Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

STUDY OF WATER QUALITY ON GROWTH OF SEAWEED ( GRACILARIA VERRUCISA) OF POND CULTURED BY VERTICULTUR METHOD Ruslaini Ruslaini
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 6, No 1 (2017): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.428 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v6i1.756

Abstract

The growth of seaweed (Gracilaria verrucosa) is influenced by environmental conditions such as light intensity, temperature, salinity, pH, nitrates, phosphates. This study aims to identify factors that affect water quality seaweed growth; and analyze the relationship between water quality factors with the growth of seaweed. The study was conducted from August to october 2016. The results showed the specific growth of seaweed during the study an average of 3.605 %. Water quality during the study, the average light intensity 2311.5 lux, average temperature 27°C, the average pH 7.92, average salinity 18.85 ppt, nitrate average of 0.2253 mg/L  and phosphate average of 0.380 mg/L. Water quality is obtained during the study supports the growth of seaweed
KAJIAN KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (GRACILARIA VERRUCOSA) DI TAMBAK DENGAN METODE VERTIKULTUR Ruslaini Ruslaini
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 5, No 2 (2016): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.335 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v5i2.724

Abstract

The growth of seaweed (Gracilaria verrucosa) is influenced by environmental conditions such as light intensity, temperature, salinity, pH, nitrates, phosphates. This study aims to identify factors that affect water quality seaweed growth, and analyze the relationship between water quality factors with the growth of seaweed. The study was conducted from August to October 2016. The results showed the specific growth of seaweed during the study an average of 3.605 %. Water quality during the study, the average light intensity 2311.5 lux, average temperature 27°C, the average pH 7.92, average salinity 18.85 ppt, nitrate average of 0.2253 mg/L  and phosphate average of 0.380 mg/L. Water quality is obtained during the study supports the growth of seaweed.
PEUBAH KUALITAS AIR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) DI TAMBAK TANAH SULFAT MASAM KECAMATAN ANGKONA KABUPATEN LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN Akhmad Mustafa; Rachmansyah Rachmansyah; Dody Dharmawan Trijuno; Ruslaini Ruslaini
Jurnal Riset Akuakultur Vol 4, No 1 (2009): (April 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.251 KB) | DOI: 10.15578/jra.4.1.2009.125-138

Abstract

Rumput laut (Gracilaria verrucosa) telah dibudidayakan di tambak tanah sulfat masam dengan kualitas dan kuantitas produksi yang relatif tinggi. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui peubah kualitas air yang mempengaruhi laju pertumbuhan rumput laut di tambak tanah sulfat masam Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Pemeliharaan rumput laut dilakukan di 30 petak tambak  terpilih selama 6 minggu. Bibit rumput laut dengan bobot 100 g basah ditebar dalam hapa berukuran 1,0 m x 1,0 m x 1,2 m. Peubah tidak bebas yang diamati adalah laju pertumbuhan relatif, sedangkan peubah bebas adalah peubah kualitas air yang meliputi: intensitas cahaya, salinitas, suhu, pH, karbondioksida, nitrat, amonium, fosfat, dan besi. Analisis regresi berganda digunakan untuk menentukan peubah bebas yang dapat digunakan untuk memprediksi peubah tidak bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan relatif rumput laut di tambak tanah sulfat masam berkisar antara 1,52% dan 3,63%/hari dengan rata-rata 2,88% ± 0,56%/hari. Di antara 9 peubah kualitas air yang diamati ternyata hanya 5 peubah kualitas air yaitu: nitrat, salinitas, amonium, besi, dan fosfat yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut secara nyata. Untuk meningkatkan pertumbuhan rumput laut di tambak tanah sulfat masam Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur dapat dilakukan dengan pemberian pupuk yang mengandung nitrogen untuk meningkatkan kandungan amonium dan nitrat serta pemberian pupuk yang mengandung fosfor untuk meningkatkan kandungan fosfat sampai pada nilai tertentu, melakukan remediasi untuk menurunkan kandungan besi serta memelihara rumput laut pada salinitas air yang lebih tinggi, tetapi tidak melebihi 30 ppt.Seaweed (Gracilaria verrucosa) has been cultivated in acid sulfate soil-affected ponds with relatively high quality and quantity of seaweed production. A research has been conducted to study water quality variables that influence the growth of seaweed in acid sulfate soil-affected ponds of Angkona Sub-district East Luwu Regency South Sulawesi Province. Cultivation of seaweed was done for six weeks in 30 selected brackishwater ponds. Seeds of seaweed with weight of 100 g were stocked in hapa sized 1.0 m x 1.0 m x 1.2 m. Dependent variable that was observed was specific growth rate, whereas independent variables were water quality variables including light intensity, salinity, temperature, pH, carbondioxide, nitrate, ammonium, phosphate, and iron. Analyses of multiple regressions were used to determine the independent variables which could be used to predict the dependent variable. Research result indicated that relative growth rate of seaweed in acid sulfate soils-affected brackishwater ponds ranged from 1.52% to 3.63%/day with 2.88% ± 0.56%/day in average. Among nine observed water quality variables, only five variables namely: nitrate, salinity, ammonium, phosphate and iron influence significantly on the growth of seaweed in acid sulfate soils-affected brackishwater ponds. The growth of seaweed in acid sulfate soils-affected brackishwater ponds of Angkona District East Luwu Regency, can be improved by using nitrogen-based fertilizers to increase ammonium and nitrate contents and also fertilizers which contain phosphorus to improve phosphate content to a certain level. Pond remediation to decrease iron content and also rearing seaweed at higher salinity (but less than 30 ppt) can also be alternatives to increase the growth of seaweed.
DINAMIKA KUALITAS AIR DAN VARIASI JENIS PLANKTON DALAM PENKULTUR TERIPANG, Holothuria scabra (Jaeger 1883) SEBAGAI DAMPAK DARI PENGKAYAAN NUTRISI SUBSTRAT MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK KOMPOS Kadir Sabilu; Subhan Subhan; Abdul Rahman Nurdin; Ruslaini Ruslaini; Eko Harianto
Jurnal Media Akuatika Vol 7, No 2 (2022): April
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jma.v7i2.25055

Abstract

AbstrakUpaya intensifikasi budidaya teripang pasir melalui input pupuk organik kompos di substrat pen kultur selain berdampak baik bagi pengkayaan unsur hara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi teripang, di sisi lain diduga berdampak pada dinamika daya dukung beberapa parameter lingkungan perairan. Hadirnya unsur hara kompos dipastikan akan mengubah struktur unsur hara sedimen dan air di dalam penkultur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika kualitas air dan variasi jenis plankton dalam penkultur teripang pasir, sebagai dampak penggunaan pupuk organik kompos untuk memperkaya nutrisi substrat. Penelitian dilakukan pada 3 stasiun dengan karakteristik substrat penkultur berbeda, yaitu: pasir halus, pasir berlamun, dan pasir kasar. Hasil penelitian menunjukan bahwa input pupuk kompos berdampak pada rendahnya konsentrasi parameter oksigen terlarut, pH sedimen dan ortofosfat, selanjutnya di fase akhir penelitian level konsentrasi ketiga parameter tersebut menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, pada parameter ammonia, nitrit, nitrat dan BOD memperlihatkan pola dengan level konsetrasi yang lebih tinggi di fase awal input pupuk kompos selanjutnya konsentrasinya turun sampai akhir penelitian. Aktifitas fotosontesis dan peran lamun dalam menetralisir gerakan arus sekaligus mempertahankan stabilitas unsur hara, menyebabkan variasi jenis fitoplankton pada penkultur pasir berlamun memiliki nilai lebih rendah dan nilai kelimpahan yang lebih tinggi. Hasil analisis PCA memperlihatkan korelasi signifikan antara kelimpahan plankton dengan kadar BOD (R=0,923; P<0,05), phospat (R=0,704; P<0,05), serta nitrat dengan nilai R=0,623; P<0,05). Kata kunci: penkultur, pengkayaan nutrisi substrat, plankton, pupuk organik kompos, teripang pasir.
KAJIAN BISNIS ALAT TANGKAP BAGAN APUNG DI PERAIRAN PULAU KATELA KABUPATEN MUNA BARAT Ramadhan Dafis; Onu La Ola; Akhmad Mansyur; R. Ruslaini; Sarini Yusuf; Desy Sriwulan
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol 7, No 4: NOVEMBER 2022: JURNAL SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
Publisher : UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsep.v7i4.1392

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji harga pokok produksi dan keuntungan usaha bagan apung di Desa Katela Kecamatan Tiworo Kepulauan Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2021. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purposive) menggunakan metode teknik sampel acak sederhana sehingga dipilih 45 orang sampel nelayan bagan apung dari 85 orang populasi nelayan bagan apung. Data primer diperoleh dari nelayan bagan apung dengan cara observasi dan wawancara secara langsung menggunakan kusioner. Data primer yang dikumpulkan antara lain umur, pendidikan, pengalaman usaha, biaya penangkapan, jumlah produksi dan harga pasar, sedangkan data sekunder di peroleh dari badan pusat statistic Kecamatan Tiworo Kepulauan terdiri dari jumlah penduduk, letak geografis, batas wilayah, keadaan iklim dan data lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh di analisis menggunakan rumus total biaya, harga pokok produksi, dan keuntungan. Hasil analisis menunjukan bahwa: (1) harga pokok produksi dalam bisnis komoditas usaha bagan apung yang terendah sebesar Rp5.440/kg, dan tertinggi sebesar Rp10.216/kg. (2) keuntungan dalam bisnis komoditas usaha bagan apung yang terendah sebesar Rp3.145.836/bulan, dan tertinggi sebesar Rp4.729.329/bulan, dengan rata–rata Rp3.967.405/bulan. Pendapatan nelayan bagan apung di Desa Katela dikategorikan memiliki pendapatan sangat tinggi sehingga sangat penting untuk dipertahankan agar tercipta kesejahteraan nelayan.Kata Kunci: Nelayan; Bagan Apung;  Produksi;  Keuntungan
DAMPAK AKTIVITAS TAMBANG PT. PDNI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT PETAMBAK DI DESA DIOLO KECAMATAN BONDOALA KABUPATEN KONAWE M Musnia; Sjamsu Alam Lawelle; R Rosmawati; R. Ruslaini; Akhmad Mansyur; Seventry Meliana Patiung; Roslindah Daeng Siang
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol 7, No 4: NOVEMBER 2022: JURNAL SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
Publisher : UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsep.v7i4.28063

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak aktivitas pertambangan terhadap tingkat pendapatan masyarakat petambak dan mengetahui tingkat pendapatan masyarakat petambak sebelum dan sesudah beroperasinya perusahaan tambang. Penelitian ini dilakukan di Desa Diolo Kecamatan Bondoala Kabupaten Konawe, pada bulan Agustus sampai September 2019. Penelitian ini menggunakan metode sensus dengan jumlah responden sebanyak 20 orang. Data diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan rumus biaya, penerimaan, dan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pertambangan nikel PT. Virtue Dragon Nickel Industry menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap petambak. Dampak positif yang ditimbulkan berupa peningkatan pendapatan masyarakat sebagai karyawan di perusahaan. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat aktivitas perusahaan  terhadap kegiatan usaha budidaya tambak yaitu menurunnya jumlah produksi budidaya. Pendapatan yang diperoleh petambak sebelum adanya tambang sebesar Rp14.074.798/siklus dan setelah adanya tambang sebesar Rp2.521.875/siklus, artinya setelah adanya tambang, tingkat pendapatan petambak mengalami penurunan.Kata Kunci: Dampak Pertambangan; Tambang Nikel;  Petambak; Tingkat PendapatanKeywords: Mining Impact; Nickel Mine; Farmers; Income Level
The Role of Fisheries Sector in Forming the Gross Regional Domestic Product of Southeast Sulawesi Province Budiyanto Budiyanto; Irdam Riani; Ragil Larasati; Pini Ariska; Roslindah Daeng Siang; Ruslaini Ruslaini; Syamsul Kamri; Wa Ode Piliana
Buletin Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Vol. 25 No. 1 (2023)
Publisher : Department of Agribusiness, Halu Oleo University Jointly with Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia - Indonesian Society of Agricultural Economics (PERHEPI/ISAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37149/bpsosek.v25i1.406

Abstract

The fisheries sector, both capture fisheries, and aquaculture, needs to be developed in Southeast Sulawesi Province, considering that most of its territory is water. One of the indicators to measure the success of the development of the fisheries sector is the increase in production and added value of fishery commodities. On the other hand, Gross Regional Domestic Product (GRDP) can be used as an indicator of the success of economic development in a region. As one of the GRDP elements, the value of fisheries production can be used to measure the performance of the fisheries sector. By knowing the magnitude of the value contribution of fishery products to GRDP, it can be seen the role of the fisheries sector in the formation of GRDP. This study aims to analyze the trend of fishery production value contribution to GRDP; and the relationship between the value contribution of fishery production and GRDP in Southeast Sulawesi. The data used in this study is time series data consisting of capture and aquaculture production values ​​and GRDP for 17 years (2006-2022). Data analysis is descriptive quantitative and simple correlation analyses (Pearson correlation). The study results show that the value contribution of capture and aquaculture production to Southeast Sulawesi’s GRDP tends to decrease. The role of the fisheries sector in forming the GRDP of Southeast Sulawesi Province is not significant.
Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Sapi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Keong Bakau (Telescopium telescopium) yang Dipelihara pada Substrat Lumpur Asban Asban; Agus Kurnia; Ruslaini Ruslaini
Jurnal Media Akuatika Vol 5, No 3 (2020): Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.957 KB) | DOI: 10.33772/jma.v5i3.15646

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis kotoran sapi yang berbeda terhadap pertumbuhan keong bakau (Telescopium telescopium) yang dipelihara pada substrat lumpur. Tiga dosis pupuk kotoran sapi ditambahkan kedalam subtrat lumpur sebanyak 500 g/m2, 1000 g/m2 ,1500 g/m2 dan kontrol.  Masing-masing 20 ekor keong bakau (rata-rata bobot awal rata-rata 7,63±0,19 g) dimasukkan kedalam 12 wadah baskom dan dipelihara selama 56 hari.  Variabel yang diamati adalah pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan panjang cangkang dan kelangsungan hidup keong bakau. Hasil penelitian menunjukan pemberian pupuk kotoran sapi dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan mutlak, pertumbuhan panjang cangkan, laju pertumbuhan spesifik dan kelangsungan hidup keong bakau. Pemberian pupuk kotoran sapi dengan dosis 500 g/m2, 1000 g/m2 dan 1500 g/m2 memberikan pertumbuhan mutlak rata-rata masing-masing sebesar 0,30 g, 0,56 g dan 0,41 g, secara berturut-turut. Laju pertumbuhan spesifik berkisar 0,10-0,35% pada hari ke-14, 0,08-0,22% pada hari ke-28, 0,06-0,16% pada hari ke-42 dan 0,06-0,13% pada hari ke-56. Pertumbuhan mutlak panjang cangkang keong bakau pada tiga perlakuan dosis pupuk masing-masing sebesar 0,09 cm pada dosis 500 g/m2, 0,12 cm pada dosis 1000 g/m2 dan 0,05 cm pada dosis 1500 g/m2. Kelangsungan hidup keong berkisar antara 98,3-100%.  Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian pupuk kotoran sapi dapat meningkatkan pertumbuhan keong bakau.Kata kunci: pupuk, kotoran sapi, pertumbuhan keong bakau, Telescopium telescopium