Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Analisis Akad Mukhabarah pada Perkebunan Bunga di Desa Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Annisa Nurul Fauziah; Zaini Abdul Malik; Neng Dewi Himayasari
Bandung Conference Series: Sharia Economic Law Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Sharia Economic Law
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcssel.v4i1.11453

Abstract

Abstract. Islam emphasizes the importance of muamalah in accordance with the principles of sharia taught. One important aspect of muamalah is cooperation, which can be realized in various systems such as musyarakah, mudharabah, musaqah, muzara'ah, and mukhabarah. In this research, there is a phenomenon of cooperation in Sukajaya village, Lembang subdistrict, the production sharing cooperation system in flower plantations, which is better known as paro plantation, generally uses a cooperation agreement. However, even though this collaboration was carried out verbally, it did not fully meet the requirements for cooperation. The formulation of the research problem is what the concept of mukhabarah is in Islam, what is the practice of paro cooperation in flower plantations in Sukajaya Village, and how to analyze the mukhabarah agreement on the profit sharing system. This research uses a qualitative descriptive method with a normative approach that views religion in terms of its basic and original teachings from God in which there is no human reasoning. Data was collected through interviews and observations. The research results show that the practice carried out by the community in Sukajaya Village is a cooperation system with a mukhabarah agreement. However, in practice, this collaboration is not fully in accordance with the concept taught by Islam, because there are conditions that have not been fulfilled, such as the distribution of results that is not in accordance with the initial agreement and the lack of specific time limits by the parties. Apart from that, the contract was carried out orally without any written evidence. Thus, the cooperation carried out by the community is not fully in accordance with the mukhabarah or fasid agreement. Abstrak. Islam menekankan pentingnya bermuamalah sesuai dengan prinsip-prinsip syari'ah yang diajarkan. Salah satu aspek penting dalam muamalah adalah kerjasama, yang dapat diwujudkan dalam berbagai sistem seperti musyarakah, mudharabah, musaqah, muzara'ah, dan mukhabarah. Dalam penelitian ini terjadi fenomena kerjasama di desa Sukajaya kecamatan Lembang, sistem kerjasama bagi hasil dalam perkebunan bunga, yang lebih dikenal dengan istilah paro perkebun, umumnya menggunakan akad kerjasama. Namun, kerjasama ini meskipun dilakukan secara lisan, belum sepenuhnya memenuhi syarat kerjasama. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana konsep mukhabarah dalam Islam, bagaimana praktek kerjasama paro dalam perkebunan bunga di Desa Sukajaya, serta bagaimana analisis akad mukhabarah terhadap sistem bagi hasil tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan normatif yang memandang agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik yang dilakukan masyarakat di Desa Sukajaya adalah sistem kerjasama dengan akad mukhabarah. Namun, dalam praktiknya, kerjasama ini belum sepenuhnya sesuai dengan konsep yang diajarkan oleh Islam, karena terdapat syarat-syarat yang belum terpenuhi seperti pembagian hasil yang tidak sesuai dengan perjanjian awal dan ketidakspesifikasian batas waktu oleh para pihak. Selain itu, akad dilakukan secara lisan tanpa adanya bukti tertulis. Dengan demikian, kerjasama yang dilakukan oleh masyarakat belum sepenuhnya sesuai dengan akad mukhabarah atau fasid.
Tinjauan Hukum Islam terhadap Hadiah yang Bersumber dari Peserta Perlombaan Bola Voli di Desa Margahayu Selatan Kabupaten Bandung Muhammad Rayhan Fadhilah; Zaini Abdul Malik; Encep Abdul Rojak
Bandung Conference Series: Sharia Economic Law Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Sharia Economic Law
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcssel.v4i1.11591

Abstract

Abstract. To get rid of the feeling of tiredness and tiredness that people get after working, people need entertainment as a means of refreshing. One of the entertainment that people do as a means of refreshing after work is exercising. Apart from aiming to maintain body health, sport is also often done as a means of competition. Volleyball competitions where there are prizes must be taken into account regarding the status of the prizes, so that there should be no Maisir elements. However, researchers found that the prize money that the competition winners would receive came from the registration fees of the teams participating in the competition. This research aims to find out and understand how volleyball competitions are practiced and understand the Islamic Law review of prizes that come from volleyball competition participants. This type of research is qualitative research using a juridical-normative approach. The data sources used are primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials. Data collection used interview, observation, documentation and literature study methods. Then the data obtained is analyzed using qualitative descriptive analysis. The results of the research show that according to Islamic law in volleyball competitions there are discrepancies in terms of awarding competition prize money. Because all the registration money from the participating teams was apparently used by the committee for cash prizes, even though the participants paid the registration money and it was not intended to give prizes to the winners of the competition, the participating teams paid the registration money only as one of the conditions for taking part in the volleyball competition. Abstrak. Untuk menghilangkan rasa lelah dan penat yang didapatkan setelah bekerja manusia membutuhkan hiburan sebagai sarana penyegaran, Salah satu hiburan yang dilakukan oleh masyarakat sebagai sarana penyegaran setelah bekerja adalah berolahraga. Selain bertujuan untuk menjaga kesehatan tubuh, olahraga juga sering dilakukan sebagai sarana kompetisi, Perlombaan bola voli yang terdapat hadiah, harus diperhatikan mengenai status dari hadiah tersebut, jangan sampai terdapat unsur Maisir. Namun, peneliti menemukan bahwa uang hadiah yang akan diterima oleh pemenang perlombaan berasal dari uang pendaftaran tim peserta perlombaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana praktik perlombaan bola voli dan memahami tinjauan Hukum Islam terhadap hadiah yang bersumber dari peserta perlombaan bola voli. Jenis peneltian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan yuridis-normatif. Sumber data yang digunakan adalah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Kemudian data yang di dapat di analisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan Tinjauan menurut hukum Islam Perlombaan bola voli ada ketidaksesuaian dari sisi pemberian uang hadiah perlombaan. Karena semua uang pendaftaran tim peserta ternyata digunakan oleh pihak panitia untuk hadiah uang tunai, padahal peserta membayar uang pendaftaran bukan dimaksudkan untuk memberi hadiah kepada pemenang perlombaan, tim peserta membayar uang pendaftaran hanya sebagai salah satu syarat untuk mengikuti perlombaan bola voli.
Analisis Fatwa DSN MUI Nomor 108 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah terhadap Sistem Pelayanan Hotel di Gaia Hotel Syariah Kota Ternate Provinsi Maluku Utara Muh. Ikbal Bh. Lewa; Zaini Abdul Malik; Ira Siti Rohmah Maulida
Bandung Conference Series: Sharia Economic Law Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Sharia Economic Law
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcssel.v4i1.11677

Abstract

Abstract. Facing business competition in the hotel sector, several hotel entrepreneurs have developed service concepts that have unique characteristics with the aim of providing optimal customer (guest) satisfaction. One of the efforts made by hotel business actors is to develop a sharia-based hotel concept. Hotel Gaia Ternate has the desire to transform Hotel Gaia into one of the best Sharia Hotels in Ternate. Regarding this matter, the implementation of services at sharia hotels must of course be in accordance with the values of service ethics in Islam. Based on this background, the research problem is formulated in the form of a question as follows: What are the values of Islamic service ethics in providing accommodation in sharia hotels How are the criteria for organizing hotel facilities at Gaia Syariah Hotel Ternate City implemented And what is the review of the values of Islamic Service Ethics in the implementation of tourist accommodation at the Gaia Hotel Syariah, Ternate City The objectives of this research are 1) To find out the service provisions at sharia hotels according to DSN MUI Fatwa Number: 108/DSN-MUI/X/2016 concerning Guidelines for Organizing Tourism Based on Sharia Principles. 2) To find out the implementation of the hotel service system at Gaia Syariah Hotel Ternate City. 3) For analysis, understand the DSN MUI Fatwa Number: 108/DSN-MUI/X/2016 concerning Guidelines for Organizing Tourism Based on Sharia Principles regarding the hotel service system at the Gaia Syariah Hotel, Ternate City. The research method used in this research is to use a descriptive analytical method with a qualitative approach. This method is used to explain and analyze the implementation of accommodation and hotel service implementation at the Gaia Syariah Hotel in terms of Islamic service ethics values. The operation of sharia-based hotels at Gaia Syariah Hotel Ternate City, especially in the general service aspect, is in accordance with sharia service values. the research results show that Gaia Syariah Hotel Ternate City still does not meet some of the absolute criteria contained in the ministerial regulations, both in product, service and management aspects. Thus, this hotel cannot yet be called a sharia hotel business according to DSN MUI Fatwa Number: 108/DSN-MUI/X/2016 concerning Guidelines for Organizing Tourism Based on Sharia Principles and cannot be classified as a hilal-1 or hilal-2 hotel business. Abstrak. Menghadapi persaingan bisnis pada sektor perhotelan, beberapa pengusaha hotel mengembangkan konsep pelayanan yang memiliki ciri khas dengan tujuan memberikan kepuasan pada para pelanggan (tamu) secara optimal. Salah satu upaya yang dilakukan pelaku bisnis perhotelah adalah dengan mengembangkan konsep hotel berbasis syariah. Hotel Gaia Ternate memiliki keinginan untuk mengubah Hotel Gaia menjadi salah satu Hotel Syariah terbaik di Ternate. Terkait hal tersebut, pelaksanaan pelayanan pada hotel syariah tersebut tentu saja harus sesuai dengan nilai-nilai etika pelayanan dalam Islam. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan penelitian dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1)Bagaimana nilai-nilai etika pelayanan Islam dalam penyelenggaraan akomodasi pada hotel syariah 2)Bagaimana penerapan kriteria penyelenggaraan fasilitas hotel di Gaia Syariah Hotel Kota Ternate Dan 3)bagaimana tinjauan nilai-nilai Etika Pelayanan Islam terhadap penyelenggaraan akomodasi wisata di Gaia Hotel Syariah Kota Ternate Adapun tujuan penelitian ini 1)Untuk mengetahui ketentuan pelayanan pada hotel syariah menurut Fatwa DSN MUI Nomor: 108/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah. 2)Untuk mengetahui penerapan sistem pelayanan hotel di Gaia Syariah Hotel Kota Ternate. 3)Untuk mengetahui analisis Fatwa DSN MUI Nomor: 108/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah terhadap sistem pelayanan hotel di Gaia Syariah Hotel Kota Ternate. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif, metode ini digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis implementasi penyelenggaraan akomodasi dan pelaksanaan pelayanan hotel di Hotel Gaia Syariah yang ditinjau dari nilai-nilai etika pelayanan dalam Islam. Penyelenggaraan hotel berbasis syariah di Gaia Syariah Hotel Kota Ternate khususnya dalam aspek pelayanan secara umum telah sesuai dengan nilai-nilai pelayanan syariah. Hasil penelitian menujukkan bahwa Gaia Syariah Hotel Kota Ternate masih belum memenuhi sebagian kriteria mutlak yang terdapat dalam peraturan menteri tersebut, baik dalam aspek produk, pelayanan, maupun pengelolaan. Sehingga, hotel ini belum dapat disebut sebagai usaha hotel syariah menurut Fatwa DSN MUI Nomor: 108/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah dan belum bisa digolongkan menjadi golongan usaha hotel hilal-1 maupun hilal-2.
Analisis Akad Ijarah pada Praktik Usaha Jahit Home Industri di Kecamatan Coblong Kota Bandung Nuri Rufaidah Al Anshariyah; Zaini Abdul Malik; Maman Surahman
Bandung Conference Series: Sharia Economic Law Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Sharia Economic Law
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcssel.v4i1.11759

Abstract

Abstract. According to the concept of muamalah fiqh, the act of renting or paying wages is called an ijarah contract. A practical example of an ijarah contract is in the sewing business. This research relates to ijarah contracts in sewing business practices that occur in Coblong District, Bandung City. There is a phenomenon in sewing business practices, that during the course of running the business, several times it has happened that sewing orders that have been completed have not been taken by sewing customers. The sewing customer has handed over the fabric/clothing to the tailor, but after the sewing is finished the customer has not returned to collect the sewing results. The research method used is a qualitative method. Types of research data with types of field data. Research data sources use primary data and secondary data. Data collection techniques through observation, interviews, literature study, and documentation. The results of this research are that there is a discrepancy in the ujrah, namely wages that have not been paid by the musta'jir, this causes injustice for the tailors. According to Hanafiyah Ulama, this contract is said to be valid but is a fasid contract. Abstrak. Menurut konsep fikih muamalah, perbuatan sewa-menyewa atau upah-mengupah dinamakan dengan akad ijarah. Contoh praktik dari akad ijarah yaitu dalam usaha jahit. Penelitian ini berkaitan dengan akad ijarah pada praktik usaha jahit yang terjadi di Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Ada sebuah fenomena pada praktik usaha jahit, bahwa selama menjalankan usaha nya, beberapa kali terjadi dimana pesanan jahit yang sudah selesai tidak kunjung diambil oleh pelanggan jahit. Pelanggan jahit sudah menyerahkan kain/pakaian pada penjahit, tetapi setelah jahitan selesai pelanggan tersebut belum kembali untuk mengambil hasil jahitannya. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Jenis data penelitian dengan jenis data lapangan. Sumber data penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi literatur, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat ketidaksesuaian dalam ujrah yaitu upah yang belum juga dibayar oleh musta’jir, hal ini menyebabkan ketidakadilan bagi pihak penjahit. Menurut Ulama Hanafiyah, akad ini dikatakan sah tetapi termasuk akad fasid.
Analisis Prinsip Muamalah terhadap Transaksi Online dalam Layanan Gofood di PT Gojek Indonesia Cabang Kota Bandung Yolanda Fadilah Rafika; Zaini Abdul Malik; Muhammad Yunus
Bandung Conference Series: Sharia Economic Law Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Sharia Economic Law
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcssel.v4i1.12308

Abstract

Abstract. In the current era of globalization, the role of technology has become very important because it helps and makes it easier for humans to carry out various life activities. Many businesses use online processes, including in the culinary sector. Gojek is an application that provides online food delivery services called Gofood. The problem with this application is the use of Gofood service features by irresponsible parties by placing orders or fictitious orders. In this problem, researchers want to analyze according to the muamalah principle of online transactions between consumers, drivers and companies. The research method used is qualitative research. This research reveals the principles of muamalah in online transactions via Gofood services at PT Gojek by involving direct observation, interviews, documentation and literature study. The research results show that although online transactions make customer access easier, the principle of muamalah remains the main basis. It was found that Gojek has paid attention to aspects of benefit, justice and balance, although certain challenges still need to be overcome, such as the case of this fictitious order, because one party received unfair treatment which caused time and financial losses.Abstrak. Pada era globalisasi yang berkembang saat ini, peran teknologi menjadi sangat penting karena membantu dan mempermudah manusia dalam melakukan berbagai aktivitas kehidupan. Banyak usaha yang menggunakan proses secara online termasuk dalam bidang kuliner. Gojek merupakan salah satu aplikasi penyedia layanan jasa pesan antar makanan secara online yang disebut Gofood. Permasalahan dari aplikasi ini yaitu penggunaan fitur layanan gofood oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan order tau pesanan fiktif. Pada permasalahan ini peneliti ingin menganalisis menurut prinsip muamalah pada transaksi online antara konsumen, driver, dan perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif . penelitian ini mengungkapkan bagaiman prinsip-prinsip muamalah pada transaksi online melalui layanan gofood di PT Gojek dengan melibatkan pengamatan langsung, wawancara, dokumentasi dan studi literature. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun transaksi online memudahkan akses pelanggan, tetapi prinsip muamalah tetap menjadi landasan utama. Di temukan bahwa Gojek telah memperhatikan aspek kemaslahatan, keadilan dan keseimbangan, meskipun tantangan tertentu masih perlu diatasi seperti kasus order fiktif ini, dikarenakan salah satu pihak mendapatkan perlakuan tidak adil yang menyebabkan kerugian secara waktu dan finansial.