Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Jalan Raya Tuban–Jalan Satria–Jalan Raya Kuta) I Nyoman Widana Negara; I Nyoman Karnata Mataram
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 21, No. 1, Januari 2017
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1051.375 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2017.v21.i01.p07

Abstract

Permasalahan kemacetan lalu lintas di kawasan wisata Kuta, Kabupaten Badung sudah menjadi keseharian kota, salah satu titik simpul kemacaten  adalah simpang APILL (Traffic Light) Jl. Raya Tuban–Jl. Satria-Jl. Raya Kuta yang menghubungkan Bandar Udara Ngurah Rai dengan daerah pariwisata Kuta. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja simpang existing dan alternatif pemecah yang memberikan kinerja simpang yang lebih baik. Data primer  terdiri dari data volume lalu lintas, geometri simpang, sinyal dan hambatan samping diperoleh dengan survai langsung dilapangan, sedangkan data sekunder berupa data jumlah penduduk dari instansi pemerintah. Rancangan penelitian menggunakan teknik perbandingan (comparative) dengan 3 (tiga) skenario/ perlakuan  yaitu a) Skenario-1: kinerja simpang existing (do nothing), b) Skenario-2: resetting APILL menggunakan teknik program tunggal dan c) Skenario-3: resetting dengan menggunakan teknik Multi Program, sedangkan metode analisis kinerja persimpangan APILL mengacu pada Departemen Pekerjaan Umum (DPU,1997). Hasil analisis menunjukkan pada Skenario-1 (do nothing) kinerja simpang pada tingkat pelayanan F akibat waktu siklus dan alokasi waktu hijau tidak tepat (unsuitable), dibandingkan Skenario-2 kinerja persimpangan meningkat menjadi tingkat pelayanan E, secara kualitatif  Skenario-2 lebih baik dengan indikator penurunan rata-rata tundaan mencapai 22% sampai dengan 118% terhadap perlakuan-1. Sementara hasil analisis Skenario-3 jauh lebih baik dibandingkan dengan Skenario-1 dan Skenario-2 menawarkan kinerja persimpangan yang sangat baik karena  relatif mampu mengikuti variasi arus lalu lintas jam-jaman dan harian.
ANALISIS KINERJA DERMAGA TERHADAP PERTUMBUHAN PENGGUNA JASA TRANSPORTASI LAUT DI PELABUHAN PADANGBAI-BALI Teuku Muhammad Fachrurrazi; Nyoman Budiartha RM; I Nyoman Karnata Mataram
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 17, No. 2, Juli 2013
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.197 KB)

Abstract

Arus pertumbuhan pengunjung ke Bali dengan menggunakan moda transportasi laut mengalami peningkatan. Rata-rata persentase peningkatan kendaraaan 8,37% dan peningkatan pengguna jasa penyeberangan sebesar 11,84%. Penelitian ini menganalisis kinerja dermaga hanya berdasarkan nilai Berth Occupancy Ratio (BOR). Nilai BOR merupakan perbandingan antara waktu penggunaan dermaga dengan waktu yang tersedia (dermaga siap operasi) dalam periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam prosentase. Hasil analisis awal pelabuhan Padangbai  menunjukkan bahwa pada tahun 2011 pertumbuhan penumpang sebesar 9,71 %, pertumbuhan barang sebesar 12,09 %, pertumbuhan kendaraan sebesar 4,95 % , pertumbuhan kunjungan kapal sebesar 6,2 % dan nilai Berth Occupancy Ratio (BOR) sebesar 55,8 %. Seharusnya Pelabuhan Padangbai minimal harus sudah memiliki 2 dermaga yang siap dioperasikan. Dengan menggunakan metode time series dan pola trend di analisa dengan menggunakan prediksi yang mengikuti model regresi (Regresi Linier, Regresi Kuadrat, Regresi Eksponensial dan Regresi Logaritma) diperoleh prediksikan bahwa pertumbuhan penumpang: n 10 (2021) = 4.508.001,64, n 15 (2026) = 7.666.452,25, n 20 (2031) = 13.037.814,72. Pertumbuhan barang: n 10 (2021) = 4.536.525,02, n 15 (2026) = 7.442.161,31, n 20 (2031) = 12.208.852,53. Pertumbuhan kendaraan: n 10 (2021) = 257.059,07, n 15 (2026) = 207.241,17, n 20 = 283.423,27. Pertumbuhan kunjungan kapal: n 10 (2021) = 23.702,30, n 15 (2026) = 36.274,45, n 20 (2031) = 51.868,10. Selain itu dapat diprediksikan pula  pada tahun 2021 nilai BOR pada Pelabuhan Padangbai sebesar 167,27 %, pada tahun 2026 nilai BORnya sebesar 255,99 % dan pada tahun 2031 Nilai BORnya sebesar 366.05 %. Berdasarkan hasil prediksi nilai BORnya maka pelabuhan padangbai seharusnya pada tahun 2012 seharusnya telah memiliki 3 sampai dengan 4 buah dermaga siap beroperasi, dan pada 2013 harus sudah memiliki 5 dermaga yang siap beroperasi dan dari tahun 2014 hingga 2031 dermaga di Pelabuhan Padangbai seharusnya sudah minimal melmiliki 6 dermaga yang siap beroperasi.
PEMULIHAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON DENGAN VARIASI DURASI PERAWATAN PASCA BAKAR A.A. Gede Sutapa; I G.N. Oka Suputra; Karnata Mataram
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 2 Juli 2011
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.078 KB)

Abstract

Research on the post-fire concrete immersed in the water expects that its strength can be recovered with a simple and inexpensive ways. By reactivating hydration process, the concrete’s strength can be recovered regardless of the age of the post-fire concrete. The time needed to improve the post-fire concrete strength depends on the immersed time duration in the water. This research is carried out to determine the relationship between the immersed time duration in the water and the level of concrete strength recovery. The average of split tensile strength of concrete post-fire at a temperature of +800 °C is of 31.707% or it is decreased by 68,393%. The splitting tensile strength of post-fire concrete after being immerse in the water during 7, 14 and 28 days are of 64,808%, 67,908% and 56,494% of standard concrete respectively, or decreased by 35,192%, 32.092% and 43.506% respectively. Soaking for 14 days provides the level of recovery of splitting tensile strength of concrete post-fire at its optimum. Soaking longer tends to reduce the recovery rate of tensile strength of concrete post-fire.
BLOK BAHAN PASANGAN DINDING (BBPD) DARI BAHAN BEKAS BONGKARAN BANGUNAN DENGAN PEREKAT LATEKS I Nyoman Arya Thanaya; I Nyoman Karnata Mataram; I Wayan Edi Arta Rimbawa
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 9 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.274 KB) | DOI: 10.23887/jstundiksha.v9i2.25142

Abstract

Diperlukan upaya untuk memanfaatkan bekas bongkaran bangunan untuk blok bahan pasangan dinding (BBPD) dan penggunaan lateks sebagai pengganti semen. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menganalisis karakteristik BBPD. Agregat dari bekas bongkaran bangunan dan beton bekas dipecahkan secara manual, kemudian diayak dan diproporsikan dengan cara coba-coba untuk mendapat bentuk sampel yang stabil dan kompak. Kadar lateks dan tingkat pemadatan divariasi. Material dicampur rata dan dipadatkan, kemudian di oven pada suhu 40o C selama ± 6 x 24 jam sampai berat konstan. Dibuat juga sampel yang di kondisikan pada suhu ruang dan dites pada umur yang bervariasi. Didapatkan kadar residu lateks minimun yang diperlukan adalah 5,56% dari berat total agregat. Kuat tekan BBPD dapat mencapai 34,95 kg/cm2.
Effect Of Value Of Resistance Announcement To Thd In Electrical System Faculty Of Engineering University Udayana Denpasar I. G. N. Janardana; I W Arta Wijaya; I. N. Karnata Mataram
Journal of Electrical, Electronics and Informatics Vol 2 No 1 (2018): JEEI (February 2018)
Publisher : Institute for Research and Community Services Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JEEI.2018.v02.i01.p05

Abstract

AC (Air Conditioner), TV, lamp, LCD and others are categorized as nonlinear load generating harmonics. The high content of harmonics has a negative impact on the quality of electrical power. The result of measurement of THD (Total Harmonic Distortion) current at 9 ohm ground resistance value at phase R = 9,8%, phase S = 11,0%, phase T = 7,5% exceed from standard value IEEE 519 Year 2014 equal to ? 5 , 0%, THD measurement of phase voltage R = 1.4%, phase S = 1.2%, phase T = 1.3%, meet the maximum THDv standard of ? 5%. To overcome this problem, it was observed the effect of the value of ground resistance to THDi and THDv on the electrical system of the College of Engineering Faculty of Denpasar. This method of analysis with ETAP software simulation. With grounding system ? 3 ohm only effect on current THD only with decreasing value of THDi become: phasa R = 4,2%, phase S = 5% and phase T = 4,3%, meaning with grounding system ? 3 ohm THD current fulfill IEEE 519 - 2014 standard <5%. while THD voltage has no effect (THD value of fixed voltage). Several studies have suggested that THD repair can be done by filter installation. However in this study the installation of grounding system ? 3 ohms can reduce the value of current THD.
KAJIAN DURABILITAS CAMPURAN PERKERASAN ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR TAWAR I Nyoman Karnata Mataram; I Nyoman Arya Thanaya; Yemina Welimince
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 25 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 25 No. 2, Juli 2021
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITS.2021.v25.i02.p05

Abstract

Jalan didaerah pesisir pantai bisa tergenang oleh air laut atau air tawar pada saat laut pasang atau pada saat musim hujan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh air laut dan air tawar terhadap durabilitas perkerasan aspal khususnya campuran AC-WC. Penelitian ini diawali dengan pengujian agregat dan aspal yang digunakan, lalu pembuatan benda uji untuk menentukan Kadar Aspal Optimum (KAO) kemudian dilanjutkan dengan pembuatan benda uji tanpa rendaman yang dibandingkan hasil pengujiannya dengan perendaman yang dilakukan selama 24, 48, dan 72 jam. Hasil pengujian menunjukkan bahwa air laut lebih merusak daripada air tawar, dimana nilai tiap pengujian makin menurun seiring dengan lamanya durasi perendaman yang dilakukan. Diperoleh KAO 6,75%; stabilitas tanpa rendaman 2367,40 kg; untuk perendaman masing-masing 24 jam, 48 jam, dan 72 jam dalam air laut diperoleh stabilitas berturut-turut 2226,48 kg, 2163,36 kg, 2088,76 kg; dan stabilitas pada perendaman dengan air tawar 2272,38 kg, 2186,31 kg, dan 2157,62 kg. Untuk Pengujian Marshall sisa tanpa rendaman 93,08%, untuk perendaman pada air laut selama masing-masing 24 jam, 48 jam, dan 72 jam diperoleh 86,86%, 82,76%; dan 74,73% dan 89,14%, 86,33%, 84,13% pada air tawar. Untuk Pengujian Cantabro diperoleh nilai tanpa rendaman 1,37%, untuk perendaman pada air laut selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam diperoleh 2,16%, 3,16%, 6,20%; dan 1,73%, 2,59%, 3,25% pada air tawar. Untuk Pengujian Indirect Tensile Strength (ITS) diperoleh nilai tanpa rendaman 251,09 kPa; untuk perendaman pada air laut selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam diperoleh 195,85 kPa, 160,70 kPa, 115,50 kPa; dan 236,02 kPa, 180,78 kPa, 155,67 kPa pada air tawar