Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Faktor Penggugah serta Variasi Karya Seni Rupa dan Desain di Kecamatan Susut Kabupaten Bangli Provinsi Bali Ardana, I Gusti Ngurah; Adnyana, I Wayan; Sudirga, I Komang; Rai Remawa, A.A Gede; Mudra, I Wayan; Radiawan, I Made; Sudika Negara, I Nengah; Suparta, I Made
Prabangkara : Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 23 No 1 (2019): Juni
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1619.841 KB)

Abstract

Paper ini difokuskan untuk menganalisis faktor penggugah dan variasi karya seni rupa serta desain di sembilan desa Kecamatan Susut Kabupaten Bangli Provinsi Bali. Analisis perlu dilakukan, agar berbagai institusi yang memiliki program pelestarian dan pelatihan serta pengembangan seni memeroleh informasi yang lengkap sebagai pedoman pelaksanaan kegiatannya. Data dianalisis berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dikumpulkan dari seluruh banjar yang berada di sembilan desa Kecamatan Susut Kabupaten Bangli Provinsi Bali, diverifikasi dengan referensi yang dianggap relevan. Hasil analisis ini menggambarkan, ada dua jenis faktor penggugah pembuatan karya seni rupa dan desain di sembilan desa yang berada di Kecamatan Susut Kabupaten Bangli Provinsi Bali yaitu: 1) dorongan internal yang bersumber dari bakat yang dimiliki, keinginan mengembangkan keterampilan lainnya, sebagai ekspresi diri dan untuk mendapatkan penghasilan tambahan; 2) dorongan eksternal berupa permintaan langsung dari masyarakat, kegiatan yang membutuhkan produk seni rupa dan desain serta berkembangnya pariwisata. Jenis produk seni rupa dan desain yang sudah dihasilkan, menggunakan variasi material seperti kayu, bambu, ijuk, kertas, benang, tali, lidi, kain, stereo form, emas dan perak, tembaga, besi, batu alam, beton maupun pasir melela.
REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN KERAJINAN TENUN AGAL DI DESA BUNGA MEKAR NUSA PENIDA KLUNGKUNG BALI N.L.R. Purnawan; A.A.R. Remawa; IG. Suranjaya; I.M. Radiawan
Buletin Udayana Mengabdi Vol 19 No 1 (2020): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.003 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2020.v19.i01.p13

Abstract

Pengembangan pariwista di Desa Bunga Mekar Nusa Penida perlu dibarengi dengan pengembangan produk yang dapat berfungsi sebagai kenangan (souvenir) yang harus dapat disediakan masyarakat sebagai salah satu daya tarik dan secara ekonomi dapat meningkatkan sumber penghasilan masyarakatnya. Produk kerajinan yang sangat unik dari Desa Bunga Mekar adalah kerajinan tenun Agal. Akan tetapi kondisi kerajinan tersebut pada saat ini telah hampir punah dan belum ada masyarakat ataupun desainer yang mengembangkannya. Tujuan dari pengabdian Masyarakat ini adalah untuk merevitalisasi dan mengembangkan tenun Agal khas Bunga Mekar Nusa Penida, sebagai usaha pelestarian peninggalan tenun tradisional yang pernah berkembang dan sekaligus sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat di Nusa Penida. Pengabdian dilaksanakan selama 6 bulan, yang didahului oleh peninjauan lapangan, ceramah, pelatihan dan workshop. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengabdian sudah berjalan dengan baik dicirikan oleh telah dicapainya beberapa target luaran yang telah ditentukan seperti tingkat kehadiran dan keseriusan peserta/mitra pengrajin tenun sangat tinggi, para pengrajin sudah mampu dan trampil mengoperasionalkan alat tenun bukan mesin (ATBM), serta telah terciptanya produk kain Agal dengan motif dan desain inovatif yang cocok dijadikan souvenir bagi wisatawan Kata kunci : revitalisasi, pengembangan, kerajinan, kain tenun agal, souvenir
KERAJINAN KAIN ETNIK PEGRINGSINGAN DI DESA TENGANAN KECAMATAN MANGGIS KABUPATEN KARANGASEM BALI N.K. Seminari; I.N. Puja; A.A. R. Remawa; N.M.I. Muliyati
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 1 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.991 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i01.p24

Abstract

Pengabdian masyarakat bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerajinan tenun etnis. Kegiatan operasional meliputi: (1) Pelatihan dalam manajemen bisnis (pemasaran, produksi, keuangan dan pembukuan); (2) Pelatihan operasional peralatan tenun bukan mesin yang efektif; Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengabdian masyarakat untuk meningkatkan produksi kain pegringsingan di Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem telah memberikan dampak positif bagi masyarakat karena memperoleh banyak pengetahuan dalam mengembangkan produksi kain tenun melalui diversifikasi desain, manajemen bisnis sehingga untuk meningkatkan manajemen dalam pemasaran, produksi dan keuangan, meningkatkan daya saing di pasar, dan tentu saja meningkatkan pendapatan bagi penenun. Kata kunci : kerajinan, kain, etnik, pegringsingan, produktivitas
DESAIN INTERIOR OBJEK WISATA EDUTOURISM MINUMAN FERMENTASI DAN DESTILASI KHAS BALI Ketut Indira Suasti Prayojani; Anak Agung Gde Rai Remawa; I Made Jayadi Waisnawa
Jurnal Vastukara Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minuman fermentasi dan destilasi khas Bali telah berpotensi untuk menjadi daya tarik pariwisata (food tourism) berkat adanya Peraturan Gubernur Bali No.1 Tahun 2020 mengenai Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali. Timbulnya peraturan pemerintah ini memberikan harapan bagi perekonomian masyarakat khususnya para perajin lokal untuk mengembangkan produknya hingga ke pangsa pasar internasional. Sehingga dibutuhkan sebuah objek yang dapat mewadahi kegiatan pemasaran produk minuman fermentasi dan destilasi khas Bali. Objek wisata edukasi minuman fermentasi dan destilasi khas Bali dirasa mampu mewadahi kegiatan rekreasi sekaligus edukasi untuk mengenalkan dan memasarkan produk minuman fermentasi dan destilasi khas Bali yang diproduksi dengan cara tradisional. Penciptaan objek wisata edukasi minuman fermentasi dan destilasi khas Bali ini menggunakan pendekatan desain interior sebagai pemecahan masalahnya. Tujuan dari desain interior ini adalah untuk mengembangkan sektor pariwisata, memajukan perajin lokal, memasarkan produk dan memberikan edukasi mengenai produk khas daerah. Metode desain yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah metode analitis (analitycal method) yang mengacu pada ‘berpikir sebelum menggambar’ (Jones, 1971) dan metode analisis data deskriptif kualitatif. Melalui metode yang digunakan akan menghasilkan konsep sebagai pemecah masalah desain. Konsep yang digunakan dalam desain interior ini adalah Saraka Mukti yang dapat diartikan sebagai kebangkitan bagi kegiatan pemasaran dan budaya konsumsi minuman keras. Konsep tersebut kemudian berfungsi sebagai pedoman untuk memvisualisasikan ide dan gagasan menjadi gambar konsepsual, gambar pengembangan dan gambar detail.
DESAIN NEUROPSYCHIATRY CENTRE BAGI PENDERITA SKIZOFRENIA DI KARANGASEM, BALI Kadek Anggia Sandra Dewi; Anak Agung Gede Rai Remawa; Toddy Hendrawan Yupardhi
Jurnal Vastukara Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Skizofrenia merupakan penyakit gangguan mental jangka panjang yang menyerang penderitanya dan memberikan efek halusinasi, delusi, kekacauan dalam berfikir hingga berpengaruh pada perubahan perilaku, sehingga penderitanya tidak memiliki kesadaran mengenai apa yang telah ia lakukan. Sebagian besar penduduk yang mengidap penyakit Skizofrenia yakni berada di daerah Karangasem, Bali. Menurut Rikesda tahun 2018 penderita Skizofrenia di Bali sebanyak 46.200 jiwa. Akibat tingginya angka hidup dan kurangnya fasilitas kejiwaan membuat masyarakat yang mengidap penyakit Skizofrenia di Karangasem, Bali ini di pasung agar tidak mengganggu aktifitas masyarakat lainnya. Oleh karena itu akan dirancang desain interior Neuropsychiatry Centre agar dapat memberikan wadah edukasi sekaligus sebagai tempat rehabilitasi bagi para pengidap Skizofrenia. Pemilihan lokasi di Daerah Karangasem, Bali dikarenakan terdapat banyak kasus penyakit kejiwaan khususnya Skizofrenia. Penulis hendak menciptakan desain interior dengan mengambil konsep “Azaztra Gati” atau pergerakan sel saraf sebagai landasan dalam menciptakan interior yang mampu mengedukasi pasien beserta keluarga sekaligus menyembuhkan penyakit mental Skizofrenia.
Estetika Bentuk Busana Pada Lukisan Wayang Kamasan Made Tiartini Mudarahayu; I Nyoman Sedana; Anak Agung Gede Rai Remawa; I Ketut Sariada
PANGGUNG Vol 31, No 2 (2021): Estetika Dalam Keberagaman Fungsi, Makna, dan Nilai Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1072.137 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i2.1573

Abstract

Di balik keberagaman bentuk busana dalam lukisan Wayang Kamasan, terdapat pakem dan kreativitas bagi pelukis gaya Kamasan, mengingat bahwa kesenian ini merupakan kesenian klasik dan komunal di Bali. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan estetika bentuk dari Thomas Munro yang menyatakan bahwa satu benda seni memiliki pengorganisasian unsur dan detail yang ditujukan untuk menyampaikan imajinasi dan pesan dari sebuah objek, adegan, situasi dalam benda seni tersebut. Hasil studi menunjukkan bahwa motif busana figur dalam seni lukis Wayang Kamasan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: (1) Bagian kepala (utama), terdiri atas motif yang menggambarkan identitas utama dari figur yang ingin disampaikan, contohnya: motif buana lukar pada figur Bima. (2) Bagian badan (madya), terdiri dari motif pendukung identitas figur, contohnya: motif gelang kana pada figur Tualen. (3) Bagian kaki (nista), terdiri atas motif kain yang mendukung identitas figur, seperti motif poleng pada figur Bima. Motif yang menjadi pakem dan tidak dapat diubah polanya adalah motif utama, sedangkan sebagian dari motif isian bersumber dari kreativitas masingmasing seniman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ruang eksplorasi yang luas bagi kreativitas seniman lukis Wayang Kamasan.Kata Kunci: Estetika Bentuk, Motif Busana, Lukisan Wayang Kamasan, Pakem, Kreativitas
PENGARUH SETING RUANG DAN AKTIVITAS MANUSIA TERHADAP PERILAKU PENGUNJUNG DI RUANG PUBLIK I Komang Indra Wira Pranata; A.A. Gede Rai Remawa
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2022.v11i3.006

Abstract

Keberadaan ruang-ruang publik menjadi tempat bertemunya aktifitas antar manusia, manusia pada dasarnya memilki perilaku yang berbeda-beda didalam melakukan aktifitas yang kerap dipengaruhi oleh seting ruang dan kondisi ruang yang tersedia. Interaksi antar manusia dalam menggunakan ruang publik khusunya area sirkulasi, memberikan respon yang berbeda sehingga dipandang penting melakukan penelitian mengenai aspek apa saja yang mempengaruhi perilaku manusia dalam aktifitasnya mengakses area sirkulasi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku manusia terhadap ruang dan area sirkulasi sehingga dapat memberikan solusi terhadap permasalahan di lapangan mengenai sirkulasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis dengan pendekatan teori Windley & Scheidt. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara online mengenai artikel yang membahas tentang perilaku manusia pada ruang publik, khususnya yang berkaitan dengan sirkulasi. Hasil yang diperoleh bahwa keterkaitan sirkulasi di ruang publik dengan suasana ruang yang tercipta dari settting ruang dan peran perilaku manusia mempengaruhi perilaku manusia lain terhadap lingkungan sekitar. Hal ini terjadi akibat adanya interaksi manusia dengan manusia dan interaksi manusia dengan ruang.
Inkonsistensi Ashta Kosali Pada Bangunan Hunian Bali Madya Masa Kini Di Kabupaten Gianyar A. A. GD Rai Remawa
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 31 No 2 (2016): Mei
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v31i2.39

Abstract

Peraturan dan khazanah bangunan (bale), pada hunian Bali Madya, ditulis di atas daun lontar (borassus flabellifer) yang disebut Ashta Kosali. Permasalahan dalam penelitian ini adalah ditemukannya perbedaan implementasi antara ide (lontar) dan bentuk gubahan bangunan huniannya (artefak). Hal ini disinyalir dapat menurunkan kualitas estetika bangunan hunian Bali Madya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan implementasi antara ide dan bentuk gubahan tersebut, sehingga memudahkan usaha untuk meningkatkan kualitas estetika dan revitalisasi bangunan hunian Bali Madya pada masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, pendekatan etnosains dengan analisis groundedtheory. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana masyarakat Bali Madya menyusun dan mengorganisir budayanya, sehingga menghasilkan model bangunan hunian seperti yang diwarisi sampai saat ini. Dengan mengetahui konsep rumusan Ashtu Kosali, maka konsep ini dapat digunakan sebagai variabel penilai pada implementasi aturan bangunan Bali Madya masa kini. Hasil dari penelitian ini adalah diketahuinya prosentase inkonsistensi penerapan Ashta Kosali pada bangunan hunian Bali Madyu seperti pada ukuran dasar (Sukat Satus Sawelas), ukuran kaki tiang (Sukat Suku Bawak), ukuran ruangan pendek (Sukat Rongan Bawak) dan Ukuran ruangan panjang (Sukat Rongan Dawa).
Multinarasi Relief Yeh Pulu Basis Penciptaan Seni Lukis Kontemporer I Wayan Adnyana; A.A Rai Remawa; Ni Luh Desi In Diana Sari
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 33 No 2 (2018): Mei
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v33i2.372

Abstract

Kajian ini merupakan skema penelitian terapan, yang bertujuan untuk mengungkap konsep multinarasi relief Yeh Pulu, Bedulu, Gianyar, Bali, sebagai basis penciptaan seni lukis kontemporer. Secara metodologis penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan: penelitian lapangan (kajian atas narasi relief) berdasar perspektif ikonologi Panofsky (1971), dan berikutnya penelitian eksperimen terkait penciptaan seni lukis kontemporer berdasar perspektif ‘art practice as a research’ (Sullivan, 2005) yang menunjuk pada tiga tahapan: eksperimen medium, bahasa visual, dan penyusunan konteks yang relevan. Berdasar kajian ikonologi, terutama tahap analisis ikonografi, ditemukan bahwa narasi relief Yeh Pulu bersifat multinarasi, yakni pahatan relief yang memiliki beragam jenis tema cerita, seperti praktik pertanian, berburu, meditasi, pesta, asmara, dan lain-lain. Kemudian konsep multinarasi dalam penciptaan seni lukis kontemporer, menjadi: (a) secara medium menggunakan multiteknik dan medium; (b) bahasa visual, menghadirkan berbagai adegan secara berulang, terpadu dan bahkan terkesan saling berlawanan; (c) konteks yang relevan, dengan memasukan ikon tokok-toko pahlawan dunia pop, seperti superman, superwomen, dan lain-lain. Secara ikonologis, bangunan visual yang mempertemukan adegan multinarasi relief Yeh Pulu dengan narasi kepahlawanan dunia pop, menjadi semakin menguatkan konsep multinarasi dalam membangun pesan kepahlawanan dunia sehari-hari dalam karya seni lukis kontemporer semakin berhasil. Penelitian ini melibatkan: Anak Agung Rai Remawa (pengumpul data), dan  Ni Luh Desi In Diana Sari (fotografi dan layout).This paper serves as an applied research scheme which aims to reveal the concept of multiple narratives of Yeh Pulu Relief, located in Bedulu, Bali, as the basis for the creation of contemporary painting. Methodologically speaking, this study was conducted in two stages: a field research (a field study on the relief narratives) based on Panofsky’s perspective on iconology (1971), and an experimental research on the creation of contemporary painting based on the perspective of ‘art practice as a research’ (Sullivan, 2005) which consists of three stages: medium experimentation, visual language depiction, and relevant context preparation. Based on the study of iconology, particularly the stage of iconographic analysis, it was found that Yeh Pulu relief contains multiple narratives in that the sculptural relief has various narrative themes, such as farming, hunting, meditation, feast, romance, and others. The concept of multiple narratives in the creation of contemporary painting has led to: (a) the use of multiple techniques and media; (b) visual language depiction by presenting the scenes repeatedly, where they are clashed one against another and create a contradictory impression; (c) presentation of relevant contexts by incorporating iconic superheroes of the popular world, such as Superman, Superwoman, and others. In terms of the iconology, the visual build that brings together the Yeh Pulu relief’s multiple-narrative scenes with the narratives of the popular superheroes reinforces the notion that the concept of multiple narratives in constructing the message of everyday-world heroism in contemporary painting will achieve more success. The contributors of this research also include Anak Agung Rai Remawa (as a data collector) and Ni Luh Desi In Diana Sari (as a photographer and layout designer).
Ashta Bhumi, Panduan Pembuatan Lay Out Ruang Bangunan Hunian Rumah Tinggal Tradisional Bali Madya Anak Agung Gede Rai Remawa; Cok Gde Rai Padmanaba
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 36 No 1 (2021): Februari
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v36i1.1321

Abstract

Ashta Bhumi adalah pengetahuan yang membahas tentang konsep ruang yang bersumber dari lontar, khususnya yang berhubungan dengan perancangan lay out ruang pekarangan di dalam bangunan hunian rumah tinggal tradisional Bali Madya. Sistem pengukuran jaraknya menggunakan satuan depa dan tapak yang diambil dari ukuran tubuh, tangan dan telapak kaki kepala keluarga laki-laki. Dasar pengukuran pekarangan huniannya menggunakan satuan depa-hasta-musti atau kelipatannya yang terdiri dari; ukuran Gajah (15x14), Dwaja (14x13), Singa (13x12) dan Wreksa (12x11). Beragamnya jenis ukuran yang terdapat pada hunian Bali Madya, adalah masalah yang sangat kompleks, maka dari itu penelitian ini akan mengamati dan meneliti jenis ukuran Gajah (sukat Gajah), Dwaja (sukat Dwaja), Singa (sukat Singa) dan Wreksa (sukat Wreksa). Ukuran ini banyak diterapkan oleh masyarakat tradisional Bali, karena digunakan oleh kalangan masyarakat luas. Setelah pengukuran tahap pertama ini, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran berikutnya yaitu Sukat Pah Pinara Sanga, Sukat Tampak, Sukat Tampak Ngandang, dan Sukat Tampak Guli, untuk menentukan keluasan dan pembagian areal pekarangannya serta jarak antara bangunannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dan bersifat kualitatif dengan pendekatan etnosains (etnografi), untuk mengetahui bagaimana masyarakat mengorganisir budayanya, sebagai sebuah konsep ruang masa lalu. Hasil dan manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dasar pembentukan lay out ruang pekarangan dalam bangunan hunian rumah tinggal tradisional Bali Madya.