Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

KESEHATAN HIDUNG SISWA SEKOLAH DASAR INPRES 10/73 PANDU Legoh, Andre M.; Mengko, Steward K.; Palandeng, Ora I.
e-CliniC Vol 4, No 1 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i1.10940

Abstract

Abstract: Environmental factors have great effects on human health. Physiologically, nose is one of our organs in that protect us from unfavorable environment. This study aimed to obtain the nose health status among students of Inpres 10/73 Pandu Elementary School. This was a descriptive observational study with a cross sectional approach. Respondents were students of Inpres 10/73 Pandu Elemntary School. There were 18 respondents consisted of 8 boys and 10 girls. The nose examination showed normal nose in 14 children and abnormalities in 4 children. The examination of the nasal conchae showed hyperemia 5.1% meanwhile hyperemia associated by edema 22.22%. The examination of the nasal mucosa revealed hyperemia 11.11%. The examination of nasal secretion showed mucoid secretion 11.11%, serous secretions 5.56%, and purulent secretion 5.56%. Conclusion: Most of the students had normal nose health status.Keywords: health survey, nose examinationAbstrak: Faktor lingkungan berperan sangat besar terhadap kesehatan manusia. Hidung merupakan salah satu organ yang secara fisiologik menjadi pelindung tubuh terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesehatan hidung pada siswa-siswi Sekolah Dasar Inpres 10/73 Pandu. Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif survei dengan pendekatan potong lintang. Subjek penelitian ialah siswa-siswi Sekolah Dasar Inpres 10/73 Pandu. Jumlah responden yang mengikuti penelitian ialah 18 anak, terdiri dari 8 laki-laki dan 10 perempuan. Pada hasil pemeriksaan hidung didapatkan hasil normal pada 14 anak dan kelainan pada 4 anak. Pada pemeriksaan konka nasal, persentase hiperemis 5,1% dan persentase hiperemis disertai udim 22,22%. Pada pemeriksaan mukosa nasal, persentase hiperemis 11,11%. Pada pemeriksaan sekret, persentase sekret mukoid 11,11%, sekret serous 5,56%, dan sekret purulen 5,56%. Simpulan: Sebagian besar responden mempunyai status kesehatan hidung yang normal.Kata kunci: survei kesehatan, pemeriksaan hidung
POLA PENDERITA RAWAT INAP THT-KL DI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 – DESEMBER 2012 Kandouw, Christo E.; Palandeng, Ora I.; Mengko, Steward
e-CliniC Vol 3, No 3 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v3i3.10564

Abstract

Abstract: Indonesia is currently in the middle of the epidemiological transition in which non-communicable diseases have increased dramatically while infectious diseases are still the major causes of disease. Epidemiological transition, which is marked by the growing of degenerative diseases and certain diseases associated with throat-ear-nose head and neck Surgery (ENT-HNS) that can not besolved completely. This study aimed to assess the pattern of hospitalized patients of the ENT-HNS in Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was a descriptive retrospective study. Samples were all patients hospitalized in the ENT-HNS Department of Prof. Dr. RD Kandou Hospital Manado from January 2010 to December 2012. The results showed that based on the types of diseases there were 239 cases of throat infection (55.97%), 163 cases of nasal diseases (38.17%) and 25cases (5.85%) of ear diseases. The highest percentage of types of disease was acute pharyngitis with 75 cases (17.48%) and the lowest ones were laryngeal abscess, tongue abscess, adenotonsilitis, cancer of nasal cavity, cvancer of left external ear, acute epiglottis, infiltrated peritonsilar, tonsilectomy, polyps, tumors of the tongue, vocal cords tumors, ear tumors, and tumors of tonsil and pharyng each of 1 case (0.23%). Conclusion: There were 48 types of diseases and the 10 diseases with the highest percentages consecutively were acute pharyngitisis, epistaxis, polyps of nasal cavity nasopharyngeal cancer, tumors coli, larynx tumors, tonsilopharyngitis, laryngitis, and sinusitis.Keywords: ENT-HNS diseases, hospitalized patientsAbstrak: Indonesia saat ini berada pada pertengahan transisi epidemiologi dimana penyakit tidak menular meningkat drastis sementara penyakit menular masih menjadi penyebab penyakit yang utama. Transisi epidemiologis, yang di tandai dengan semakin berkembangnya penyaki degeneratif dan penyakit tertentu temasuk penyakit yang berhubungan dengan Telinga Hidung Tengorokan Bedah Kepala Leher (THT-KL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penyakit penderita rawat inap SMF THT-KL di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif restropektif. Populasi penelitian ialah penderita rawat inap di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Sampel ialah seluruh penderita rawat inap di SMF THT-KL di RSU Prof. dr. R. D. Kandou Manado dari periode Januari 2010 - Desember 2012. Hasil penelitian memperlihatkan jenis penyakit berdasarkan penyakit tenggorokan ada 239 kasus (55,97%), penyakit hidung 163 kasus (38,17%) dan penyakit telinga 25 kasus (5,85%). Jenis penyakit terbanyak ialah faringitis akut dengan 75 kasus ( 17,48% ) dan terendah abses laring, abses lidah, adenotonsilitis, Ca cavum nasi, Ca MAE Sinistra, epiglottis akut, infiltrat peritonsiler, polip tonsiltektomi, tumor lidah, tumor plika vokalis, tumor telinga, dan tumor tonsil faringitis masing-masing 1 kasus ( 0,23% ). Simpulan: Dari pasien rawat inap periode 2010-2012 berdasarkan jenis penyakit, didapatkan 48 jenis penyakit dengan 10 penyakit THT-KL terbanyak, yaitu berturut-turut: faringitis akut, epistaksis, tonsilitis, polip nasi, Ca nasofaring, tumor coli, tumor laring, tonsilofaringitis, laringitis, dan sinusitis.Kata kunci: THT-KL, penderita rawat inap
OTITIS MEDIA SUPURATIF AKUT DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSU. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010-DESEMBER 2012 Palandeng, William; Pelealu, Olivia; Mengko, Steward
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.4613

Abstract

Abstract: Acute suppurative otitis media (ASOM) is an acute inflammation of the middle ear that lasted less than three weeks. The age factor is one of the risk factors associated with the ASOM. Children are more susceptible to ASOM, where the frequency will decrease with age. From the research ASOM most vulnerable to children due to tubal eustachius in children horizontally straight,shorter and wide. This research uses descriptive method through retrospective medical record in Ear, Nose, Throat-Head and Neck Surgery Department of Prof. R. D. Kandou General Hospital Manado on the period January 2010-December 2012. keywords: Acute Suppurative Otitis Media, age, clinical symptoms     Abstrak: Otitis media supuratif akut (OMSA) merupakan inflamasi akut telinga tengah yang berlangsung kurang dari tiga minggu. Faktor usia merupakan salah satu faktor resiko yang cukup berkaitan dengan terjadinya OMSA. Anak-anak lebih rentan terkena OMSA, dimana frekuensinya akan berkurang seiring dengan pertambahan usia. Dari hasil penelitian anak paling mudah terserang OMSA karena tuba eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal,lebih pendek dan lebar. Penelitian ini menggunakan metode retrospektif deskriptif melalui rekam medik di poliklinik THT-KL RSU. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2010-Desember 2012. Kata kunci: Otitis media supuratif akut, usia, gejala klinik
Tingkat Kebisingan pada Angkutan Umum Jalur Teling-Pusat Kota Manado Liono, Marlisha C. B.; Pelealu, Olivia C. P.; Mengko, Steward K.
e-CliniC Vol 8, No 1 (2020): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.8.1.2020.26929

Abstract

Abstract: Noise is all unwanted sounds that can cause discomfort feeling or hearing disturb-ance if be exposed for long enough. Moreover, it can disturb the surrounding environment due to the generated noise. In Manado, many public transportation have audio system to play high volume music, therefore, causing noise. This study was aimed to determine the level of noise in public transportation of Teling to Manado downtown track. This was a descriptive and observational study with a cross sectional design. Samples were 100 vehicles of Teling to Manado downtown track. Noise measurement was performed by using a sound level meter. Data were analyzed by using Microsoft Office Excel. The results obtained 56 vehicles with audio systems and 44 vehicles without audio systems. Among 56 vehicles with audio systems, there were 47 vehicles that had noise levels above the noise threshold value which was 86.05-114.15 dB with exposure time about 8-16 hours. Meanwhile, among 44 vehicles without audio system, there were only 2 vehicles that had noise levels above threshold value which was 88.05-91.8 dB with exposure time about 10-12 hours. In conclusion, there were 49% of public vehicles had noise level above the threshold value.Keywords: noise; public transportation Abstrak: Kebisingan adalah semua bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau gangguan pendengaran jika terpapar lama. Selain itu kebisingan dapat juga mengganggu lingkungan sekitar. Di Kota Manado, banyak angkutan umum yang menggunakan sistem audio untuk memutar musik dengan volume yang tinggi sehingga menimbulkan kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan pada angkutan umum jalur Teling-Pusat Kota Manado. Jenis penelitian ialah observasional deskrip-tif dengan desain potong lintang. Sampel berjumlah 100 kendaraan pada jalur Teling-Pusat Kota Manado. Pengukuran kebisingan dilakukan menggunakan alat Sound Level Meter. Data diolah dengan Microsoft Office Excel. Hasil penelitian mendapatkan 56 kendaraan yang menggunakan sistem audio dan 44 kendaraan tidak menggunakan sistem audio. Pada 56 kendaraan yang menggunakan sistem audio terdapat 47 kendaraan dengan tingkat kebisingan di atas nilai ambang batas kebisingan yaitu 86,05-114,15 dB dengan waktu terpapar selama 8-16 jam sedangkan pada 44 kendaraan yang tidak menggunakan sistem audio terdapat 2 kendaraan yang memiliki tingkat kebisingan di atas nilai ambang batas kebisingan yaitu 88,05-91,8 dB dengan waktu terpapar selama 10-12 jam. Simpulan penelitian ini ialah terdapat 49% kendaraan umum memiliki kebisingan di atas nilai ambang batas.Kata kunci: kebisingan, angkutan umum
Benda Asing Faring Esofagus di Bagian/KSM THT-KL RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari 2014 – Desember 2016 Wallah, Illan P.; Mengko, Steward K.; Tumbel, R. E.C.
e-CliniC Vol 5, No 2 (2017): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.5.2.2017.18572

Abstract

Abstract: Ingested foreign bodies are one of the most common emergencies in Ear, Nose and Throat (ENT)-Head and Neck Surgery that can be found in all ages throughout the world. Ingested foreign bodies can usually be lodged in oropharynx, hypopharynx, or esophagus. This study was aimed to describe the profile of pharyngeal and esophageal foreign body patients in the Department of ENT-Head and Neck Surgery Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado in the period of January 2014-December 2016. This was a descriptive retrospective study. Samples were patients recorded in the register book and the medical record database which from their history, physical examination and diagnostic investigation were firstly diagnosed as pharyngeal or esophageal foreign body. Variables in this study were gender, age, type of foreign body, location of foreign body, and treatment success rate. The results showed that there were 25% of pharyngeal foreign bodiy cases and 75% of esophageal foreign body cases. Most cases were males (57.3%), age ≥51 years (25.3%) and 0-10 years (24.0%). The most common types of foreign bodies found were bones and dentures, each of 25 cases. The most common location written was in general. Conclusion: In foreign body cases of ENT-Head and Neck Surgery, esophageal foreign body cases were more common compared to pharyngeal foreign body cases.Keywords: foreign bodies, pharynx, esophagus Abstrak: Benda asing yang tertelan merupakan salah satu kegawatdaruratan bidang THT-KL yang tersering dan dapat ditemukan pada semua usia di seluruh dunia. Benda asing yang tertelan biasanya dapat tersangkut pada orofaring, hipofaring atau esofagus. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan profil penderita benda asing faring esofagus di Bagian/KSM THT-KL RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada periode Januari 2014 – Desember 2016. Jenis penelitian ialah retrospektif deskriptif. Sampel ialah pasien yang tercatat pada buku register dan database rekam medis yang dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang terdiagnosis sebagai benda asing faring esofagus pertama kali di Bagian/KSM THT-KL RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada periode pengamatan. Variabel penelitian ini ialah jenis kelamin, umur, jenis benda asing, lokasi benda asing, dan tingkat keberhasilan penanganan. Terdapat 25% kasus benda asing faring dan 75% kasus benda asing esofagus. Kasus benda asing lebih sering terjadi pada jenis kelamin laki-laki (57,3%), usia ≥51 tahun (25,3%) dan 0-10 tahun (24,0%). Jenis benda asing yang tersering ditemukan ialah tulang dan gigi palsu, masing-masing 25 kasus. Penulisan lokasi paling sering ialah secara umum. Simpulan: Pada kasus benda asing THT-KL dalam periode pengamatan tiga tahun ini, kasus benda asing esofagus lebih sering ditemukan dibanding kasus benda asing faring.Kata kunci: benda asing, faring, esofagus
Kesehatan Telinga di Sekolah Dasar Negeri 11 Manado Korompis, Amelia M.; Tumbel, R. E.C.; Mengko, Steward K.
e-CliniC Vol 6, No 1 (2018): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.6.1.2018.19503

Abstract

Abstract: Ear is one of the sense organs in human that can absorb 20% of information in daily life. This study was aimed to obtain the ear health status of students in SD Negeri 11 (elementary school) Manado. This was an observational descriptive study with a cross sectional design. The ear health was determined by examination of outer ear (auricle), middle ear (ear canal), and tympanic membrane. There were 25 subjetcts in this study. The examination of auricle resulted in all subjects (100%) had normal auricle. The examination of ear canal obtained 17 subjects (68%) had normal ear canal. Cerumen was found in right ear canal of 3 subjects (12%) and in left ear canal of 5 subjects (20%). The examination of tympanic membrane showed all students (100%) had normal membrane. Conclusion: Most students of SD Negeri 11 Manado had good ear health status.Keywords: ear health Abstrak: Telinga merupakan salah satu alat indra penting yang dapat menyerap sebesar 20% informasi dari kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kesehatan telinga pada siswa SD Negeri 11 Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Gambaran kesehatan telinga dilihat dengan memeriksa daun telinga, liang telinga, dan membran timpani. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 25 subyek penelitian. Pemeriksaan daun telinga mendapatkan semuanya normal (100%). Pemeriksaan liang telinga dengan hasil normal didapatkan pada 17 subyek (68%). Serumen didapatkan dalam liang telinga kanan pada 3 subyek (12%) dan telinga kiri pada 5 subyek (20%). Pemeriksaan membran timpani mendapatkan hasil normal pada semua subyek (100%). Simpulan: Sebagian besar siswa SD Negeri 11 Manado memiliki status kesehatan telinga yang baik.Kata kunci: kesehatan telinga
Gambaran Hasil Pemeriksaan Laringoskopi Fiber Optik pada Pasien Rawat Inap di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Periode 2014 -2017 Monintja, Yosua K. G.; Mengko, Steward K.; Pelealu, Olivia C. P.
e-CliniC Vol 7, No 1 (2019): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.7.1.2019.22452

Abstract

Abstract: Flexible fiber-optic laryngoscopy is one of the most common tool to identify abnormalities in larynx and its surrounding structures, biopsy, or to find abnormal tissues, such as polyps on the larynx. One of the advantages of this tool is the presence of a flexible camera that can be manipulated precisely so that it can show the whole vocal cord movement. In addition, the endoscope used in this procedure is made of thin and flexible fiber optic cable, therefore, the patient only experiences slight discomfort when the laryngoscope is inserted that does not require a long time. This study was aimed to describe the results of fiber-optic laryngoscopy (FOL) in hospitalized patients admitted to Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from 2014 to 2017. This was a descriptive retrospective study with a cross sectional design. Based on medical records, respondents were all inpatients who had the results of FOL examination at the Department of ENT-Head and Neck Surgery Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. From 11 samples, the most common pathological features were arytenoid edema (35.71%) and hyperemic (28.58%), with dysphonia (80%) as the most frequent indication for FOL. Conclusion: The most frequent indication of FOL was dysphonia and the most common pathological abnormalities found were edema and hyperemic of arytenoid.Keywords: fiber optic laryngoscopy (FOL) Abstrak: Flexible fiber-optic laryngoscopy ialah pemeriksaan yang paling umum untuk mengetahui kelainan laring dan sekitarnya, biopsi, atau melihat jaringan abnormal seperti polip pada bagian laring. Salah satu keuntungan dari alat ini ialah kamera fleksibel yang dapat dimanipulasi secara tepat sehingga dapat menunjukkan gerakan pita suara secara penuh. Selain itu, endoskopi yang digunakan dalam prosedur ini terbuat dari kabel fiber optik yang tipis dan fleksibel, pasien hanya mengalami sedikit tidak nyaman saat alat dimasukkan dan tidak memerlukan waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan fiber-optic laryngoscopy (FOL) pada pasien rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dari tahun 2014 hingga 2017. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif dengan desain potong lintang. Responden ialah seluruh pasien rawat inap yang memiliki hasil pemeriksaan FOL yang tercantum dalam rekam medik di KSM THT-KL RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hasil penelitian memperlihatkan dari 11 sampel didapatkan gambaran patologik yang paling sering ialah aritenoid yang edema (35,71%) dan hiperemis (28,58%) dengan disfonia (80%) sebagai indikasi paling sering untuk pemeriksaan. Simpulan: Pada pemeriksaan FOL, indikasi tersering ialah disfonia dan gambaran patologik tersering didapatkan ialah edema dan hiperemis aritenoid.Kata kunci: laringoskopi fiber optic (FOL)
Kesehatan hidung pada siswa sekolah dasar Kema III Minahasa Utara Habibuw, Amelia; Mengko, Steward; Palandeng, Ora I.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.4.2.2016.13733

Abstract

Abstract: Physiologically, nose has important functions for protecting the body against the disadvantageous condition from our surroundings. This study aimed to obtain the nose health status of students at Sekolah Dasar Inpres Kema III. This was a descriptive study with a cross sectional design. Nose health status was determined by examining the nasal cavity, conchae, mucous layer, secret, septum, and post nasal drip. The results showed that most of the students had normal nose health examination. Conclusion: Most of the students at Sekolah Dasar Inpres Kema III had good nose health status. Keywords: health survey, nose examination Abstrak: Secara fisiologik hidung mempunyai beberapa fungsi seperti sebagai penyaring dan pertahanan lini pertama dan pelindung tubuh terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesehatan hidung pada siswa Sekolah Dasar Inpres Kema III. Jenis penelitian ialah deskriptif survei desain potong lintang. Gambaran kesehatan hidung setiap responden dilihat dengan memeriksa kavum nasi, konka, mukosa, sekret, septum, dan post nasal drip. Hasil pemeriksaan hidung menunjukan bahwa sebagian besar gambaran kesehatan hidung pada Siswa Sekolah Dasar Inpres Kema III Minahasa Utara normal. Simpulan: Sebagian besar siswa di Sekolah dasar Inpres Kema III Minahasa Utara memiliki status kesehatan hidung yang baik.Kata kunci: survei kesehatan, pemeriksaan hidung
SURVEI KESEHATAN HIDUNG ANAK PASAR BERSEHATI KOMUNITAS DINDING MANADO Iwawo, Rosari; Mengko, Steward; Dehoop, Julied
e-CliniC Vol 3, No 2 (2015): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.3.2.2015.8607

Abstract

Abstract: Health problems that occur in children can be considered as a manifestation of lack of knowledge and poor attitudes of parents in taking care of their children. It is suspected that the main triggers of those problems are negative condition and circumstance. This study aimed to obtain the nose health status of children at Bersehati Market Dinding Manado Community. This was a descriptive study with a cross sectional design. Nose health status was determined by examining the nasal cavity, conchae, mucous layer, secret, septum, and post nasal drip. The results showed that most of the children had normal nose health examination. Conclusion: Nose health status of most children at Bersehati Market Dinding Manado Community was good.Keywords: nose health, nasal examinationAbstrak: Masalah kesehatan pada anak-anak dapat dipandang sebagai perwujudan dari rendahnya pengetahuan dan sikap orang tua tentang pola asuh anak. Pemicu utamanya diduga ialah situasi dan kondisi yang negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan status kesehatan hidung anak-anak Pasar Bersehati Komunitas Dinding Manado. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain potong lintang. Gambaran kesehatan hidung setiap sampel dilihat dengan memeriksa kavum nasi, konka, mukosa, sekret, septum, dan post nasal drip. Hasil pemeriksaan hidung menunjukkan bahwa sebagian besar gambaran kesehatan hidung pada anak-anak Pasar Bersehati Komunitas Dinding Manado normal. Simpulan: Sebagian besar anak di Komunitas Pasar Bersehati Dinding Manado memiliki status kesehatan hidung baik.Kata kunci: kesehatan hidung, pemeriksaan hidung
POLA PENYAKIT PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK TELINGA, HIDUNG, TENGGOROK - BEDAH KEPALA LEHER BLU RSU PROF. DR. R.D. KANDOU – MANADO PERIODE JANUARI 2010 - DESEMBER 2012 Pembobo, Elisa E. B.; Mengko, Steward K.; Pelealu, Olivia C. P.
e-CliniC Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v1i3.3590

Abstract

Abstract: Health has a great role in improving people's lives. The health system itself is all the activities that have the primary purpose of improving, repairing, or health care. Many things affect the health system in Indonesian as a developing country, among others is people's behavior. This can make the health system spending more responsive to local conditions and the diversity of disease patterns. Moreover, it can also result in the increase of regional disparities of health financing and reduced health information of national importance. This study aimed to determine the pattern of disease in the polyclinic ENT-HN Prof. Dr. R.D. Kandou General Hospital during January 2010 - December 2012. This was a retrospective descriptive study. The highest number of patients was in 2011 which was 2305 patients. The most common disease found in 2010 was obturans wax. In 2011 and 2012, the most common disease was otitis externa. During the period 2010-2012, the highest frequencies were among civilized employees, females, and aged 45-64 years. Conclusion: There were 10 diseases with the highest frequency during 2010-2012. In 2010, obturans wax was the most frequent cases, followed by otitis externa, sinusitis, chronic pharyngitis, acute pharyngitis, rhinitis, corpus alienum MAE, presbyakusis, acute rhinitis, and acute otitis media. In 2011, otitis externa was the most common disease, followed by obturans wax, chronic pharyngitis, sinusitis maxilaris, chronic purulent otitis media, allergic rhinitis, presbyacusis, corpal, and laryngitis. In 2012, otitis externa was still the most frequent, followwed  by obturans wax, chronic pharyngitis, sinusitis maxilaris, presbyacusis, chronic purulent otitis media, allergic rhinitis, laryngitis, and chronic rhinitis Keywords: disease patterns, outpatient, ENT-HN    Abstrak: Kesehatan berperan besar dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat. Sistem kesehatan sendiri merupakan semua aktivitas yang memiliki tujuan utama meningkatkan, memperbaiki, atau merawat kesehatan. Banyak hal yang memengaruhi sistem kesehatan di Indonesia sebagai suatu negara berkembang; salah satunya ialah perilaku masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan pengeluaran kesehatan menjadi lebih responsif terhadap kondisi lokal dan keragaman pola penyakit; selain itu, dapat juga berdampak pada meningkatnya ketimpangan pembiayaan kesehatan secara regional dan berkurangnya informasi kesehatan yang penting secara nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola penyakit di poliklinik THT-KL BLU RSU Prof. Dr. R.D. Kandou periode Januari 2010 - Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode retrospektif deskriptif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kunjungan terbanyak pada tahun 2011 yaitu 2305 orang. Pada tahun 2010, penyakit tersering ditemukan serumen obturans. Tahun 2011 dan 2012, penyakit tersering ditemukan ialah otitis eksterna. Pada periode 2010-2012 pekerjaan pasien yang tertinggi ialah PNS, jenis kelamin perempuan, dan usia 45 – 64 tahun. Simpulan: Terdapat 10 jenis penyakit dengan frekuensi terbanyak. Pada periode 2010 secara berurut (mulai dari kunjungan tersering), yaitu: serumen obturans, otitis eksterna, sinusitis, faringitis kronik, faringitis akut, rinitis alergi, korpus alienum, presbiakusis, rinitis akut, dan otitis media akut. Pada periode 2011, yaitu: otitis eksterna, serumen, serumen obturans, faringitis kronik, sinusitis maksilaris, OMPK, rinitis alergi, presbiakusis, korpal, laringitis. Pada periode 2012, yaitu: otitis eksterna, serumen, serumen obturans, faringitis kronik, sinusitis maksilaris, presbiakusis, OMPK, rinitis alergi, laringitis, dan rinitis kronik. Kata kunci: pola penyakit, rawat jalan, THT-KL