Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Contrasting Mathematical Phenomena and Concepts in Ethnomathematics through Etic and Emic Approaches: A Study of Dhikr Jahar Practices in Tariqa Qodiriyah Naqsyabandiyah Ma’had Suryalaya Eko Yulianto; Wahyudin Wahyudin; Ahmad Tafsir; Sufyani Prabawanto
Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 12, No 1 (2021): Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Islam Raden Intan Lampung, INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1293.83 KB) | DOI: 10.24042/ajpm.v12i1.8805

Abstract

Ethno-mathematical research trends pioneered by D'Ambrosio are on the rise, especially in Indonesia as a nation with high cultural diversity which has a lot of potential researches to be explored. This paper has two major objectives, first to explore the importance of the role of mathematics in the practice of Dhikr Jahar in Tariqa Qodiriyyah Naqsyabandiyyah and second to contrast the differences between mathematical phenomena and mathematical concepts in ethnomathematics research. Attempts to contrast the mathematical phenomena and mathematical concepts in ethnomathematics was expected to provide a sharper highlight in the writing of ethnomathematics research. This research used qualitative methods with two approaches, namely ethnography and phenomenology. The locations of the research are at Pondok Pesantren Suryalaya-Sirnarasa and Padepokan Talangraga Tasikmalaya with observations for 9 months in the first stage and then 6 months in the second stage. The number of respondents interviewed in this research were 48 people. Data processing was performed using the Nvivo 12 Plus. The results showed that there are many mathematical phenomena in the practice of Dhikr Jahar Ikhwan TQN. In carrying out the practice of dhikr, the Ikhwan used a mathematical concept with two events, fingers and prayer beads aids. The concept of counting in dhikr was used strictly by the Ikhwan. They believe that numbers have an important role in the quantity of dhikr. Contrasting mathematical phenomena and mathematical concepts can be done with an emic and etic approach and is expected to become an alternative style in ethnomathematics research. 
ANALISIS LITERASI MATEMATIS PESERTA DIDIK BERDASARKAN DOMINASI OTAK Ipah Muzdalipah; Ratna Rustina; Hetty Patmawati; Eko Yulianto
Teorema: Teori dan Riset Matematika Vol 6, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/teorema.v6i2.6054

Abstract

Literasi matematis merupakan kemampuan yang sangat penting karena berkaitan dengan peran dan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses literasi matematis peserta didik berdasarkan dominasi otak. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan think aloud methods. Teknik pengumpulan data berupa tes literasi matematis, pengisian angket dominasi otak, dan wawancara tidak terstruktur. Instrumen yang diberikan yaitu soal literasi matematis dan angket dominasi otak. Subjek penelitian ini yaitu peserta didik kelas XI di SMAN 5 Kota Tasikmalaya. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang memiliki dominasi otak kiri dapat memenuhi ketiga proses literasi matematis dengan detail, cenderung menggunakan cara analitik dan logis. Sedangkan peserta didik yang memiliki dominasi otak kanan dapat memenuhi ketiga proses literasi matematis dengan cara memvisualisasikan permasalahan tersebut ke dalam gambaran sederhana yang dipahami peserta didik.  Kata kunci: Dominasi otak, literasi matematis, think aloud methods
THE WAY SUNDANESE GIVE NAMES TO THEIR BABY: CULTURAL ANTHROPOLOGY VIEW IN ETHNOMATHEMATICAL STUDIES Eko Yulianto; Muhamad Zulfikar Mansyur; Iyus Jayusman; Zulpi Miftahudin
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v4i2.3161

Abstract

The mystery of numbers that were considered to have a role in the mystical dimension has long been practiced since the time of Pythagoras, then known as numerology. Some people in Sundanese tradition believe that numerology brings a lucky influence on their lives and generations. This study aims to reveal how the Sundanese tradition of naming their newborn babies and conduct a phenomenological study on several respondents with unique experiences related to Sundanese numerology in their names. The phenomenon experienced by respondents is seen from the point of view of cultural anthropology. This research was designed using qualitative methods through two approaches, ethnomathematics and phenomenology. Respondents were selected using purposive sampling and snowball methods and obtained 25 respondents scattered around the districts of Ciamis, Banjar, Tasikmalaya, and Garut in West Java. All respondents are expert resources as cultural practitioners in their own culture who can explain the numerology system they used, known as Kasepuhan. The results of the study show that there are many different numerological methods for calculating "lucky names" in the Sundanese tradition that depend on the epistemology of the science of Kasepuhan in their own culture. Most of the calculations involve the concept of integer (modular) operations where each ‘reminder’ represents its own philosophical meaning. Although mathematically the methods of calculating “lucky names” can be learned by everyone, the practice of these calculations is in fact only carried out by people who are considered to have been established from the aspect of science. This article discusses why the mystical phenomenon behind the numerology of the Sundanese tradition cannot be calculated arbitrarily by anyone, people trust more in the numerology calculations performed by Kasepuhan.
Pentingnya Mental Tangguh Di Masa Transisi Pandemic Covid-19 Cucu Arumsari; Eko Yulianto
Jurnal Prakarsa Paedagogia Vol 5, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/jpp.v5i1.8138

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya model pembelajaran mental tangguh pada masa transisi pandemi corona berbasis media sosial di Indonesia. Dalam rangka mengembangkan kesehatan mental dan membentuk mental yang tangguh, yang diperlukan dimasa krisis khusunya yang telah dialami yaitu pandemi corona, maka dilakukan model pembelajaran mental tangguh pada masa pandemi corona berbasis media sosial di Indonesia. Manfaat model pembelajaran mental tangguh pada masa pandemi corona ini dengan pelaksanaan psikoedukasi dengan memberdayakan individu, keluarga, maupun komunitas. Guna menemukan, menjaga, dan mengoptimalkan kondisi sehat mentalnya dalam menghadapi kehidupan sehari-hari walaupun dimasa krisis penyesuaian transisi pandemi corona.
STUDI ETNOMATEMATIKA PADA AMALAN WIRID YAA LATHIF DI THORIQOH QODIRIYYAH NAQSYABANDIYYAH MA’HAD SURYALAYA Siti Apriliani Shopia; Dedi Nurjamil; Eko Yulianto; Muhamad Zulfikar Mansyur
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v5i1.5861

Abstract

Eksistensi matematika dalam berbagai tradisi masyarakat Indonesia telah lama menjadi objek kajian etnomatematika. Penelitian ini berfokus pada tradisi Wirid Yaa Lathif di kalangan Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) Suryalaya yang diamalkan sebanyak 14.461 kali dan dipercaya memiliki beberapa keutamaan bagi pengamalanya. Penelitian ini bertujuan untuk membahas penentuan jumlah bilangan pada wirid Yaa Lathif, dan konsep matematis dalam pengamalan wirid Yaa Lathif di TQN Suryalaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dua pendekatan yaitu etnografi dan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 15 orang yang merupakan pengamal wirid Yaa Lathif (Ikhwan maupun Non Ikhwan), serta wakil talqin Mursyid TQN. Lokasi penelitian berada di Pesantren Sirnarasa Panjalu dan Padepokan Talangraga Tasikmalaya. Teknik analisis data menggunakan model analisis data menurut Miles dan Huberman. Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penentuan jumlah bilangan pada wirid Yaa Lathif dengan jumlah 129 didasarkan pada nilai Abjadiyyah Kubra, sedangkan 16.641 didasarkan pada penggunaan metode penguadratan dari nilai Abjadiyyah Kubra atau dapat disebut dengan istilah tadh’if; (2) Konsep matematis yang terdapat dalam pengamalan wirid Yaa Lathif yaitu menghitung, mengestimasi dan komulatif.
Pelatihan Learning Management System Moodle bagi MGMP Matematika SMP Kabupaten Tasikmalaya Mega Nur Prabawati; Eva Mulyani; Muhamad Zulfikar Mansyur; Eko Yulianto
Catimore: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2023): Catimore: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LSM Catimore dan Sahabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56921/cpkm.v2i1.42

Abstract

Sophisticated technology makes many people make innovations, especially in the field of education. The application of information technology to support the educational process has become a necessity for educational institutions in Indonesia. Utilization of information technology is very much needed to increase efficiency and productivity for education management. The application of technology in the field of education that is currently still being developed is the Learning Management System (LMS). LMS or better known as Learning Management System is a software for administration, documentation, activity reports, teaching and learning activities and online activities (connected to the internet), E-learning and training materials. One of the LMS that is open source and has the most users worldwide is the Moodle LMS (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment).
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN MENGGUNAKAN GEOGEBRA PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT Ipah Muzdalipah; Ratna Rustina; Hetty Patmawati; Eko Yulianto
Teorema: Teori dan Riset Matematika Vol 8, No 1 (2023): Maret
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/teorema.v8i1.10090

Abstract

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran matematika diyakini dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga menjadikan dorongan bagi siswa untuk belajar matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kelayakan pengembangan bahan ajar berbantuan Geogebra pokok bahasan bangun datar Segitiga dan Segiempat. Metode penelitian menggunakan Research and Development (R&D) media, angket respons peserta didik, dan focus group discussion (FGD). Tahap uji kelayakan meliputi validasi ahli, uji terbatas, uji meluas, dan uji lapangan. Hasil penelitian berdasarkan uji validasi ahli materi dan media memperoleh rekomendasi perbaikan mayor, sedangkan validasi ahli bahasa memperoleh rekomendasi perbaikan minor. Setelah perbaikan dilakukan, dilakukan uji lapangan bahan ajar. Hasil uji lapangan diidentifikasi: (1) uji terbatas melalui 8 orang siswa kelas VII di SMP N 10 Kota Banjar menunjukkan respons di bawah 50% artinya bahan ajar tidak mudah dipahami, kurang menarik, dan kurang dirasakan kebermanfaatannya dalam materi bangun datar; (2) melalui beberapa perbaikan, bahan ajar diujicobakan lebih meluas kepada kelas VII-A dan respons siswa meningkat menjadi lebih dari 60%. Angka ini masih diluar harapan peneliti; (3) hasil FGD mengidentifikasi bahwa faktor keterampilan siswa dalam mengoperasikan komputer diduga menjadi faktor dominan dalam pembelajaran matematika berbantuan Geogebra. Setelah dilakukan pelatihan Geogebra peneliti melakukan uji lapangan pada kelas VII-C dan VII-D dan diperoleh respons siswa pada angka 80-90%, artinya bahan ajar dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.