Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH EFFLEURAGE MASSAGE TERHADAP PENURUNAN RASA NYERI PADA IBU POSTPARTUMMULTIPARA Irda Novrida Ashar; Achmad Suardi; Suryani Soepardan; Hidayat Wijayanegara; Jusuf Sulaeman Effendi; Ma’mun Sutisna
JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Vol 6 No 2 (2018): Juli-Desember
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.152 KB) | DOI: 10.36973/jkih.v6i2.146

Abstract

Kontraksi uterus terjadi secara fisiologis dan menyebabkan nyeri yang dapat mengganggu kenyamanan ibu di masa postpartum. Nyeri susulan yang dirasakan ibu postpartum disebut dengan his royan. His royan berlangsung pada hari ke 2–3 postpartum diamana ibu akan merasakan mulas-mulas yang disebabkan karena kontraksi uterus sehingga ibu perlu mendapatkan penjelasan mengenai nyeri yang dirasakanHis royan banyak terjadi pada multipara karena adanya spasme otot uterus.Strategi penatalaksanaan nyeri merupakan suatu tindakan untuk mengurangi rasa nyeri dengan terapi farmakologi dan nonfarmakologi.Teknik non farmakologis yang paling banyak diterapkan di Indonesia di antaranya adalah dukungan emosional dan masase. Effleurage massage merupakan salah satu teknik relaksasi yang paling mudah dilakukan untuk memberikan rasa nyaman pada ibu postpartum. Effleurage adalah bentuk masasedengan menggunakan telapak tangan yang memberi tekanan lembut ke atas permukaan tubuh dengan arah sirkular secara berulang.Teknik inibertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan menghangatkan otot abdomen, serta meningkatkan relaksasi fisik dan mental.Effleurage massage mengurangi nyeri dengan menstimulus serabut taktil di kulit pada abdomen yang memberikan efek relaksasi pada otot abdomen sehingga spasme otot abdomen berkurang.Penelitianinibertujuanuntuk mengetahui pengaruh effleurage massage terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu postpartum multipara.Metodepenelitainmenggunakanquasi experimental design dilaksanakan Desember 2017 s/d Februari 2018 dengan responden 36 ibu postpartum multipara yang ditentukan dengan consecutive sampling.Responden mengisi lembar persetujuan untuk menjadi responden selama penelitian, kemudian sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang mendapatkan intervensi (group intervention) dan kelompok yang tidak mendapatkan intervensi (group control) sebagai pembanding. Analisis data dilakukan secara deskriptif, uji normalitas data menggunakan Shapiro wilk, untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri antara kelompok kontrol dan intervensi menggunakan uji Wilcoxon, dan untuk mengetahui pengaruh effleurage massage terhadap penurunan nyeri menggunakan uji Mann-Whitney. Penurunan rasa nyeri pada kelompokintervensi yang diberikan effleurage massage terjadi pada hari ke tiga. Hasil uji Mann-Whitney kelompok intervensi nilai sig.0,0001 (p<0.05) menunjukan pada kelompok intervensi mengalami penurunan nyeri, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan intervensi dalam penurunan rasa nyeri pada ibu postpartum multipara. Simpulan, ada pengaruh pijat effleurage massage terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu postpartum multipara.
Pengaruh pemberian kukis ekstrak daun kelor pada ibu nifas terhadap produksi asi dan berat badan bayi di Kabupaten Bekasi Rifka Alindawati; Suryani Soepardan; Hidayat Wijayanegara
Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah Vol 17, No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.002 KB) | DOI: 10.31101/jkk.699

Abstract

Tujuan  penelitian ini untuk mengetahui adanya  pengaruh kukis ekstrak daun kelor terhadap produksi ASI dan berat badan bayi. Metode penelitian yang digunakan adalah Studi Observasional prospektif dengan pretest-posttest control group design. Jumlah responden sebanyak 72 ibu nifas, terdiri atas 36 responden kelompok perlakuan dan 36 responden kelompok pembanding. Penelitian dilakukan  pada bulan  Juli-Agustus 2018 di  4 klinik yang ada di Kabupaten Bekasi. Peneliti menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pemberian kukis ekstrak daun kelor selama 14 hari terdapat peningkatan produksi ASI pada kelompok perlakuan sebanyak 112,5 mL dan pada kelompok pembanding 45 mL (p=0,00). Nilai median sebelum diberikan pada kelompok perlakuan 72,5 mL dan setelah diberikan kukis menjadi 185 mL. Peningkatan berat badan bayi pada kelompok perlakuan 575 gram, pada kelompok pembanding 225 gram (p=0,00). Nilai median sebelum diberikan kukis pada kelompok perlakuan 2.700 gram dan setelah diberikan kukis menjadi 3.275 gram. Hal tersebut menunjukkan pengaruh pemberian kukis ekstrak daun kelor terhadap produksi ASI dan berat badan bayi. Simpulan, terdapat pengaruh pemberian kukis ekstrak daun kelor terhadap produksi ASI dan berat badan bayi. Hal tersebut dapat dijadikan acuan bahwa pemberian kukis ekstrak daun kelor dapat dijadikan makanan alternatif atau tambahan untuk meningkatkan produksi ASI dan berat badan bayi. Bidan dapat menyampaikan manfaat kukis ekstrak daun kelor tersebut pada saat melakukan pelayanan kebidanan. 
Efektivitas Baby Spa Terhadap Frekuensi Menyusu Dan Berat Badan Bayi Usia 3–6 Bulan Ikha Prastiwi; Suryani Soepardan2; Osman Syarief
JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA Vol 8 No 1 (2022): JURNAL KESEHATAN BHAKTI HUSADA
Publisher : UP3M AKPER-AKBID BHAKTI HUSADA CIKARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Baby SPA merupakan perawatan kesehatan menggunakan air dan perawatan lain yaitu baby gym, berenang, dan pijat bayi. Tujuan penelitian untuk menganalisis efektivitas baby SPA terhadap frekuensi menyusu dan berat badan bayi usia 3– 6 bulan. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian pre test and post test with control group, jumlah responden 50 bayi usia 3–6 bulan, terdiri atas 25 responden kelompok perlakuan dan 25 responden kelompok kontrol. Penelitian diuji secara statistik dengan Uji Saphiro Wilk, uji F, dan t-test. Hasil penelitian menunjukkan perubahan rerata frekuensi menyusu pada kelompok baby SPA sebelum perlakuan 9,64 kali/hari dan setelah perlakuan 11 kali/hari, sedangkan pada kelompok pijat bayi sebelum perlakuan 9,64 kali/hari dan setelah perlakuan 10,64 kali/hari. Selisih rerata frekuensi menyusu pada kelompok baby SPA 1,36 kali/hari, sedangkan kelompok pijat bayi 1 kali/hari (p=0,25). Perubahan rerata berat badan bayi pada kelompok baby SPA sebelum perlakuan 6.568 gram dan setelah perlakuan 7.322 gram, sedangkan pada kelompok pijat bayi sebelum perlakuan 6.260 gram dan setelah perlakuan 6.900 gram. Selisih rerata berat badan bayi kelompok baby SPA 754 gram, sedangkan kelompok pijat bayi 640 gram (p=0,00). Kesimpulan terdapat perbedaan rerata kenaikan frekuensi menyusu sebelum dengan sesudah perlakuan, dan tidak terdapat perbedaan selisih mean frekuensi menyusu antara kelompok baby SPA dan pijat bayi. Rerata berat badan bayi bertambah antara kelompok baby SPA dengan pijat bayi dan terdapat perbedaan selisih mean berat badan antara kelompok baby SPA dan pijat bayi. Kenaikan berat badan bayi pada kelompok baby SPA lebih besar dibanding dengan kelompok pijat bayi. Saran bagi bidan sebaiknya menerapkan baby SPA sebagai salah satu asuhan holistik.
UJI KESESUAIAN ALAT DIGITALISASI TFU, PITA UKUR dan HPHT DALAM MENENTUKAN USIA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER DUA DAN TRIMESTER TIGA Febi Puji Utami; Firman F Wirakusumah; Hidayat Wijayanegara; Adjat Sedjati Rasyad; Suryani Soepardan; Ma’mun Sutisna
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.016 KB) | DOI: 10.35842/mr.v14i4.247

Abstract

Latar Belakang: Estimasi usia kehamilan yang akurat mempengaruhi asuhan kebidanan yang akan diberikan pada ibu dan bayi. Usia kehamilan dapat ditentukan berdasarkan HPHT, gerakan janin, pemeriksaan Leopold, pengukuran TFU, dan USG. Pada penelitian ini usia kehamilan di hitung berdasarkan tinggi fundus uteri menggunakan alat digitalisasi TFU dan pita ukur kemudian setelah didapatkan usia kehamilan di sesuaikan dengan usia kehamilan menurut HPHT.Tujuan: Untuk menganalisis kesesuaian alat digitalisasi TFU, Pita Ukur dan HPHT dalam menentukan usia kehamilan pada ibu hamil trimester dua dan trimester tiga. Metode Penelitian : Pada penelitian ini digunakan metode penelitian yang bersifat observasi analitik dengan pendekatan (potong lintang) dan dianalisis dengan analisis “Uji Kesesuaian” untuk mengetahui seberapa besar metode baru (alat digitalisasi TFU) memiliki kesesuaian dengan pita ukur menggunakan uji kesesuaian kappa. Hasil: Berdasarkan  hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis, dapat diketahui bahwa kesesuaian (menggunakan uji kappa) alat digitalisasi TFU dan HPHT sebesar 0.83, uji kesesuaian alat digitalisasi TFU dan pita ukur 0.93, uji kesesuaian pita ukur dan HPHT sebesar 0.76.Kesimpulan: Alat digitalisasi TFU dapat digunakan untuk menentukan usia kehamilan pada ibu hamil trimester II dan trimester III  tanpa harus diketahui HPHT dan Penulis menyarakan agar dapat mengembangkan alat digitalisasi TFU sebagai alat tepat guna dengan melakukan penelitian lebih mendalam menggunakan uji diagnostik oleh peneliti selanjutnya.