Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana

Ideologi Maskulinitas dalam Pewarisan Tari Baris di Desa Adat Batur Bali Pande Putu Yogi Arista Pratama; Muhammad Jazuli; I Wayan Adnyana; Agus Cahyono
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Konstelasi posisi kesenian begitu juga kebudayaan, tampaknya tidak akan pernah berhenti melainkan terus berkembang. Ideologi para seniman sebagai sebuah reaksi atas fenomena kebudayaan dalam arti luas pada akhirnya akan memberikan implikasi kepada kesadaran ekspresi berkeseniannya. Karakteristik ketradisian sebagai sebuah ekspresi kolektif suatu masyarakat kemudian terus diuji. Fenomena ini tampak jelas pada kesenian tari Baris di Desa Adat Batur, dengan sistem patriarki yang dianut oleh masyarakatnya menjadikan laki-laki sebagai unjung tombak untuk menjawab tantangan atas wacana pewarisan nilai tradisi kepada generasi penerusnya. Tulisan ini berisi pembahasan secara menyeluruh terkait, (1) bentuk dan struktur pertunjukan tari Baris; dan (2) hegemoni maskulinitas sebagai keyakinan ideologis dalam pewarisan tari Baris. Data yang tersaji dalam tulisan ini bersumber pada data primer yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian memperdalamnya dengan wawancara kepada narasumber, serta data sekunder diperoleh dari kumpulan buku, jurnal, maupun artikel terkait tari Baris dari penelitian terdahulu. Data yang telah terkumpul kemudian di analisis melalui tahapan reduksi data, display data, dan verifikasi data sebelum disimpulkan. Guna teoritis pada perspektif akademis, maka diharapkan tulisan ini dapat mereposisi, merekonstruksi, menginterpretasi, pewarisan tari baris yang terjadi pada masyarakat Desa Adat Batur melalui hegemoni maskulinitas sebagai keyakinan ideologis masyarakat. Abstract. The constellation of the position of art and culture will never stop developing but will continue to grow. The ideology of the artists as a reaction to cultural phenomena in a broad sense will ultimately respond to their expressions. The characteristics of tradition as a collective expression of society continue to be tested. This phenomenon is evident in the art of Baris dance in the Batur Traditional Village, where the patriarchal system adopted by the community makes men the spearhead to answer the challenges of the discourse of inheriting values to future generations. This paper contains a thorough discussion regarding (1) the form and structure of the Baris dance performance; and (2) hegemonic masculinity as an ideological belief in the inheritance of Baris dance. The data presented in this paper is sourced from primary data obtained from observations and then deepened by interviewing sources, as well as secondary data obtained from a collection of books, journals, and articles related to Baris from previous research. The data that has been collected is then tested for validity through data reduction, data display, and data leveraging before keywords. For theoretical purposes from an academic perspective, it is hoped that this paper can reposition, reconstruct, interpret, and inherit the line dance that occurs in the Batur Traditional Village community through the hegemony of masculinity as an ideological belief of the community.
Digitalisasi Pertunjukan Dolanan Pesta Kesenian Bali Sebuah Upaya Konservasi Permainan Tradisional Warananingtyas Palupi; Agus Cahyono; Wayan Adnyana; Hartono Hartono
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesatnya perkembangan tehnologi dewasa ini mengancam keberadaan berbagai permainan tradisional, menggantikannya dengan berbagai permainan pabrikan, serta gawai, yang cenderung kurang mengedepankan permainan kolektif dan interaksi sosial. Sarana tehnologi interaktif, video games, playstation atau internet perlahan namun pasti telah mengubah suasana rumah, kelas maupun ruang bermain anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan masyarakat dan pemerintah untuk menjawab tantangan bagi eksistensi permainan tradisionaldi Bali. Penjelasan deskriptif kualitatif yang diperoleh dari data observasi, wawancara serta dokumentasi dilakukan dalam penelitian ini. Sesuai amanah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat, pemerintah penggiat budaya dan masyarakat mengupayakan tetap eksisnya bentuk-bentuk permainan tradisional. Salah satu caranya adalah menjadikan dolanan tradisional sebagai salah satu bentuk pertunjukan yang dipentaskan secara periodik pada Pesta Kesenian Bali sejak tahun 1998 hingga 2019, serta upaya digitalisasi pertunjukan dolanan melalui kanal Youtube.