Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search
Journal : Jurnal Ternak Tropika

PERBEDAAN KECEPATAN PUBERTAS CALON PEJANTAN SAPI P.O YANG DIPELIHARA PADA KELOMPOK SEX YANG BERBEDA Muchamad Lutfhi; Trinil Susilawati; Nurul Isnaini
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 16, No 2 (2015): TERNAK TROPIKA
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.862 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2015.016.02.2

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengidentifikasi perbedaan kecepatan pubertas calon pejantan sapi PO yang dipelihara pada kelompok sex yang berbeda. Materi yang dipergunakan 28 ekor pedet jantan dan 9 ekor pedet betina dengan umur 8 - 11 bulan, yang dibagi menjadi tiga perlakuan A (kontrol) yaitu satu ekor sapi jantan/kandang ditempatkan dalam kandang  individu; B yaitu empat ekor sapi jantan (sex sejenis ditempat dalam kandang kelompok) dan C yaitu empat ekor sapi jantan dan tiga ekor sapi betina muda (sex beda jenis yang ditempatkan dalam kandang kelompok) dengan tiga ulangan. Kegiatan ini dilaksanakan enam bulan di kandang percobaan Loka Penelitian Sapi Potong, Grati, Pasuruan. Data yang diperoleh dianalisa dengan Two Way Anova menggunakan program Microsoft Excel 2007. Hasil penampungan semen dengan elektroejakulator menunjukkan spermatozoa dengan persentase motilitas individu minimal 10 % dan konsentrasi minimal 50 juta/ml yaitu sapi kandang A = 1 ekor; B= 4 ekor dan C=3 ekor. Hasil analisis ragam terhadap hasil penampungan semen tidak berbeda nyata (P>0,05) dari ketiga perlakuan. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa calon pejantan sapi PO yang dipelihara pada kelompok sex sejenis maupun beda jenis memiliki waktu pubertas yang  sama cepatnya (15 bulan) dibandingkan pada kandang individu (16 bulan). Kata Kunci : Calon Pejantan sapi PO, kelompok sex dan pubertas
PENGARUH PERBEDAAN KEMATANGAN AIR KELAPA HIJAU SEBAGAI BAHAN PENGENCER YANG DITAMBAH 10% KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN CAIR KAMBING BOER Rara Putri Audia; Muhammad Ade Salim; Nurul Isnaini; Trinil Susilawati
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 18, No 1 (2017): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production (JTAPRO)
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.364 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2017.018.01.8

Abstract

This study is conducted on December 2016until January 2017 in Sumber Sekar Field Laboratory, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University. The purpose of this study is to determine the effect of different maturity levels of green coconut water dilution with 10% of egg yolk to the sperm quality of Boer goat during storage. Materials used in the study were male Boer kept in Sumber Sekar Field Laboratory. The semen was collected routinely once in 2 days using artificial vagina with fresh semen quality requirement individual motility ≥70%. The method used in this study is Randomnized Block Design which consists of three treatments, there are P0 as control (CEP-2 + 10% Egg Yolk); P1 (Young Green Coconut Water + 10% Egg Yolk) and P2 (Mature Green Coconut Water + 10% Egg Yolk). If the difference between the treatments showed real influence, then the Duncan’s Multiple Range Test will be done. The grouping is sorted by the semen observation time. The observed variables macroscopically include volume, smell, consistency, color and acidity, and microscopically which include individual motility, mass motility, viability and abnormality.The study result for the mean and standard deviation (SD) of motility in storage until the 4th day. The motility of P0 (36.67 ± 32.96)%, then P1 (20.0 ± 13.78)%, and the last P3 (18.33 ± 19.15). Dilution with the best viabillity average in the 4th day in P0 (58.02 ± 19.93)%, in P1 (26.10 ± 18.47)% and the last is P2 (25,87 ± 20,60)%.the average value of abnormality on the 4th day shows that the lowest average abnormality found in P0 (1.49 ± 0.73)%, then P1 (1.89 ± 1.68)% and the highest average value of abnormality is in P2 (2,87 ± 1.41).Keywords : liquid semen, boer goat, green coconut water, CEP-2, cold storage
KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN SELAMA PENDINGINAN MENGGUNAKAN PENGENCER CEP-2 DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI KUNING TELUR DAN SARI BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava) Yulianto Nugroho; Trinil Susilawati; Sri Wahyuningsih
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 15, No 1 (2014): TERNAK TROPIKA
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.888 KB)

Abstract

Bagian Produksi ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
PENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Mugiyati Mugiyati; Nurul Isnaini; Muhammad Ade Salim; Trinil Susilawati
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 18, No 1 (2017): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production (JTAPRO)
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.829 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2017.018.01.4

Abstract

The aim of this research was to know the effect of maturity of red coconut water as a diluent to the sperms quality of Boer goats during chilled preservation. The research was carried out at Laboratory Sumber Sekar Faculty of Animal  Husbandry University of Brawijaya Malang, on 11st December 2016 until 31st January 2017. The method used in this research was laboratory experimental using Randomized Block Design with three treatments, P0 (Tris Aminomethane + 20% Egg Yolk), P1 (Young Red Coconut Water + 20% Egg Yolk) and P2 (Mature Red Coconut Water + 20% Egg Yolk) which each treatment using 10 repetitions. The observed variables include the percentage of motility, percentage of viability and percentage of abnormal spermatozoa during chilled preservation The results showed that on the 3ndday the percentage of motility of spermatozoa during chilled preservation gave a significant effect (P<0.05), while on viability gave a very significant effect (P<0.01), and on abnormality did not give a significant effect (P> 0.05). The highest of total motile spermatozoa was P0 (Tris Aminomethan + 20% Egg Yolk). P2 better than P1 on motility, but not on viability and abnormality. The conclusions was the maturity of red coconut water can improve motility, but can not improve viability and abnormality. The suggested was use Mature Red coconut water + 20% Egg Yolk as a diluent  and do further research on coconut water to be able to maintain spermatozoa longer.Keyword : Sperms, egg yolk, red coconut water, tris aminomethane
Peningkatan Conception Rate dengan Inseminasi Buatan Menggunakan Semen Sexing Double Dosis pada Sapi Persilangan Ongole Aulia Puspita Anugra Yekti; Erin Ayu Octaviani; Kuswati Kuswati; Trinil Susilawati
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 20, No 2 (2019): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2019.020.02.6

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan conception rate melalui insmeinasi buatan dengan menggunakan semen sexing double dosis pada sapi persilangan ongole. Dalam penelitian ini 96 ekor sapi induk persilangan ongole yang terdiri atas 64 ekor sapi yang diinseminasi dengan semen beku dan 32 ekor sapi yang diinseminasi dengan semen sexing beku double dosis. Sapi yang digunakan dipilih secara acak dengan berdasarkan beberapa kriteria yaitu bebas dari gangguan reproduksi dan menunjukkan tanda-tanda estrus yang jelas. Tempat deposisi semen adalah 4+ atau cornua utery untuk meningkatkan peluang keberhasilan kebuntingan. Penelitian ini terdiri dari dua perlakuan yaitu inseminasi dengan semen beku non sexing (P1) dan semen sexing beku (P2). Parameter yang diamati adalah Non Return Rate (NRR), Service per Conception (S / C) dan Conception Rate (CR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa NRR 1 dan NRR2 pada P1 adalah 90,63% dan 79,69%, sedangkan pada P2 masing-masing adalah 81,25% dan 78,12%. Nilai S / C pada P1 adalah 1,09 sedangkan pada P2 adalah 1,19. Sedangkan, nilai CR pada P1 dan P2 masing-masing adalah 43,75% dan 68,75. Dapat disimpulkan bahwa IB dengan semen sexing double dosis dapat meningkatkan nilai conception rate pada Sapi Persilangan Ongole.
PENGARUH LAMA EKUILIBRASI PADA PROSES PEMBEKUAN TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI WAGYU MENGGUNAKAN PENGENCER ANDROMED Hirzi Hanifi; Muhammad Nur Ihsan; Trinil Susilawati
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 17, No 1 (2016): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production (JTAPRO)
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.349 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2016.017.01.4

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama ekuilibrasi semen sapi Wagyu terhadap kualitas semen dan untuk mengetahui pengaruh individu sapi Wagyu terhadap kualitas semen pada lama ekuilibrasi yang berbeda. Materi yang digunakan berupa semen segar sapi Wagyu yang berasal dari 9 kali proses penampungan dari 3 ekor sapi. Proses penampungan dilakukan 1 kali seminggu setiap sapi dengan menggunakan vagina buatan. Sapi dipelihara dengan manajemen yang baik di unit pembibitan PT. Austasia Stockfeed. Semen segar yang digunakan memiliki nilai rata-rata persentase motilitas individu 75% dan motilitas massa 3+. Pengencer yang digunakan adalah AndromedÒ. Metode penelitian ini eksperimental laboratorium dengan 3 perlakuan dan 10 ulangan. Perlakuan yang diberikan tiga rentang waktu lama ekuilibrasi semen dengan P1 (3 jam 30 menit), P2 (4 jam), dan P3 (4 jam 30 menit). Variabel yang diamati diantaranya persentase motilitas individu, pada saat sebelum pembekuan (before freezing) dan setelah pembekuan (post thawing) serta total spermatozoa motil (TSM). Analisis data menggunakan analisis ragam, dan rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) tersarang dua tahap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan lama ekuilibrasi (P1, P2, dan P3) tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase motilitas individu spermatozoa sapi Wagyu. Perbedaan individu bull sapi Wagyu memberikan pengaruh terhadap kualitas semen before freezing dan post thawing. Individu bull 1 memiliki nilai persentase kualitas spermatozoa terbaik dengan nilai persentase motilitas individu spermatozoa before freezing dan post thawing dengan nilai 61,67±2,50% dan 35,51±7,71%. Total spermatozoa motil terbaik pada lama ekuilibrasi 4,5 jam (P3) 14,0±1,0 juta spermatozoa/straw. Kata kunci: kualitas semen, motilitas individu, post thawing
Kualitas Spermatozoa Post Thawing Semen Beku Sperma Y Hasil Sexing Pada Sapi Limousin Ali Mahfud; Nurul Isnaini; Aulia Puspita Anugra Yekti; Kuswati Kuswati; Trinil Susilawati
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 20, No 1 (2019): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2019.020.01.1

Abstract

Kualitas spermatozoa pada semen beku sexing sangat penting dalam menunjang keberhasilan inseminasi buatan untuk mendapatkan pedat dengan jenis kelamin sesuai harapan. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas semen beku semen beku non sexing dan sexing secara makroskopis dan mikroskopis. Materi dalam penelitian menggunakan starw semen beku non sexing dan sexing dengan metode pemisahan Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll (SGDP) sapi Limousin yang diproduksi oleh Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang. Metode penelitian ini menggunakan eksperimental dengan percobaan labolatorium (laboratory experiment). Variabel penelitian meliputi keadaan umum meliputi tahun produksi straw, secara makroskopis meliputi pH semen beku dan secara mikroskopis meliputi persentase motilitas, viabilitas, abnormalitas, konsentrasi dan total spermatozoa motil. Data yang diperoleh diolah Microsoft Excel dengan analisis Ragam Analysis of variance (Anova) single factor dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian yaitu semen beku non sexing dan sexing meliputi keadaan umum diproduksi tahun 2012 dan 2018, kualitas secara makroskopis memiliki nilai pH sebesar 6,67 dan 6,60 dan kualitas secara mikroskopis memiliki persentase motilitas sebesar 36,00 % dan 31,40 %, viabilitas sebesar 81,70 % dan 75,89 %, abnormalitas sebesar 6,93 % dan 6,78 %, konsentrasi spermatozoa sebesar 31,67 juta/ mini straw dan 12,125 juta/ mini straw dan total spermatozoa motil sebesar 11,39 juta/mini straw dan 5,10125 juta/mini straw. Kesimpulan penelitian bahwa Kualitas post thawing semen beku non sexing lebih tinggi daripada semen beku sexing menggunakan metode SGDP baik secara makroskopis maupun mikroskopis.
KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN SELAMA PENDINGINAN MENGGUNAKAN PENGENCER CEP-2 DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI KONSENTRASI SANTAN Pramudya Annisa Firdausi; Trinil Susilawati; Sri Wahyuningsih
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 15, No 1 (2014): TERNAK TROPIKA
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.619 KB)

Abstract

This research was carried out at Laboratory of Balai Besar Inseminasi Buatan, Singosari, Malang start from 8th May until 27th May 2014. Research was to find the effect of liquid semen of Limousin during chilled preservation. Semen divided into four with 5%, 10%, 15%, coconut milk (P1=CEP-2+5% S, P2=CEP-2+10% S, P3=CEP-2+15% S) and 10% egg yolk (P0=CEP-2+10% KT), gave the best result in P0 and has highly significant different (P<0,01) than others treatments, listed from higher to the lower from P2, P1, and P3 then motility after 24h were analysis with Pearson’s Chi- Square and used to compare total motile sperm count with expected value 40 million cells/mL showed that egg Yolk gave the superior effect on sperm quality after 24h preservation. The motiity, viability, and abnormalitas in CEP-2+ Coconut Milk has highly significant different (P<0,01) lower compared to CEP-2+ 10% KT. The various level extender of coconut Milk in CEP-2 can’t maintain the sperm quality as well as egg yolk, but P2 had shown best ability of maintain sperm quality and total motile sperm Key Words : Semen, extender, preservation, coconut Milk, and egg yolk
PENGGANTIAN BOVINE SERUM ALBUMIN PADA CEP-2 DENGAN SERUM DARAH SAPI TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN PADA SUHU PENYIMPANAN 3-5oC Feri Eka Wahyudi; Trinil Susilawati; Nurul Isnaini
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 17, No 2 (2016): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production (JTAPRO)
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.939 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2016.017.02.2

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggantian Bovine Serum Albumin (BSA) menggunakan serum darah sapi pada pengencer dasar Cauda Epididymal Plasma 2 (CEP-2) terhadap kualitas semen sapi Limousin selama pendinginan pada suhu 3-5oC. Materi penelitian yang digunakan yaitu semen segar dari sapi Limousin yang dipelihara di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari Malang. Serum darah didapatkan dari darah sapi yang diambil dari Laboratorium Lapang Sumber Sekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan percobaan laboratorium dengan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari lima perlakuan, yaitu P0 sebagai kontrol (90% CEP-2 (dengan BSA) + 10% KT); P1 (83,84% CEP-2 + 6,16% serum + 10% KT); P2 (81,84% CEP-2 + 8,16% serum + 10% KT); P3 (79,84% CEP-2 + 10,16% serum + 10% KT) dan P4 (90% CEP-2 (tanpa BSA) + 10% KT). Parameter yang diamati adalah motilitas, viabilitas dan abnormalitas. Hasil penelitian, persentase motilitas yang tertinggi yaitu P0 (37,6±17,3%). Persentase viabilitas yang tertinggi yaitu P3 (63,4±3,5). Persentase abnormalitas yang tertinggi yaitu P0 (16,4±4,0%). Total spermatozoa motil pada semua perlakuan lebih besar daripada kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu 40% spermatozoa motil dari total konsentrasi. Disimpulkan bahwa serum darah belum mampu menggantikan BSA pada CEP-2, namun pada pengencer dengan serum 6,16% cukup mampu mempertahankan motilitas spermatozoa walaupun tidak sebaik pengencer dengan BSA. Kata kunci : semen cair, penyimpanan dingin, motilitas, viabilitas, abnormalitas
TAMPILAN REPRODUKSI HASIL INSEMINASI BUATAN MENGGUNAKAN SEMEN BEKU HASIL SEXING PADA SAPI PERSILANGAN ONGOLE DI PETERNAKAN RAKYAT Lieyo Wahyudi; Trinil Susilawati; Nurul Isnaini
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 15, No 1 (2014): TERNAK TROPIKA
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.415 KB)

Abstract

The purpose of this research was to determine the success of AI using sexed semen results based on NRR, S/C, CR, and rectal palpation were also determine.  The total number of 81 acceptors divided into 3 treatment groups, such as P0 (non- sexed semen) ; P1 (Frozen semen Sexed using White Yolk Sedimentation),  P2 (Frozen semen sexed using Percoll Gradient Centrifugation) . The results showed the NRR percentage of P0, P1 and P2 were between the treatments are P0 of 74.07 ± 12:00%; 65.43 ± 5.66% and 64.19 ±  8:56% respectively. Furthermore the highest of CR was in P0 44%,   P2 25.91% and P1 18.51%. Conclution of this research was the highest percentage of pregnancy was 59.25 %(P0) ,  P1 51.85% and the lowest was in 44.44%. The S/C was in (P0) 2.31 follow by 3.00 in P2 and 3.33 in P1.   Key words : artificial insemination , frozen semen sexed, the percentage of Gestation and feed
Co-Authors Abdul Muhaimin Abdul Rochim Achadiah Rachmawati Achmad Bagus Adhiluhung Mardhotillah Ahmad Budi Purnawan Ali Mahfud Ali mahfud Alifian Ibnu Ansori Aloysius Duran Corebima Annisa Nyuwita Asri Nurul Huda Aulia Puspita Anugra Yekti Aulia Puspita Anugra Yekti Aulia Puspita Anugra Yekti Aulia Puspita Anugra Yekti Aulia Puspita Anugra Yekti Aulia Puspita Anugra Yekti Aulia Puspita Anugra Yekti Auliya Puspita Anugrah Yekti Ayu Sulvi Istanty Chusnul Hanim Dedi Muhammad Dian Ratnawati Dwi Susan Setiyani Eko Susetyarini Erin Ayu Octaviani Erly Anna Rosita Errico Errico Fatahilah Fatahilah Feri Eka Wahyudi Gatot Ciptadi Hary Nugroho Herni Sudarwati Hirzi Hanifi Ika Nurjannah Inggit Kentjonowaty Irfan Irfan Isnaini Nurul Joko Riyanto Khavida Nuril Muslim Kusmartono Kusmartono Kusmartono Kuswati Kuswati Kuswati Kuswati Lieyo Wahyudi M Ade Salim Mashudi Mashudi Mashudi Moch Nasich Moch Saifudin Moh Amin Moh Thoriq Fernanda Muchamad Lutfhi Mugiyati Mugiyati Muhamad Iqbal Zajulie Muhammad Ade Salim Muhammad Nur Ihsan Muhammad Zainul Hanif Mukhlas Agung Hidayat Nanang Sugiarto Nareswara Hapsari Nisa’us Sholikah Nolasco da costa Nursahida Ramadhani Nurul Isnaini Nurul Isnaini Nurul Isnanini Nurul Layla Nurul Layla Poespitasari Hazanah Ndaru Pramudya Annisa Firdausi Puguh Surjowardojo Putri Utami Rara Putri Audia Ravenska Ravenska Risky Amalia Rosary Rizki Prafitri sri rahayu Sri Wahjuningsih Sri Wahyuningsih Sri Wahyuningsih Sri Wahyuningsih Sudarmanto Sudarmanto Veronica Devita Bunga Wike andre Septian Yadi Malda Yadi Malda Yulianto Nugroho