Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search
Journal : JURNAL SIPIL STATIK

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA STEVANUS RUMBEWAS DI KOTA SERUI KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN Kafiar, Rima Pauline; Palenewen, Steve Ch. N.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 1 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Kepulauan Yapen merupakan Kabupaten yang dahulunya di mekarkan dari Kabupaten Kepulauan Yapen Waropen dan saat ini sedang giat-giatnya membenahi dan meningkatkan sarana infrastruktur yang ada terutama di ibukota Serui. Kabupaten Kep. Yapen merupakan daerah yang sangat tergantung pada transportasi udara untuk kegiatan perekonomiannya, khususnya untuk sektor pariwisata. Bandar udara Stevanus Rumbewas merupakan bandara utama di kabupaten ini yang memiliki panjang runway 1200m x 30m, luas terminal 120m2, luas halaman parkir 4800m2 belum cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan daerah ini. Untuk menunjang pertumbuhan aktifitas disektor pariwisata, maka Bandar udaranya harus didukung dengan penyediaan fasilitas-fasilitas penunjang transportasi, misalnya pengembangan Bandar udara.Dalam merencanakan pengembangan suatu bandar udara harus memperkirakan arus lalu lintas di masa yang akan datang. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah penumpang, bagasi dan cargo menggunakan analisa regresi dapat diramalkan arus lalu lintas dimasa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara diaggap perlu dilakukan. Data-data yang digunakan sebagai acuan perencanaan pengembangan bandara didasarkan pada data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan Topografi dan data existing lainnya dibandara.Untuk pengembangan bandar udara Stevanus Rumbewas yang akan direncanakan adalah Runway, Taxiway, Apron, Terminal penumpang, Gudang dan Parkir kendaraan.  Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar Internasional Civil Aviation organization (ICAO) dengan pesawat rencana ATR 72-600 maka dibutuhkan panjang landasan 1.600 meter lebar 30 meter dan jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 175 meter lebar total taxiway 25 meter dengan tebal perkerasan lentur 43 Cm, luas apron 121 × 72 = 8712 m2, tebal perkerasan rigid pada apron Metode Federal Aviation Administration (FAA) = 20 Cm sedangkan dengan metode Portland Cemen Asosiation (PCA) = 18 Cm, luas terminal penumpang 2475 m2, luas gudang 375m2 dan luas pelataran parkir 76584 m2.  Kata kunci: Kabupaten Kepulauan Yapen, Pengembangan Bandar Udara, Runway, Taxiway, Apron.
PEMODELAN AKSELERASI KENDARAAN RODA EMPAT DAN RODA DUA MENGGUNAKAN DATA KENDARAAN PENYIDIK DI KOTA MANADO Pasila, Recky; Rompis, Semuel Y. R.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 5 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akselerasi merupakan kemampuan kendaraan untuk merubah kecepatan persatuan waktu. Akselerasi dibagi menjadi 2 yaitu akselerasi (+) biasa disebut percepatan dan akselerasi (-) biasa disebut perlambatan (deselerasi). Salah satu masalah utama akselerasi yaitu untuk mencari konsumsi bahan bakar, karena itu untuk mencari konsumsi bahan bakar diperlukan pemodelan akselerasi yang dibuat dalam model persamaan regresi. Untuk membuat pemodelan akselerasi tergolong cukup sulit karena diperlukan survey kendaraan penyidik dengan data pengambilan kecepatan detik per detik.Penelitian ini bertujuan mencari pemodelan akselerasi dalam model regresi linier dan regresi non linier, yang berlokasi pada jalan Jendaral Ahmad Yani, jalan Wolter Mongisidi, jalan Piere Tendean, jalan Samratulangi dengan panjang jalan keseluruhan 4.73 km dengan durasi waktu survey 3 jam. Ruas penelitian dibagi menjadi 7 ruas untuk memperbanyak tinjauan pemodelan. Jumlah kendaraan penyidik yang digunakan yaitu 30 kendaraan roda 4 dan 30 roda 2, cara survey menggunakan GPS dengan bantuan aplikasi Manado Trafik Tracker yang akan diinstall pada smart phone masing-masing pengendara kendaraan penyidik. Hasil penelitian didapatkan bahwa model terbaik yang sering muncul yaitu model regresi linier, logarithmic, dan quadratic pada deselerasi kendaraan roda 4 dan roda 2 model terbaik yaitu regresi quadratic dengan besar R2 kendaraan roda 4 = 0.668 (66.8%) dan untuk kendaraan roda 2 R2 0.753 (75.3%), begitu pula untuk akselerasi kendaraan roda 2 dan roda 4 model terbaik adalah regresi quadratic dengan besar R2 untuk kendaraan roda 4 yaitu 0.804 (80.4%) dan untuk kendaraan roda 2 R2 0.663 (66,.3). dari 2 perbandingan kendaraan roda 4 dan roda 2 tidak memiliki perbedaan model yang signifikan. Kata Kunci: Akselerasi, Deselerasi, Kendaraan, Roda Empat, Roda Dua, Traffic Tracker.
ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN SAM RATULANGI DENGAN METODE MKJI 1997 DAN PKJI 2014 Lalenoh, Rusdianto Horman; Sendow, Theo K.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 11 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Transportasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan zaman, terutama di Kota Manado. Peningkatan volume kendaraan akan mempengaruhi tingkat kinerja lalu lintas yang akhirnya mengakibatkan kemacetan. Beberapa faktor pendukung terjadinya kemacetan, yaitu bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan akan sarana transportasi, kendaraan yang berhenti dan parkir, penyeberang jalan, dan kendaraan tak bermotor. Penelitian ini tentang kinerja lalu lintas akibat besarnya hambatan samping terhadap kecepatan pada suatu ruas jalan. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisa kinerja suatu ruas jalan diantaranya adalah Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 dan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014. Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia atau PKJI 2014 adalah suatu bentuk pemutakhiran dari MKJI 1997 yang sudah lama dipakai untuk menganalisa kinerja suatu ruas jalan. Tujuan penelitian ini adalah mengkomparasi hasil analisa kinerja ruas jalan dari kedua metode tersebut. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 6 hari yang dimulai dari pukul 06.00 – 21.00 WITA dengan interval waktu 5 menit. Lokasi yang diteliti, yaitu ruas jalan Sam Ratulangi yang dibagi menjadi 3 segmen dengan kondisi ruas jalan yang berbeda-beda. Ruas jalan Sam Ratulangi merupakan jalan dengan dua lajur dua arah tanpa median (2/2 UD) Hasil analisa data yang diperoleh dari salah satu segmen jalan yaitu depan supermarket fiesta adalah, dengan MKJI 1997 kapasitas adalah 2895smp/jam dengan volume puncak segmen sebesar 2095 smp/jam, nilai derajat kejenuhan sebesar 0,72, kecepatan rata–rata sebesar 36,49 km/jam dan kecepatan arus bebas sebesar 39,99km/jam dilihat berdasarkan parameternya. Sedangkan dengan PKJI 2014 kapasitas adalah 2895skr/jam dengan volume puncak segmen sebesar 2095 skr/jam, nilai derajat kejenuhan sebesar 0,72,  kecepatan rata–rata sebesar 36,49 km/jam dan kecepatan arus bebas sebesar 39,99km/jam dilihat berdasarkan parameternya. Kedua metode tersebut memberikan hasil nilai kinerja yang sama meskipun terdapat perbedaan satuan pada kedua metode tersebut. Sehingga untuk menganalisa kapasitas jalan perkotaan suatu segmen ruas jalan bisa dengan menggunakan kedua metode tersebut yaitu MKJI 1997 maupun PKJI 2014. Kata kunci : Kinerja Lalu Lintas, MKJI 1997dan PKJI 2014
STUDI PENINGKATAN KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN RAYA (STUDI KASUS RUAS JALAN ARTERI KOTA BITUNG) Muslim, Viandany Zulfian; Timboeleng, James A.; Sendow, Theo K.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 2 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelanggaran lalulintas ialah perbuatan yang dilarang oleh undang-undang, seperti tidak memakai helm, tidak menggunakan sabuk pengaman ketika berkendara, dan sebagainya. Dampak pelanggaran lalulintas salah satunya dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalulintas. Kecelakaan lalulintas merupakan suatu peristiwa dimana terjadinya tubrukan/benturan kendaraan bergerak di jalan yang menyebabkan manusia atau hewan terluka bahkan bisa sampai meninggal dunia. Kota Bitung merupakan salah satu kota dengan ruas jalan arteri yang sering dilalui oleh macam-macam kendaraan bermotor baik kendaraan pribadi, angkutan umum maupun kendaraan berat yang dapat mengakibatkan tingkat kerusakan jalan, hal ini tentu saja dapat mengakibatkan terganggunya para pengguna transportasi, selain itu hal ini juga dapat menyebabkan kecelakaan lalulintas. Penyebab kecelakaan lalulintas bisa disebabkan oleh pemakai jalan atau bisa juga disebabkan oleh jalan itu sendiri, oleh karena itu perlu adanya analisa lebih lanjut mengenai analisa kecelakaan di ruas jalan arteri yang ada di kota Bitung.Tujuan penelitian ini untuk mendata kondisi pelanggaran dan kecelakaan lalulintas di ruas jalan arteri kota Bitung, mengidentifikasi penyebab pelanggaran yang paling banyak terjadi, mengidentifikasi kecelakaan lalulintas yang disebabkan oleh faktor manusia, kendaraaan dan lingkungan jalan, merumuskan peningkatan keselamatan jalan bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan yang terjadi dengan meningkatkan sarana-sarana pencegah kecelakaan.Berdasarkan hasil penelitian ini yang dilakukan pada tahun 2012, pelanggaran lalulintas terbanyak karena tidak memiliki surat-surat seperti SIM dan jumlah kecelakaan terbanyak terjadi karena pengemudi melewati batas kecepatan yang ada. Berdasarkan data Satlantas Polres Bitung serta pendapat masyarakat kota Bitung lokasi rawan kecelakaan terletak pada Jl. Wolter Monginsidi depan PT. SINAR MAS Bitung. Total jumlah korban kecelakaan lalulintas mencapai 811 jiwa dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 104 jiwa, luka berat 302 jiwa serta luka ringan 405 jiwa dengan total jumlah kerugian material sebesar Rp1.278.940.000,00- selama 4 tahun terakhir. Berdasarkan penelitian ini pengaruh terbesar terjadinya kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia yang melanggar batas kecepatan dan mabuk dalam berkendara.Kata Kunci: Pelanggaran, Kecelakaan, Kecepatan Rencana, Kecepatan Lapangan
KAJIAN PERBEDAAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS ANTARA JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS AUS (HRS-WC) BERGRADASI SENJANG DENGAN YANG BERGRADASI SEMI SENJANG Hermanus, Giavanny; Kaseke, Oscar H.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 4 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HRS-Lapis Aus (HRS-WC) digolongkan atas 2 jenis gradasi yaitu yang bergradasi senjang dan semi senjang. Pada dasarnya kedua gradasi agregat dalam campuran HRS-WC ini hampir sama, namun menurut spesifikasi Bina Marga Tahun 2010, HRS bergradasi semi senjang dapat digunakan pada daerah dimana pasir halus yang diperlukan untuk membuat gradasi yang benar-benar senjang tidak tersedia. Untuk HRS-WC yang benar-benar senjang, dengan ketentuan paling sedikit 80% agregat lolos ayakan No.8 (2,36 mm) harus lolos ayakan No.30 (0,600 mm). Campuran HRS-WC gradasi senjang dan semi senjang akan diteliti berdasarkan kriteria Marshall. Akan dibuat jenis campuran bergradasi senjang dan semi senjang dari bahan dasar yang sama, yaitu batu pecah dari desa Lolan Bolaang Mongondow, aspal curah bersetifikat dan pasir halus yang berasal dari pasir pantai desa Ambang Bolaang Mongondow. Penelitian dimulai dengan pemeriksaan mutu agregat dan dilanjutkan sampai pada pengujian Marshall agar mendapatkan kriteria Marshall. Hasil penelitian menunjukkan pada campuran HRS-WC gradasi senjang kadar aspal terbaik 7,4% sedangkan campuran HRS-WC gradasi semi senjang, kadar aspal terbaik 7,2%. Pada masing-masing kadar aspal terbaik dari kedua campuran menunjukkan bahwa campuran HRS-WC gradasi senjang relatif lebih rendah terhadap campuran HRS-WC gradasi semi senjang ditinjau dari Stabilitas yang lebih kecil 1,86%  , Marshall Quotient yang lebih kecil 4,48%  dan VIM lebih kecil dengan selisih 0,10% (dari 5,20% ke 5,10%). Demikian juga campuran HRS-WC gradasi semi senjang relatif lebih rendah terhadap campuran HRS-WC gradasi senjang ditinjau dari Flow yang lebih kecil 2,52%, VMA lebih kecil dengan selisih 0,31%, dan VFB lebih kecil dengan selisih 0,96%. Jika ditinjau dari Stabilitas dan Marshall Quotient, campuran HRS-WC gradasi semi senjang relatif lebih sensitif terhadap perubahan kadar aspal (baik lebih tinggi atau lebih rendah dari kadar aspal terbaik yang diperoleh), dibandingkan dengan campuran HRS-WC gradasi senjang. Juga dapat disimpulkan bahwa antara kedua jenis campuran tersebut, perbedaan kriteria Marshall tidak signifikan (lebih kecil dari 10%). Apabila kemungkinan terjadi fluktuasi kadar aspal di lapangan, maka disarankan untuk memilih campuran HRS-WC gradasi senjang karena jika terjadi perubahan terhadap kadar aspal baik lebih tinggi atau lebih rendah dari kadar aspal terbaik, perubahan yang terjadi pada kriteria Marshall relatif tidak terlalu signifikan. Tetapi jika melihat dari segi kadar aspal terbaik yang diperoleh, maka disarankan memilih campuran HRS-WC gradasi semi senjang karena kadar aspal terbaik yang diperoleh lebih rendah dibandingkan dengan kadar aspal terbaik pada campuran HRS-WC gradasi senjang. Kata Kunci : HRS-WC, Gradasi Agregat, Kriteria Marshall
PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA WASIOR DI KABUPATEN TELUK WONDAMA PROPINSI PAPUA BARAT Pongsipulung, Irwanto L.; Jansen, Freddy; Rumayar, Audie L. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 12 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Teluk Wondama merupakan Kabupaten yang dahulunya di mekarkan dari Kabupaten Manokwari dan saat ini sedang giat-giatnya membenahi dan meningkatkan sarana infrastruktur yang ada terutama di ibukota Wasior. Bandar udara Wasior saat ini tergolong sebagai bandara perintis dengan jenis pesawat yang beroperasi Cessna Caravan 208A sehingga dianggap perlu untuk ditingkatkan kemampuan pelayanannya agar dapat memenuhi permintaan masyarakat serta ikut menunjang pertumbuhan dan perkembangan daerah. Dalam merencanakan pengembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas di masa yang akan datang. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah penumpang, bagasi dan cargo menggunakan analisa regresi dapat diramalkan arus lalu lintas dimasa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara diaggap perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan Topografi dan data existing bandara digunakan sebagai acuan dalam merencanakan pengembangan bandar udara. Untuk pengembangan bandar udara Wasior yang akan direncanakan adalah Runway, Taxiway, Apron, Terminal penumpang, Gudang dan Parkir kendaraan. Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar Internasional Civil Aviation organization (ICAO) dengan pesawat rencana ATR 42-200 maka dibutuhkan panjang landasan 1.735 meter lebar 45 meter dan jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 175 meter lebar total taxiway 25 meter dengan tebal perkerasan lentur 60 Cm, luas apron 177 × 59 = 6.903 m2, tebal perkerasan rigid pada apron Metode Federal Aviation Administration (FAA) = 19 Cm sedangkan dengan metode Portland Cemen Asosiation (PCA) = 18 Cm, luas terminal penumpang 2504 m2, luas gudang 41 m2 dan luas pelataran parkir 425 m2. Kata kunci: Kabupaten Teluk Wondama, Pengembangan Bandar Udara, Runway, Taxiway, Apron.
ANALISA PERSIMPANGAN TIDAK BERSINYAL MENGGUNAKAN PROGRAM aaSIDRA (STUDI KASUS PERSIMPANGAN JALAN 14 FEBRUARI – JALAN TOLOLIU SUPIT – JALAN BABE PALAR, KOTA MANADO) Badar, Praycilia Inri; Sendow, Theo K.; Jansen, Freddy; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 7 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persimpangan Jl.14 Februari – Jl.Tololiu Supit – Jl.Babe Palar Kota Manado adalah persimpangan tidak bersinyal yang merupakan jalur lalu lintas sibuk. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang melintasi persimpangan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisa kinerja simpang dengan menggunakan program aaSIDRA dan membandingkannya dengan metode MKJI 1997. Dari hasil analisis dengan menggunakan program aaSIDRA menunjukan nilai derajat kejenuhan DS = 0,652-1,326; kapasitas total = 1738 kend/jam-3104 kend/jam; panjang antrian = 11 m-360 m; kontrol tundaan =14 detik- 101,9 detik; dan LOS B - LOS F. Dari hasil analisis menggunakan program aaSIDRA juga menunjukkan terjadinya penurunan nilai derajat kejenuhan dan nilai kontrol tundaan yang mempengaruhi tingkat pelayanan menjadi semakin baik. Sedangkan pada MKJI 1997 nilai derajat kejenuhan sudah melewati nilai yang disarankan MKJI 1997 untuk simpang tidak bersinyal yaitu DS = 0,85 dan untuk MKJI 1997 tanpa adanya sepeda motor arus lalu lintas tidak melewati jenuh. Kata kunci: Persimpangan tidak bersinyal, aaSIDRA, derajat kejenuhan, kontrol tundaan, tingkat pelayanan
PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA DI KABUPATEN NABIRE Sinaga, Lewi Anatasia; Jansen, Freddy; Rumayar, Audie L. E.; Lintong, Elisabeth
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 7 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Kabupaten Nabire untuk menghubungkan daerah-daerah di kecamatan atau distrik yang pada umumnya berada di daerah pedalaman hanya mengandalkan jasa angkutan udara. Saat ini dengan adanya rencana pemekaran Propinsi Papua menjadi tiga Propinsi maka semakin bertambah permintaan perjalanan dan aktivitas pembangunan di berbagai sektor di Kabupaten Nabire maka akan mengalami peningkatan. Bandar udara Nabire tergolong sebagai bandara perintis dengan jenis pesawat yang beroperasi ATR 72-500 sehingga dianggap perlu untuk ditingkatkan kemampuan pelayanannya agar dapat memenuhi permintaan masyarakat serta ikut menunjang pertumbuhan dan perkembangan daerah. Untuk merencanakan pengembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas dimasa yang akan datang. Oleh karena itu penelitian yang akan dilakukan bersifat riset. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah penumpang, bagasi dan cargo menggunakan analisa regresi dapat diramalkan arus lalu lintas dimasa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara dianggap perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan Topografi dan data existing bandara digunakan sebagai acuan merencanakan pengembangan bandar udara. Untuk pengembangan bandar udara Nabire yang akan direncanakan adalah Runway, Taxiway, Apron, Terminal penumpang, Gudang dan Parkir kendaraan. Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar Internasional Civil Aviation organization (ICAO) dengan pesawat terbang rencana Boeing 737-400 maka dibutuhkan panjang landasan 2.996 meter lebar 45 meter dan jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 175 meter lebar total taxiway 25 meter dengan tebal perkerasan lentur 80 Cm, luas apron 200 77 m = 15.400 m2, tebal perkerasan rigid pada apron Metode Portland Cemen Asosiation (PCA) = 33 Cm, luas terminal penumpang 127.200 m , luas gudang 880 m dan luas pelataran parkir 21538 m2. Kata kunci: Kabupaten Nabire, Pengembangan Bandar Udara, Runway, Taxiway, Apron
PEMODELAN HUBUNGAN ANTARA ARUS LALU LINTAS DAN POLUSI UDARA (CO) (Studi kasus : Ruas jalan Sam Ratulangi depan Indo Meubel, ruas jalan Ahmad Yani depan Koni dan ruas jalan Piere Tendean samping patung pahlawan) Gorahe, Irwinsyah Marsudi; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 7 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu dampak penting akibat transportasi jalan adalah timbulnya pencemaran udara akibat emisi polutan dari lalu lintas kendaraan bermotor menjadi isu yang utama hal ini karena terjadinya peningkatan terus menerus baik dalam jumlah kendaraan yang berada di jalan raya maupun peningkatan jarak perjalanan yang di tempuh oleh tiap kendaraan. Mengingat besarnya volume kendaraan di kota manado maka perlu diadakan studi tentang hubungan antara arus lalu lintas dan polusi udara untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara kadar polusi udara dan arus lalu lintas. Karbon monoksida adalah gas yang tak berwarna, tidak berbau, tidak berasa. Zat tersebut adalah sebagai produk dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. Pembakaran yang seharusnya menghasilkan CO2 tetapi yang terjadi adalah terbentuknya CO. Sebanyak 70% CO berasal dari sumber yang bergerak atau kendaraan bermotor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat pengamatan langsung di lapangan yakni di jalan Sam Ratulangi depan Indo Meubel, di jalan Shmad Yani depan Koni dan di jalan Piere Tendean Samping patung pahlawan.alat yang digunakan dalam penelitian yaitu meteran, Stop watch untuk menghitung kecepatan kendaraan, Anemometer untuk mengetahui kecepatan angin di sekitra lokasi penelitian dan Benko SP12C7 untuk mengukur kadar polusi udara (Co) di sekitar jalan.. Dari hasil analisa tersebut didapat R2 terbesar dari ketiga lokasi tersebut yaitu Untuk lokasi jalan Ahmad Yani didapat R2 pada hari kamis yakni nilanya sebesar 0,805, Untuk lokasi jalan Sam ratulangi depan Koni didapar R2 pada hari rabu yakni nilainya sebesar 717, Untuk lokasi jalan Piere tendean didapat R2 pada hari kamis yakni nilainya sebesar 0,740, dan Dari ketiga lokasi tersebut terlihat bahwa nilai R2 terbesar ada pada lokasi Jalan Ahmad Yani di hari rabu yakni sebesar 0,805. Untuk mengurangi kadar polusi (Co) di daerah yang kurang berangin seperti pada jalan Sam Ratulangi perlu di Tanami pohon yang rindang yang sesuai dengan kebutuhan, karena pohon sesuai dengan penelitian sebelumnya dapat mengurangi kadar polusi udara (CO) karena dapat menyerap karbon monoksida (CO) di sekitar daerah ditanamnya pohon. Kata kunci: Konsentrasi, CO, NO2,  SO2,  Kecepatan
Co-Authors Adelina A. R. Runtuwene, Adelina A. R. Ahmad Yani Abas Apriana, Feriska Audie L. E. Rumajar Audie L. E. Rumayar Badi, Chamelia Bonny F. Sompie Brigitha Raco, Brigitha Bryan Barsel Tulungen, Bryan Barsel Elisabeth Lintong Eman, Peter A. F. C. Woran, F. C. Fabian J. Manoppo Giavanny Hermanus, Giavanny Glendy Lansart, Glendy Irwanto L. Pongsipulung, Irwanto L. Irwinsyah Marsudi Gorahe, Irwinsyah Marsudi James A Timboeleng James A Timboeleng, James A James A. Timboeleng Jefferson Londong Jefferson Londong, Jefferson Jimmy Regel Joice E. Waani Julia Astuti Djumati Kafiar, Rima Pauline Karangan, Beltsazar Eloansen Kawengian, Erlangga Lalamentik, Lucia G. J. Lambertus J. Undap Lendy Arthur Kolinug Lesawengan, Vicky F. Lewi Anatasia Sinaga Lexie F. Kereh Lintong Elisabeth Lintong, Elisabeth M. Lintong, Elisabeth Mieke M. J. Paransa Manoppo, Mecky Mantouw, Evelin Sintia Maria Estela Laoli Mecky R. E. Manoppo Muhammad Chaiddir Hajia Nasaruddin, Nurrizka Natalia Diane Kasenda Octaviani Litwina Adam Oktovian B. A. Sompie Oleng, Adechrystie P. Oscar H. Kaseke Pangalila, Wiranda Maria Pingkan Petracia Politon, Ronald R. M. W. Pomantow, Schwarz Y. Praycilia Inri Badar Priskila Gedoa Tamila Recky Pasila, Recky Ririn Gamran, Ririn Rizky Mamangkey Robert J. M. Mandagi Roi Y. A. Sumangkut Ronald Agus Jembise Royke Limpong, Royke Rumpesak, Norio H Rusdianto Horman Lalenoh, Rusdianto Horman Sandri Linna Sengkey Semuel Y. R. Rompis, Semuel Y. R. Servie O. Dapas Soraya Hais Abdillah Steenie E. Wallah Steve Ch. N. Palenewen Sudenroy Mentang Suryanto Bawataa, Suryanto Tambajong, Brenda E. Tambengi, Angelica L. D. Taula, Aprilian Dora Theo K Sendow Theo K Sendow, Theo K Theo K. Sendow Tompodung, Gabriella Trifianny Tonaas Rantung, Tonaas Tumbelaka, Hanna Viandany Zulfian Muslim Waleleng, Jermia M. B. Wuwung, Victorie Harly Yauri, Ricky