Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : MAGISTRA: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KEBUTUHAN GURU DI KABUPATEN MERAUKE Maria F. V. Ruslau; Etriana Meirista
MAGISTRA Vol 4 No 1 (2017): Magistra: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/magistra.v4i1.609

Abstract

Guru memainkan peranan penting dalam menentukan kesuksesan kegiatan belajar mengajar. Namun, dalam kenyataannya, masih banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang kompetensinya, masih banyak sekolah yang kekurangan guru. Dalam penelitian ini, pemetaan guru akan dilakukan dengan tujuan memberikan informasi tentang peta guru yang lengkap dalam sebuah grafik dua dimensi untuk penataan distribusi guru. Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis biplot.  Analisis biplot digunakan untuk menggambarkan karakteristik kebutuhan guru mata pelajaran di Kabupaten Merauke,berdasarkan posisinya terhadap distrik dan sekolah yang diamati. Data yang dikumpulkan adalah data jumlah guru per mata pelajaran dan jumlah rombongan belajar pada setiap SMP di Kabupaten Merauke. Analisis dilakukan dengan pertana-tama mereduksi komponen mata pelajaran menjadi dua komponen utama dan kemudian menyajikannya dalam plot dua dimensi (biplot).  Penyajian grafik menampilkan objek pengamatan dengan variabel secara simultan. Biplot rasio ketersediaan guru di Kabupaten Merauke dapat memberikan informasi ketersediaan guru sebanyak 40,08%. Biplot rasio kebutuhan guru di Kabupaten Merauke dapat memberikan informasi kebutuhan guru sebanyak 60,36%. Informasi yang diperoleh dari hasil biplot adalah Distrik Merauke memiliki ketersediaan guru TIK, BP/BK, Seni Budaya dan Bahasa Indonesia yang tinggi dibandingkan distrik lain. Distrik Kaptel memiliki ketersediaan guru yang rendah dan lebih dominan dalam mata pelajaran Matematika. Guru mata pelajaran yang paling banyak dimiliki di hampir semua distrik adalah IPS. Distrik Merauke memiliki ketersediaan guru yang paling banyak, tetapi juga memiliki kebutuhan akan guru mata pelajaran yang paling banyak. Biplot rasio ketersediaan guru Distrik Merauke dapat memberikan informasi ketetrsediaan guru sebanyak 53,65%. Biplot rasio kebutuhan guru Distrik Merauke dapat memberikan informasi ketetrsediaan guru sebanyak 67,31%. Sekolah di distrik Merauke yang memiliki kebutuhan guru yang lebih tinggi yaitu SMP Negeri LB, SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2. Sedangkan SMP Negeri Pers Gudang Arang memiliki kebutuhaan guru yang paling rendah.
MENINGKATKAN TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA BERDASARKAN FASE BELAJAR MODEL VAN HIELE MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG DIMENSI TIGA Sugiyarti Sugiyarti; Maria F.V. Ruslau
MAGISTRA Vol 6 No 1 (2019): Magistra: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/magistra.v6i1.1155

Abstract

Setiap siswa memiliki kesulitan dalam belajar geometri dan tingkat perkembangan berpikir geometri yang berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat yang disusun berdasarkan tingkat perkembangan berpikir geometri siswa dalam pembelajaran geometri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan fase belajar model Van Hiele dengan memanfaatkan media bangun ruang dimensi tiga pada materi jarak antara titik, garis dan bidang untuk meningkatkan tingkat berpikir geometri siswa Kelas XII MIPA4 SMA Negeri 3 Merauke. Media bangun ruang yang digunakan adalah kerangka bangun ruang dimensi tiga, dan untuk mempermudah siswa dalam memvisualisasikan dan menyelesaikan masalah berkaitan dengan jarak antara titik, garis dan bidang dalam ruang. Hasil penenitian menunjukkan bahwa tingkat berpikir Geometri siswa berdasarkan teori Van Hiele umumnya paling tinggi berada pada Level 1 (Analisis). Siswa dapat mendeskripsikan informasi yang ada pada bangun ruang namun belum dapat menunjukkan jarak yang diminta pada soal. Siswa dapat mengetahui dan dapat menggunakan rumus untuk menghitung jarak tetapi kesulitan pada mensktesa bidang datar segitiga yang terbentuk dalam ruang dimensi tiga. Penggunaan alat peraga kerangka bangun ruang meningkatkan level berpikir geometri siswa 76% berada pada minimal Level 2 (Abstraksi) yaitu siswa mampu mengidentifikasi, menemukan dan menjelaskan jarak antara titik, garis dan bidang. Dan siswa mampu menggunakan teorema, defenisi atau konsep matematika yang diperlukan dalam menentukan jarak dalam ruang dimensi tiga dengan bantuan alat peraga Level 3 (Deduksi). Kata Kunci dimensi tiga, ,teori Van Hiele, tingkat berpikir geometri