Sri Murni Dewi, Hendro Suseno, Tatang Fendy Harianto,
Jurusan Teknik Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGARUH BESAR DAN POSISI BEBAN TERHADAP MOMEN, DEFLEKSI DAN REGANGAN PADA BALOK MELINTANG JEMBATAN KOMPOSIT BAMBU Sri Murni Dewi, Hendro Suseno, Tatang Fendy Harianto,
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.125 KB)

Abstract

Potensi bambu sebagai salah satu material yang memiliki kuat tarik sejajar serat yang cukup tinggi, diharapkan dapat menjadi material alternatif pengganti tulangan baja. Hal tersebut membuat banyak dilakukannya penelitian terhadap material bambu. Penulis juga tertarik untuk meneliti penggunaan bambu sebagai tulangan pada struktur jembatan rangka beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh besar dan posisi beban terhadap momen, defleksi dan regangan pada balok melintang jembatan komposit bambu dengan melakukan pengujian langsung pada jembatan. Pada penelitian ini, digunakan sebuah benda uji berupa jembatan komposit bambu dengan gelagar induk berupa rangka. Untuk mengetahui pengaruhnya terhadap momen, defleksi dan regangan pada balok melintang, dilakukan pemasangan LVDT pada 6 titik sesuai dengan perencanaan dan pemasangan strain gauge pada tulangan bambu yang terdapat pada 2 buah balok. Pemberian beban dilakukan secara bertahap yaitu diawali dengan beban garis 50kg/m, 100kg/m kemudian 150 kg/m. Pada setiap pembebanan, beban diletakkkan secara bertahap pada 5 posisi  yang telah ditentukan pada bentang jembatan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi terhadap momen, defleksi dan regangan yang terjadi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang terjadi akibat besar dan posisi beban terhadap momen, defleksi dan regangan yang terjadi pada balok melintang jembatan komposit bambu. Pemodelan struktur terhadap titik hubung antara balok melintang dan gelagar induk pada jembatan komposit bambu dapat dipertimbangkan dengan pemodelan tumpuan jepit-jepit, tetapi juga dapat dimodelkan dengan tumpuan sendi-sendi.   Kata Kunci : Balok, Pemodelan Struktur, Momen, Defleksi, dan Regangan
Pengaruh Penggunaan Bottom Ash Sebagai Pengganti Tanah Liat Pada Campuran Bata Terhadap Kuat Tekan Bata Hendro Suseno; Prastumi Prastumi; Lilya Susanti; Desy Setyowulan
Rekayasa Sipil Vol 6, No 3 (2012)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.545 KB)

Abstract

Bottom ash merupakan residu pembakaran batu bara yang selama ini digunakan sebagai sumber energi Melalui Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). PLTU adalah salah satu sumber energi utama di Indonesia, oleh sebab itu volume bottom ash terus bertambah. Keberadaan bottom ash selama ini dianggap sebagai limbah yang dapat mencemari lingkungan dan mengganggu masyarakat sekitar.Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan pengkajian untuk memanfaatkan material sisa tersebut.Bata merupakan bahan bangunan yang sering digunakan dkonstruksi.Bata terbuat dari tanah liat dimana kandungan utamanya adalah silika dan alumina, sedangkan pada bottom ash juga terkandung silika.Maka dari itu, perlu dilakukan pengujian tentang pengaruh bottom ash sebagai pengganti tanah liat terhadap kuat tekan bata.Pengujian dilakukan dengan membuat benda uji bata dengan variasi prosentase tanah liat dan bottom ash.Kemudian dilakukan uji tekan untuk mengetahui kekuatan tekan bata serta pengaruh dari pemakaian bottom ash. Dari pengujian, diketahui bahwa penggunaan bottom ash sebagai pengganti tanah liat dengan prosentase maksimum 45% dapat menghasilkan batu bata yang memiliki kuat tekan yang sama dengan atau lebih dari batu bata yang menggunakan tanah liat 100%. 
Investigasi Keandalan Struktur Beton Pada Bangunan Cerobong Menggunakan Destructive dan Non Destructive Test Studi Kasus: Stack Boiler Gresik Unit 1 & 2 Sri Murni Dewi; Hendro Suseno; Sugeng P. Budio; Kartika Puspa Negara
Rekayasa Sipil Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.849 KB)

Abstract

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/RT/M/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung, definisi keandalan bangunan gedung adalah kondisi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan yang memenuhi persyaratan teknis oleh kinerja bangunan gedung. Persyaratan teknis meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung. Penjagaan keandalan ini dilakukan agar bangunan selalu dalam kondisi laik fungsi. Studi kasus dari penelitian ini adalah menyelidiki keandalan cerobong pada PLTU Gresik unit 1&2 menggunakan uji destructive dan non destructive.. Pengujian dilakukan dengan melakukan Hammer Test, UPV Test, Core Drill Testing, Crack Detection Testing, Concrete Cover Testing, Corrosion Testing, Rebar Inspection, Settlement Testing dan Visual Inspection. Berdasarkan analisis keandalan bangunan pada kondisi eksisting, maka struktur cerobong masuk dalam kategori kurang andal. Akibat kerusakan-kerusakan yang ada, maka estimasi kapasitas struktur beton diperkirakan berkurang sebesar 34,81%. 
Pengaruh Penggunaan Limbah Batu Bata Sebagai Semen Merah Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Mortar Siti Nurlina; Taufik Hidayat; Hendro Suseno; Estetika Matra Kharisma
Rekayasa Sipil Vol 8, No 2 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.867 KB)

Abstract

Kebutuhan bahan bangunan berbanding lurus dengan pesatnya angka pembangunan. Material atau bahan bangunan yang paling sering digunakan untuk konstruksi adalah semen, sedangkan penggunaan semen dinilai mahal dan menambah dampak negatif bagi lingkungan. Semen merah atau pozolan dipilih sebagai material ramah lingkungan pengganti semen untuk campuran mortar. Semen merah terbuat dari penggilingan limbah batu bata sehingga lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu perlu diteliti mengenai mutu atau kekuatan mortar yang menggunakan semen merah yang berasal dari daur ulang limbah batu bata dari segi kuat tarik dan kuat tekan. Pada penelitian ini menggunakan variabel bebas variasi perbandingan semen merah batu bata baru dan semen merah limbah batu bata sebesar 0%-100%, 20%-80%, 40%-60%, 80%-20% dan 100%-0% pada campuran mortar. Kuat tekan mortar semen merah batu bata baru tidak berbeda nyata dengan kuat tekan mortar semen merah limbah batu bata, begitu juga dengan kuat tarik langsung mortar. Kandungan kimia yang tidak berbeda jauh antara semen merah limbah batu bata dengan semen merah baru, sehingga semen merah batu bata dapat digunakan dalam pembuatan mortar. 
Pengaruh Variasi Proporsi Campuran dan Penambahan Superplasticizer Terhadap Slump, Berat Isi dan Kuat Tekan Beton Ringan Struktural Beragregat Batuan Andesit Piroksen Hendro Suseno; Edhi Wahyuni Setyowati; Budi Hariono
Rekayasa Sipil Vol 2, No 3 (2008)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.371 KB)

Abstract

Penggunaan beton ringan struktural untuk elemen-elemen struktur bangunan semakin berkembang pesat. Hal ini disebabkan oleh kuat tekan beton ringan yang cukup tinggi namun mempunyai berat isi yang rendah. Unsur pokok dari beton ringan adalah agregat yang berupa agregat ringan. Batuan Andesit Piroksen adalah batuan yang memiliki rongga yang cukup banyak sehingga bisa diklasifikasikan sebagai agregat ringan. Penambahan superplasticizer akan mengakibatkan kebutuhan air untuk reaksi hidarasi beton dengan agregat yang bersifat porous akan tetap namun kemudahan pengerjaan beton akan tetap baik. Pada proporsi tertentu, superplasticizer akan mendispersi semen menjadi lebih merata sehingga dapat meningkatkan kekuatan beton yang dihasilkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi proporsi campuran dan variasi penambahan superplasticizer terhadap nilai slump, berat isi dan kuat tekan beton ringan beragregat batuan Andesit Piroksen. Dengan admixture superplasticizer yang berfungsi sebagai water reducer diharapkan kuat tekan beton ringan dapat ditingkatkan dengan mengurangi rasio air semen.Dari hasil analisis varian dua arah menggunakan SPSS didapatkan bahwa interaksi antara variasi proporsi campuran dan variasi penambahan superplasticizer hanya berpengaruh terhadap kuat tekan beton ringan. Kuat tekan beton ringan maksimum diperoleh pada campuran dengan kadar semen yang tinggi. Penambahan superplasticizer dengan dosis yang tepat juga akan memberikan hasil kuat tekan yang tinggi pula, namun jika dosis yang diberikan melebihi dosis yang telah ditentukan kuat tekan beton akan mengalami penurunan. Nilai slump pada penelitian ini hanya dipengaruhi oleh variasi superplasticizer. Semakin besar penambahan superplasticizer akan memberikan nilai slump yang tinggi. Untuk berat isi beton ringan hanya dipengaruhi oleh variasi proporsi campuran. Pada campuran dengan perbandingan agregat halus dan agregat kasar sama nilai berat isi beton ringan akan tinggi bila kadar semen pada campuran tersebut tinggi. 
Variasi Bentuk Pengaku Diagonal Ganda Tipe Knee pada Portal Baja Bidang Bertingkat Hendro Suseno
Rekayasa Sipil Vol 3, No 3 (2009)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.968 KB)

Abstract

Apabila gedung dengan struktur portal baja bidang terbuka semakin tinggi atau jumlah tingkat semakinbanyak maka stabilitas terhadap beban horisontal menjadi semakin menurun, hal ini terlihat dari perpindahanlateral yang juga semakin bertambah secara berarti. Salah satu usaha untuk mengurangi perpindahan lateralini adalah dengan memasang pengaku diagonal ( bracing ) ganda tipe K. Dari hasil penelitian sebelumnyatata letak pengaku diagonal ganda yang keduanya dipasang pada bentang tengah struktur portal bidang empatbentang memberikan perpindahan lateral yang minimum sehingga kestabilan lateral adalah yang palingmaksimum. Kelemahan pengaku diagonal ini adalah keterbatasannya dalam menyediakan ruang untuk pintu,jendela dan ventilasi, untuk itu bentuk huruf K ini harus dimodifikasi dengan membuka titik simpul puncakdan mengangkat titik simpul kaki secara bersamaan sehingga disebut tipe Knee. Dengan memvariasi bentukini maka geometri struktur berubah, besar dan susunan elemen matriks kekakuan global berubah, determinanberubah dan perpindahan lateral berubah sehingga kestabilan lateral juga berubah. Untuk itu adalah hal yangmenarik diteliti bila variasi bentuk pengaku diagonal ganda tipe Knee direncanakan seefektif mungkin secarastruktural sehingga kinerja gedung tetap optimal.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perilaku struktur portal baja bidang bertingkat denganvariasi bentuk pengaku diagonal ganda tipe Knee terhadap beban horisontal dan bentuk yang paling efektifdalam menahan beban tersebut. Pada penelitian ini akan digunakan struktur portal baja bidang bertingkatdengan pengaku diagonal tipe Knee dengan tiga variasi bentuk dan sebagai kontrol digunakan pengakudiagonal tipe K standar dan terbuka. Beban yang digunakan adalah beban gravitasi dan beban gempa statissesuai dengan peraturan, semua tumpuan diambil jepit, jumlah tingkat diambil 15, 21 dan 27 lantai, analisisstruktur dilakukan dengan software STAAD Pro sedangkan desain penampang dikerjakan secara manualsesuai dengan SNI 03-1729-2002.Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variasi bentuk pengaku diagonal ganda tipe Knee ternyatarelatif tidak mempengaruhi perpindahan lateral pada jumlah tingkat yang dievaluasi sehingga kestabilanlateral masih aman, bentuk-bentuk variasi yang dibahas relatif memberikan hasil yang aman terhadapkestabilan lateral. 
Perbandingan Daktilitas Balok Beton Bertulang Dengan Menggunakan Perkuatan CFRP Dan GFRP Siti Nurlina; Hendro Suseno; M. Taufik Hidayat; I Made Yana Pratama
Rekayasa Sipil Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.702 KB)

Abstract

Selama ini dalam pembangunan sebuah struktur bangunan, hanya memperhatikan kekakuan dan kekuatan pada bangunan. Kekakuan diperlukan agar bangunan tidak bergoyang berlebihan, dan kekuatan agar bangunan tidak runtuh. Terdapat satu faktor lagi yang harus diperhatikan yaitu daktilitas, karena bangunan harus didesain memiliki daktilitas yang tinggi (artinya didesain mampu berdeformasi yang besar), apalagi pada perbaikan struktur bangunan yang usia bangunannya sudah tua atau penambahan struktur bangunan yang mengakibatkan bertambahnya beban yang ditahan memerlukan perkuatan yang sangat kuat dan daktilitasnya juga tinggi. Dalam makalah ini penulis melakukan pengujian tentang peningkatan daktilitas balok beton bertulang yang diperkuat dengan bahan perkuatan baru yaitu Carbon Reinforced Polymer (CFRP) dan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP), dengan dimensi balok berulang 10 x 15 x 120 cm. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu bahwa balok yang diperkuat dengan GFRP memiliki daktilitas yang lebih besar daripada CFRP dan balok tanpa perkuatan. Dimana GFRP memiliki daktilitas sebesar 2.707 sedangkan untuk balok tanpa perkuatan dan balok yang diperkuat dengan CFRP masing-masing yaitu 2.053 dan 2.333. Prosentase peningkatan daktilitas balok yang diperkuat dengan GFRP dari balok tanpa perkuatan yaitu sebesar 31.859% sedangkan balok yang diperkuat dengan CFRP yaitu sebesar 13.736% dari balok tanpa perkuatan. 
Crack Depth Measurement of Reinforced Concrete Beams Using UPV Ari Wibowo; Hendro Suseno; M. Hamzah Hasyim; Roland Martin S.; Christin Remayanti N.; Ardian Prima K.
Rekayasa Sipil Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.211 KB)

Abstract

Cracks in the concrete should not be ignored because it can cause serious problems. Cracks in concrete usually terms only in wide of rift, so a review of crack depth is needed. Crack depth can be measured by Ultrasonic Pulse Velocity (UPV). UPV test is one of the Non Destructive Tests on the building. UPV testing is influenced by several factors such as reinforced steel. The aim of this study is to determine the accuracy of crack depth in reinforced concrete beams with a thickness of concrete cover measured by UPV. Four variations of 15 concrete beams and one variation of unreinforced beam with thick concrete cover are used in this study. Three test specimens are used for each variation. The thickness of concrete cover is measured at point of 2 cm, 3 cm, 4 cm, and 5 cm. The concrete beams of 15 x 20 x 50 cm in size were designed with 8 cm crack depth. Artificial crack in the concrete beam is generated in a way to give the sealing of cracks in the aluminum zinc plate formwork before casting occur. Crack protection removed from the formwork with duration of 3-4 hours after casting. Crack depth measured by UPV test is done after 28 days concrete age. The results showed that there is a relative error of crack depth measured with UPV test. The average relative error of concrete with a thickness cover of 2 cm, 3 cm, 4 cm, and 5 cm was respectively 6.80 %, 6.63 %, 5.48 % and 4.91 %. The average relative error of unreinforced concrete was 4.59 %. Statistical analysis with one way F test shows that there is no significant difference between the relative error of crack depth measured with UPV test at each cover depth variation and unreinforced concrete with α = 0.05. 
Penggunaan Batuan Skoria Dari Gunung Kelud Blitar Sebagai Agregat Kasar Pada Beton Ringan Struktural Hendro Suseno
Rekayasa Sipil Vol 7, No 2 (2013)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.06 KB)

Abstract

Beton Ringan Struktural adalah beton ringan yang digunakan untuk elemen-elemen struktural bangunan seperti misalnya balok, pelat lantai dan atap maupun dinding gedung tinggi, salah satu cara untuk memperolehnya adalah dengan mengganti agregat kasar normal dengan agregat ringan baik yang diperoleh secara alami atau vulkanik seperti Batu Apung dan Batuan Skoria maupun secara buatan melalui proses termo-kimia seperti pengembangan tanah liat, serpihan batu, terak pabrik baja dan abu terbang. Agregat ringan buatan ini sangat mahal karena proses pembuatannya memerlukan energi yang besar dan rumit, untuk itu agregat ringan alami, salah satunya Batuan Skoria dari Gunung Kelud Blitar merupakan pilihan yang perlu dikaji karena keberadaanya melimpah, murah, belum diberdayakan secara maksimal dan nantinya akan diperoleh beton ringan yang lebih ramah lingkungan.Dari hasil penelitian sebelumnya diperoleh kuat tekan hancur yang memenuhi persyaratan walaupun dengan proporsi campuran coba-coba berdasarkan perbandingan berat agregat halus-kasar dan agregat-semen, namun berat isinya masih cukup besar dan masih tidak memenuhi persyaratan yang ada sehingga perlu diperbaiki lagi. Tujuan dari penelitian ini adalahmemanfaatkan Batuan Skoria dari Gunung Kelud sebagai agregat kasar pada beton ringan struktural berdasarkan kriteria karakteristik fisik dan mekanik yang telah disyaratkan.Pada penelitian ini proporsi campuran beton ringan juga diambil secara coba-coba berdasarkan perbandingan agregat halus-agregat kasar yang diperhalus antara 1.25 dan 1.35, sedangkan perbandingan agregat-semen diambil 3.25, 3.5 dan 3.75 dengannilai slump tetap dipertahankan dibawah 100 mm.Benda uji silinder dibuat sesuai perlakuan dan perulangan yang ditentukan, perawatan sesuai standar beton ringan dan pengujian dilakukan pada umur 28 hari untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan Berat Isi, Kuat Tekan Hancur dan Modulus Elastisitas Chord. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Batuan Skoria dari Gunung Kelud merupakan agregat kasar ringan vulkanik yang dapat digunakan untuk Beton Ringan Struktural dengan pemilihan jenis agregat halus tertentu. Hanya kuat tekan hancur masih relatif rendah sehingga perlu peningkatan misalnya dengan perancangan proporsi campuran yang lebih teliti atau penggunaan bahan tambahan campuran pereduksi air. 
Pengaruh Konfigurasi Rangka Dan Optimasi Profil Terhadap Kinerja Pada Struktur Jembatan Rangka Baja Eva Arifi; Hendro Suseno; M. Taufik Hidayat; Hafidz Emirudin Grahadika
Rekayasa Sipil Vol 10, No 3 (2016)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.494 KB) | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2016.010.02.03

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konfigurasi jembatan rangka baja dan optimasi profil terhadap kinerja jembatan rangka baja. Terdapat 4 tipe jembatan tipikal, yaitu warren truss, pratt truss, howe truss, dan K-truss, serta 4 tipe jembatan modifikasi dengan menggunakan profil siku 40.40.4 yang diuji dalam penelitian ini dengan menggunakan perbandingan antara berat jembatan dan lendutan yang dinyatakan dalam suatu effeciency ratio sehingga diketahui konfigurasi jembatan yang memberikan kuat, namun juga ekonomis. Selanjutnya dilakukan otimasi profil terhadap 8 tipe jembatan tersebut. Optimasi profil dilakukan terhadap batang-batang dengan perbandingan luas dan gaya dalam yang masih mencukupi untuk dioptimasi untuk meningkatkan nilai ekonomis jembatan. Berdasarkan hasil analisis struktur yang dilakukan terhadap 4 konfigurasi tipe jembatan dasar, yaitu warren, pratt, howe, dan K-truss, diperoleh bahwa tipe K-truss menghasilkan lendutan terkecil, namun merupakan struktur jembatan rangka terberat diantara keempatnya, sedangkan tipe warren, pratt dan howe truss mempunyai berat yang sama, dengan lendutan yang bervariatif untuk beban yang sama. Lendutan yang terjadi dari berbagai tipe jembatan, modifikasi konfigurasi, serta optimasi terhadap tipe dan modifikasi konfigurasi diperoleh hasil bahwa konfigurasi 4 memberikan nilai lendutan terkecil, yaitu 2,556 mm, sedangkan optimasi dari tipe Pratt memberikan nilai lendutan terbesar, yaitu 3,632 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimasi dari tipe jembatan Howe memberikan nilai efficiency ratio terbesar, dimana perbandingan antara lendutan dan beratnya adalah 57,387.