Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Scientific Journal

Profil Kasus Kekerasan Seksual di Rumah Sakit Bhayangkara Padang Periode 2018-2019 Annisa Ibnu Fikrya; Insil Pendri Hariyani; Debie Anggraini
Scientific Journal Vol. 2 No. 1 (2023): SCIENA Volume II No 1, January 2023
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v2i1.85

Abstract

Latar belakang: Ilmu kedokteran forensik mempunyai peran yang sangat penting dalam pembuktian tindak pidana kasus kekerasan seksual. Kekerasan seksual merupakan kejahatan yang sering ditemui dan merupakan permasalahan hukum di masyarakat dan bukti pelanggaran hak asasi manusia yang serius. Tujuan: Untuk mengetahui profil kasus, korban, dan pelaku kekerasan seksual yang diperiksa di Rumah Sakit Bhayangkara Padang berdasarkan data rekam medis periode 2018-2019. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan data sekunder. Data diambil dari hasil rekam medis yang dibuat di Rumah Sakit Bhayangkara Padang periode Januari 2018 – Desember 2019 berjumlah 120 kasus. Hasil: kejadian kekerasan seksual terbanyak adalah pada tahun 2018 sebanyak 65 kasus. Anak-anak merupakan korban tersering (85,0%). Perempuan merupakan korban yang paling sering (95,0%). Korban terbanyak adalah pelajar SMP (36,7%). Pekerjaan korban terbanyak yaitu pelajar (65,8%). Usia pelaku tersering adalah tidak diketahui (55,8%). Sebagian besar pelaku berjenis kelamin laki-laki (84,2%). Pendidikan pelaku terbanyak adalah tidak diketahui (84,2%). Sebanyak 65,8% kasus tidak diketahui pekerjaan pelaku. Hubungan korban dan pelaku paling banyak adalah orang tidak dikenal (66,7%). Hampir sebagian besarnya tidak mengakibatkan kehamilan (95,0%). Sebesar 52,5% terdapat luka robek pada genitalia eksterna. Pemeriksaan selaput dara dan anus ditemukan kasus paling banyak yaitu robekan baru tidak sampai ke dasar pada selaput dara (40,8%) dan ditemukan campuran (luka lecet dan kemerahan pada anus) yaitu 2,5% serta yang membutuhkan perawatan medis sejumlah 1 orang (0,8%). Jenis kekerasan seksual terbanyak yang ditemukan adalah persetubuhan pada anak (Undang-undang Perlindungan Anak) yaitu 51,7%. Asal kepolisian sektor yang paling banyak meminta Visum et Repertum (VeR) kasus kekerasan seksual di Rumah Sakit Bhayangkara Padang periode 2018-2019 adalah kepolisian resor kota Padang (75,8%). Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa masih tingginya angka kejadian kasus kekerasan seksual.
Gambaran Medical Student Syndrome Pada Mahasiswa Preklinik di Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Agnesia Wettry Sagita; Resti Rahmadika Akbar; Debie Anggraini
Scientific Journal Vol. 2 No. 1 (2023): SCIENA Volume II No 1, January 2023
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v2i1.86

Abstract

Latar belakang: Medical Student Syndrome (MSS) didefinisikan sebagai kecemasan kesehatan yang dirasakan mahasiswa kedokteran saat mempelajari suatu penyakit secara spesifik dan percaya bahwa ia juga sedang mengidap penyakit itu padahal hanya gejala palsu akibat stres dan paparan klinis yang intensif yang mempengaruhi persepsi dan emosi dalam menafsirkan kembali gejala yang muncul. Penelitian dengan alat ukur Health and Anxiety Quesionnaire belum pernah dilakukan di Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran Medical Student Syndrome pada mahasiswa preklinik di Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah. Metode: Jenis penelitian adalah deskriptif kategorik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Alat ukur yang digunakan adalah Health and Anxiety Quesionnaire versi Indonesia. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa preklinik dengan menggunakan teknik total sampling. Analisa data dengan univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil: Prevalensi Medical Student Syndrome dari 143 responden terdata 76 orang (53.2%) tidak mengalami Medical Student Syndrome dengan frekuensi 22 orang mahasiswa laki-laki (15.4%) dan 54 orang (37.8%) mahasiswa perempuan yang tinggi pada umur 21 tahun 49 orang (34.3%). Kesimpulan: Mahasiswa preklinik di Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah rata-rata tidak mengalami Medical Student Syndrome dan mahasiswa terbanyak umur 21 tahun dengan jenis kelamin terbanyak perempuan.
Risk Factors for Cerebrovascular Disease (Stroke) in Elderly Debie Anggraini; Yuri Haiga; Fidiariani Sjaaf
Scientific Journal Vol. 2 No. 1 (2023): SCIENA Volume II No 1, January 2023
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v2i1.92

Abstract

The patophysiology of ischaemic stroke includes thrombosis and embolism. The risk factors are divided into two, namely risk factors that can be modified and risk factors that cannot be modified. Risk factors that cannot be modified are age, gender, race or ethnicity, family history of stroke and genetic factors. While risk factors that can be modified are hypertension, diabetes mellitus, hypercholesterolemia, smoking, atrial fibrillation, valvular heart disease, and carotid stenosis. The concept of ischemic penumbra is a basic reference in stroke treatment, because it is a manifestation of the presence of cellular structures of neurons that are still alive and may still be reversible if a rapid treatment is carried out. By understanding the pathogenesis of stroke through the mechanism of cell death, it is hoped that it can detect early and be used as a reference in the development of a policy to take preventive measures and early diagnosis in establishing the diagnosis of cerebrovascular disease