Anak Agung Ayu Ngurah Susraini
SMF Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, RSUP Sanglah Denpasar, Bali, Indonesia

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

TUMOR SEL BENIH CAMPURAN REGIO SACROCOCCYGEAL (YOLK SAC DAN TERATOMA MATUR) PADA SEORANG ANAK PEREMPUAN USIA 1 TAHUN Widhiasih, Ni Ketut Ari; Susraini, AAAN
Medicina Vol 45 No 3 (2014): September 2014
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.71 KB)

Abstract

Tumor  sel  benih merupakan  kelompok  tumor  yang mencerminkan  kapasitas  sel  induk    untukberdiferensiasi dalam berbagai  jalur. Tumor sel benih campuran setidaknya harus mengandung 2elemen sel benih yang berbeda, dengan salah satu elemen bersifat primitif. Kasus adalah seoranganak perempuan usia 1 tahun, dengan keluhan timbul benjolan yang tidak nyeri pada regio sakrumsejak  lahir. Serum alfa fetoprotein meningkat abnormal,  lebih dari 400µ/ml. Pemeriksaan CT-scanmenunjukkan massa yang heterogen,  lobulated, batas  tegas,  tepi  tidak  teratur, meluas ke  ronggapanggul sampai regio abdomen bawah dan mendesak buli ke superoanterior kanan. Tidak ditemukanproses metastasis pada organ hepar dan paru. Pasien kemudian   menjalani operasi pengangkatantumor. Pada pemeriksaan makroskopis, irisan permukaan tumor tampak mengandung area solid danmultikistik. Secara histomorfologi, tumor tersusun atas 2 elemen sel benih, yaitu elemen yolk sac danteratoma matur. Diagnosis ditegakkan berdasarkan data klinis, laboratorium, radiologis, gambaranmakroskopis, dan histopatologis. [MEDICINA 2014;45:182-187].
Analisis Ekspresi p57Kip2 dalam Membedakan Mola Hidatidosa Tipe Parsial dan Komplit Nur Silfiah; AAAN Susraini; IGA Sri Mahendra Dewi
Majalah Patologi Indonesia Vol 25 No 3 (2016): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.718 KB)

Abstract

Latar belakang Pada awal kehamilan trimester pertama, untuk membedakan diagnosis histopatologik mola hidatidosa tipe partial (MHP) dan tipe komplit (MHK) menggunakan pulasan hematoksilin-eosin (HE) didapatkan hasil yang kurang tepat. Oleh karena itu untuk menentukan faktor prediktif prognostik mola hidatidosa menjadi mola invasif dan transformasi maligna menjadi koriokarsinoma diperlukan pemeriksaan IHK menggunakan p57Kip2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekspresi p57Kip2 dalam membedakan mola hidatidosa tipe parsial dan komplit. Metode Penelitian dilakukan dengan metode observasional analitik menggunakan rancangan cross-sectional. Sampel diambil dari arsip slide dan blok parafin kasus MHK dan MHP pulasan rutin HE di Laboratorium Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah dan Laboratorium Swasta dr. I Ketut Mulyadi, SpPA(K) di Denpasar antara 1 Januari 2009 sampai dengan 28 Februari 2014, secara acak dan blind sebanyak 73 buah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Semua sampel dilakukan review ulang oleh spesialis Patologi Anatomik dan dilakukan pulasan IHK p57Kip2. Hasil Dari 73 sampel penelitian didapatkan 34 MHK (46,58%) dan 39 MHP (53,42%). Hasil pulasan IHK p57Kip2 interpretasi positif 31 kasus (42,50%) yang terdiri atas 8 kasus MHK dan 23 kasus MHP. Sedangkan 42 kasus (57,50%) interpretasi negatif 26 kasus berasal dari diagnosis HPA MHK dan 16 kasus MHP. Uji chi-square antara MHK dan MHP menunjukkan perbedaan bermakna p=0,002 (p
Ekspresi Matriks Metalloproteinase-9 Lebih Tinggi pada Adeno-karsinoma Asinar Prostat Derajat Tinggi Dibandingkan dengan Derajat Rendah Ni Made Mahastuti; AAAN Susraini; Herman Saputra
Majalah Patologi Indonesia Vol 26 No 1 (2017): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.321 KB)

Abstract

Latar belakang Agresivitas adenokarsinoma asinar prostat antara lain ditentukan oleh peningkatan derajat diferensiasi yang dinilai berdasarkan skor Gleason. Peningkatan agresivitas ini diiringi oleh peningkatan kemampuan invasi dan metastasis yang merupakan salah satu penyebab kematian karena kanker.Matriks metalloproteinase-9 merupakan salah satu enzim proteolitik yang terlibat pada proses invasi dan metastasis karsinoma prostat. Beberapa penelitian yang menghubungkan MMP-9 dengan agresivitas karsinoma prostat tampaknya masih menunjukkan ketidaksesuaian hasil. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan bahwa ekspresi matriks metalloproteinase-9 lebih tinggi pada adenokarsinoma asinar prostat derajat tinggi dibandingkan dengan derajat rendah. Metode Penelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Sampel penelitian ialah 18 sediaan blok parafin dari penderita adenokarsinoma asinar prostat derajat tinggi dan 18 derajat rendah yang diperiksa secara histopatologi di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah dan Laboratorium RS Prima Medika Denpasar sejak tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2014. Dilakukan pulasan imunohistokimia MMP-9 pada semua sampel. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Hasil Ekspresi MMP-9 pada kelompok derajat tinggi lebih tinggi dibandingkan derajat rendah (p=0,001). Jumlah kasus adenokarsinoma asinar prostat terbanyak berada pada kelompok umur 60-69 tahun (55,55%). Kesimpulan Pemeriksaan ekspresi MMP-9 penting dilakukan untuk menentukan tingkat agresivitas tumor yang berdasarkan pada derajat diferensasi tumor sehingga dapat direncanakan terapi yang lebih efektif Kata kunci: adenokarsinoma asinar prostat, derajat rendah, derajat tinggi, ekspresi MMP-9.
Indeks Mitosis dan Indeks Proliferasi Ki-67 Lebih Tinggi pada Karsinoma Sel Basal Tipe Agresif Dibandingkan Tipe Non Agresif Putu Ratna Darmayani; AAAN Susraini; Moestikaningsih Moestikaningsih
Majalah Patologi Indonesia Vol 27 No 1 (2018): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.015 KB)

Abstract

Latar belakangKarsinoma sel basal (KSB) adalah kanker kulit yang paling sering ditemukan. Umumnya tumbuh lambat, namun ada beberapa subtipe histologik agresif yang sering rekuren dan bermetastasis. Adanya kesulitan dalam penegakan diagnosis KSB secara histopatologik mendorong upaya untuk menemukan faktor-faktor yang berperan dalam agresivitas tumor. Salah satu cara menilai agresivitas tumor adalah dengan menilai laju proliferasi sel dengan menghitung indeks mitosis dan menilai indeks proliferasi Ki-67. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan indeks mitosis dan indeks proliferasi Ki-67 lebih tinggi pada KSB tipe agresif, dibandingkan non agresif.MetodePenelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Sampel penelitian adalah 46 blok parafin pasien KSB, terdiri dari 23 kasus KSB agresif dan 23 kasus KSB non agresif, yang diperiksa di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar dan Laboratorium Patologi Anatomik swasta di Denpasar sejak tanggal 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2015. Dilakukan penghitungan indeks mitosis dan penilaian pulasan imunohistokimia Ki-67 dalam bentuk indeks proliferasi dengan skor yaitu: negatif (0-5% sel positif), +1 (6-25%), +2 (26-50%), +3 (>50%). Analisis indeks mitosis menggunakan independent samples t-test sedangkan indeks proliferasi Ki-67 menggunakan chi-square test dengan tingkat kemaknaan α=0,05.HasilIndeks mitosis dan indeks proliferasi Ki-67 pada KSB agresif lebih tinggi dibandingkan non agresif dan perbedaan ini bermakna secara statistik (p=0,030 untuk indeks mitosis dan p=0,032 untuk indeks proliferasi Ki-67).KesimpulanIndeks mitosis dan indeks proliferasi Ki-67 yang tinggi dapat digunakan untuk menilai agresivitas dari KSB dan ini perlu disertakan pada laporan histopatologi rutin.
Hubungan Positif Derajat Diferensiasi dengan Ekspresi p53 pada Karsinoma Payudara Invasif Tipe Tidak Spesifik diah widityasari; moestikaningsih Moestikaningsih; AAA Ngurah Susraini
Majalah Patologi Indonesia Vol 27 No 3 (2018): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.382 KB)

Abstract

Latar belakangDerajat diferensiasi dan ekspresi p53 pada karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik merupakan faktor prognosis, namun hubungan antara derajat diferensiasi dengan ekspresi p53 masih kontroversi. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan hubungan positif antara derajat diferensiasi dengan ekspresi p53 pada karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik dan untuk mengetahui komponen parameter derajat diferensiasi yang dominan dalam menentukan ekspresi p53.MetodePenelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Sampel penelitian adalah sediaan blok parafin karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik derajat diferensiasi I, II dan III di Bagian/SMF Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar dari tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2014 dan dilakukan pulasan imunohistokimia dengan antibody pimer anti p53. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Spearman dan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan (α) pada p <0,05.HasilSampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 47 sampel yang terdiri atas 11 derajat diferensiasi I, 18 derajat diferensiasi II dan 18 derajat diferensiasi III. Dari 16 kasus ekspresi p53 yang positif didapatkan terbanyak pada derajat diferensiasi III. Berdasarkan uji korelasi Spearman didapatkan hubungan yang bermakna antara derajat diferensiasi dengan ekspresi p53 pada karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik (r=0,387; p=0,007; p<0,05). Didapatkan pleomorfi inti dan hitung mitosis sebagai faktor yang dominan dalam menentukan ekspresi p53. Pada pleomorfi inti dan hitung mitosis didapatkan hasil yang bermakna, masing-masing dengan (p=0,049 dan p=0,045) sedangkan untuk faktor pembentukan tubul didapatkan hasil yang tidak bermakna (p=0,842). Dengan uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara derajat diferensiasi dengan ekspresi p53 (p=0,007). Kemudian dilakukan uji regresi logistik didapatkan pleomorfi inti dan hitung mitosis merupakan komponen parameter yang dominan dengan masing-masing nilai p=0,049 dan p=0,045.KesimpulanHasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi p53 yang kuat secara statistik berhubungan dengan derajat diferensiasi yang tinggi, dan komponen parameter derajat diferensiasi yang dominan adalah pleomorfi inti dan hitung mitosis. Berdasarkan hal ini, maka p53 dapat digunakan sebagai petanda biologik untuk menentukan keputusan klinis yang berhubungan dengan prognosis.
Korelasi Ekspresi MMP-9 dengan Derajat Histologik dan Faktor Karakteristik Derajat Histologik pada Karsinoma Payudara Invasif Yolanda Isabela Simon; A.A.A.N Susraini; Moestikaningsih
Majalah Patologi Indonesia Vol 28 No 3 (2019): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.61 KB)

Abstract

ABSTRAKLatar belakangDerajat histologik dan ekspresi MMP-9 pada karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik merupakan faktorprognosis, namun hubungan antara derajat histologik dengan ekspresi MMP-9 masih menimbulkan perdebatan.Tujuan penelitian ini untuk membuktikan adanya hubungan antara ekspresi MMP-9 dengan derajat histologikdan untuk mengetahui faktor karakteristik derajat histologik yang dominan terhadap ekspresi MMP-9 padakarsinoma payudara.MetodePenelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Sampel penelitian adalah sediaan blok parafinkarsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik derajat histologik I, II, dan III di Bagian/SMF Patologi AnatomikFakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar sejak tanggal 1 Januari 2013 sampaidengan 31 Juli 2016. Dilakukan rediagnosis pada 47 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yangterdiri dari 7 kasus derajat histologik I, 18 kasus derajat histologik II, dan 22 kasus derajat histologik III.Dilakukan pulasan imunohistokimia untuk MMP-9, kemudian ekspresinya dihubungkan dengan derajathistologik dan masing-masing karakteristik derajat histologik.HasilEkspresi MMP-9 pada derajat histologik I 2,1% (n=1), pada derajat histologik II 19,2% (n=9), dan pada derajathistologik III 36,2% (n=17). Uji Chi-square menunjukkan perbedaan bermakna (p=0,010) antara derajathistologik dengan ekspresi MMP-9. Uji regresi logistik menunjukkan hasil yang bermakna adalah hitung mitosis(p=0,012), sedangkan formasi tubular dan pleomorfik inti tidak bermakna secara statistik (p>0,05).KesimpulanEkspresi MMP-9 yang tinggi berhubungan dengan derajat histologik yang tinggi sehingga perlu dilakukanpemeriksaan ekspresi MMP-9 untuk menentukan tingkat agresivitas tumor dan merencanakan terapi yangefektif.
TIDAK TERDAPAT HUBUNGAN NEGATIF TUMOR INFILTRATING LYMPHOCYTES DENGAN DERAJAT HISTOPATOLOGI KARSINOMA INVASIF TIPE TIDAK SPESIFIK PADA PAYUDARA DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2016 Made Agus Cahya Nugraha Koriawan; Anak Agung Ayu Ngurah Susraini; Ni Putu Sriwidyani
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 7 (2019): Vol 8 No 7 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.541 KB)

Abstract

Karsinoma payudara merupakan karsinoma yang paling umum ditemukan pada wanita di negara maju. Insiden karsinoma payudara pada wanita mengalami peningkatan yaitu sebesar 1,7 juta padatahun 2012 atau 11,9% dari seluruh insiden kanker di dunia . Tumor Infiltrating Lymphocytes(TILs) yang tinggi menunjukkan prognosis tumor menjadi lebih baik. Derajat histopatologi yangtinggi menandakan tumor agresif. Pada derajat histopatologi tinggi juga biasanya juga ditemukanTILs yang rendah. Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan ada hubungan negatif TILsdengan derajat histopatologi karsinoma payudara invasif tipe tidak spesifik di RSUP SanglahDenpasar tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional yang dilakukandi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar. Data yang diperoleh berupa data sekunderrekam medis pasien periode Januari 2016 – Desember 2016. Data dianalisis dengan menggunakanprogram SPSS. Sebanyak 145 kasus karsinoma payudara invesif tipe tidak spesifik, 107 sampel(73,8 %) sebagai TILs rendah, 23 sampel (15,9 %) sebagaiTILs sedang dan 15 sampel (10,3 %)sebagaiTILs tinggi. Berdasarkan derajat histopatologi terdapat 145 kasus dengan, 14 sampel (9,7 %)sebagai derajat 1, 39 sampel (26,9 %) sebagai derajat 2 dan 92 sampel (64,3 %) sebagai derajat 3. Terdapat hubungan negatif lemah antara ekspresi TILs dengan derajat histopatologi karsinomapayudara invasif tipe tidak spesifik dan tidak bermana secara statistik (p>0,05). Dari penelitian inidapat disimpulkan bahwa ekspresi TILs tidak berhubungan secara signifikan dengan derajathistopatologi. Kata kunci : Tumor Infiltrating Lymphocytes, karsinoma payudara, derajat histopatologi
PROFIL SITOLOGI ASITES PADA KASUS KEGANASAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) SANGLAH DENPASAR Christel Carissa Christianto; Ni Made Mahastuti; Anak Agung Ayu Ngurah Susraini
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 5 (2020): Vol 9 No 05(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i5.P12

Abstract

ABSTRAK Asites karena keganasan diindikasikan sebagai fase lanjut dalam berbagai kondisi keganasan. Pemeriksaan sitologi merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisis cairan asites. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil sitologi asites pada kasus keganasan di RSUP Sanglah Denpasar pada bulan Juli 2015-Juni 2018, yakni sistem organ terkait dan ada/tidaknya sel ganas di dalam kandungan asites dari pasien dengan diagnosis kerja keganasan yang disertai asites. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional retrospective (potong lintang restrospektif). Peneliti mendapatkan subjek penelitian sebanyak 203 kasus. Data yang digunakan adalah data sekunder dari rekam medis pasien di bagian Patologi Anatomi RSUP Sanglah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kasus asites pada setiap periode tahun mengalami peningkatan dengan jumlah kasus asites tertinggi pada periode Juli 2017-Juni 2018, yakni sebanyak 85 kasus dari 203 kasus. Sistem organ ginekologi menyumbang kasus asites terbanyak, yakni 107 kasus. Jumlah kasus asites disertai diagnosis kerja keganasan mengalami peningkatan setiap periode tahun dengan persentase tertinggi sebesar 90,6% (77 dari 85 kasus) pada periode Juli 2017-Juni 2018. Dalam ketiga periode tahun tersebut, persentase hasil negatif pemeriksaan sitologi lebih besar dibandingkan hasil positif (berkisar di atas 80%, dengan rerata 85,5%) dengan perbandingan hasil sitologi negatif terhadap hasil sitologi positif terbesar terdapat pada periode Juli 2016-Juni 2017, yakni sebesar 6,4. Hasil sitologi positif terhadap keganasan terbanyak didapati pada sistem organ ginekologi, yakni sebesar 54,2% (13 dari 24 kasus). Kata Kunci: Asites, Diagnosis Kerja Keganasan, Pemeriksaan Sitologi, RSUP Sanglah Denpasar.
PROFIL GAMBARAN LIMFOMA MALIGNUM NON-HODGKIN MENURUT KLASIFIKASI WHO DAN WORKING FORMULATION DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE TAHUN 2016 – 2018 John Nolan; Herman Saputra; Anak Agung Ayu Ngurah Susraini; I Wayan Juli Sumadi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 9 (2021): Vol 10 No 09(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i9.P06

Abstract

Limfoma malignum merupakan suatu neoplasma dengan manifestasi pembesaran kelenjar getah bening dan di luar kelenjar getah bening. Klasifikasi dari limfoma malignum dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu Limfoma Hodgkin dan Limfoma Non-Hodgkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai profil gambaran limfoma malignum menurut klasifikasi WHO dan Working Formulation (WF) di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar dalam kurun waktu 2016 – 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif potong lintang dengan menggunakan metode pengambilan data sekunder dengan cara retrospektif yaitu dengan menggunakan rekam medis pasien. Sampel dipilih dan disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan software SPSS versi 25 menurut karakteristik kasus berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi limfoma, dan hasil diagnosis menurut klasifikasi WHO ataupun WF. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kasus terbanyak terdapat pada usia dibawah 65 tahun dengan jumlah 97 orang (72,4%). Jenis kelamin didominasi oleh laki-laki sejumlah 78 orang (58,2%). Lokasi terbanyak didapatkan pada colli/leher sebanyak 28 orang (20,9%) dan diikuti oleh kavum nasi dengan jumlah sebesar 13 orang (9,7%). Menurut klasifikasi WF, intermediate grade merupakan kasus terbanyak yakni sebesar 92 kasus (68,7%). Diffuse large B-cell lymphoma adalah diagnosis terbanyak pada studi ini menurut klasifikasi WHO yakni sejumlah 86 orang (64,2%). Perlu dilakukan penelitian analitik variabel lebih lanjut untuk mencari hubungan antara berbagai karakteristik.
The administration of UltraMimi Kids® UHT milk by PT. Ultrajaya Milk Industry increased body weight and did not increase estrogen hormone level in female albino rat (Rattus norvegicus) Wistar strain Sabella; Wimpie Pangkahila; Anak Agung Ayu Ngurah Susraini
Neurologico Spinale Medico Chirurgico Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Indoscholar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36444/nsmc.v4i1.146

Abstract

Background: This study aimed to prove that administration of UltraMimi Kids® UHT milk by PT. Ultrajaya Milk Industry increased body weight and estrogen levels in female albino rat (Rattus norvegicus) Wistar strain. Methods: This research was a true experimental with randomized pretest-posttest control group design. The research subjects were 18-female-albino-rats aged 21-days, weight 25-28 grams, divided into 2-groups: control group which was given standard food and sugar solution (0.36 grams of sugar dissolved in 1 ml aquadest), and intervention group which was given standard food and UltraMimi Kids® UHT milk 1 ml for the first 14-days and upgraded to 2 ml for the rest 14-days, given three times a day for 28-days. The rats body weight and estrogen levels were measured using Tanita-KD-192-digital-scales and ELISA method. Results: The control group had an increased body weight (26.2±1.2-66.1±5.94 grams; p<0,001), but there was no change in estrogen levels (38.59±11.19-44.59±5.42 ng/L; p=0.217). Whereas, the intervention group had an increased body weight (25.77±0.83-85.33±10.24 grams; p=0.008), but there was no change in estrogen levels (39.91±3.73-42.66±2.24 ng/L; p=0.066). After 28-days of intervention (posttest), it was found that the mean of body weight in the intervention group was higher than the control group (p<0.001), there was no significant difference in estrogen levels (p=0.339) and food intake from the remaining feed in both groups (0.51±0.81-0.36±0.55 grams; p=0.823). Conclusion: The administration of UltraMimi Kids® UHT milk by PT. Ultrajaya Milk Industry increased body weight and did not increase estrogen hormone level in female albino rat (Rattus norvegicus) Wistar strain.