Eko Sulistijono
Department Of Pediactrics, Division Of Neonatology, Saiful Anwar General Hospital, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Malang

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Correlation between Lactic Acid Concentration and The Severity of Neonatal Sepsis Iskandar, Agustin; Pranidya, Nada Putri; Sulistijono, Eko; Aryati, Aryati
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 26, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v26i1.1370

Abstract

BackgroundsNeonatal sepsis remains a major cause of high infant mortality rate in Indonesia, and served as one of risk factor for early neonatal mortality. This study aims to determine the relationship between lactate levels andthe severity of sepsis and prognostic value of lactic acid as a predictor of severity in neonatal sepsis.. MethodsThis research is analytic observational research using cross sectional method. The subjects were patients of neonatal sepsis treated in the Perinatology Room of Saiful Anwar Hospital Malang from February to June 2015. Lactic acid concentration in plasma was measured by using enzymatic colorimetric  methodResults and DiscussionThe results showed a positive and significant correlation (p = 0,023; r= o,414) between lactate concentration and severity of sepsis, where every increase of sepsis degree increased lactate level of 0,151 mmol / L. Whereas by using  cut off ≥ 2.5 mmol / L, the prognostic test showed  66.7% of sensitivity and 76.2% of specificity. The chi square test of lactate> 2 mmol / L and <2 mmol / L showed Odd Ratio (OR) of 1,3 whereas at lactate level > 5 mmol / L and <5 mmol / L showed OR of 4,8 indicated that although there was no difference but the mortality outcomes of neonatal sepsis 4.8 times greater those of life. Thus lactate levelsof > 5 mmol / L can determine mortality outcome of neonatal sepsis.Conclusions and suggestionsThe higher the lactic acid level the more severe of neonatal sepsis. Lactate levels greater than 5 mmol / L was predictor for determining mortality outcome in neonatal sepsis
PENGARUH FAKTOR INTERNAL KELUARGA DAN PERAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Fajriani, Evalina; Sulistijono, Eko; Wahyuni, Endang Sri
Majalah Kedokteran Indonesia Vol 68 No 8 (2018): Journal of the Indonesian Medical Association Majalah Kedokteran Indonesia Volum
Publisher : PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA (PB IDI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Dunia memberikan perhatian yang tinggi atas realisasi pemberian ASI eksklusif, termasuk pemerintah Indonesia. Fakta di Indonesia belum mencapai persentase yang diharapkan, termasuk di Kabupaten Lombok Utara masih pada kisaran 61,2%. Wilayah lain di Provinsi NTB, yaitu Kabupaten Lombok Barat telah mampu merealisasikan pemberian ASI eksklusif sebesar 96,42%. Penelitian atas faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada dua wilayah tersebut sangat penting untuk dilakukan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari faktor internal keluarga berupa (struktur keluarga, pendidikan ibu, pendidikan ayah, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah, pengetahuan ibu, pengetahuan ayah dan riwayat antenatal care) serta untuk mengetahui peran petugas kesehatan terhadap pemberian ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Kuripan Kabupaten Lombok Barat dan Puskesmas Gangga Kabupaten Lombok Utara. Metode: Desain penelitian menggunakan kuantitatif asosiatif, pengumpulan data dengan penyebaran angket dan analisis data menggunakan logistic regression. Hasil Penelitian dari responden penelitian sebanyak 170 orang, ditemukan sebanyak 54,1% tidak memberikan ASI eksklusif dan 45,9% memberikan ASI eksklusif. Faktor keluarga mendapatkan penilaian dengan kriteria sedang dalam memberikan dukungan (rata-rata skor 3,34), tingkat pendidikan ibu secara umum masih rendah (37,65% tamat SD dan tidak tamat SD), kriteria tersebut relatif sama dengan pendidikan ayah, pekerjaan ibu dan umumnya non pegawai masing-masing sebanyak 81,18% dan 80,59%, pengetahuan ibu dan ayah mengenai ASI eksklusif masih pada kriteria sedang, ibu umumnya menjalankan antenatal care (78,8%) dan peran tugas masih belum optimal (rata-rata skor 3,25). Model logistic regression yang dihasilkan memenuhi kriteria model yang fit, artinya setiap penambahan variabel dalam model akan meningkatnya fitnya persamaan. Uji wald (signifikansi parsial) menemukan hanya pengetahuan ibu dan peran petugas kesehatan yang berpengaruh signifikan pada alpha 5,0% terhadap probabiliti ibu memberikan ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Kuripan dan Gangga. Kesimpulan: Dapat dinyatakan bahwa peran vital dalam merealisasikan pemberian ASI eksklusif berupa peran petugas yang diarahkan langsung pada peningkatan pengetahuan, kesadaran dan pembentukan perilaku pada ibu.
Pengaruh Karakteristik Demografis, Klinis dan Laboratorium pada Neonatus dengan Hiperbilirubinemia Sulistijono, Eko; Gebyarani, Ingga; Udin, M Fahrul; Corebima, Brigitta; K, Siti Lintang
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 26, No 4 (2011)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.593 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2011.026.04.1

Abstract

Kejadian ikterus pada bayi aterm di beberapa rumah sakit di Indonesia bervariasi antara 13,7-85%. Jenis ikterus patologis dapat menyebabkan hiperbilirubinemia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh karakter demografi, usia klinis dan laboratorium terhadap bayi hiperbilirubinemia yang dirawat di rumah sakit umum Dr. Saiful Anwar, Malang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional retrospektif. Data-data diambil dari rekam medis sejak Januari 2010-Oktober 2010. Dari analisis regresi multiple dengan confident interval 95% (CI 95%) dan p<0,05, ada empat faktor signifikan yang mempengaruhi tingkat bilirubin. Faktor-faktor yang berpengaruh adalah  instrumen persalinan (p=0,006), asfiksia (p=0,013), kadar hemoglobin (p=0,047), dan ASI eksklusif (p=0,049). Asfiksia, persalinan dengan instrumen, ASI eksklusif, dan tingkat hemoglobin merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat bilirubin pada neonatusKata Kunci: Hiperbilirubinemia, jaundice, neonatus
Faktor Risiko Sepsis Awitan Dini pada Neonatus Sulistijono, Eko; RVC, Brigitta Ida; K, Siti Lintang; K, Astrid Kristina
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 27, No 4 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.546 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2013.027.04.10

Abstract

Faktor risiko maternal pada sepsis  neonatal adalah ketuban pecah dini (KPD), demam pada ibu dua minggu sebelum kelahiran, cairan mekoneal yang bau dan persalinan dengan tindakan, sedangkan faktor risiko pada janin adalah berat lahir, usia kehamilan dan skor apgar. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikaso prevalensi, karakteristik dan hubungan antara faktor risiko maternal dan fetus dengan terjadinya sepsis awitan dini. Strudi dilakukan pada Juli hingga Desember 2008 dengan menggunakan data rekam medis pasien yang memenuhi kriteria. Data faktor risiko ibu dan janin dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil menunjukkan bahwa dari 69 pasien yang memenuhi kriteria didapatkan 45 pasien yang terbukti sepsis, dan 24 pasien yang meskipun menunjukkan tanda klinis sepsis namun pemeriksaan kultur darah negatif. Faktor risiko maternal yang menunjukkan hubungan signifikan adalah ketuban pecah dini (p=0,017, OR=3,466) dan faktor risiko janin adalah berat lahir rendah (p=0,034, OR=7,441) dan skor apgar menit pertama <7 (p<0,001); OR=9,1). Dapat disimpulkan bahwa ketuban pecah dini, berat lahir yang rendah serta skor apgar<7 meningkatkan risiko terjadi sepsis awitan dini pada neonates.Kata Kunci: Faktor risiko, ibu, janin, sepsis awitan dini
KADAR INTERLEUKIN-4 DAN INTERLEUKIN-8 FESES NEONATUS PREMATUR YANG MENDAPAT ASI, PREDOMINAN ASI, PREDOMINAN SUSU FORMULA, DAN SUSU FORMULA Anam, Choirul; Sulistijono, Eko; Kusuma, HMS Chandra
Majalah Kesehatan FKUB Vol 6, No 1 (2019): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.546 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.006.01.1

Abstract

 Bayi prematur apabila usia gestasi kurang dari 37 minggu saat lahir. Strategi yang telah terbukti untuk mengurangi kejadian risiko infeksi,dan gangguan saluran pencernaan pada bayi prematur adalah konsumsi air susu ibu (ASI). Saluran cerna dipengaruhi proses regulasi sitokin proinflamasi dan antiflamasi. Hasil penelitian menunjukkan interleukin-4 dan interleukin-8 berperan pada kondisi inflamasi saluran cerna. Penelitian ini untuk membuktikan adanya perbedaan kadar interleukin 4 (IL-4) dan interleukin 8 (IL-8) pada feses neonatus prematur yang mendapatkan ASI, predominan ASI, predominan susu formula, dan susu formula (SF), serta membandingkan kadar IL-4 dan IL-8 feses yang menggunakan ASI dibandingkan predominan ASI, predominan SF, dan SF. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah bayi prematur yang dirawat di ruang Neonatologi RS. Dr. Saiful Anwar Malang selama periode Maret–April 2018,  dengan jumlah sampel 24 pasien. Hasil analisis statistik mendapatkan perbedaan yang signifikan kadar IL-4 feses (p = 0,007) dan IL-8 feses (p = 0,014) pada keempat kelompok nutrisi dengan nilai p < 0,05. Kadar IL-4 dan IL-8 feses kelompok ASI dibandingkan predominan SF dan SF didapatkan nilai p < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kadar IL-4 dan kadar IL-8 feses antara kelompok bayi prematur yang mendapatkan ASI, predominan ASI, predominan SF, dan SF. Kadar IL-4 feses kelompok ASI lebih tinggi dibandingkan kelompok predominan SF dan kelompok SF, dan kadar interleukin-8 feses kelompok ASI lebih rendah dibandingkan kelompok predominan SF dan SF. 
KADAR SECRETORY IMMUNOGLOBULIN A DAN HUMAN ß DEFENSIN-2 TINJA PADA NEONATUS PREMATUR YANG MENDAPAT AIR SUSU IBU SAJA, SUSU FORMULA SAJA, DAN KOMBINASINYA Primawardani, Putri; Sulistijono, Eko; Sujuti, Hidayat
Majalah Kesehatan FKUB Vol 7, No 1 (2020): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.408 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2020.007.01.3

Abstract

Sekretori IgA dan human ß-defensin-2 berperan penting dalam pertahanan saluran cerna. Penelitian ini bertujuan menilai SIgA dan hBD-2 tinja neonatus prematur (sebagai penanda inflamasi) terkait pemberian nutrisi. Penelitian dirancang secara cross sectional dengan 39 neonatus prematur yang dibedakan menjadi kelompok ASI saja, susu formula saja, serta kombinasinya. Kadar SIgA dan hBD-2 tinja diukur dengan   ELISA, dan dianalisis secara statistik. Kadar SIgA tinja neonatus prematur yang mengonsumsi ASI saja lebih tinggi bermakna (p < 0,005). Kadar hBD-2 pada kelompok yang mengonsumsi susu formula saja lebih tinggi namun tidak berbeda bermakna (p = 0,463) dengan kelompok kombinasi. Kesimpulan penelitian ini, kadar sIgA tinja neonatus yang mengonsumsi ASI saja lebih tinggi bermakna. Kadar human ß-defensin-2 tinja neonatus prematur yang mengonsumsi susu formula saja lebih tinggi, namun tidak berbeda bermakna dengan kelompok kombinasi.
PENGARUH FAKTOR RISIKO GANGGUAN GINJAL AKUT (GnGA) NEONATAL TERHADAP STADIUM PENYAKIT DAN MORTALITAS Masroer, Muchamad; Sulistijono, Eko
Majalah Kesehatan FKUB Vol 6, No 2 (2019): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.647 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.006.02.6

Abstract

Gangguan ginjal akut (GnGA)/acute kidney injury (AKI) merupakan patologi kompleks yang ditandai oleh berbagai kondisi abnormal yang melibatkan ginjal baik primer atau sekunder. Insiden GnGA pada neonatus berkisar 2,6% sampai 25% dengan angka mortalitas 14% sampai 73%. Penelitian ini berjenis analitik observasional retrospektif dengan desain cross sectional, menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien GnGA neonatal yang dirawat di ruang perinatologi RSUD. Dr. saiful Anwar Malang periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2016. Pada 25 pasien yang terdiagnosis GnGA neonatal dilakukan penelusuran data berbagai karakteristik, faktor risiko GnGA, stadium GnGA, dan hasil akhir perawatan. Hubungan antara berbagai karakteristik maupun faktor risiko GnGA terhadap stadium GnGA sesuai kriteria nRIFLE dan mortalitas dianalisis secara statistik dengan uji korelasi dilanjutkan dengan uji regresi logistik berganda. Uji korelasi menunjukkan beberapa karakteristik dan faktor risiko yang berhubungan bermakna dengan stadium GnGA sesuai nRIFLE yaitu: 1). Tempat kelahiran, 2). Syok septik, 3). Lama perawatan,  4). Kadar kreatinin serum, 5). Kadar ureum serum, 6). Laju filtrasi glomerulus (LFG), dan 7). Produksi urin terendah. Sementara  karakteristik dan faktor risiko yang berhubungan bermakna dengan mortalitas yaitu: 1). Stadium GnGA nRIFLE, 2). Syok septik, 3). Gagal nafas, 4). Kadar kreatinin serum, 5). Kadar ureum serum, dan 6). LFG. Hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa syok septik berpengaruh terhadap stadium GnGA sesuai kriteria nRIFLE (estimate = 2,364; Wald = 5,854; p = 0,016) dan LFG berpengaruh terhadap mortalitas (koefisien B = -0,473; p = 0,04; OR 0,623 (IK95% 0,397–0,978)).  Disimpulkan bahwa faktor risiko GnGA neonatal yang berpengaruh terhadap stadium GnGA sesuai dengan kriteria nRIFLE adalah syok septik dan faktor yang berpengaruh terhadap mortalitas pasien GnGA neonatal adalah laju filtrasi glomerulus.  
PERBEDAAN KADAR CALPROTECTIN DAN HUMAN BETA DEFENSIN 2 TINJA PADA NEONATUS PREMATUR YANG MENDAPAT ASI, SUSU FORMULA, DAN KOMBINASINYA Ningsih, Rusdian Niati; Primawardani, Putri; Sulistijono, Eko; Tjahjono, Harjoedi Adji
Majalah Kesehatan FKUB Vol 7, No 2 (2020): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.463 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2020.07.02.4

Abstract

Insiden enterokolitis nekrotikan (EKN) berkisar 1-5% dari setiap 1000 kelahiran hidup dengan angka kematian mencapai 20-30%. Pemberian nutrisi yang optimal dapat mengurangi masalah saluran cerna. Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar calprotectin sebagai protein inflamasi dan human ß-defensin 2 (hBD-2) tinja sebgai peptida antimikroba pada neonatus prematur yang mengonsumsi ASI, susu formula, maupun ASI dan susu formula. Penelitian ini terdiri dari 39 sampel yang memenuhi kriteria inklusi terbagi ke dalam tiga kelompok yaitu neonatus prematur yang mengonsumsi ASI saja, susu formula saja, serta kombinasi ASI dan susu formula. Kadar calprotectin dan hBD-2 tinja diukur menggunakan metode ELISA. Hasil menunjukkan rerata kadar calprotectin tinja secara signifikan lebih rendah pada kelompok neonatus prematur yang mendapat ASI saja dibandingkan kelompok susu formula saja maupun kombinasi ASI dan susu formula (p=0,00). Rerata kadar hBD-2 tinja secara signifikan lebih rendah pada kelompok neonatus prematur yang mendapat ASI saja dibandingkan kelompok susu formula saja maupun kombinasi ASI dan susu formula (p = 0,00). Kesimpulannya, kadar calprotectin dan hBD-2 tinja neonatus prematur yang mengonsumsi ASI lebih rendah dibandingkan kelompok susu formula maupun kombinasi ASI dan susu formula. 
Administration of Vitamin D3 Improves Hemoglobin Level by Regulating TNF-a and IL-6 in DSS-induced Colitis Mice Ervin Monica; Primayuni Dhia Hasanah; Arief Fadillah; Rara Aulia; Eko Sulistijono; Satrio Wibowo
The Indonesian Biomedical Journal Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v12i2.1045

Abstract

BACKGROUND: Anemia is frequently found in ulcerative colitis (UC) patients and assumed to be related to inflammatory process. Vitamin D3 (VD) is known to have anti-inflammatory and immunomodulatory effects. It also has the potential to be an alternative treatment of the inflammatory process that occurs at UC, however its mechanism has not been clearly established. This study aimed to assess the effect of VD on histopathology and hemoglobin levels in UC through its regulation in tumor necrosis factor (TNF)-α and interleukin (IL)-6.METHODS: Total samples of 24 mice were divided equally into Sham group, UC group, UC+VD group (given 3% dextran sodium sulfate (DSS) followed by VD), and VD+UC group (given VD followed by 3% DSS). Mouse Colitis Histology Index (MCHI) was used to measure histopathological changes. Immunohistochemical staining was used to observe expression of TNF-α and IL-6 in colon. Evaluation of anemia was determined by hemoglobin levels.RESULTS: Based on MCHI scores, significant epithelial damage was found in colon sample of UC group (8.25±3.05) compared to Sham (0.33±0.26), UC+VD (2.33±1.07), and VD+UC group (2.83±0.75) (p<0.05). Significant lower numbers of TNF-α were found in Sham (27.33±3.42), UC+VD (36.33±1.86), and VD+UC group (36.68±1.86) compared with UC group (44.66±4.87) (p<0.05). Significant less IL-6 expression was found in Sham (18.05±2.96), UC+VD (24.78±0.79), and VD+UC group (25.09±2.79) compared to UC group (38.85±3.51) (p<0.05). Differences in hemoglobin levels were significantly lower in UC group (11.85±0.97) compared to Sham (14.25±0.47), UC+VD (13.68±0.68), VD+UC group (13.52±1.07) (p<0.05).CONCLUSION: VD significantly reduced proinflammatory cytokines, increased mucosal repair, and improved hemoglobin levels.KEYWORDS: colitis, ulcerative, interleukin-6, tumor necrosis factor-alpha
Clinical features and neonatal outcomes of neonatus with mother suspected COVID-19 in Malang, Indonesia: a serial-cases, single-centre Brigitta Ida Resita Vebrianti Corebima; Eko Sulistijono; Setya Mithra Hartiastuti; Atiek Wulandari; Vanisia Hayu Firdayanti; Nisak Humairoh; Setya Trista Kusumawahyuni
Pediatric Sciences Journal Vol. 1 No. 1 (2020): (Supplementary)
Publisher : Medical Faculty of Brawijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.521 KB) | DOI: 10.51559/pedscij.v1i1.6

Abstract

Background: The COVID-19 pandemic has affected every facet of life, beginning with the first hours and days after birth, some have argued that the prudent course is to isolate infants from mothers with suspected or confirmed COVID-19. This serial-cases showed the neonate’s outcome with mother suspected COVID-19. Cases: Four neonates were born from mother with suspected or confirmed with COVID-19. The neonates were born with 7-9 APGAR score and within normal limit. All of the patients were discharged from the hospital after two days of isolation in the hospital with negative Nucleic Acid Test of SARS-CoV-2 results. Conclusion: The clinical characteristics of neonates and neonatal outcome appear very good, and these outcomes are achieved with intensive, active management, which might be the best practice in resuscitation, stabilization, bathing the baby before going to the isolation ward, and management the patient in the isolation ward