Alamsyah Aziz
Dep. Obstetri & Ginekologi FK Unpad/RS Hasan Sadikin, Bandung

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengaruh Aplikasi Deteksi Dini Risiko Kehamilan (DDILAN) Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Risiko Kehamilan Devie Ismayanty; Siti Sugih; Alamsyah Aziz; Herri Sastramihardja; Herry Garna; Hidayat Wijayanegara
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 5, No 3 (2020): Volume 5 Nomor 3 Maret 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsk.v5i3.28773

Abstract

Risiko kehamilan merupakan keadaan ibu hamil yang dapat menyebabkan bahaya kemungkinan terjadi komplikasi bahkan kematian pada ibu dan janin. Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung, dari sepuluh ibu hamil seluruhnya belum mengetahui mengenai risiko kehamilan. Upaya yang dilakukan adalah memberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh aplikasi deteksi dini risiko kehamilan (DDILAN) terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang risiko kehamilan. Metode penelitian adalah quasi eksperimen dengan pendekatan pre - post test control group design. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei  ̶ Juli 2019 di Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung. Pengambilan sampel ibu hamil menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sample 78 orang ibu hamil trimester 1-3 yang memenuhi kriteria inklusi, terdiri dari 39 orang kelompok intervensi dan 39 orang kelompok kontrol. Analisis data dilakukan dengan menggunakan chi square dan uji-t. Hasil penelitian didapatkan terdapat pengaruh aplikasi deteksi dini risiko kehamilan (DDILAN) terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang risiko kehamilan (p=0,000). Simpulan, penggunaan aplikasi deteksi dini risiko kehamilan (DDILAN) dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang risiko kehamilan.Kata kunci: DDILAN, faktor risiko kehamilan, KSPR, pengetahuan, sikap
Perbedaan antara Jenis dan Derajat Kelainan Jantung serta Jenis Persalinan terhadap Outcome Ibu dan Bayi pada Kehamilan dengan Penyakit Jantung Cytta Nirmala; Johanes C Mose; Muhammad Alamsyah Aziz; Jusuf Sulaeman Effendi; Benny Hasan Purwara; Adhi Pribadi
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 2 Nomor 1 Maret 2019
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1719.843 KB) | DOI: 10.24198/obgynia.v2n1.87

Abstract

AbstrakTujuan: Penelitian ini dilakukan upaya untuk menilai karakteristik dan outcome kehamilan dengan kelainan jantung baik pada ibu dan bayi di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung dari tahun 2015 sampai 2017.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik (cross-sectional). Subjek penelitian adalah semua ibu hamil dengan kelainan jantung yang menjalani persalinan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung dari tahun 2015 − 2017 dengan menggunakan data sekunder. Hasil: Selama periode penelitian sebanyak 76 sampel penelitian yang diperoleh. Pada penelitian ini usia rata-rata ibu adalah 30 tahun, paling banyak pada paritas 1 dan 3 yaitu sebesar 31,6%. Usia kehamilan saat terjadi persalinan  > 37 minggu sebanyak 53,9%. Lama perawatan pasien rata-rata 7 sampai 8 hari dengan ruang rawat yang paling banyak adalah ICU sebanyak 32,9%, dan ruang rawat biasa sebesar 39.5%. Jenis kelainan jantung yang paling sering adalah kardiomiopati peripartum dan hipertensi, yaitu sebesar 42,1%. Jenis persalinan yang banyak dilakukan adalah seksio sesarea yaitu sebesar 64,5%. Penelitian ini memperoleh bahwa ibu dengan kelainan jantung yang hidup sebesar 88,2% dan meninggal sebesar 11,8% setelah menjalani persalinan.Kesimpulan: Ada perbedaan antara derajat kelainan jantung berdasarkan NYHA (New York Heart Association) dengan outcome ibu dan bayi pada kehamilan dengan kelainan jantung.Differences between Types and Degrees of Heart Disorders and Types of Labor in the Outcome of Mothers and Babies in Pregnancy with Heart DiseaseAbstractObjective: through this research conducted efforts to assess the characteristics and outcome of pregnancy with cardiac disease both in mother and infant in dr dr. Hasan Sadikin Bandung from year 2015 to 2017.Method: an observational analytic (cross-sectional) research with subjects were all pregnant women with cardiac abnormalities who underwent delivery at dr. Hasan Sadikin Bandung from 2015 to 2017 using secondary data.Results:During the research period as many as 76 samples obtained. In this study the average age of the mother is 30 years, most at parity 1 and 3 that is equal to 31.6%, age of pregnancy during labor> 37 weeks by 53.9%. The average length of patient care was 7 to 8 days with the most hospital room was ICU of 32.9% and the regular room was 39.5%. The most common types of heart disorders are peripartum cardiomyopathy and hypertensive heart disease, which is 42.1%. Type of delivery mostly by cesarean section that is equal to 64.5%. The study found that mothers with heart abnormalities were 88.2% alive and died of 11.8% after going through labor.Conclusion: There is a difference between the degree of cardiac abnormalities based on NYHA (New York Heart Association)  classification with maternal and infant outcomes in pregnancy with cardiac abnormalities.Key words: Type and Degree of Heart Abnormality, Type of Birth, Outcome of Mother and Infant
Korelasi antara Kadar 25 Hidroksi Vitamin D3 dengan Kekuatan Levator Ani pada Primipara 42 Hari Pascapersalinan Spontan Rizkar Arev Sukarsa; Bharata Yudha; Tita Husnitawati Madjid; Jusuf Sulaeman Effendi; Benny Hasan Purwara; Muhammad Alamsyah Aziz
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 1 Nomor 2 September 2018
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.113 KB) | DOI: 10.24198/obgynia.v1n2.68

Abstract

AbstrakTujuan: Menganalisis korelasi antara kadar 25 hidroksi vitamin D3 dengan kekuatan kontraksi levator ani pada primipara 42 hari pasca persalinan spontan. Metode : Penelitian observasional analitik dilakukan pada primipara pasca persalinan spontan yang memenuhi kriteria inklusi penelitian (n=48). Penelitian dilakukan di Poliklinik Obstetri dan Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin bulan Agustus-September 2017. Dilakukan pengukuran kadar vitamin D serum, serta pemeriksaan perineometer tonus basal dan kontraksi maksimal levator ani subjek. Data yang didapat diolah menggunakan SPSS 23 untuk windows.   Hasil: Terdapat korelasi positif antara kadar vitamin D dengan tonus basal levator ani (r=0,76, r2 = 0,58) dan antara kadar vitamin D dengan kontraksi maksimal levator ani (r=0,803, r2 = 0,645) yang bermakna secara statistik (p <0,05). Penelitian ini menunjukkan terdapat korelasi kuat dengan arah korelasi positif  antara kadar 25 hidroksi vitamin D3 dengan kekuatan kontraksi levator ani pada primipara 42 hari pasca persalinan spontan. Kesimpulan : Kadar vitamin D yang tinggi diduga akan meningkatkan kontraksi levator ani pada primipara pasca persalinan spontan. Correlation between 25 Hydroxy Vitamin D3 Levels with Levator Any Muscle Strength in Primipara 42 Days After Spontaneous DeleveryAbstract Objective: To analyze the correlation between 25 hydroxy vitamin D3 levels with the strength of levator ani contraction at primipara 42 days post-spontaneous delivery. Method: Observational analytic study  was conducted on spontaneous postpartum primiparas meeting the inclusion criteria (n=48). The research was conducted in Obstetric Polyclinic and Clinical Serology Clinical Pathology Laboratory of Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran/ Dr. Hasan Sadikin General Hospital  in August-September 2017. A serum vitamin D assay was performed, vaginal resting tone and maximum contraction of the levator ani was measured with the perineometer on the subject. Data was analyzed by SPSS 23 for windows. Results: There were positive correlation between vitamin D level and vaginal resting tone (r=0,76, r2=0,58) and between vitamin D level with maximum contraction of levator ani (r=0,803, r2=0,645) which was statistically significant (p<0.05). The study showed that there was a strong positive correlation  between the levels of 25 hydroxy vitamin D3 with the strength of levator ani contraction in primipara 42 days post-spontaneous delivery. Consclusion: High levels of vitamin D can supposedly improve levator ani contraction in primipara post spontaneous delivery. Key  words: 25 Hydroxy vitamin D3, levator ani contraction, perineometer
Gambaran Karakteristik Klinis dan Histopatologi Kanker Ovarium Anak di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Haifa Tuffahati; Ali Budi Harsono; Muhammad Alamsyah Aziz; Kemala Isnainiasih Mantilidewi; Febia Erfiandi
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 5 Nomor 1 Maret 2022
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v5n1.354

Abstract

Tujuan: Untuk mengetahui gambaran karakteristik klinis dan histopatologi kanker ovarium anak di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Data dikumpulkan dari rekam medis pasien kanker ovarium anak di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2017–2020.Hasil: Terdapat 22 pasien kanker ovarium anak yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Ditemukan pasien kanker ovarium anak paling banyak usia 13–18 tahun sebanyak 13 orang (59,1%), stadium klinis I sebanyak 10 orang (45,4%), histopatologi jenis sel germinal sebanyak 17 orang (77%), dan gejala klinis benjolan pada perut sebanyak 16 orang (33%).Kesimpulan: Kanker ovarium anak di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Bandung periode 1 Januari 2017 – 31 Desember 2020 paling sering terjadi pada pasien dengan rentang usia 13–18 tahun, terdiagnosis pada stadium I, karakteristik histopatologi tipe sel germinal, dan memiliki gejala klinis berupa benjolan pada perut.Overview of Clinical Characteristics and Histopathology of Pediatric Ovarian Cancer at RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung AbstractObjective: To determine pediatric ovarian cancer’s clinical characteristics and histopathology at RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.Methods: This study used a descriptive research design. Data were collected from medical records of pediatric ovarian cancer patients at RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung in 2017 – 2020.Result: 22 pediatric ovarian cancer patients met the inclusion and exclusion criteria. The majority of pediatric ovarian cancer patients were 13-18 years as many as 13 people (59.1%), clinical stage I as many as 10 people (45.4%), histopathological germ cell types as many as 17 people (77%), and clinical symptoms as lumps in the abdomen as many as 16 people (33%).Conclusion: Pediatric ovarian cancer at RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung period 1 January 2017 – 31 December 2020 most  occurred in patients aged 13–18 years, diagnosed at stage I, histopathological characteristics of germ cell type, and had clinical symptoms in the form of abdominal lump.Key words: Ovary, Pediatric Ovarian Cancer, Clinical Characteristic, Histopathological Characteristic
C-Reactive Protein Concentration in Very Early, Early and Late Preterm Labour Tita Husnitawati Madjid; Rose Dita Prasetyawati; Nathania Nathania; Wulan Ardhana Iswari; M. Alamsyah Aziz; Dini Pusianawati; Jusuf Sulaeman Effendi
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 3 Nomor 2 September 2020
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v3n2.199

Abstract

Objective: Preterm labor (PTL) is related to neonatal morbidity and mortality. The etiology of PTL is multifactorial, however maternal inflammation is suspected to play a large role. Research has indicated a relationship between the increase of C-reactive protein (CRP), a biomarker of general tissue inflammation to the incidence of preterm labor. This study aimed at examining the relationship between preterm labor and CRP levels.Method: This was a case-control retrospective study.  Cases were patients presenting with preterm labor who came to the Department of Obstetrics and Gynecology of Hasan Sadikin Hospital Bandung. Patients were classified into very early preterm, early preterm, late preterm; control group was taken from patients without delivery complication (n=20/group).  CRP serum was examined using immunoassay method.Result: CRP median value in the early preterm group was greater than very early preterm, early preterm, and control (8.15 mg/L vs 6.5 mg/L vs 5.6 mg/L vs 5.75 mg/L, respectively) but statistical significance was not achieved (p> 0.05). Further comparisons between the very early, early preterm vs control and late preterm vs control groups were performed and no statistical significance was found.Conclusion: Further research is required to investigate the link between maternal CRP and preterm labor.Konsentrat Protein C-Reaktif (PCR) pada Persalinan Prematur Sangat Awal, Awal, dan TerlambatAbstrakTujuan: Persalinan prematur memiliki kaitan yang erat dengan morbiditas dan mortalitas neonatus. Etiologi persalinan prematur ini dipengaruhi oleh multifaktor. Namun, inflamasi maternal menjadi salah satu faktor yang dicurigai paling mempengaruhi. Beberapa penelitian melihat adanya hubungan antara peningkatan Protein C-Reaktif (PCR), biomarker untuk inflamasi jaringan secara umum, dengan insidensi persalinan prematur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat relasi antara kadar PCR dengan kejadian persalinan prematur.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kasus kontrol (case control). Kasus berasal dari pasien dengan persalinan prematur yang datang ke Departemen Obstetri dan Ginekologi RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. Pasien dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu persalinan prematur sangat awal, awal, dan terlambat. Kelompok kontrol diambil dari pasien yang menjalani persalinan tanpa komplikasi (n=20/kelompok). Serum PCR dianalisa menggunakan metode uji imunoserologi (immunoassay).Hasil: Nilai median PCR pada kelompok prematur awal lebih besar daripada kelompok prematur sangat awal, awal, dan kontrol (secara berurutan, 8.15 mg/L vs 6.5 mg/L vs 5.6 mg/L vs 5.75 mg/L), namun tidak signifikan secara statistik (p>0,05). Perbandingan lebih lanjut antara prematur sangat awal, awal, dengan kelompok kontrol serta prematur terlambat dengan kelompok kontrol dilakukan dan tidak signifikan secara statistik.Kesimpulan: Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk melihat hubungan antara kadar PCR maternal dengan persalinan prematur. Kata kunci: protein C-reaktif, persalinan prematur
Pola Kuman dan Kepekaan Antibiotik pada Kasus Infeksi Luka Operasi Obstetri Iwan Irawan; M. Rizkar Arev Sukarsa; M. Alamsyah Aziz
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 5 Nomor 1 Maret 2022
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v5n1.343

Abstract

Tujuan: Mengetahui karakteristik pasien infeksi luka operasi (ILO) bidang Obstetri dan mendeskripsikan gambaran pola kuman serta kepekaan antibiotiknya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin BandungMetode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional yang bersifat retrospektif dari rekam medis pasien obstetri yang terdiagnosis infeksi luka operasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selama periode Juli 2020 - Juni 2021. Karakteristik subjek meliputi usia, berat badan, tinggi badan, body mass index (BMI),  dan paritas. Dalam penelitian ini digunakan tingkat ketelitian (α) 5%, tingkat kepercayaan 95% sehingga diperoleh nilai Z = 1,96. Deskripsi karakteristik dan status pasien ditampilkan dalam bentuk tabel. Data kategorik dideskripsikan dengan jumlah (n) dan persentase (%).Hasil: Hasil penelusuran rekam medis didapatkan sebanyak 20 pasien yang didiagnosis dengan ILO. Seluruh pasien yang mengalami ILO merupakan pasien pasca  seksio sesarea. Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada rerata umur, berat badan, tinggi badan, BMI, dan sebaran paritas. Kesimpulan: ILO pada bidang obstetri seluruhnya terjadi pasca seksio sesarea. Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada karakteristik pasien yang mengalami ILO. Pola kuman yang paling sering dijumpai adalah Escherichia coli dan Acinetobacter baumannii. Antibiotik yang sensitif terhadap mayoritas sampel adalah tigecycline dan meropenem.Antibiotic Susceptibility and Microbial Pattern in Obstetric Surgrical Wound InfectionAbstractObjective: To know the characteristics of surgical site infection (SSI) patients  in obstetrics field and describing the microbial pattern and their antibiotic sensitivity at the Hasan Sadikin General HospitalMethod: This study was a descriptive observational study with a retrospective cross sectional approach from the medical records of obstetric patients diagnosed with surgical wound infections at Dr. Hasan Sadikin Bandung during the period July 2020 - June 2021. Subject characteristics include age, weight, height, body mass index (BMI), and parity. In this study, the level of accuracy (α) 5%, 95% confidence level, so that the value of Z = 1.96 is obtained. Results: The results gained from tracing medical records and obtained as many as 20 patients diagnosed with SSI. All patients who experienced SSI were post-cesarean section patients. There were no significant differences in the mean age, weight, height, BMI, and parity distribution. Conclusion: There was a high prevalence of female sexual dysfunction among health practitioners at Hasan Sadikin General Hospital, accounting to 41.8%. There was no statistically significant difference between various demographic aspects and female sexual dysfunction. Key words: Microbial pattern, antibiotic, sensitivity, surgical site infection
Evaluasi Rasionalisme Penggunaan Antibiotik dengan Metode Gyssens pada Pasien Seksio Sesarea di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari – Desember 2018 Aditya Wibowo; Muhammad Alamsyah Aziz; Jusuf Sulaeman Effendi; Dian Tjahyadi
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 3 Nomor 2 September 2020
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v3n2.203

Abstract

Tujuan: Mengevaluasi penggunaan antibiotik dengan metode Gyssens pada pasien seksio sesarea di RSUP Hasan Sadikin Bandung pada periode Januari–Desember 2018. Mengevaluasi ketepatan waktu penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien seksio sesarea di RSUP Hasan Sadikin Bandung pada periode Januari–Desember 2018. Mengetahui keuntungan penghematan yang diperoleh jika metode Gyssens digunakan pada periode Januari– Desember 2018.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif retrospektif yang dilaksanakan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung pada pasien yang dilakukan seksio sesarea. Data diambil dari rekam medis bulan Januari–Desember 2018Hasil: Pasien yang sesuai dengan metode Gyssens sebanyak 451 atau sebesar 59,5%. Untuk pasien yang menggunakan antibiotik profilaksis pre-op sebanyak 722 atau sebesar 95,3%. Sedangkan ketepatan antibiotik profilaksis yang diberikan 30 menit sebelum operasi seksio sesarea 618 pasien atau 81,5%. Penghematan yang dapat diperoleh selama tahun 2018 jika menerapkan metode Gyssens sebesar Rp 73.144.200. Kesimpulan: Penggunaan antibiotik ditemukan masih banyak yang tidak rasional, sehingga kualitas penggunaan antibiotik pada bagian obstetri Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung masih perlu ditingkatkan.Rationalism Evaluation of the Use of Antibiotics with the Gyssens Method in Caesarean Section Patients at Hasan Sadikin General Hospital BandungPeriod January - December 2018AbstractObjective: To evaluate the use of antibiotics by the Gyssens method in cesarean section patients at Hasan Sadikin General Hospital Bandung in the January-December 2018 period. Evaluate the timeliness of prophylactic antibiotic use in cesarean section patients at Hasan Sadikin General Hospital Bandung in the January-December 2018 period. which is obtained if the Gyssens method is used in the period January - December 2018.Method: This research was a retrospective explorative descriptive study carried out at the RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung in patients who performed cesarean section. Data is taken from medical records from January to December 2018.Result: 451 patients or 59.5% according to Gyssens V method. For patients using prophylaxis antibiotic were 722 or 95.3%. While the accuracy of prophylactic antibiotics given 30 minutes before cesarean section was 618 patients or 81.5%. The savings that can be obtained during 2018 if applying the gyssens method is Rp. 73,144,200.Conclusion: The use of antibiotics was found to still be a lot of irrational, so that the quality of antibiotic use in the obstetrics department of Dr. Hasan Sadikin Bandung still needs to be improved.Key words: Antibiotics, quality of antibiotic use, Gyssen
Validasi Ultrasonografi Transabdominal pada Luaran Kelainan Kongenital Janin di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2018 Yoga Paripurna; M. Rizkar Arev Sukarsa; Hanom Husni Syam; R. M. Sonny Sasotya; Adhi Pribadi; M. Alamsyah Aziz; Akhmad Yogi Pramatirta; Amillia Siddiq
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 3 Nomor 2 September 2020
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v3n2.215

Abstract

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui validasi ultrasonografi transabdominal dalam mendeteksi luaran kelainan kongenital janin di RSHS Bandung.Metode: Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan cross-sectional retrospective. Sampel diperoleh dari seluruh pemeriksaan ultrasonografi transabdominal dengan luaran bayi yang lahir di RSHS bulan 1 Januari−31 Desember 2018. Teknik sampling menggunakan consecutive sampling, didapatkan minimal sampel 196 kasus. Pengolahan data menggunakan SPSS dengan analisis uji Chi-kuadrat.Hasil: Hasil yang didapatkan adalah kelainan kongenital Central Nervous System 18,9%, Abdominal wall defect 9,8%, Facial & Neck anomalies 7,6%, Skeletal system 6,8%, Hidrop Fetalis 5,3%, Genito-urinary, Congenital heart disease dan Gastrointestinal system masing-masing sebanyak 2,3%, Thorax anomalies sebanyak 0.8%. Kesimpulan: Secara keseluruhan dapat disimpulkan seluruh ukuran pada analisis diagnostik menunjukkan kategori di atas cukup kuat, didapatkan validasi yang baik ultrasonografi transabdominal pada luaran kelainan kongenital janin.Validation of Transabdominal Ultrasound for Fetal Congenital Abnormalities at Dr. Hasan Sadikin Bandung Hospital in 2018AbstractObjective: The purpose of this study was to determine transabdominal ultrasound validation in detecting fetal congenital abnormalities in RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. Methods: This was an observational analytic study with cross-sectional retrospective method. Samples obtained from all transabdominal ultrasonographic examinations with outcome of newborn in RSHS from January 1st-December 31st 2018. Sampling technique was consecutive sampling with minimum sample of 196 cases obtained. Data processing using SPSS with Chi-square analysis transabdominal ultrasonographic.Result: The results obtained are congenital abnormalities of Central Nervous System type 18.9%, Abdominal wall defect 9.8%, Facial & Neck anomalies 7.6%, Skeletal system 6.8%, Fetal Hydrops 5.3%, Genito-urinary, Congenital heart disease and Gastrointestinal system respectively 2.3%, Thorax anomalies 0.8%. Conclusion: All measures in the diagnostic analysis show all categories are quite strong, therefore good ultrasound validation is obtained in the outcome of fetal congenital abnormalities.Key words: Transabdominal ultrasonography, validation, congenital abnormalities
Gambaran Prevalensi dan Faktor Risiko Ibu pada Pasien Intrauterin Growth Restriction di Rumah Sakit Umum Pendidikan Hasan Sadikin Bandung Giritama Irwantoro; Dini Hidayat; Muhammad Alamsyah Aziz
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 4 Nomor 2 September 2021
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v4n2.283

Abstract

Tujuan: Penelitian ini akan dilakukan untuk identifikasi prevalensi dan faktor risiko ibu terhadap angka kejadian IUGR di Rumah Sakit Umum Penidikan (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung.Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif retrospektif menggunakan data sekunder dengan melihat data rekam medik rawat inap pasien hamil dengan IUGR yang lahir di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode bulan Januari 2018 – Desember 2019 berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.Hasil: Prevalensi kasus IUGR di RSUP Hasan Sadikin Bandung adalah 76,16 orang per 1000 kehamilan. Karakteristik pasien dengan diagnosis IUGR terbanyak pada usia 21-34 tahun (64,32%), dengan paritas paling banyak pada primipara dengan total 147 kasus (79,45%). Faktor Risiko IUGR terdiri dari nilai BMI terbanyak dengan 86 subjek (46.5%) memiliki nilai BMI di atas batas normal. Tiga puluh lima subjek penelitian (18.9%) memiliki riwayat merokok, sementara 15 pasien (8.1%) memiliki riwayat mengonsumsi alkohol. Penyulit dalam kehamilan dengan PEB sebagai penyakit penyulit terbanyak. 28 pasien (15,1%). Pasien memiliki riwayat penyakit kronis 25 orang (13,5%) di antaranya mempunyai riwayat hipertensi kronis. Mayoritas dari seluruh pasien bersekolah hingga jenjang sekolah menengah. Kesimpulan: Prevalensi kasus IUGR di RSUP Hasan Sadikin Bandung adalah 76,16 orang per 1000 kehamilan. Karakteristik pasien terbanyak pada usia 21-34 tahun (64,32%), dengan paritas paling banyak pada primipara dengan total 147 kasus (79,45%).Description of Maternal Prevalence and Risk Factors in Intrauterine Growth Restriction Patients at Hasan Sadikin General Hospital BandungAbstractObjective: This study will identify the prevalence and risk factors of mothers for the incidence of IUGR in the General Hospital of Dr. Hasan Sadikin Bandung.Method: This research uses a retrospective descriptive design, using secondary data from the medical records of pregnant inpatients with IUGR born in RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung from January 2018 - December 2019 based on inclusion and exclusion criterias.Result: The prevalence of IUGR cases in RSUP Hasan Sadikin Bandung was 76.16 patients per 1000 pregnancies. The majority of patients with IUGR was at the age of 21-34 years (64.32%), with primipara was 147 of the cases (79.45%). The IUGR Risk Factor consists of 86 subjects (46.5%) having a BMI value above the normal limit, 35 study subjects (18.9%) had a history of smoking, and 15 patients (8.1%) had a history of consuming alcohol. Twenty-eight pregnancies (15.1%) complicated with preeclampsia. Patients with chronic diseases were 25 patients (13.5%) with chronic hypertension. The majority of the last education of all patients is in high school.Conclusion: Further research needed to assess the risk factors for the occurrence of intrauterine growth restriction (IUGR). Several components of fetal and uteroplacental risk factors, as well as other welfare level risk factors, may also need to be involved in the assessment of socioeconomic risk factors.Keyword: Prevalence, Intrauterine Growth Restriction. Risk Factor
Pereira Suture: an Alternative Compression Suture to Treat Uterine Atony Agung B Setiyono; Alamsyah Aziz; Agus Sulistyono; Johanes C Mose
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 3, No. 3, July 2015
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.717 KB) | DOI: 10.32771/inajog.v3i3.50

Abstract

Objective: To evaluate the use of Pereira suture as a conservative surgical management in postpartum hemorrhage due to uterine atony. Methods: The study was performed in the Department of Obstetrics and Gynecology, Temanggung General Hospital, Central Java, Indonesia. Data was retrieved retrospectively from medical records, from January 2011 until December 2013. Results: Pereira suture was done in four cases of uterine atony with failed conservative management, and the procedure was found to be successful in all cases. Conclusion: Pereira suture is an alternative surgical procedure for the treatment of uterine atony after failed conservative management. [Indones J Obstet Gynecol 2015; 3: 177-182] Keywords: pereira suture, postpartum hemorrhage, uterine atony