Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Kebijakan, Implementasi dan Isu Strategis Pendidikan Bagi Individu Berkebutuhan Khusus Mahabbati, Aini
Jurnal Pendidikan Islam Vol 3 No 1 (2014): KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Education State Islamic University (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpi.2014.31.31-46

Abstract

Special education is designed to provide educational services for individuals with special needs in order to achieve the appropriate potency and capacity. The implementation of special education starts with understanding the learners. Therefore, the identification and assessment of student learning needs must be from the first basic step, followed by adjustment of curriculum and learning. The nature of the curriculum is individual contextual-and functional, with a range of education from early childhood until the age of transition to further education or future adult life. Special education strategic issues developed in a line of developments in the equal rights of all people access education, and they moved from the segregation paradigm to an inclusive paradigm. The special education that is growing discourse is also influenced by social dynamics, economics, politics, culture, and religion.
Pengembangan pengukuran keterampilan sosial siswa sekolah dasar inklusif berbasis diversity awareness Aini Mahabbati; Tin Suharmini; Purwandari Purwandari; Heri Purwanto
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 10, No 1 (2017): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.01 KB) | DOI: 10.21831/jpipfip.v10i1.16792

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan konstrak skala pengukuran keterampilan sosial siswa sekolah dasar inklusif berbasis diversity awareness. Langkah penelitian adalah eksplorasi konstrak keterampilan sosial melalui kajian pustaka dan FGD dan mengonstruksi aspek dan indikator untuk menjadi rancangan skala perilaku Likert. Subjek penelitian adalah 15 guru kelas dari SD inkusif. Hasil penelitian menunjukkan aspek keterampilan sosial berdasarkan diversity awareness yang berhasil dirumuskan tujuh (7) aspek, meliputi kemampuan empati (32,4%), komunikasi dan interaksi sosial (28,9%), mengendalikan agresi (10,8%), sikap terbuka (8,8%), perilaku membantu (8,3%), kemampuan memahami diri (6,9%), dan perilaku mau belajar (3,9%). Rancangan instrumen pengukuran skala keterampilan sosial siswa SD inklusif berbasis diversity awareness terdiri dari indikator-indikator yang ditetapkan berdasarkan proporsi persentase kemunculan masing-masing aspek. Aspek kemampuan empati memiliki 15 indikator, komunikasi dan interaksi sosial 13 indikator, mengendalikan agresi 5 indikator, sikap terbuka 4 indikator, perilaku membantu 4 indikator, memahami diri 3 indikator, dan 2 indikator untuk kemampuan belajar. Total indikator adalah 46 buah yang menghasilkan item untuk hasil pengukuran.
Pengembangan panduan layanan kesehatan mental berbasis sekolah bagi anak berkebutuhan khusus Atien Nur Chamidah; Purwandari Purwandari; Aini Mahabbati
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 8, No 2 (2015): September
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1422.957 KB) | DOI: 10.21831/jpipfip.v8i2.8267

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi model dan menghasilkan buku panduanlayanan kesehatan mental berbasis sekolah bagi anak berkebutuhan khusus. Penelitianmenggunakan pendekatan Research and Development. Subjek dalam penelitian ini adalahpraktisi kesehatan mental di sekolah, dan praktisi lain yang terlibat dalam layanankesehatan mental (psikolog dan dokter), dan pengguna (guru) di SLB di Daerah IstimewaYogyakarta. Data penelitian akan dikumpulkan melalui kuosioner dan Focus GroupDiscussion (FGD) serta akan dilakukan analisis secara deskriptif kualitatif serta kuantitatif.Rangkaian kegiatan penelitian ini menghasilkan produk akhir berupa buku panduanlayanan kesehatan mental berbasis sekolah bagi anak berkebutuhan khusus yang telahdiuji validasi oleh subjek penelitian. Penelitian selanjutnya diharapkan akan menjadipenelitian ujicoba produk dalam skala yang lebih besar
Program pelatihan dan workshop kesiapan implementasi PAUD inklusif untuk pendidik PAUD Aini Mahabbati; Nur Hayati; Atien Nur Chamidah; Arumi Savitri Fatimaningrum
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 10, No 2 (2017): September
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.355 KB) | DOI: 10.21831/jpipfip.v10i2.17909

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pengelola lembaga PAUD dalam rangka mendukung kesiapan merintis implementasi PAUD Inklusif di Wilayah Kecamatan Banguntapan Bantul. Aspek yang ditingkatkan adalah pengetahuan dan keterampilan untuk menemukenali anak berkebutuhan khusus (ABK); intervensi ABK di PAUD; dan merancang pembelajaran PAUD yang mengakomodasi seluruh karakter subjek didik. Penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data adalah pengisian angket dan observasi. Subjek penelitian berjumlah 47 guru dari 47 lembaga PAUD di wilayah Banguntapan Bantul. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil pelatihan menunjukkan pemahaman subjek terhadap materi pelatihan dan kemampuan subjek dalam menemukenali dan intervensi dini pada ABK usia dini. Pengetahuan subjek tentang konsep Hambatan Perkembangan pada AUD mengalami peningkatan dari 47,0% menjadi 65%, deteksi ABK usia dini mengalami peningkatan dari 52,5% menjadi 69,6%, dan konsep PAUD inklusi mengalami peningkatan dari 44,8% menjadi 71,6%. Keterampilan untuk menemukenali dan melakukan intervensi dini pada ABK di usia dini terlihat dari kemampuan para pendidik PAUD saat menyusun laporan hasil pengamatan dari observasi di lembaga masing-masing. Kesimpulannya adalah subjek mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan menemukenali ABK, memberi intervensi dini bagi ABK di PAUD; serta merancang pembelajaran ke arah PAUD Inklusi.
MODEL PENDIDIKAN KARAKTER ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI PROGRAM KESENIAN KETOPRAK Andrean Ilham Listiady; Hasby Alfin Shidiq; Sholikhati Nur Aziza; Nur Shafira Yunanda; Soetrisno Soetrisno; Aini Mahabbati
JPK (Jurnal Pendidikan Khusus) Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Pendidikan Khusus
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.743 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v12i2.16528

Abstract

Pengembangan nilai karakter menjadi masalah bagi anak berkebutuhan khusus di SLB Tunas Bhakti Pleret Yogyakarta. Di sisi lain sekolah memiliki sumber daya yang dapat menjadi sarana pengembangan nilai karakter pada anak berkebutuhan khusus (ABK), di antaranya adalah sumber daya kesenian tradisional ketoprak. Oleh karena itu, perlu dikembangkan model pendidikan karakter ABK melaui kesenian tradisional ketoprak. Program ini dikembangkan melalui empat tahap awal R D Borg Gall (1983). Subjek adalah 20 ABK, informan adalah kepala sekolah dan guru. Metode pengumpulan data adalah wawancara dan observasi perilaku siswa. Hasil yang ditunjukkan adalah program pendidikan karakter siswa ABK melalui kesenian tradisional ketoprak dikembangkan melalui analisis kebutuhan terkait kondisi karakter siswa dan analisis potensi kesenian tradisional. Tahap program yang dibutuhkan sekolah adalah tahap perencanaan meliputi pembentukan divisi program; perumusan rancangan program; identifikasi siswa, karakter positif yang harus dikembangkan dan pemeranan, serta pengukuran perilaku siswa sebagai baseline. Tahap pelaksanaan program berisi penanaman nilai karakter positif dan keterampilan ABK dalam bermain kesenian ketoprak. Tahap evaluasi perkembangan perilaku dan keterampilan ABK dalam berketoprak yang meliputi evaluasi selama proses dan di akhir kegiatan. Serta tahap monitoring untuk pengembangan karakter siswa dan keberlanjutan program. Hasil ujicoba terbatas menunjukkan 20 siswa yang mengikuti pelatihan ketoprak berhasil mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter kerja keras, inisiatif, komunikatif, bekerja sama, peduli dan toleransi, kreatif, dan rasa ingin tahu yang terlihat dalam interaksi dengan teman dan pelatih selama kegiatan. Keterampilan siswa dalam bermain ketoprak juga meningkat yang terlihat pada dialog, permainan peran, dan tarian. Secara kuantitatif, rata-rata peningkatan karakter siswa sebesar 18%. Karakter disiplin mengalami peningkatan yang paling tinggi yaitu 50%, sedangkan karakter yang mengalami peningkatan paling rendah yakni kreativitas sebesar 9%.
Identifikasi Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku di Sekolah Dasar Aini Mahabbati
JPK (Jurnal Pendidikan Khusus) Vol 2, No 2 (2006): Jurnal Pendidikan Khusus
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpk.v2i2.1008

Abstract

Guru di sekolah dasar perlu memahami dan menguasai teknik identifikasi anak dengan gangguan emosi dan perilaku, serta prosedur pelaksanaan identifikasi. Identifikasi berguna bagi guru untuk membedakan anak dengan gangguan emosi dan perilaku dengan anak nakal dan bermasalah tingkah laku biasa, karena karakteristik anak dengan gangguan emosi dan perilaku sering ditemui di komunitas anak, khususnya di sekolah dasar-sekolah dasar. Mengetahui keberadaan anak dengan gangguan emosi dan perilaku di sekolah dasar sangat diperlukan untuk memberikan pendidikan khusus sesuai karakter mereka.Proses identifikasi merupakan usaha untuk mengetahui apakah anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Langkah-langkah identifikasi yaitu, menghimpun data seluruh siswa di kelas, analisis data, mengklasifikasi anak dengan gangguan emosi dan perilaku, konsultasi kepala sekolah, menyelenggarakan pertemuan kasus, dan menyusun laporan hasil pertemuan kasus lengkap dengan perencanaan program pendidikan. Dalam pengembangan pendidikan bagi berkebutuhan khusus, identifikasi menjadi awal dari pelaksanaan program, kemudian dilanjutkan dengan rujukan ahli, assessmen, penentuan keputusan, perencanaan program pembelajaran dan pengorganisasian siswa, pelaksanaan pembelajaraan, pemantauan kemajuan belajar dan evaluasi.
Pendampingan Guru dalam Peningkatan Kemampuan Penyusunan Program Pendidikan Karakter bagi Siswa Sekolah Luar Biasa Aini Mahabbati; Edi Purwanta; Sari Rudiyati; Purwandari Purwandari
JPK (Jurnal Pendidikan Khusus) Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Pendidikan Khusus
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.724 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v12i2.16513

Abstract

Tujuan pendampingan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru SLB mengenai pengembangan pendidikan karakter bagi siswa berkebutuhan khusus, memecahkan persoalan terkait karakter mereka, dan merancang penerapan pendidikan karakter dalam disain akademik dan non akademik. Metode pendampingan ini dibagi dalam empat tahapan, 1) Penjelasan konsep; 2) asesmen kebutuhan sekolah dan asesmen terhadap kebutuhan program; 3) simulasi kasus dan penyusunan contoh rancangan program; 4) penugasan menyusun program pendidikan karakter untuk ABK sesuai kondisi ABK di sekolah; 5) evaluasi kinerja guru. Hasil pendampingan menunjukkan peningkatan pemahaman dan keterampilan guru dalam penyusuna program pendidikan karakter ABK. Hasil kuantitatif menunjukkan peningkatan yakni konsep pendidikan karakter ABK meningkat 11,6%; materi pemecahan masalah pendidikan karakter ABK meningkat 12%; materi program akademik pendidikan karakter, peningkatan 12,5%; materi program non akademik pendidikan karakter meningkat 10,63%; materi perumusan rancangan program di sekolah meningkat 9%. Total rata-rata peningkatan pemahaman dan keterampilan peserta di akhir kegiatan mencapai 12%.
Kendala mahasiswa dalam identifikasi dan asesmen anak dengan gangguan emosi dan perilaku selama pandemi COVID-19 Wening Prabawati; Aini Mahabbati
JPK (Jurnal Pendidikan Khusus) Vol 17, No 1 (2021): Jurnal Pendidikan Khusus
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpk.v17i1.40460

Abstract

Identifikasi dan asesmen anak dengan gangguan emosi dan perilaku atau emotional and behavior disorders (EBD) merupakan tahapan awal dalam menentukan layanan pendidikan yang sesuai bagi anak dengan EBD. Tujuan penelitian ini yakni mengetahui apakah mehasiswa mengalami kendala selama melakukan identifikasi dan asesmen anak dengan EBD selama pandemi Covid-19. Jenis penelitian ini yakni penelitian studi kasus. Subjek penelitian ini yakni delapan orang mahasiswa semester enam. Teknik pengumpulan data yakni obervasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yakni analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami kendala selama mengumpulkan data-data yang digunakan untuk identifikasi dan asesmen pada anak dengan EBD selama pembelajaran daring. Kendala yang dialami mahasiswa yakni kesulitan dalam menghubungi sumber seperti guru dan orang tua, tidak bisa bertemu dengan anak secara langsung, data yang diperoleh terbatas. Kesimpulan penelitian yakni adanya kendala yang dialami mahasiswa sehingga menghambat mahasiswa dalam melakukan identifikasi dan asesmen pada anak dengan EBD selama pandemi Covid-19.
Asesmen perilaku fungsional pada perilaku menyakiti diri sendiri anak autis di SLB Autisma Dian Amanah Yogyakarta Dhea Ellyne Theodora; Aini Mahabbati
JPK (Jurnal Pendidikan Khusus) Vol 15, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Khusus
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.523 KB) | DOI: 10.21831/jpk.v15i1.28227

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku menyakiti diri pada anak autis di SLB Autisma Dian Amanah Yogyakarta menggunakan prosedur asesmen perilaku fungsional. Penelitian difokuskan pada setting perilaku di sekolah, dengan pengumpulan data berupa antecedent, behavior, consequence, dan faktor mempengaruhi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif eksploratori. Subjek penelitian meliputi 2 siswa autis yaitu NKW dan AGS. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan pengisian skala motivasi perilaku. Data dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif yaitu dengan menyajikan data dalam bentuk naratif dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan antecedent munculnya perilaku menyakiti diri berupa efek interaksi tidak menyenangkan, kebisingan verbal, kegiatan tidak disukai, cuaca panas, melihat benda tidak sesuai tempat, dan melihat objek ditakuti. Consequence perilaku berupa mendapat sensasi menyenangkan pada indera (sensory), terhindar dari tugas atau kegiatan (escape), maupun mendapat perhatian (attention). Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku berupa kemampuan komunikasi ekspresi yang rendah, pengkonsumsian obat-obatan, pola tidur tidak teratur, serta level autismenya.
Pendidikan Inklusif untuk Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku (Tunalaras) Aini Mahabbati
JPK (Jurnal Pendidikan Khusus) Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Pendidikan Khusus
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpk.v7i2.778

Abstract

Anak tunalaras memiliki karateristik gangguan emosi dan perilaku yang seringkali berakibat pada penolakan lingkungan terhadap mereka, termasuk lingkungan pendidikan. Namun demikian, pendidikan inklusif justru bersifat terbuka dan akomodatif, terhadap anak tunalaras, termasuk juga anak berkebutuhan khusus lainnya. Sifat akomodatif pendidikan inklusif sebagaimana disebut oleh Farrel, 2008 adalah merekrut semua tipe dan karakteristik siswa; menghindari setiap aspek negative dari label; dan selalu melakukan check and balance oleh seluruh stake holders; Hal itu membawa konsekuensi pada implementasi layanan pendidikan pada anak tunalaras, terutama pada model pembelajaran di kelas. Oleh karenanya guru kelas menjadi tokoh kunci dalam hal ini. Selain mampu menerapkan asesmen pembelajaran dan melakukan kerja kolaboratif dengan guru khusus, orangtua, atau pihak lain yang terkait, guru seharusnya memiliki keterampilan yang berhubungan dengan srategi intervensi perilaku tunalaras misalnya dengan strategi positive behavioral support yang melibatkan seluruh anggota kelas (co-teaching), serta menguasai classroom management untuk tetap menjaga kelas pada koridor pembelajaran sekaligus mengakomodasi keberadaan anak tunalaras di sana.