Ni Putu Sriwidyani
Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 49 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

MUTASI K RAS PADA KARSINOGENESIS KANKER KOLOREKTAL Sriwidyani, Ni Putu
Medicina Vol 44 No 2 (2013): Mei 2013
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.446 KB)

Abstract

Karsinogenesis kanker kolorektal merupakan proses multi-step, melibatkan berbagai abnormalitasgenetik. Mutasi gen K RAS sering ditemukan pada tumor ini. K RAS adalah gen yang menyandi proteinK ras, suatu produk proto-onkogen yang merupakan komponen penting pada jalur pensignalan darireseptor permukaan sel untuk mengontrol proliferasi, diferensiasi, dan kematian sel. Kebanyakanmutasi terjadi pada kodon 12 dan 13 dari ekson 1. Protein K ras mutan akan menyebabkan aktivasipersisten dari banyak signal downstream dari pertumbuhan dan survival sel. Pemeriksaan adanyamutasi pada gen K RAS memegang peranan penting pada prognosis dan terapi dari kanker kolorektal.[MEDICINA 2013;44:97-100].
Ekspresi P16INK4a pada Squamous Cell Carcinoma Serviks Uteri dan Cervical Intraepithelial Neoplasia 1, 2, 3 Luh Yeni Laksmini; Moestikaningsih .; Gede Raka Widiana; Ni Putu Sriwidyani; Ketut Mulyadi
Majalah Patologi Indonesia Vol 23 No 3 (2014): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.151 KB)

Abstract

Background Cervical cancer is the second most common cancer in female in the world. In Bali, in 2008, cervical cancer is the second most common malignancy after breast cancer. This cancer has known to develop from precancerous lesions, cervical intraepithelial neoplasia (CIN).There is difficulty to determine grade of dysplasia of the uterine cervix and to predict wheather the lesion has potency of progression. The expression of P16INK4a has correlation with degree of cervical dysplasia and carcinoma. The aim of this study is to evaluate expression of P16INK4a in squamous cell carcinoma (SCC) of cervix uteri and CIN1, CIN2, CIN3. Methods A cross sectional analytic study was performed on 60 samples that divided into 10 CIN1, 10 CIN2, 10 CIN3, and 30 SCC. Samples were tooken from block paraffin archive from Private Laboratory in Denpasar and Anatomical Pathology Laboratory Sanglah Hospital, during January 1st 2011 until Juny 30th 2013. Immunostaining was performed to determine the expression score of P16INK4a. Expression of P16INK4a was determined by for scoring system base on staining grade and intensity. The result was analyzed by Kruskal Wallis test with level of significance α at p
GAMBARAN KLINIKOPATOLOGI TUMOR GLIA TAHUN 2014 - 2018 DI RSUP SANGLAH DENPASAR I Kadek Yana Parastuta; Ni Putu Sriwidyani; Ni Putu Ekawati; Herman Saputra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i7.P02

Abstract

Tumor glia merupakan tumor neuroepitelial yang paling sering terjadi. Hingga saat ini data jumlah pasien tumor glia di Bali belum pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran klinikopatologi pasien tumor glia di Bali dari 1 Januari 2014–31 Desember 2018. Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif potong lintang. Data diambil dari arsip hasil pemeriksaan histopatologi di Instalasi Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar. Selama lima tahun diperoleh 84 kasus tumor glia. Rentang usia pasien antara 5 bulan sampai 84 tahun, dengan kelompok usia terbanyak pada dekade keempat. Prevalensi kejadian tumor glia berdasarkan jenis kelamin lebih sering dijumpai pada laki-laki yaitu hampir dua kali dibandingkan dengan prevalensi pada perempuan. Lokasi tumor paling sering adalah pada serebri. Tipe histologi tumor yang tersering adalah tumor astrositik, dengan glioblastoma yang dikelompokkan dalam klasifikasi tumor glia grade IV menurut WHO. Kata Kunci: Tumor Glia, Klinikopatologi, Otak, Medula Spinalis, Bali
THE CHARACTERISTIC OF CYTOLOGICAL AND PCR TESTS RESULT OF FINE NEEDLE ASPIRATION (FNA) SPECIMEN FROM NECK LYMPH NODE/S ENLARGEMENT CLINICALLY DIAGNOSED AS TUBERCULOUS LYMPH ADENITIS Winarti, Ni Wayan; Sriwidyani, Ni Putu
Medicina Vol 43 No 3 (2012): September 2012
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.303 KB)

Abstract

Diagnosis of Tuberculous (TB) lymph adenitis is still problematic due to paucibacillar. Since histopathological biopsy examination is relatively expensive and needs times, FNA is being more frequently chosen. The specimen from FNA can be processed for cytological and PCR tests, but there is no data available describe the characteristic of the result of both methods. Hence, study is needed in order to improve knowledge and health services. A cross sectional study had been conducted from January 1st   until December 31st   , 2011, at Anatomical Pathology Laboratory of Medical School of Udayana University/Sanglah Hospital and Biomolecular Laboratory of Medical School of Udayana University. The subjects were all patients with clinical diagnosis TB lymph adenitis who met the eligibility criteria. During 6 months, there were 46 patients included in the study. They were 65% female and 35% male. The age was ranging from 5 years old until 83 years old and 30-39 years old age group was the highest in number (39%). Positive cytology result was found in 22 cases (48%), while PCR test revealed no positive result. There was significant diference between positive and negative cytology test in pain sensation category, conversely in onset, number of enlarged lymph node/s, localization, conglomeration and fixation categories. If every single clinical character was marked with score 1, node/s with accumulative scores 4-6 showed no different cytology result with node/s with score 1-3. This study shows that in detecting TB lymph adenitis using FNA specimen, cytology test was be#er than PCR
KARAKTERISTIK KLINIKO HISTOPATOLOGI NODUL TIROID DARI 1 JANUARI 2016 – 31 DESEMBER 2017 DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/ RSUP SANGLAH DENPASAR Silvia Nuhyil Indriani; I Gusti Ayu Sri Mahendra Dewi; Ni Putu Sriwidyani; Ni Putu Ekawati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 7 (2021): Vol 10 No 07(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i7.P12

Abstract

ABSTRACT Backgrounds : Thyroid nodule abnormalities are quite common in the community. The incidence of thyroid nodules increases with age with a high incidence rate in women. Goals : This study aims to determine the clinico histopathology characteristic of thyroid nodules from 1 January 2016-31 December 2017 at Pathology Anatomy Laboratory Sanglah General Hospital Denpasar. Methods : This research is a cross-sectional retrospective study obtained from patient medical record data in the Pathology Anatomy Laboratory, Sanglah General Hospital. Data were analyzed using the SPSS version 22.0 program. Result : Obtained 330 samples with thyroid nodules. The distribution of women is more (84.5%) cases compared to men (15.5%), with the highest age range occurring at the age of 41-50 years and 51-60 years, respectively 89 (27.0%) cases. Most diagnoses were 206 (62.4%) cases of non neoplastic, with the most lateralization occurring in all thyroid lobes in 233 (70.6%) cases. Conclusion : Thyroid nodule abnormalities tend to be more common in women aged 41-60 years, are benign and occur in all thyroid lobes. Keywords: Thyroid Nodules, Clinico Histopathology
KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGI GIANT CELL TUMOR TULANG DI RSUP SANGLAH DENPASAR BALI TAHUN 2008 – 2018 I Ketut Bawantika Adi Putra; I Wayan Juli Sumadi; Ni Putu Sriwidyani; Ni Putu Ekawati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 11 (2021): Vol 10 No 11(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i11.P04

Abstract

Giant cell tumor (GCT) tulang adalah tumor jinak pada tulang yang memiliki sifat lokal agresif dan sering mengalami rekurensi yang ditandai dengan proliferasi sel-sel stroma mononuklear dan sel datia yang menyerupai osteoklas. Oleh karena itu mengetahui karakteristik klinikopatologi tumor ini diperlukan untuk membantu mengarahkan diagnosis dan manajemen terapi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik klinikopatologi GCT tulang di RSUP Sanglah Denpasar Bali dengan rentang tahun 2008-2018. Desain penelitian adalah deskriptif cross-sectional dengan pendekatan retrospektif dengan 45 sampel yang diperoleh dari arsip pemeriksaan histopatologi di Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah. Data karakteristik klinikopatologi yang dikumpulkan berupa umur, jenis kelamin, gejala klinis, lokasi anatomi, dan mitosis. Analisis data menunjukkan bahwa pasien GCT tulang ditemukan paling tinggi pada dekade ke-4, cenderung pada perempuan daripada laki-laki dengan perbandingan 2 : 1, lokasi GCT umumnya pada tulang ekstremitas namun juga terjadi pada sakrum dan illium, gejala yang sering dikeluhkan adalah benjolan disertai nyeri dan keterbatasan pada range of motion (ROM), mitosis yang teramati pada rentangan 0–12 per 10 lpb dengan mitosis 3 per 10 lpb paling banyak dijumpai. Kata Kunci : Giant cell tumor, tulang, karakteristik klinikopatologi, Bali
PROFIL PASIEN PAP SMEAR DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2018 – 2019 Kadek Denik Suastini; Ni Putu Sriwidyani; Luh Putu Iin Indrayani Maker; Ni Made Mahastuti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 1 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.v11.i01.p10

Abstract

ABSTRAK Kanker serviks uteri merupakan penyakit keganasan ginekologi yang menimbulkan masalah dalam kesehatan reproduksi yang dihadapi oleh wanita-wanita di dunia termasuk di Indonesia. Kanker serviks diperkirakan menduduki posisi ke-2 dari penyakit kanker yang menyerang wanita di dunia serta posisi ke-1 bagi perempuan di negara berkembang. Pemeriksaan pap smear dapat dilaksanakan guna mengetahui perubahan-perubahan prakanker yang memungkinkan terjadi dalam serviks uteri. Penelitian ini memiliki tujuan guna mengetahui data profil pasien pap smear di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar tahun 2018 – 2019. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling yang mana data penelitian bersumber melalui data sekunder pasien yang tercatat di buku registrasi sitologi hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar periode 1 Januari 2018 – 31 Desember 2019. Data pasien yang dikumpulkan berupa usia, alasan melakukan pap smear, dan hasil pap smear menurut sistem Bethesda 2014. Sampel yang terkumpul pada penelitian ini sebanyak 1501 sampel pasien pap smear, dengan hasil paling banyak di kelompok umur 41 hingga 50 tahun yakni 487 individu (32,4%), memiliki alasan melakukan pap smear paling banyak yaitu skrining dengan jumlah 1285 orang (85,6%), dan hasil sitologi pap smear terbanyak yaitu dengan gambaran Reactive cellular changes associated with inflammation yang tercatat sebanyak 541 orang (36,0%). Kata kunci : Kanker Serviks, Pap Smear, Sistem Bethesda 2014, RSUP Sanglah Denpasar
Growth Hormone Menurunkan Ekspresi Protein p53 dan p21 Sel Endotel Tikus Jantan (GROWTH HORMONE REDUCES P53 AND P21 ENDOTHELIAL PROTEIN EXPRESSION IN MALE RATS) I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti; Ni Putu Sriwidyani; I Dewa Ayu Inten Primayanti; I Gusti Kamasan; Nyoman Arijana; I Gusti Nyoman Sri Wiryawan; Ida Ayu Ika Wahyuniari; I Wayan Sugiritama; I Gusti Ngurah Mayun
Jurnal Veteriner Vol 17 No 3 (2016)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.767 KB)

Abstract

The use of growth hormone (GH) treatment in aging related condition such as atherosclerosis is stillcontroversial. Previous study showed GH reduce atherosclerotic plaque and prevent endothelial cellsenescence. This study was aimed to understand the mechanism of GH effect to endothelial senescencethrough p53/p21 pathway. A randomized posttest only control group design study was conducted. Twentymale Wistar rats were randomized into five groups; negative control (P0), positive control (P1), and GHtreated group (P2, P3, P4). Negative control group was fed with standard diet, and others were fed withatherogenic diet for 20 weeks. After 10 weeks, subjects were injected subcutaneously (0,1 mL) with aquadest(P0 and P1) and increasing dose of GH (0,02 IU, 0,04 IU, and 0,08 IU) for P2, P3, P4 once a day respectivelyfor 10 weeks. In the end of the study all subjects were examined for p53 and p21 endothelial proteinexpressions. Immunohistochemistry of endothelial p53 showed reduce expression in treated groups (P0:7.28 ± 0.36; P1: 39.51 ± 1.18; P2: 32.70 ± 1.10; P3: 16.98 ± 0.78; and P4: 14.29 ± 0.38). The reduction was also observed in p21 expression (P0: 5.38 ± 0.49; P1: 37.81 ± 0.76; P2: 26.02 ± 1.54; P3: 16.37 ± 1.24; andP4: 4.82 ± 0.61. One way analysis of variance and post hoc test (LSD) analysis showed significant differencesbetween all groups (p<0.05). In conclusion, GH reduces endothelial expression of p53 and p21 and thispathway may contribute to GH effect on atherosclerotic plaque and endothelial senescence.
Karakteristik Klinikopatologik Pasien Kanker Payudara dengan Metastasis Tulang di RSUP Sanglah pada Tahun 2014 - 2018 Putra, Putu Krishna B. S.; Sumadi, I Wayan J.; Sriwidyani, Ni Putu; Setiawan, IG Budhi
e-CliniC Vol 8, No 1 (2020): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v8i1.27814

Abstract

Abstract: Breast cancer is the most common cancer in woman. Metastasis often occurs especially to the bones. This study was aimed to determine the characteristics of breast cancer patients with bone metastasis. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Samples were 46 breast cancer patients with bone metastasis recorded at Sanglah Hospital from 2014 until 2018. Data of pathological examination archives of Oncology Surgery Division Medical Faculty of Udayana University/Sanglah General Hospital were used to obtain the clinicopathological characteristics of metastatic breast cancer patients based on age, lateralization, histopathological type, and tumor molecular subtype. The results showed that most cases of metastatic breast cancer were aged 40-49 years as many 21 patients (45.7%), minimal difference in lateralization between right breast as many 22 patients (47.8%) and left breast 23 patients (50%). The most common histopathological type was invasive carcinoma of no special type as many 34 patients (73.9%). The most common tumor subtype was the luminal B subtype as many 21 patients (45.7%). In conclusion, most patients of breast cancer with bone metastasis were 40-49 years old, invasive carcinoma of no special type, molecular subtype of luminal B, and no significant difference between lateralization to the right and left breast.Keywords: breast cancer, bone, metastasis, clinicopathological caharacteristics Abstrak: Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering dijumpai pada wanita. Metastasis sering terjadi terutama pada tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien kanker payudara dengan metastasis tulang di RSUP Sanglah Denpasar. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah 46 pasien kanker payudara dengan metastasis tulang yang tercatat di RSUP Sanglah tahun 2014-2018. Data diambil dari arsip hasil pemeriksaan patologi di Subdivisi Bedah Onkologi, Departemen/Kelompok Staf Medis (KSM) Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK UNUD)/RSUP Sanglah untuk mendapatkan karakteristik klinikopatologi pasien kanker payudara metastasis tulang berdasarkan usia, lateralisasi, tipe histopatologik, dan subtipe molekuler tumor. Hasil penelitian menunjukkan kasus terbanyak terjadi pada rentang usia 40-49 tahun sebanyak 21 orang (45,7%), dengan lateralisasi tidak jauh berbeda antara payudara kanan sebanyak 22 orang (47,8) dan kiri sebanyak 23 orang (50%). Tipe histopatologik yang lebih sering ditemukan yaitu invasive carcinoma of no special type sebanyak 34 orang (73,9%). Subtipe molekuler yang paling banyak ditemukan ialah subtipe luminal B sebanyak 21 orang (45,7%). Simpulan penelitian ini pasien kanker payudara dengan metastasis tulang berada pada rentang usia 40-49 tahun, invasive carcinoma of no special type, subtipe molekuler luminal B. dan lateralisasi payudara kanan dan kiri tidak jauh berbeda.Kata kunci: kanker payudara, metastasis, tulang, karakteristik klinikopatologik
Mutasi Isocitrate Dehydrogenase 1 dan 2 pada Glioma Ni Putu Sriwidyani
JBN (Jurnal Bedah Nasional) Vol 5 No 1 (2021): JBN (Jurnal Bedah Nasional)
Publisher : Program Studi Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBN.2021.v05.i01.p05

Abstract

Klasifikasi tumor sistem saraf pusat WHO terakhir didasarkan atas histogenesis tumor dan karakteristik molekuler genetik. Perubahan klasifikasi yang paling signifikan terjadi pada tumor glioma difus yang paling signifikan, yaitu katagori tumor secara garis besar berdasarkan status mutasi isocitrate dehydrogenase (IDH) 1 dan 2. Tulisan ini akan membahas tentang IDH1 dan IDH baik normal maupun mutan, hubungan mutasi IDH1 dan IDH2 dengan prognosis pasien, serta bagaimana penentuan status mutasi IDH1 dan IDH2 dalam diagnosis glioma.
Co-Authors Anak Agung Ayu Ngurah Susraini Angelia Ongko Prabowo annie minerva datui Bintang Dwi Oktaviani Desak Made Cittarasmi Saraswati Seputra Herlina Eka Shinta Herman Saputra Herman Saputra Herman Saputra Herman Saputra Herman Saputra Herman Saputra I Dewa Ayu Inten Primayanti I Gde Raka Widiana I Gede Budhi Setiawan I Gede Indradika Pratama Putra I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti I Gusti Ayu Sri Mahendra Dewi I Gusti Kamasan I Gusti Kamasan Arijana I Gusti Ngurah Made Cesar Vajrashrava Sunantara I Gusti Ngurah Mayun I Gusti Ngurah Pratama Yuda Atmaja I Gusti Nyoman Sri Wiryawan I Kadek Yana Parastuta I Ketut Bawantika Adi Putra I Made Gotra I Made Muliarta I MADE MULIARTA . I Wayan Juli Sumadi I Wayan Sugiritama Ida Ayu Ista Nariswari Ida Ayu Jasminarti Dwi Kusumawardani Ida Ayu Jelantik Astuti Ida Ayu Krisna Cantika Dewi Ida Ayu Meilasari Dewi Ida Bagus Ardya Kurnia Wilananda Ivana Juliarty Sitanggang Jovi Carina Handoko Kadek Cindy Dwi Cahyani Kadek Denik Suastini Kadek Dwi Pradnyawati Kandy Rosa Ismalia Katrin Rotua Simbolon Ketut Mulyadi Komang Chandra Surya Dika Luh Ayu Widayanti Luh Ayu Widayanti Luh Komang Ayu Widhiaty Karang Luh Putu Iin Indrayani Maker Luh Yeni Laksmini M. Arif Perdana Ariyansyah Made Agus Cahya Nugraha Koriawan Moestikaningsih . Ni Gusti Ayu Agung Manik Yuniawaty Wetan Ni Kadek Ayu Maya Damayanti Ni Kadek Ayu Maya Damayanti Ni Made Mahastuti Ni Putu Ekawati Ni Wayan Candrawati Ni Wayan Winari Ni Wayan Winarti Nornazirah Binti Azizan Popi Imelda Margareth Sitompul Putra, Putu Krishna B. S. Putu Ayu Widya Pramesti Putu Erika Paskarani Putu Febry Krisna Pertiwi Putu Julia Chandra Devi Sang Ayu Putu Yuliantini Silvia Nuhyil Indriani Sumadi, I Wayan J. Sylvi Diahningrum Tjandra Kristiana Volman Tampubolon Wimpie I Pangkahila