggunaan tanah pertanian dan dampaknya terhadap ketahanan pangan pokok dan mengetahui tingkat kerawanan pangan untuk mendukung analisis ketahanan pangan pokok wilayah di wilayah Kabupaten Sleman. Lokasi penelitian di Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode penelitian menggunakan analisis kuantiatif-deskriptif dan metode tumpang susun untuk melakukan analisis keruangannya. Penelitian ini menghasilkan output data tekstual dan spatial untuk melihat kondisi ketahanan pangan di wilayah penelitian.Kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Sleman dengan tingkatan sangat tahan pangan berada di Kecamatan Cangkringan dan yang berada dalam kategori sangat rawan pangan di Kecamatan Sleman dan Moyudan. Berdasarkan indikator yang dihitung secara statistik; tingkat akses terhadap pangan, kesesuaian penggunaan tanah dan ketersediaan tanah valid dan reliabilitas dijadikan aspek penilaian ketahanan pangan. Data neraca yang digunakan dalam analisis ketahanan pangan adalah data kawasan budidaya pertanian dan non-pertanian untuk menentukan nilai indeks luas lahan pertanian dalam penentuan kerentanan pangan.Berdasarkan analisis dengan menggunakan indeks penentu kerawanan pangan didapatkan bahwa kondisi 15 Kecamatan di Kabupaten Sleman masuk kedalam kategori tahan pangan dan 2 Kecamatan yaitu Depok dan Sleman masuk kedalam kategori daerah berpotensi rawan pangan. 
Peran Pemuda Dalam Mengelola Kawasan Ekowisata Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah) Sri Haryati; Armaidy Armawi; Muhammad Supraja
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 22, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.75 KB) | DOI: 10.22146/jkn.11986

Abstract

ABSTRACTThe influence of globalization had an impact on the youth of today. Social values that became a figure of youth had been eroded by modernization. Reality same was true in a Kandri Tourism Village was located in the Village Kandri, Gunungpati subdistrict, Semarang. Youth who numbered about 900 only 16 youths who participated managing ecotourism. The purpose of research were to determined the role of youth in the management of ecotourism, and examined the implications of the management of ecotourism to the rural communities resilienceThis research was qualitative descriptive exposure. The research approach used in the study was a problem that occurs in the community. The collecting of data used observation, interview and documentation.The results showed that youths’ manager had role in the management of ecotourism in the tourist village Kandri with the indicator most prominently the way to the natural area. The shapes of youth’s role in this program activities Kandri educational tour namely Farming Tour, Outbound Tour, Goa Kreo Tour,  and River Tubing’s Tour. The role of youth in the management of the society, especially the youth in the area of ecotourism had not run optimally.This had implications for the management of the ecotourism area to the  rural communities resilience, but it had not run optimally. The impact had positive and negative impacts. The positive impact on the rural communities resilience was the ability to renewed and maintained ecotourism, strengthening of social capital and the rule of law within the citizens, as well as the independencecitizens. The negative impact was the declining ability of youth RW III in selecting the socio-cultural values and social institutions. Therefore, the role of youth Kandri should be increased to preserved the environment so that the sustainability of ecotourism was maintainedABSTRAKPengaruh arus globalisasi telah memberikan dampak terhadap pemuda masa kini. Nilai-nilai sosial yang menjadi sosok pemuda telah tergerus dengan adanya modernisasi. Realita yang sama juga terjadi di sebuah Desa Wisata Kandri yang berada di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Pemuda yang berjumlah sekitar 900-an hanya 16 pemuda yang ikut serta mengelola kawasan ekowisata. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peran pemuda dalam pengelolaan kawasan ekowisata, dan mengkaji implikasi pengelolaan kawasan ekowisata terhadap ketahanan masyarakat desa.  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pemaparan secara deskriptif. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu studi pada suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan, pemuda pengelola berperan dalam mengelola kawasan ekowisata di Desa Wisata Kandri hanya pada indikator ekowisata yaitu perjalanan menuju kawasan alamiah. Bentuk peran tersebut berupa program kegiatan wisata edukasi yang meliputi Wisata Nyawah, Wisata Outbond, Wisata Goa Kreo, dan Wisata River Tubing. Peran pemuda pada pengelolaan masyarakat secara keseluruhan terutama pemuda di kawasan ekowisata belum berjalan secara maksimal. Pengelolaan kawasan ekowisata ini berimplikasi terhadap ketahanan masyarakat desa, akan tetapi belum mampu berjalan secara maksimal. Pengaruh yang dihasilkan berupa pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif pada ketahanan masyarakat desa yaitu penguatan modal sosial dan ketaatan hukum dalam diri warga, kemampuan memperbaharui dan memelihara kawasan ekowisata, serta kemandirian warga. Pengaruh negatif yang ditimbulkan yaitu menurunnya kemampuan pemuda RW III dalam memilih nilai-nilai sosial budaya dan kelembagaan sosial. Oleh karenanya, peran pemuda pengelola harus ditingkatkan untuk menjaga kelestarian lingkungan sehingga keberlangsungan ekowisata tetap terjaga. 
Peran Kelompok Batik Tulis Giriloyo Dalam Mendukung Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi Di Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta) Arif Nursaid; Armaidy Armawi
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 22, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.12507

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan produktivitas kelompok batik tulis Sekar Arum di Dusun Giriloyo, peran kelompok batik tulis  Sekar Arum dalam memberikan kontribusi pada ketahanan ekonomi keluarga di Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, serta kendala-kendala dan upaya yang ada di lapangan.Penelitian ini bersifat Mixed Methods Research. Mixed Methods Research pada tahap pertama menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan wawancara secara terstruktur, observasi dan studi pustaka yang selanjutnya diproses menggunakan uji kuantitatif. Uji kuantitatif pada penelitian ini menggunakan uji koefisien determinasi, uji t, dan uji analisis regresi linear berganda. Data yang digunakan yaitu data primer. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan menyebar kuesioner. Penelitian ini menggunakan beberapa indikator dalam mengukur ketahanan ekonomi keluarga. Indikator yang digunakan yaitu berasal dari Badan Pusat Statistik, Bank Dunia, Standar UMK, Peraturan Bupati No 21 A Tahun 2007 tentang Indikator Kemiskinan Kabupaten Bantul.Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga kelompok Sekar Arum tidak terklasifikasi dalam keluarga miskin. Keluarga anggota kelompok Sekar Arum memiliki ketahanan ekonomi keluarga yang tangguh. Kendala yang dihadapi berupa sistem marketing produk batik tulis yang belum optimal, sistem laporan keuangan yang kurang profesional, aksesibilitas yang kurang mendukung, ketersediaan jaringan komunikasi yang sangat minim, dan kurangnya kesadaran dan ketertarikan generasi muda untuk membatik. Rekomendasi berupa pengoptimalan marketing berbagai produk batik tulis Giriloyo, pendampingan pembuatan sistem laporan keuangan, menjalin komunikasi dengan berbagai pihak untuk perbaikan aksesibilitas, menjalin komunikasi intens dengan provider dan pemerintah kabupaten, dan bekerjasama dengan pemerintah untuk pendidikan dan proses regenerasi.
Peran Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Dalam Mewujudkan Ketahanan Energi Wilayah (Studi di Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung) Bahar Buasan; Armaidy Armawi; Edhi Martono
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 22, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.16351

Abstract

 ABSTRACT This research had three main goals. Firstly, to knew the condition of the biogas power plant (BPP) in Dendang district. Secondly,to knew the obstacles faced in the operating of the BPP, Thirdly, to knew the optimalization strategy in maximizing the BPPThe existence of the BPP in Dendang District, East Belitung Regency had three main benefits. First, it could power up to 2.500-3.000 households. Second, reduced greenhouse gas emissions and waste. Third, created technology transfer. Based on those, an optimalization was needed to created regional energy resilience. The method used was qualitative description, through direct observation and interviews with stakeholders in November 2015 until May 2016.  According to research results, there were three main obstacles faced by the BPP.  First, the difficulty raw materials which were mostly imported. Second, the price differences because power purchase agreement The BPP-PT. AANE was considered to be established before the new law was issued. Third, the lack of goverment support. Based on those three obstacles, the optimalization strategy that could be done were: First, easing import regulations to eased raw materials supply. Second, the government must regulated and fixed the price differences issue. Third, the central and local government must actively supported the building of BPP and the field of new and renewable energy. ABSTRAKPenelitian ini memiliki tiga tujuan. Pertama,   untuk mengetahui kondisi pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) di Kecamatan Dendang. Kedua, untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam operasional PLTBg. Ketiga, untuk mengetahui strategi optimalisasi dalam melakukan optimalisasi PLTBg.Keberadaan PLTBg di Kecamatan Dendang memiliki tiga manfaat. Pertama, dapat mengaliri listrik hingga 2500-3000 rumah tangga. Kedua, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan limbah, Ketiga, alih teknologi. Berdasarkan ketiga keuntungan tersebut, maka optimalisasi PLTBg perlu dilakukan dalam rangka mewujudkan ketahanan energy wilayah. Metode yang digunakan adalah deskripsi kualitatif, melalui obervasi langsung ke Kecamatan Dendang dan wawancara pihak-pihak terkait pada bulan November 2015 hingga Mei 2016.Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga kendala yang dihadapi oleh PLTBg di Kecamatan Dendang. Pertama, sulitnya bahan baku karena sebagian besar impor, Kedua, adanya perbedaan harga karena power purchase agreement PLTBg - PT AANE dihitung berdiri sebelum undang-undang baru keluar. Ketiga, kurangnya dukungan pemerintah. Berdasarkan ketiga kendala tersebut, maka strategi optimaliasi yang dilakukan adalah; Pertama, memudahkan regulasi untuk kemudahan bahan baku. Kedua, pemerintah mengatur dan meluruskan regulasi terkait perbedaan harga. Ketiga, pemerintah pusat dan daerah harus aktif memberikan dukungan terhadap pembangunan PLTBg dengan memperbesar pelatihan, pendidikan serta pengembangan kemampuan untuk pembuatan kebijakan dan analisis di bidang energi baru dan terbarukan. 
Studi Kelayakan PT PAL INDONESIA (PERSERO)Dalam Pembangunan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) Guna Mendukung Ketahanan Alutsista TNI AL Prasetya Nugraha; Armaidy Armawi; Edhi Martono
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 22, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.16354

Abstract

ABSTRACTThis research was to investigated PT PAL Indonesia (Persero) readiness, obstacles and strategy to built the PKR, the Indonesian Navy War Ship (KRI) for enhancing the resilience of its main weapon system.  The research was a descriptive-qualitative research and utilising observation and face-to-face in-depth interviews methods for data collection of primary data.  The results indicated that PT PAL Indonesia (Persero) had acquired conditional capability dan capacity readiness to undertaken the navy vessels building projects independently (as production doer).  Accordingly, this research formulated some recommendations which included (i) education and training in required field; (ii) enhancing credit portfolio; (iii) extensify budgeting resource alternatives; (iv) ensuring government budgeting commitment; (v) nourishing discipline and productive work culture, and (vi) fostering integrity, discipline, honesty and efectif cooperation as the corporate culture. ABSTRAKPenelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kesiapan, kendala dan strategi PT PAL Indonesia (Persero) dalam membangun Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis PKR dalam rangka mendukung ketahanan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam (face-to-face in-depth interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT PAL Indonesia (Persero) memiliki kesiapan terbatas (sebagai pelaksana produksi proyek) untuk membangun kapal PKR secara mandiri. Penelitian ini merumuskan beberapa rekomendasi yaitu: (i) melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang yang belum dikuasai, (ii) meningkatkan portofolio kredit, (iii) mengembangkan alternatif sumber pendanaan, (iv) memastikan dukungan anggaran pemerintah, (v) mengembangkan budaya kerja yang disiplin dan produktif, dan (vi) menumbuhkan budaya kerja integritas, disiplin, jujur dan proses hubungan kerja yang efektif.
Partisipasi Pemuda Dalam Mengembangkan Pariwisata Berbasis Masyarakat Untuk Meningkatkan Ketahanan Sosial Budaya Wilayah (Studi di Desa Wisata Pentingsari, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta) Gina Lestari; Armaidy Armawi; Muhamad Muhamad
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 22, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.074 KB) | DOI: 10.22146/jkn.17302

Abstract

ABSTRACT The global tourism wave lead to a new trend of village tourism where tourists come in small groups to interact and learn the life of villagers intensively. If the management is not well planned, this model inflicts social cultural changes in society. This study aimed to assess and formulate the youth participation in the community-based tourism (CBT) development and their contribution on social cultural regions resilience. This study used descriptive mixed methods research by using quantitative and qualitative approaches. The samples determined through purposive sampling by judgment sampling criteria.The result showed that youth was the part of the CBT’s manager actor in Pentingsari Tourism Village (Dewi Peri). The level of youth participation was a citizen power with an average of 70%. CBT development allowed the entire community to be actively involved as the main actor. Youth participation in the development of CBT contributed to social cultural resilience which based on the principle of partnership, prosperity, protection, independence, unity, and the values of  local social cultural. The social cultural resilience was formed through social and cultural preservation dynamically with protecting, developing and utilizing local social cultural by tourism activities.ABSTRAK Arus pariwisata global mengarah pada tren baru pariwisata pedesaan dimana wisatawan datang dalam kelompok-kelompok kecil dan berinteraksi intensif, mempelajari kehidupan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan penduduk desa. Pariwisata model ini rentan menyebabkan perubahan sosial budaya di masyarakat jika pengelolaannya tidak direncanakan secara matang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan partisipasi pemuda dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (CBT) dan kontribusinya terhadap ketahanan sosial budaya wilayah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan prosedur metode campuran konkuren yang mengkombinasikan pendekatan kualitatif dengan kuantitatif. Penentuan sampel dipilih berdasarkan purposive sampling dengan penggunaan keriteria berdasarkan pertimbangan. Hasil penelitian menunjukkan pemuda merupakan bagian dari aktor pengelola CBT di Desa Wisata Pentingsari (Dewi Peri). Partisipasi pemuda berada pada tingkat partisipasi citizen power dengan bobot rata-rata sebesar 70%. Model pengembangan CBT di Dewi Peri memungkinkan seluruh masyarakat terlibat secara aktif sebagai aktor utama. Partisipasi pemuda dalam pengembangan CBT di Dewi Peri berkontribusi terhadap ketahanan sosial budaya berdasarkan parameter asas kemitraan, kesejahteraan, perlindungan, kemandirian, kerukunan, nilai sosial dan budaya lokal. Ketahanan sosial budaya terbentuk melalui pelestarian sosial budaya secara dinamis dengan melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan sosial-budaya lokal melalui aktivitas pariwisata.   
Evaluasi Kinerja KKIP Dalam Kerjasama Republik Indonesia-Korea Selatan Pada Pembangunan Kapal Selam Untuk Mendukung Ketahanan Alutsista TNI Angkatan Laut Tunggul Prasetyo; Armaidy Armawi; Dafri Agus Salim
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 23, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.17958

Abstract

ABSTRACTThis study was aimed to knew and analyzed the implementation of the cooperation between Republik Indonesia and South Korea in the construction of submarines ,to the Navy defense equipment resilience. The method used by the researchers in this study was a qualitative descriptive method. Data collection techniques used three techniques, in-depth interviews, observation, library and documentation. Objects in this study that the parties involved in the cooperation Indonesia South Korea in the construction of submarines, especially the executive team officials Defence Industry Policy Committee (KKIP). The results showed that in the implementation of cooperation Indonesia South Korea in the construction of the submarine still lacks the strength of its bargaining Indonesian government, especially KKIP and Defense industry involved in this cooperation program. This was indicated by the presence of the technology transfer process was still below of 85 % as a basis for accelerating the revitalization of the defense industry in achieving the navy defense resilienceABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan kerjasama yang dilaksanakan indonesia-Korea Selatan dalam Pembangunan Kapal Selam dan mengevaluasi kerjasama Indonesia Korea selatan dalam pembangunan kapal selam terhadap ketahanan alutsista TNI AL. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu wawancara mendalam, observasi, kepustakaan, serta studi dokumentasi. Objek dalam penelitian ini yaitu para pihak yang terlibat dalam kerjasama Indonesia Korea selatan dalam pembangunan kapal selam, khususnya para pejabat tim pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan kerjasama indonesia Korea selatan dalam pembangunan kapal selam memiliki kekurangan berupa kekuatan tawar menawar pemerintahan Indonesia, khususnya KKIP maupun Industri Pertahanan yang terlibat dalam program kerjasama tersebut Hal ini ditunjukkan dengan terlaksananya proses alih teknologi yang masih kurang dari angka 85% sebagai salah satu dasar bagi percepatan revitalisasi industri pertahanan dalam mencapai ketahanan alutsista Angkatan Laut
Kepemimpinan Pemuda Dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi Kepemimpinan Wawan Yuanda di Desa Tumiyang, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah) Helmy Shoim Pramudyarto; Armaidy Armawi; Bagus Riyono
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 23, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.577 KB) | DOI: 10.22146/jkn.22320

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study was to determined the leadership of Wawan Yuanda as a village chief in the community empowerment program through brick-making business and its implications for the the family economic resilience and to knew the obstacles faced in implementing community development programs such. This research was a descriptive model of mixed methods or mixed method using concurrent transformative strategies by collecting data at one stage / phase of the study and at the same time to got a description or picture of the social realities that existed in the community which was then used to analyzed the Village Chief of leadership in the community empowerment program and its implications on family economic resilience.The results showed that Wawan Yuanda as the village chief of Tumiyang Village had been successfully doing community empowerment program through making bricks. The success also had implications for villagers revenue thus increasing the economic resilience of the communities involved in the family business of making bricks.ABSTRAKTujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kepemimpinan Wawan Yuanda sebagai kepala desa dalam program pemberdayaan masyarakat melalui usaha pembuatan batu bata serta implikasinya terhadap ketahanan ekonomi keluarga dan untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat tersebut..Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan model metode campuran atau mixed method dengan menggunakan Strategi Transformatif Konkuren dengan mengumpulkan data pada satu tahap/fase penelitian dan pada waktu yang sama untuk mendapatkan deskripsi atau gambaran dari realitas sosial yang ada di masyarakat yang kemudian untuk mengungkap tentang kepemimpinan Kepala Desa dalam program pemberdayaan masyarakat dan implikasinya terhadap ketahanan ekonomi keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wawan Yuanda selaku Kepala Desa Tumiyang telah berhasil melakukan program pemberdayaan masyarakat melalui usaha batu bata. Keberhasilan tersebut juga berimplikasi terhadap pendapatan masyarakat sehingga meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga masyarakat yang terlibat dalam usaha pembuatan batu bata
Internalisasi Bela Negara Dalam Pembinaan Kegiatan Pemuda Purna Paskibraka Kabupaten Bandung Untuk Pembentukan Ketahanan Pribadi Widodo Surya Ningrat; Armaidy Armawi; Djoko Soerjo
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 25, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.41866

Abstract

ABSTRACT In this study, it discussed the development of youth in the Indonesian Alumni Paskibraka organization in planting the values   of national defense and its implications for personal resilience. This research was conducted at the Purna Paskibraka Indonesia (PPI) organization in Bandung Regency. The purpose of this study were  to knew and analyzed the formation of youth in the Full Paskibraka Indonesia in Bandung Regency in the cultivation of values   of national defense during the education and training process, and to knew and analyzed the implications of internalizing the defense of the Bandung Regency in terms of personal resilience the paskibraka and alumni. This research used descriptive qualitative research method, where the subject of the researchwas Purna Paskibraka Indonesia, Bandung Regency and the object of research was PPI youth in activities to maintained the values   of state defense and its implications for personal resilience. Methods of data collection used the structured interviews, observation, literature studies, documentation studies, and online page search. Data analysis techniques in this study used data reduction, data presentation, and conclusion. The results of the study showed that understanding the concept of state defense was a matter that must be understood and carried out by every citizen according to the guidance of the Act. PPI as a youth organization consisting of selected elements of civil society and special education, must took responsibility for the country’s defense efforts in accordance with the capacity of their organization.Purna Paskibraka Indonesia (PPI) participating in the state defense activities in Bandung Regency was carried out through four models of activities which also produced pillars of commitment. From this participation, it provided an understanding of the values   of the nation and state, which then gave awareness to the obligation to defended the country, and also stated its commitment to defended the country. The youth who became the Alumni Paskibraka Indonesia of Bandung Regency showed a strong sense of belonging to the nation and state of Indonesia, showing the pride of identity as an Indonesian nation, having good personal character and showing nationalism at a real level. Therefore, the internalization of state defense must be improved, so that personal resilience could be realized and helped to createdthe national resilience in Indonesia.ABSTRAK Pada penelitian ini membahas tentang pembinaan pemuda dalam organisasi Purna Paskibraka Indonesia dalam penanaman nilai-nilai bela negara dan implikasinya terhadap ketahanan pribadi. Penelitian ini dilakukan pada organisasi Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Bandung. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui dan menganalisis pembinaan pemuda Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Bandung dalam penanaman nilai-nilai bela negara selama mengikuti proses pendidikan dan latihan, danuntuk mengetahui dan menganalisis implikasi internalisasibela negara Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Bandung terhadap ketahanan pribadi para paskibraka dan alumninya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, dimana subjek penelitian adalah Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Bandung dan objek penelitian adalah pemuda PPI dalam kegiatan untuk penanaman nilai-nilai bela negara dan implikasinya terhadap ketahanan pribadi. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara secara terstruktur, observasi, studi pustaka, studi dokumentasi, dan penelusuran laman online. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep bela negara menjadi suatu hal yang harus dipahami dan dilakukan oleh setiap warga negara sesuai tuntunan Undang-Undang. PPI selaku organisasi kepemudaaan yang terdiri atas unsur masyarakat sipil yang terpilih dan telah menempuh pendidikan secara khusus, harus turut bertanggung jawab atas usaha-usaha pembelaan negara sesuai kapasitas kemampuan organisasinya. Purna Paskibraka Indonesia berpartisipasi dalam kegiatan bela negara di Kabupaten Bandung  dilakukan melalui empat model kegiatan yang juga menghasilkan pilar-pilar komitmen. Dari partisipasi tersebut memberikan pemahaman terhadap nilai-nilai berbangsa dan bernegara yang kemudian memberikan kesadaran terhadap kewajiban bela negara, serta menyatakan komitmennya terhadap bela negara. Pemuda yang menjadi Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Bandung menunjukkan adanya rasa memiliki yang kuat terhadap bangsa dan negara Indonesia, menunjukkan adanya kebanggaan akan jatidiri sebagai bangsa Indonesia, memiliki karakter pribadi yang baik dan menunjukkan nasionalisme dalam tataran nyata. Oleh karena itu internalisasi bela negara harus terus ditingkatkan, sehingga ketahanan pribadidapat terwujud dan membantu terciptanya ketahanan nasional di Indonesia.