Anak Agung Ayu Ngurah Susraini
SMF Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, RSUP Sanglah Denpasar, Bali, Indonesia

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Majalah Patologi Indonesia

Analisis Ekspresi p57Kip2 dalam Membedakan Mola Hidatidosa Tipe Parsial dan Komplit Nur Silfiah; AAAN Susraini; IGA Sri Mahendra Dewi
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 3 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.718 KB)

Abstract

Latar belakang Pada awal kehamilan trimester pertama, untuk membedakan diagnosis histopatologik mola hidatidosa tipe partial (MHP) dan tipe komplit (MHK) menggunakan pulasan hematoksilin-eosin (HE) didapatkan hasil yang kurang tepat. Oleh karena itu untuk menentukan faktor prediktif prognostik mola hidatidosa menjadi mola invasif dan transformasi maligna menjadi koriokarsinoma diperlukan pemeriksaan IHK menggunakan p57Kip2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekspresi p57Kip2 dalam membedakan mola hidatidosa tipe parsial dan komplit. Metode Penelitian dilakukan dengan metode observasional analitik menggunakan rancangan cross-sectional. Sampel diambil dari arsip slide dan blok parafin kasus MHK dan MHP pulasan rutin HE di Laboratorium Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah dan Laboratorium Swasta dr. I Ketut Mulyadi, SpPA(K) di Denpasar antara 1 Januari 2009 sampai dengan 28 Februari 2014, secara acak dan blind sebanyak 73 buah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Semua sampel dilakukan review ulang oleh spesialis Patologi Anatomik dan dilakukan pulasan IHK p57Kip2. Hasil Dari 73 sampel penelitian didapatkan 34 MHK (46,58%) dan 39 MHP (53,42%). Hasil pulasan IHK p57Kip2 interpretasi positif 31 kasus (42,50%) yang terdiri atas 8 kasus MHK dan 23 kasus MHP. Sedangkan 42 kasus (57,50%) interpretasi negatif 26 kasus berasal dari diagnosis HPA MHK dan 16 kasus MHP. Uji chi-square antara MHK dan MHP menunjukkan perbedaan bermakna p=0,002 (p
Ekspresi Matriks Metalloproteinase-9 Lebih Tinggi pada Adeno-karsinoma Asinar Prostat Derajat Tinggi Dibandingkan dengan Derajat Rendah Ni Made Mahastuti; AAAN Susraini; Herman Saputra
Majalah Patologi Indonesia Vol 26 No 1 (2017): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.321 KB)

Abstract

Latar belakang Agresivitas adenokarsinoma asinar prostat antara lain ditentukan oleh peningkatan derajat diferensiasi yang dinilai berdasarkan skor Gleason. Peningkatan agresivitas ini diiringi oleh peningkatan kemampuan invasi dan metastasis yang merupakan salah satu penyebab kematian karena kanker.Matriks metalloproteinase-9 merupakan salah satu enzim proteolitik yang terlibat pada proses invasi dan metastasis karsinoma prostat. Beberapa penelitian yang menghubungkan MMP-9 dengan agresivitas karsinoma prostat tampaknya masih menunjukkan ketidaksesuaian hasil. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan bahwa ekspresi matriks metalloproteinase-9 lebih tinggi pada adenokarsinoma asinar prostat derajat tinggi dibandingkan dengan derajat rendah. Metode Penelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Sampel penelitian ialah 18 sediaan blok parafin dari penderita adenokarsinoma asinar prostat derajat tinggi dan 18 derajat rendah yang diperiksa secara histopatologi di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah dan Laboratorium RS Prima Medika Denpasar sejak tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2014. Dilakukan pulasan imunohistokimia MMP-9 pada semua sampel. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Hasil Ekspresi MMP-9 pada kelompok derajat tinggi lebih tinggi dibandingkan derajat rendah (p=0,001). Jumlah kasus adenokarsinoma asinar prostat terbanyak berada pada kelompok umur 60-69 tahun (55,55%). Kesimpulan Pemeriksaan ekspresi MMP-9 penting dilakukan untuk menentukan tingkat agresivitas tumor yang berdasarkan pada derajat diferensasi tumor sehingga dapat direncanakan terapi yang lebih efektif Kata kunci: adenokarsinoma asinar prostat, derajat rendah, derajat tinggi, ekspresi MMP-9.
Indeks Mitosis dan Indeks Proliferasi Ki-67 Lebih Tinggi pada Karsinoma Sel Basal Tipe Agresif Dibandingkan Tipe Non Agresif Putu Ratna Darmayani; AAAN Susraini; Moestikaningsih Moestikaningsih
Majalah Patologi Indonesia Vol 27 No 1 (2018): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.015 KB)

Abstract

Latar belakangKarsinoma sel basal (KSB) adalah kanker kulit yang paling sering ditemukan. Umumnya tumbuh lambat, namun ada beberapa subtipe histologik agresif yang sering rekuren dan bermetastasis. Adanya kesulitan dalam penegakan diagnosis KSB secara histopatologik mendorong upaya untuk menemukan faktor-faktor yang berperan dalam agresivitas tumor. Salah satu cara menilai agresivitas tumor adalah dengan menilai laju proliferasi sel dengan menghitung indeks mitosis dan menilai indeks proliferasi Ki-67. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan indeks mitosis dan indeks proliferasi Ki-67 lebih tinggi pada KSB tipe agresif, dibandingkan non agresif.MetodePenelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Sampel penelitian adalah 46 blok parafin pasien KSB, terdiri dari 23 kasus KSB agresif dan 23 kasus KSB non agresif, yang diperiksa di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar dan Laboratorium Patologi Anatomik swasta di Denpasar sejak tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2015. Dilakukan penghitungan indeks mitosis dan penilaian pulasan imunohistokimia Ki-67 dalam bentuk indeks proliferasi dengan skor yaitu: negatif (0-5% sel positif), +1 (6-25%), +2 (26-50%), +3 (>50%). Analisis indeks mitosis menggunakan independent samples t-test sedangkan indeks proliferasi Ki-67 menggunakan chi-square test dengan tingkat kemaknaan α=0,05.HasilIndeks mitosis dan indeks proliferasi Ki-67 pada KSB agresif lebih tinggi dibandingkan non agresif dan perbedaan ini bermakna secara statistik (p=0,030 untuk indeks mitosis dan p=0,032 untuk indeks proliferasi Ki-67).KesimpulanIndeks mitosis dan indeks proliferasi Ki-67 yang tinggi dapat digunakan untuk menilai agresivitas dari KSB dan ini perlu disertakan pada laporan histopatologi rutin.
Hubungan Positif Derajat Diferensiasi dengan Ekspresi p53 pada Karsinoma Payudara Invasif Tipe Tidak Spesifik diah widityasari; moestikaningsih Moestikaningsih; AAA Ngurah Susraini
Majalah Patologi Indonesia Vol 27 No 3 (2018): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.382 KB)

Abstract

Latar belakangDerajat diferensiasi dan ekspresi p53 pada karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik merupakan faktor prognosis, namun hubungan antara derajat diferensiasi dengan ekspresi p53 masih kontroversi. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan hubungan positif antara derajat diferensiasi dengan ekspresi p53 pada karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik dan untuk mengetahui komponen parameter derajat diferensiasi yang dominan dalam menentukan ekspresi p53.MetodePenelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Sampel penelitian adalah sediaan blok parafin karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik derajat diferensiasi I, II dan III di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar dari tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2014 dan dilakukan pulasan imunohistokimia dengan antibody pimer anti p53. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Spearman dan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan (α) pada p <0,05.HasilSampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 47 sampel yang terdiri atas 11 derajat diferensiasi I, 18 derajat diferensiasi II dan 18 derajat diferensiasi III. Dari 16 kasus ekspresi p53 yang positif didapatkan terbanyak pada derajat diferensiasi III. Berdasarkan uji korelasi Spearman didapatkan hubungan yang bermakna antara derajat diferensiasi dengan ekspresi p53 pada karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik (r=0,387; p=0,007; p<0,05). Didapatkan pleomorfi inti dan hitung mitosis sebagai faktor yang dominan dalam menentukan ekspresi p53. Pada pleomorfi inti dan hitung mitosis didapatkan hasil yang bermakna, masing-masing dengan (p=0,049 dan p=0,045) sedangkan untuk faktor pembentukan tubul didapatkan hasil yang tidak bermakna (p=0,842). Dengan uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara derajat diferensiasi dengan ekspresi p53 (p=0,007). Kemudian dilakukan uji regresi logistik didapatkan pleomorfi inti dan hitung mitosis merupakan komponen parameter yang dominan dengan masing-masing nilai p=0,049 dan p=0,045.KesimpulanHasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi p53 yang kuat secara statistik berhubungan dengan derajat diferensiasi yang tinggi, dan komponen parameter derajat diferensiasi yang dominan adalah pleomorfi inti dan hitung mitosis. Berdasarkan hal ini, maka p53 dapat digunakan sebagai petanda biologik untuk menentukan keputusan klinis yang berhubungan dengan prognosis.
Korelasi Ekspresi MMP-9 dengan Derajat Histologik dan Faktor Karakteristik Derajat Histologik pada Karsinoma Payudara Invasif Yolanda Isabela Simon; A.A.A.N Susraini; Moestikaningsih
Majalah Patologi Indonesia Vol 28 No 3 (2019): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.61 KB)

Abstract

ABSTRAKLatar belakangDerajat histologik dan ekspresi MMP-9 pada karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik merupakan faktorprognosis, namun hubungan antara derajat histologik dengan ekspresi MMP-9 masih menimbulkan perdebatan.Tujuan penelitian ini untuk membuktikan adanya hubungan antara ekspresi MMP-9 dengan derajat histologikdan untuk mengetahui faktor karakteristik derajat histologik yang dominan terhadap ekspresi MMP-9 padakarsinoma payudara.MetodePenelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Sampel penelitian adalah sediaan blok parafinkarsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik derajat histologik I, II, dan III di Bagian/SMF Patologi AnatomikFakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar sejak tanggal 1 Januari 2013 sampaidengan 31 Juli 2016. Dilakukan rediagnosis pada 47 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yangterdiri dari 7 kasus derajat histologik I, 18 kasus derajat histologik II, dan 22 kasus derajat histologik III.Dilakukan pulasan imunohistokimia untuk MMP-9, kemudian ekspresinya dihubungkan dengan derajathistologik dan masing-masing karakteristik derajat histologik.HasilEkspresi MMP-9 pada derajat histologik I 2,1% (n=1), pada derajat histologik II 19,2% (n=9), dan pada derajathistologik III 36,2% (n=17). Uji Chi-square menunjukkan perbedaan bermakna (p=0,010) antara derajathistologik dengan ekspresi MMP-9. Uji regresi logistik menunjukkan hasil yang bermakna adalah hitung mitosis(p=0,012), sedangkan formasi tubular dan pleomorfik inti tidak bermakna secara statistik (p>0,05).KesimpulanEkspresi MMP-9 yang tinggi berhubungan dengan derajat histologik yang tinggi sehingga perlu dilakukanpemeriksaan ekspresi MMP-9 untuk menentukan tingkat agresivitas tumor dan merencanakan terapi yangefektif.