Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Peranan Spotter Dalam Latihan Beban Tutur Jatmiko,
Kepelatihan Olahraga Vol 6, No 2 (2011)
Publisher : Kepelatihan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latihan beban sudah menjadi sebuah kebutuhan untuk meningkatkan kebugaran dan prestasi olahraga. Latihan beban dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis, barbell dan dumbell. Tetapi peranan instruktur sebagai spotter untuk mencegah terjadinya cedera dalam pelaksanaan latihan beban sering diabaikan. Latuhan beban ada 2 macam, beban dalam dan beban luar. Prinsip latihan beban dan pokok latihan produktif merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan latihan. Pemahaman karaekteristik dan sifat alat sebelum, selama dan setelah latihan merupakan faktor penting dalam keamanan latihan. Penguasaan dasar mengangkat, tehnik yang benar dan dasar-dasar spotting menentukan keberhasilan yang ingin dicapai. Ditunjang sikap perhatian dan penguasaan prosedur latihan dan spotting oleh instruktur menjadikan latihan beban semakin jauh dari resiko cedera.
Pemilihan Aktifitas dan Evaluasi Outbond Training Tutur Jatmiko,
Kepelatihan Olahraga Vol 6, No 3 (2011)
Publisher : Kepelatihan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran saat libur sekolah untuk mengembangkan karakter siswa melalui kegiatan outbond. Provider dengan nama petualang hingga paket penawaran kerjasama dengan harga bervariasi untuk tema yang diperlukan peserta. Dalam kegiatan  outbond ada hal penting yang harus diperhatikan yaitu pemilihan tema kegiatan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Pemilihan tema kegiatan harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta pelatihan. Kebutuhan tersebut harus disesuaikan dengan tingkatan usia, pendidikan, pekerjaan dan waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan. Evaluasi diperlukan dalam pelaksanaan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan peserta agar pelatihan yang diberikan dapat bermanfaat.
MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KEGIATAN OUTBOUND Tutur Jatmiko,
Pelangi Ilmu Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Pelangi Ilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Banyak siswa diberbagai Sekolah jenjang terlibat dalam berbagai kasus. Membolos pada saat jam sekolah merupakan sikap indisipliner menjadi hal biasa. Fenomena ini menggambarkan bahwa siswa perlu mendapatkan perhatian lebih dari orang tua dan sekolah. Siswa SD adalah siswa yang berusia antara 6 sampai 12 tahun. Anak-anak menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung. Mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Perkembangan setiap individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek lain yaitu, fisik, psikis, serta emosional, moral, dan sosial. Outbound adalah kegiatan yang dilakukan di alam bebas, dengan permainan. Di dalamnya terdapat berbagai filosofi, simulasi kehidupan, olah pikir, studi kasus, bermain peran, dan praktik langsung dengan pendekatan pengalaman (experiential learning), dan penuh dengan kegembiraan. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sangat dipengaruhi kepercayaan diri, kemampuan mengontrol emosi, dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain, berkaitan erat dengan Intelegensi Emosi (Emotional Intelegence). Pengembangan kepribadian dalam kegiatan outbond, di samping melalui permainan juga dapat melalui petualangan (adventure) dan kegiatan penuh tantangan
PENDIDIKAN JASMANI MELALUI OUTBOND Tutur Jatmiko,
Pelangi Ilmu Vol 1, No 2 (2007)
Publisher : Pelangi Ilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Gerak memegang peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Pendidikan Jasmani memegang peranan penting dalam pembentukan manusia seutuhnya. Pendidikan Jasmani harus meningkatkan penyajian mutu bidang studi berupa kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas jasmani dan aspek psikologis. Outbound adalah kegiatan yang dilakukan di alam bebas, dengan permainan di dalamnya terdapat berbagai filosofi, simulasi kehidupan, olah pikir, studi kasus, bermain peran, dan praktik langsung dengan pendekatan melalui pengalaman (experiential learning), dan penuh dengan kegembiraan. Dalam outbound terdapat permainan-permainan yang melibatkan aktivitas gerak, berfikir, emosional, dan sosial sebagai bagian pembentukan watak dan karakter seseorang. Permainan outbond dapat dikategorikan  berdasarkan jumlah pemain dan sifat permainannya.
PENGARUH INTERVAL TRAINING TERHADAP VO2MAX ATLET UKM GULAT UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA ZOLA SEPTIAN, LAZOARDY; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Mahasiswa PKO
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGARUH INTERVAL TRAINING TERHADAP VO2MAX ATLET UKM GULAT UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA LAZOARDY ZOLA SEPTIAN S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya e-mail: lazoardyzzoolla@gmail.com TUTUR JARMIKO, S.Pd., M.Kes. Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya e-mail: tuturjatmiko@yahoo.co.id ABSTRAKDaya tahan merupakan faktor dasar dalam setiap cabang olahraga terutama olahraga bela diri untuk mendukung performa saat pertandingan agar dapat maksimal. Pengertian daya tahan sendiri adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebih setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Beberapa cabang olahraga tentunya memerlukan VO2max untuk menunjang dalam pertandingan. Salah satu cabang olahraga yang memerlukan VO2max adalah cabang olahraga gulat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan interval training terhadap peningkatan Vo2Max dan seberapa besarkah pengaruh latihan interval training terhadap peningkatan Vo2Max pada atlet UKM Gulat Universitas Negeri Surabaya. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode praeksperimen dengan latihan interval training. Hal ini subyek yang diteliti adalah manusia yang memiliki perbedaan aktivitas, bakat, motivasi, gizi, kondisi fisik dan lingkungan yang di pengaruhi. Penelitian yang melibatkan satu variable bebas yaitu: latihan interval training, serta variabel terikat yaitu Vo2Max. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test post-test Group desigh. Dengan subjek Subyek dalam penelitian ini adalah atlet UKM gulat Universitas Negeri Surabaya dengan jumlah 9 atlet putra. Hasil penelitian menujukkan bahwa rata-rata(mean), standar deviasi(SD), dan VO2max dari masing-masing data pre test yang terendah 31,9 dan tertinggi 40,9 dan post test yang terendah 37,1 dan yang tertinggi 44,5. Kemudian rata-rata (mean) ­pre test kemampuan daya tahan adalah 35,5 , dan post test adalah 39,9. Standar deviasi (SD) pre test sebesar 3,17 dan post test sebesar 2,64. Perubahan (D) sebesar 36,5. Maka kesimpulannya terdapat pengaruh yang signifikan antara interval training terhadap VO2max atlet putra UKM gulat Universitas Negeri Surabaya sebesar 6,8 %.
PENGARUH LATIHAN BOX JUMP DAN SIDE HOP TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT TEGAK PEMAIN SEKOLAH SEPAKBOLA CERME PUTRA U-17 DIYAS ANJASMARA, DWIKY; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Mahasiswa PKO
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mencari jawaban dari rumusan masalah yang telah ditentukan, yaitu (1)Apakah ada pengaruh box jump terhadap kemampuan lompat tegak?, (2) Apakah ada pengaruh latihan side hop terhadap kemampuan lompat tegak?, (3) Apakah ada perbedaan latiahn box jump dan side hop terhadap kemampuan lompat tegak?Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif eksperimen. Sasaran penelitian yaitu atelt yang aktif latihan di sekolah sepakbola cerme putra u-17 yang berjumlah 20 orang dan dibagi menjadi dua kelompokdengan mengunakan sampel random. Teknik pengumpulan data menggunakan test vertical jump.Hasil penelitian menggunakan perhitungan statistik Uji t paired sampel t-test diketahui bahwa kelompok latihan Box Jump memiliki pengaruh Terhadap kemampuan lompat tegak dikarenakan hasil Sig. (2-tailed) 0,000<0,05 dan kelompok latihan Side Hop memiliki pengaruh terhadap kemampuan lompat tegak dikarenakan hasil Sig. (2-tailed) 0,000<0,05. Dapat disimpulkan bahwa latihan Box Jump dan Side Hop memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan lompat tegak. Hasil perhitungan statistik uji t menggunakan independent sample t,dapat dipaparkan bahwa hasil nilai Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yaitu (0,139>0,05) dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil latihan Box Jump dan Side Hop, data peningkatan lompat tegak, kelompok latihan Side Hopmemiliki persentase kenaikan lebih besar dibandingkan dengan kelompok latihan Box Jump, yaitu 10,93% untuk latihan Side Hop berbanding 8,37% untuk kelompok latihan Box Jump. Kata kunci: Pengaruh, Box Jump, Side Hop, Lompat Tegak
PERBANDINGAN HASIL KONDISI FISIK DAN ANTROPOMETRI ATLET GULAT GAYA GREGO ROMAN PENGCAB KABUPATEN TUBAN DENGAN PENGCAB KABUPATEN MALANG DWI YULIANTO, PRANANDA; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Mahasiswa PKO
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi belum adanya data yang jelas mengenai perbandingan kondisi fisik dan antropometri atlet gulat gaya grego roman Kabupaten Tuban dengan Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kondisi fisik dan antropometri atlet gulat gaya grego roman pengcab Kabupaten Tuban dengan pengcab Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran. Subjek penelitian adalah atlet gulat gaya grego roman pengcab Kabupaten Tuban sebanyak 4 atlet dengan pengcab Kabupaten Malang sebanyak 4 atlet yang berada di kelas yang sama. Sehingga total subjek penelitian ini adalah 8 atlet. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tes kondisi fisik dan pengukuran antropometri. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dalam bentuk persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan otot lengan atlet gulat Tuban sebanyak 42 kali masuk dalam katagori sedang. Sedangkan atlet gulat Malang sebanyak 47 kali masuk kategori sedang. Kekuatan otot perut atlet gulat Tuban sebanyak 31 kali masuk dalam kategori kurang, Sedangkan atlet gulat Malang sebanyak 33 kali masuk kategori kurang. Tes kelentukan atlet gulat Tuban 55 cm dan Malang 53,75 cm keduanya masuk ke dalam kategori baik. Tes kecepatan atlet gulat Tuban adalah 04,80 detik masuk dalam kategori kurang, Sedangkan atlet gulat Malang 04,54 detik kali masuk kategori sedang. Tes kelincahan Tuban 11,80 detik dan atlet gulat Malang 11,6 detik. Tes keseimbangan atlet gulat Tuban adalah 30.40 detik dan hasil atlet gulat Malang masuk dalam kategori baik dengan rata-rata 39.68 detik. Tes daya tahan atlet gulat Tuban adalah 38,8 ml/kg/mnt masuk dalam katagori sedang. Sedangkan rata-rata yang diperoleh atlet gulat Malang adalah 40,15 ml/kg/mnt masuk kategori sedang. Tes indeks massa tubuh (IMT) atlet gulat Tuban adalah 22,5 /kg/m² dan hasil tes imt atlet gulat Malang masuk dalam kategori baik dengan rata-rata 22,275 kg/m². Hasil pengukuran lingkar lengan atas atlet gulat Tuban adalah 31,25 cm. Sedangkan atlet gulat Malang masuk dalam kategori baik dengan rata-rata 30,5 cm. Hasil pengukuran lingkar pinggang atlet gulat Tuban adalah 72,75 cm dan atlet gulat Malang masuk dalam kategori baik dengan rata-rata 74 cm. Hasil pengukuran lingkar paha atlet gulat Tuban adalah 54 cm dan atlet gulat Malang masuk dalam kategori sedang dengan rata-rata 54,75 cm. Hasil pengukuran panjang tungkai atlet gulat Tuban adalah 94,25 cm dan atlet gulat Malang masuk dalam kategori baik dengan rata-rata 92,75 cm. Hasil pengukuran skinfold trisep atlet gulat Tuban adalah 7,25 mm masuk dalam kategori baik dan atlet gulat Malang 8,5 mm masuk kategori kurang. Hasil pengukuran skinfold subscapula atlet gulat Tuban adalah 8 mm masuk dalam kategori baik. Sedangkan skinfold subscapula yang diperoleh atlet gulat Malang 8,75 mm masuk kategori sedang. Hasil pengukuran skinfold suprailliaca atlet gulat Tuban adalah 6 mm masuk dalam kategori baik dan atlet gulat Malang 7 mm masuk kategori sedang. Kata kunci : Gulat, Kondisi Fisik, Antropometri
PENGARUH LATIHAN ALTERNATE LEG BOUND DAN KANGAROO JUMP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI ATLET SSB PORASS TRENGGALEK KU 16-17 TAHUN WAHYU ROMADHONI, BIMA; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Mahasiswa PKO
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban dari rumusan masalah, yaitu pengaruh latihan alternate leg bound terhadap daya ledak otot tungkai , pengaruh latihan kangaroo jump terhadap daya ledak otot tungkai dan, perbedaan pengaruh antara latihan alternate leg bound dan kangaroo jump terhadap daya ledak otot tungkai. Metode Penelitian ini adalah kuantitatif eksperimen dengan sasaran penelitian sebanyak 20 atlet SSB Porass Trenggalek KU 16-17 tahun yang dibagi menjadi 2 kelompok dengan menggunakan teknik ordinal pairing dalam pembagian kelompoknya. Teknik pengumpulan data menggunakan standing broad jump untuk mengetahui daya ledak otot tungkai dari setiap atletnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok latihan alternate leg bound terdapat pengauh yang signifikan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dikarenakan hasil pehitungan statistik menggunakan paired sample t test nilai dari Sig. (2-tailed) 0,000<0,05 dan kangaroo jump juga terdapat pengaruh terhadap daya ledak otot tungkai dikarenakan hasil perhitungan statistik menggunakan paired sample t test nilai dari Sig. (2-tailed) 0,000<0,05, artinya dapat disimpulkan bahwa kedua latihan tersebut dapat dijadikan variasi latihan dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai. Untuk uji t hasil diantara kedua latihan tersebut menggunakan independent sample t test bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kedua latihan karena nilai dari Sig. (2-tailed) 0,536>0,05 dan dapat disimpulkan bahwa kedua latihan tersebut tidak terdapat perbedaan pengaruh dikarenakan sama-sama terdapat peningkatan. Berdasarkan data peningkatan kemampuan daya ledak, kelompok latihan alternate leg bound memiliki persentase kenaikan yang lebih besar dari kelompok latihan kangaroo jump yaitu 6,64% persentase milik kelompok latihan alternate leg bound berbanding 6,11% persentase milik kelompok latihan kangaroo jump .Berikut merupakan hasil dari penelitian ini sehingga bisa dijadikan kajian dan masukan kepada para pelatih cabang olahraga sepakbola Kabupaten Trenggalek, tetapi setiap pelatih ataupun praktisi olahraga perlu memperhatikan, mengkaji, dan menganalisa kebutuhan yang sesuai dengan atlet dalam meningkatkan kualitas serta prestasi di masa mendatang. Kata kunci : pengaruh, latihan alternate leg bound, latihan kangaroo jump, daya ledak otot, sepakbola
ANALISIS KONDISI FISIK DAN ANTROPOMETRI TIM BOLAVOLI PUTRA MAGETAN YUNIOR VIDYA PUTRI, YUNIAR; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilatar belakangi belum adanya data yang diambil mengenai kondisi fisik dan antropometri Tim bolavoli putra Magetan Yunior. Tim Bola voli Putra Magetan Yunior merupakan Klub bola voli di Magetan, dalam naungan Dinas Pemuda dan olahraga. Tim bola voli Magetan Yunior memiliki atlet-atlet berprestasi yang mampu bersaing dalam kejuaraan ditingkat daerah. Dalam perkembangannya bola voli memiliki teknik dan taktik yang semakin berkembang. Club Magetan Yunior memiliki atlet-atlet berprestasi yang mampu bersaing dalam kejuaraan ditingkat daerah. Kondisi fisik dan antropometri yang bagus akan membantu atlet utuk mencapai prestasi yang maksimal, dalam penguasaan teknik dan taktik . komponen kondisi fisik yang dimiliki atlet adalah Kecepatan reaksi, Kelentukan, Kelincahan, Kekuatan otot peras tangan, Kekuatan otot punggung, Kekuatan daya ledak otot tungkai, dan komponen antropometri yang dimiliki atlet adalah Tinggi Badan, Berat Badan, Panjang Lengan dan Panjang Tungkai. Metode dalam analisa ini menggunakan kuantitatif dengan analisis pendekatan deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti data ilmiah tentang keadaan atlet terutama pada kondisi fisik olahraga bola voli, sehingga pelatih dan atlet memperoleh acuan untuk pembuatan progam latihan serta dapat mengembangkan prestasi atlet baik pada saat latihan maupun saat bertanding. Metode penelitian ini adalah atlet tim bolavoli putra Magetan Yunior yang sejumlah 12 orang. Kesimpulan: 1.) Kondisi fisik kelentukan tim bolavoli Putra Magetan Yunior tergolong sedang. 2.) Kondisi fisik kekuatan otot peras tangan kanan dan kiri tim bola voli Putra Magetan Yunior tergolong sedang. 3.) Kondisi fisik kekuatan otot punggung tim bola voli Putra Magetan Yunior tergolong sedang. 4.) Kondisi fisikdaya ledak otot tungkai tim bola voli Putra Magetan Yunior tergolong sedang. 5.) Kondisi fisik kelentukan tim bola voli Putra Magetan Yunior tergolong baik. 6.) Kondisi antropometri berat badan dan tinggi badan tim bolavoli Putra Magetan Yunior mempunyai rata-rata 62.42 Kg dan 171.42 cm. 8.) Kondisi antropometri panjang lengan tim bola voli Putra Magetan Yunior tergolong Kurang. 9). Kondisi antropometri panjang tungkai tim bola voli Putra Magetan Yunior tergolong baik.Kata kunci: Analisis, Kondisi Fisik, Antropometri, BolavoliAbstrack Volleyball Team Son Magetan Yunior is a Volleyball Club in Magetan, under the auspices of Youth and Sports Department. The Magetan Junior volleyball team has outstanding athletes capable of competing in regional championships. In its development the volleyball has a growing technique and tactics. Club Magetan Yunior has outstanding athletes capable of competing in regional championships. Good physical and anthropometric conditions will help the athlete to achieve maximum performance, in mastery of technique and tactics. the components of the physical condition of the athlete are the speed of the reaction, the elasticity, the agility, the muscle strength of hand squeeze, the strength of the back muscles, the force of explosive muscles of the limbs, and the anthropometric components of the athlete are height, weight, arm length and limb length. Methods in this analysis use quantitative analysis with descriptive approach. The purpose of this study is to provide evidence of scientific data about the athletes condition, especially on the physical condition of volleyball, so that trainers and athletes get a reference for the preparation of training programs and can develop athletes achievements both during training and during matches. This research method is athlete of team of Bolet Junior Mens bolavoli that number 12 people. Conclusion: 1.) The physical condition of bolavoli team of youngster Son of Magetan Yunior is moderate. 2.) Physical strength of muscle strength squeezed right hand and left of volleyball team Son of Magetan Yunior classified moderate. 3.) The physical condition of the back muscle power of the Junior Youth Son volleyball team is moderate. 4.) The physical condition of muscular power of muscle limbs of the Junior Youth Son Volleyball team is moderate. 5.) The physical condition of the youth football team volleyball of the Junior Youth Magetan is quite good. 6.) The anthropometric condition of body weight and height of the Junior Youth Magistrates bolavoli team has an average of 62.42 kg and 171.42 cm. 8.) The anthropometric condition of the length of the arms of the Junior Youth Son Volleyball team is less. 9). The long anthropometric condition of the foot of the Junior Youth Son volleyball team is quite good.Keywords: Analysis, Physical Condition, Anthropometry, Volleyball
KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT BAHU, KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KONSENTRASI TERHADAP KETEPATAN TEMBAKAN PEMANAH JARAK 50 METER RONDE RECURVE RIZAL, MUHAMMAD; JATMIKO, TUTUR
Jurnal Prestasi Olahraga Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Prestasi Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKCabang olahraga panahan bisa dilakukan perorangan maupun sendiri menggunakan anak panah,busur, dan sebuah target untuk sasaran dalam memanah. Tetapi dalam prosesnya cabang olahraga panahan untuk mencetak score tinggi tersebut tidaklah menjadi hal yang mudah, banyak beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu kekuatan dan konsentrasi yang tinggi. Untuk mendapatkan hasil melepaskan anak panah tepat pada titik target face dibutuhkan beberapa komponen kondisi fisik seperti: kekuatan otot bahu, kekuatan otot lengan, kekuatan otot perut, dan konsentrasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui; kontribusi kekuatan otot bahu, kekuatan otot lengan, kekuatan otot perut, dan konsentrasi terhadap ketepatan memanah jarak 50 meter pada ronde recurve baik secara individual maupun secara serentak (bersama-sama). Sasaran penelitian ini adalah atlet klub panahan Surabaya sebanyak 10 atlet. Metode dalam analisa ini menggunakan metode statistik korelasional, sedangkan proses pengambilan data dilakukan dengan melakukan tes kekuatan otot bahu (expanding dynamometer test), kekuatan otot lengan (push-up test), kekuatan otot perut (sit-up test), dan konsentrasi (excercise grid concentration test). Kesimpulan: 1). Variabel kekuatan otot bahu (X1) memberikan kontribusi sebesar 3,42%. 2). Variabel kekuatan otot lengan (X2) memberikan kontribusi sebesar 4,33%. 3). Variabel kekuatan otot perut (X3) hanya memberikan kontribusi sebesar 12,64%. 4). Variabel konsentrasi (X4) hanya memberikan kontribusi sebesar 1,14%. 5). Keempat variabel secara bersama-sama memberikan kontibusi sebesar 21,53% terhadap ketepatan memanah (Y). Masing ? masing variabel tidak memiliki kontribusi yang signifikan dan secara keseluruhan juga tidak terdapat kontribusi signifikan, jadi tidak dapat digeneralisasikan ke dalam populasi. Kata Kunci : Kekuatan Otot Bahu, Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Perut, Konsentrasi, dan Ketepatan Memanah Jarak 50 meter pada Ronde Recurve.