Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Ethnopharmacy Study of Suku Anak Dalam (SAD) in Muara Kilis Village, Tengah Ilir, Tebo District, Jambi Province Santi Perawati; Lili Andriani; Lia Anggresani; Eti Ardila
Biospecies Vol. 12 No. 2 (2019): Biospecies Vol. 12 No. 2, July 2019
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.254 KB) | DOI: 10.22437/biospecies.v12i2.5551

Abstract

ABSTRACT Background: Indonesia consists of various ethnics on each island, one of which is Suku Anak Dalam (SAD) precisely on Sumatra island of Jambi Province. Each ethnic group has a variety of natural and traditional remedies. This observation was conducted from November 2017 to February 2018 in Muara Kilis Village, Tengah Ilir District, Tebo District, Jambi Province.This research purpose to determined of various disease and know the various natural resources that are used as a treatmenton Suku Anak Dalam at Muara Kilis. Method: This research type is descriptive research using qualitative method and purposive sampling for sampling technique and open-ended interview with informant using voice recording media. Results: The disease are often experienced by Suku Anak Dalam among others fever, cough, asthma, measles, gastritis, hemorrhoids, stomachaches, and allergy. To treat the disease by utilizing natural resources like plants and animals. Part of the plants used among others, leaves, sap, and fruit, while for animal parts used are bile, urine, and blood. Processing methods are pounded, boiled, grated, and fried, while the use of these ingredients by eating, drinking, bathed, and applied directly on part of sickness skin Conclusion: Based on the results that has been done there are 8 diseases that often occur and there are 5 kinds of plants and 4 animals from different genus and family that are used as traditional medicine in Suku Anak Dalam Muara Kilis Village. Keywords: (Ethnopharmacy, Suku Anak Dalam, Diseases, Natural Resources)
AKTIVITAS KOAGULAN DARI DAUN SEMBUNG RAMBAT (Mikania micrantha Kunth) SECARA IN VITRO Lili Andriani; Santi Perawati; Nadia Putri; Barmi Hartesi
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 17, No 1: Maret 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.365 KB) | DOI: 10.12928/mf.v17i1.16004

Abstract

Tumbuhan sembung rambat (Mikania micrantha Kunth) pada Suku Anak Dalam (SAD) Jambi digunakan untuk mengobati luka dan infeksi kulit yang bisa mengakibatkan perdarahan. Untuk menghindari perdarahan dibutuhkan senyawa yang kerjanya sebagai koagulan. Oleh karena itu pencarian senyawa koagulan penting dilakukan, salah satunya yang ada pada daun sembung rambat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas ekstrak dan fraksi daun sembung rambat sebagai koagulan secara in vitro. Metode penelitian yang digunakan yaitu ekstraksi daun sembung rambat menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%, ekstrak etanol difraksinasi menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan butanol. Aktivitas koagulan dilihat dengan cara melihat waktu pembekuan darah pada semua golongan darah (A, B, O dan AB) menggunakan metode Lee White dengan tiga konsentrasi ekstrak (10%, 20% dan 30%). Ekstrak daun sembung rambat pada semua konsentrasi menunjukkan aktivitas koagulan, dan fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas koagulan yang lebih cepat untuk golongan darah O. Ekstrak dan fraksi daun sembung rambat memiliki aktivitas sebagai koagulan secara in vitro.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sembung Rambat (Mikania micrantha Kunth): Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sembung Rambat (Mikania micrantha Kunth) Santi Perawati; Lili Andriani; Putri Pratiwi
CHEMPUBLISH JOURNAL Vol. 3 No. 2 (2018): Chempublish Journal
Publisher : Universitas Jambi, Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.375 KB) | DOI: 10.22437/chp.v3i2.5554

Abstract

ABSTRAK Daun sembung rambat secara tradisional digunakan sebagai obat luka.Oleh karena itu diduga tumbuhan tersebut berpotensi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi daun sembung rambat sebagai antibakteri Staphylococcus aureus. Serbuk daun sembung rambat dimaserasi dengan etanol 70%, dilanjutkan dengan uji fitokimia. Kemudian dilakukan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode cakram terhadap bakteri Staphylococcus aureus variasi konsentrasi 5%, 15%, dan 25%. Dari hasil maserasi didapatkan rendemen sebesar 9,37%. Uji fitokimia positif mengandung alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, dan steroid. Uji aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus memiliki kategori daya hambat kuat pada semua konsentrasi. Ekstrak daun Sembung Rambat memiliki aktivitas antibakteri yang kuat terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Kata Kunci: Mikania micrantha Kunth; uji fitokimia; antibakteri; Staphylococcus aureus
Aktivitas koagulan ekstrak dan fraksi daun Sembung Rambat (Mikania micrantha Kunth.) Santi Perawati; Lili Andriani; Septa Pratama; Humayroh Humayroh
CHEMPUBLISH JOURNAL Vol. 4 No. 1 (2019): Chempublish Journal
Publisher : Universitas Jambi, Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.712 KB) | DOI: 10.22437/chp.v4i1.6909

Abstract

ABSTRAK Sembung Rambat (Mikania micrantha Kunth) merupakan tumbuhan yang tumbuh merambat mengandung zat aktif dalam bentuk metabolit sekunder seperti alkaloid, saponin, flavonoid, steroid, tanin, terpenoid dan kaya akan senyawa fenolik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan ekstrak dan fraksi dari daun sembung rambat sebagai koagulan. Ekstraksi daun segar sembung rambat menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% , ekstrak etanol difraksinasi menggunakan metode ekstrak cair-cair dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan n-butanol. Aktivitas koagulan diukur dengan cara melihat waktu terbentuk benang fibrin dan waktu henti darah pada hewan uji Mencit Putih Galur (Deutschland, Denkenand and Yoken). Ekstrak dengan dosis 60mg/20g BB mencit menunjukkan hasil aktivitas koagulan yang terbaik dibandingkan dengan variasi dosis lain dengan waktu terbentuk benang fibrin (77 detik) dan waktu henti darah (86 detik). Pada fraksi etil asetat memiliki aktivitas koagulan terbaik dibandingkan dengan ekstrak dan fraksi lain dengan waktu terbentuk benang fibrin (64 detik) dan waktu henti darah (86 detik). Ekstrak dan fraksi daun sembung rambat pada dosis 60mg/20g BB mencit memiliki aktivitas koagulan yang baik. Kata kunci: Koagulan, Sembung Rambat (Mikania micrantha Kunth.) ABSTRACT Sembung Rambat (Mikania micrantha Kunth.) Is a climbing plant containing alkaloids, saponins, flavonoids, steroids, tannins, terpenoids and rich in phenolic compounds. This aim was to determine the ability of extracts and fractions of sembung rambat leaves as coagulant. Extraction of fresh leaves of used maceration method with ethanol 96% as a solvent, ethanol extract fractionated used liquid-liquid extract method with n-hexane, ethyl acetate and n-butanol. Coagulant activity was measured by looking at the time of formation of fibrin yarn and the time of blood stops in theanimals test of White Mice (Deutschland, Denkenand and Yoken). Extracts with a dose of 60 mg / 20 g BB mice showed the best results of coagulant activity compared to other dose variations with the time of formation of fibrin yarn 77 seconds and blood stop time 86 seconds. The ethyl acetate fraction has the best coagulant activity compared to extracts and other fractions with fibrin yarn formed time 64 seconds and blood stop time 86 seconds. In conclusion, the extracts and fractions of sembung rambat have coagulant activity. Key words: Coagulant, Mikania micrantha Kunth
PENINGKATAN KEMANDIRIAN EKONOMI IBU RUMAH TANGGA MELALUI DEMONSTRASI PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING Lili Andriani; Santi Perawati; Deny Sutrisno; Yuliawati Yuliawati
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2020): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.307 KB) | DOI: 10.31604/jpm.v3i1.95-101

Abstract

Dishwashing soap is a daily requirement of housewives. Solvents can be manufactured on a home scale using materials and methods that are easy to do.  The activity of making dish soap can increase the economic independence of mothers who are around the hallway of Mangga Besar village Wijaya Pura in Jambi Selatan, Jambi City. The method used for community service activities is through demonstration directly in front of the participants ' mothers. A total of 20 enthusiastic participants participated in the events ranging from the preparation of materials to packaging. It also examined the safety aspects of chemicals used and analysis of the price calculation of production and sales calculations.
Studi Etnofarmasi Tumbuhan Jernang Pada Suku Anak Dalam Di Desa Muara Kilis Lili Andriani; Santi Perawati; Awaliatuwelda
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 8 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v8i1.5195

Abstract

Jernang adalah salah satu hasil hutan pada Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Muara kilis, Kecamatan Tengah ilir, Kabupaten Tebo, Jambi yang bernilai ekonomis tinggi serta dapat dijadikan sebagai obat tradisional. Salah satu cara pengembangan obat tradisional ini dengan melakukan etnofarmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek etnofarmasi jernang serta bagaimana cara pengolahannya sebagai obat tradisional. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap informan dengan pengambilan sampel berupa teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 2 spesies jernang di Desa Muara Kilis, yaitu jernang kuau (Daemonorops draco (Willd) Blume.) dan jernang kelukup (Daemonorops sp). Jernang tersebut memiliki khasiat yang sama dalam hal pengobatan tradisional pada bagian getahnya yaitu untuk pengobatan penyakit sakit perut, batuk berdarah, buang air besar berdarah, pendarahan pasca melahirkan dan luka, sedangkan fungsi ekologis dari buah jernang adalah sebagai pewarna pakaian alami. Proses pengolahan buah rotan jernang untuk mengobati berbagai penyakit dengan cara mengolahnya menjadi jus yang dicampur dengan kunyit. Selain itu untuk mengatasi luka buah rotan jernang dibuat menjadi serbuk dan dioleskan pada bagian kulit yang luka. Jadi jernang dapat dijadikan sebagai obat tradisional yang menyembuhkan berbagai penyakit.
Studi Etnofarmasi pada Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Semambu Kecamatan Sumay Kabupaten Tebo Provinsi Jambi Indah Asridawati; Santi Perawati; Yulianis Yulianis
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.6938

Abstract

Suku Anak Dalam (SAD) merupakan suku minoritas yang mendiami kawasan hutan di Provinsi Jambi. SAD memiliki tradisi pengobatan untuk berbagai penyakit yang diwariskan dari leluhur dengan memanfaatkan sumber bahan alam yang ada. Studi ini bertujuan untuk mengetahui sumber bahan alam yang ada di daerah SAD dan kegunaan bahan alam tersebut untuk tujuan pengobatan berbagai jenis penyakit. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan metode kualitatif dan teknik pengambilan sampel snowball sampling terhadap dua orang informan yaitu Tumenggung Bujang Kabut dan Menti selaku dukun yang mengetahui pengobatan SAD melalui wawancara open-ended interview mengenai sumber bahan alam yang ada di Desa Semambu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit yang sering dialami SAD adalah demam, gatal-gatal, cacingan, buang air besar (BAB) berdarah, batuk, flu, sakit gigi, sesak nafas, sakit perut, dan perawatan pasca melahirkan. Bagian bahan alam yang digunakan meliputi daun, buah, batang, akar, kulit, biji, empedu, daging, taring, dan lemak. Metode pengolahan yang digunakan antara lain direbus, ditumbuk, dibakar, dan diperas. Sedangkan penggunaan dilakukan dengan cara diminum, dimakan, dioles, ditempel, dan digosok. Sumber bahan alam yang digunakan di Desa Semambu, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi untuk pengobatan terdiri dari 27 spesies, yaitu 22 spesies tumbuhan dan lima spesies hewan. Penyakit yang paling sering diobati dengan bahan alam yaitu penyakit kulit (gatal-gatal). Bagian tanaman yang paling banyak digunakan adalah daun dan cara pengolahan yang paling sering dilakukan yaitu dengan cara ditumbuk dan direbus.
AKTIVITAS ANTIFUNGI DARI EKSTRAK (Mikania micrantha Kunth) TERHADAP Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton rubrum : AKTIVITAS ANTIFUNGI DARI EKSTRAK (Mikania micrantha Kunth) TERHADAP Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton rubrum Santi Perawati; Lili Andriani; Dita Melianti
JURNAL BIOSENSE Vol 4 No 02 (2021): Edisi Desember 2021
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas PGRI Banyuwangi, Jalan Ikan Tongkol No 01, Telp (0333) 421593, 428592 Banyuwangi 68416

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.639 KB) | DOI: 10.36526/biosense.v4i02.1543

Abstract

Abstrak Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur masih sering terjadi dibeberapa kalangan masyarakat. Beberapa tumbuhan mempunyai aktivitas sebagai antifungi masih digunakan oleh masyarakat salah satunya sembung rambat (Mikania micrantha Kunth). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak Mikania micrantha Kunth terhadap Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton rubrum. Daun Mikania diekstrak dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% setelah itu ekstrak diidentifikasi kandungan metabolitnya dan diujikan aktivitas antifungi. Pengujian aktivitas antifungi emnggunakan metode difusi cakram dengan konsentrasi ekstrak sebesar 10%, 20% dan 30%. Kontrol positif yang digunakan adalah ketokonazol 15µg/disk dan kontrol negatif berupa DMSO. Analisis data menggunakan SPSS yaitu uji kruskal wallis dan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Mikania micrantha dapat menghambat pertumbuhan T. mentagrophytes pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30% masing-masing sebesar 6,01 mm,6.51 mm dan 7,05 mm. Sementara pada T.rubrum konsentrasi 10%, 20% dan 30% rata-rata zona hambat masing-masing sebesar 5,68 mm, 6,01 mm, dan 6,51 mm. Hasil uji statistik dengan menggunakan ujikruskal-wallis nilai P-value T.mentagrophytes sebesar 0.042 dan T.rubrum sebesar 0.087 dan pada uji Duncan hasil yang didapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikasi antara zona hambat dengan konsentrasi ekstrak yang diujikan. Keywords: Antifungi; Mikania micrantha; Trichophyton mentagrophytes; Trichophyton rubrum.
UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAUN SEMAMBU (Clibadium surinamense L.) DENGAN METODE BSLT Santi Perawati; Irna Dila; Barmi Hartesi
JURNAL KATALISATOR Vol. 7 No. 1 (2022): Jurnal Katalisator Volume 7 Nomor 1, April 2022
Publisher : LLDIKTI X Sumbar, Riau, Jambi, Kepri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.228 KB) | DOI: 10.22216/katalisator.v7i1.707

Abstract

Tanaman daun semambu (Clibadium surinamense L.) merupakan salah satu tanaman  yang digunakan untuk menghambat kanker. Namun, belum ada laporan penelitiaan tentang aktivitas sitotoksiknya.Oleh sebab itu dilakukan uji sitotoksik dengan metode BSLT yang merupakan salah satu metode awal yang digunakan untuk pencariaan senyawa untuk antikanker baru yang berasal dari tumbuhan.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek sitotoksik dari ekstrak daun semambu terhadap larva Artemia salina Leach. Penelitiaan ini merupakan penelitian eksperimental dimulai dari pembuatan simplisia, maserasi, skrining fitokimia dan uji aktivitas sitotoksik ekstrak daun semambu dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) yaitu menggunakan larva udang Artemia salina Leach sebagai hewan uji dengan konsentrasi 500 ppm, 250 ppm, 100 ppm, 50 ppm, 10 ppm,dan kontrol (air laut + larva udang), kemudiaan diinkubasi selama 24 jam. Hasil dari skrining fitokimia ekstrak daun semambu mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, polifenol, saponin dan steroid. Hasil Uji aktivitas sitotoksik dari ekstrak daun semambu terhadap Artemia salina Leach dengan nilai LC50 50,86 ppm termasuk kedalam kategori sangat toksik. Hal ini menujukkan ekstrak daun semambu dapat memberikan aktivitas sitotoksik dan berpotensi sebagai agen antikanker.
Mini Review: Traditional Plants Medicine of Suku Anak Dalam Jambi Santi Perawati
Riset Informasi Kesehatan Vol 6 No 2 (2017): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.642 KB) | DOI: 10.30644/rik.v6i2.92

Abstract

Indonesia is a country with many tribes and cultures, one of which Suku Anak Dalam (SAD) in Jambi province. SAD also known as Orang Rimba, they are semi-nomadic life, moving from one place to another in Bukit Dua Belas National Park area. Each tribe is headed by Temenggung as a chief master for treatment diseases using plants. Method for collect data by ethnopharmacology observation survey some plant in Orang Rimba at Bukit Dua Belas National Park Jambi for infection diseases treatment, and literature search about the plants. SAD scantily clad it easier making for skin direct contact with environmental it cause skin infection extremely easy to occur. They use some plant for treat infection diseases, several disease including inflammation, diarrhea, measles, and malaria. Key Words: Suku Anak Dalam Jambi, infection, inflammation, diarrhea, measles, malaria