Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search
Journal : Jurnal Konstruksia

FAKTOR DAMPAK KETERLAMBATAN PEMBAYARAN KONTRAKTOR KEPADA SUBKONTRAKTOR PADA PROYEK JALAN TOL Anggi Raditya; Sarwono Hardjomuljadi; Mawardi Amin
Konstruksia Vol 13, No 1 (2021): Jurnal Konstruksia Vol 13 No. 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.852 KB) | DOI: 10.24853/jk.13.1.1-16

Abstract

Proses pelaksanaan konstruksi semakin berkembang, dimana kontraktor utama yang mendapatkan kontrak pekerjaan selanjutnya memecah pekerjaan tersebut dan menyerahkannya kepada subkontraktor. Hal ini disebabkan oleh semakin kompleks suatu pekerjaan konstruksi, sehingga kontraktor utama sebagai pelaksana konstruksi membutuhkan subkontraktor/kontraktor spesialis untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang membutuhkan keahlian khusus. Untuk dapat melaksanakan kegiatan tersebut harus didukung oleh suatu kerjasama yang diikat dengan subkontrak yang salah satunya mengatur tentang cara pembayaran. Masalah arus kas kontraktor dan subkontraktor terutama disebabkan oleh keterlambatan pembayaran yang sangat mempengaruhi kinerja proyek. Salah satu penyebab keterlambatan proyek adalah keterlambatan pembayaran pemilik proyek kepada kontraktor. Dampak langsung dari keterlambatan pembayaran tersebut bisa menyebabkan keuangan kontraktor tidak sehat sehingga bisa mengakibatkan kinerja kontraktor turun dan proyek dapat terhenti. Selain itu, untuk mengurangi beban keuangan, kontraktor akan menunda pembayaran kepada subkontraktor. Sehingga jika subkontraktor tidak mempunyai modal yang cukup dan keterlambatan berlangsung lama maka dapat dipastikan subkontraktor tersebut akan rugi bahkan bisa bangkrut. Berdasarkan rumusan masalah yang penulis paparkan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi dampak keterlambatan pembayaran kontraktor kepada subkontraktor bagi pihak kontraktor dan bagi pihak subkontraktor serta mengidentifikasi faktor paling dominan yang menjadi dampak keterlambatan pembayaran kontraktor kepada subkontraktor bagi pihak kontraktor dan subkontraktor. Studi dilakukan kepada 30 responden yang berasal dari pihak kontraktor dan subkontraktor pada proyek pembangunan jalan tol di area Jabodetabek. Dengan mengunakan metode analisis faktor dengan tingkat dominasi >65% didapatkan hasil bahwa penyebab paling dominan bagi pihak kontraktor adalah penurunan produktivitas dan bagi pihak subkontraktor terjadinya keterlambatan akibat telatnya pembayaran pekerja
HAMBATAN PADA PENGADAAN JASA KONSULTAN SECARA E-SELEKSI DI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA Putra Hidayat; Sarwono Hardjomuljadi; Mawardi Amin
Konstruksia Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Konstruksia Vol 12 No. 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.988 KB) | DOI: 10.24853/jk.12.2.69-87

Abstract

Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan/penyediaan (barang atau jasa) pada suatu proyek tertentu. Pengadaan barang/jasa atau yang lebih dikenal dengan lelang atau seleksi (procurement) telah banyak dilakukan oleh semua pihak baik dari pemerintah maupun swasta. Hambatan yang terjadi pada lelang bisa disebabkan oleh berbagai faktor dari pihak - pihak terkait (stakeholders), baik dari pengguna anggaran, unit layanan pengadaan barang/jasa pemerintah maupun dari pihak rekanan yang mengikuti proses pengadaan barang / jasa pemerintah. Dengan banyak terjadinya kegagalan lelang, maka perlu dilakukan analisis terhadap faktor –faktor apa saja yang mempengaruhi hambatan  proses lelang yang dilakukan secara elektronik di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan mengambil sampel penelitian pada, pengguna jasa dan penyedia jasa yang merupakan perusahaan konsultan yang mengikuti proses lelang pada paket - paket kegiatan yang mengalami gagal lelang selama dilakukannya proses pengadaan barang dan jasa secara elektronik di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mencari mengidentifikasi faktor-faktor apa  saja yang menjadi penyebab hambatan pada pengadaan jasa konsultan secara e-seleksi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar meningkatkan keberhasilan  dan tidak terjadinya lagi hambatan pada e-seleksi jasa konsultan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 79 sampel terdiri dari pemilik proyek yaitu KPA, PPK, PPTK dan Pokja Unit Kerja Pelayanan Barang/Jasa (UKPBJ) serta dari pihak penyedia jasa yaitu konsultan yang pernah mengikuti e-seleksi  jasa konsultan di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan teknik nonprobability sampling. Dari data yang telah diperoleh, dilakukan analisis dengan analisis statistik deskriptif untuk mendapatkan variabel yang menjadi faktor-faktor dominan pada pengadaan jasa konsultan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tedapat 25 faktor-faktor  yang menjadi hambatan padapengadaan jasa konsultan secara e-seleksi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan faktor yang paling sering terjadi  setelah mendapatkan rekomendai dari pakar terdapat yaitu ada 7 (enam)  faktor yang menjadi faktor-faktor dominan yaitu  Tenaga Ahli tetap perusahaan (X6), Jumlah Pengalaman perusahaan (X5), Dokumen penawaran  tidak lengkap (X11), Spesifikasi teknis kurang dari yang di syaratkan (X13), Kualifikasi personil manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai (X12), jumlah peserta yang lulus kualifikasi kurang dari 3 peserta (X8),dan Kualifikasi personil tim proyek tidak sesuai (X14).
ONE-SIDED CONTRACT DAN PENGARUHNYA DALAM HUBUNGAN KERJA DI DUNIA KONSTRUKSI Niniek Lannyati; Sarwono Hardjomuljadi; Mawardi Amin
Konstruksia Vol 13, No 1 (2021): Jurnal Konstruksia Vol 13 No. 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.814 KB) | DOI: 10.24853/jk.13.1.97-112

Abstract

Berkembangnya pembangunan gedung bertingkat mengakibatkan berkembangnya jumlah kontraktor spesialis , yang disebut juga subkontraktor yang bekerja di bidang-bidang yang memerlukan keahlian khusus. Subkontraktor spesialis digunakan untuk mengurangi risiko dari pekerjaan proyek kontraktor utama dan juga mempercepat durasi kerja. Kontrak yang terjadi antara kontraktor utama dan subkontraktor seringkali dirasa tidak seimbang, atau yang biasa disebut dengan one-sided contract, baik dalam hal melakukan klaim jika terjadi ataupun pembayaran yang tidak sesuai dengan kontrak. Penelitian ini mencoba untuk menggali pemahaman subkontraktor tentang one-sided contract, khususnya subkontraktor waterproofing di Jakarta, dan juga memberikan informasi mengenai adalanya hak-hak penerima tugas untuk klaim jikan terjadi salah satu dari 29 peristiwa yang ada dalam list JICA (Japanese International Contract Agency) dan  juga untuk mengetahui dampak one-sided contract terhadap biaya. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara dengan 30 responden dari 27 perusahaan subkontraktor waterproofing di Jakarta dan menggunakan study kasus untuk mengetahui dampak one-sided contract terhadap biaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman para subkontraktor waterproofing tentang one-sided contract masih sangat rendah, demikian pula dengan pemahaman atas hak-hak untuk klaim, sedangkan dampak terhadap biaya berpengaruh cukup signifikan dan meningkatkan biaya dari 4.60% sampai dengan 39.30%. Riset ini merekomendasikan agar para subkontraktor waterproofing memberikan tambahan  wawasan tentang one-sided contract kepada para karyawannya, baik di kantor maupun di lapangan, agar mereka lebih percaya diri dalam menghadapi hubungan kerja yang tidak adil dan berimbang. 
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SENGKETA KONSTRUKSI PADA PROYEK EPC BROWNFIELD Helmi Umar Ambadar; Sarwono Hardjomuljadi; Mawardi Amin
Konstruksia Vol 13, No 1 (2021): Jurnal Konstruksia Vol 13 No. 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.629 KB) | DOI: 10.24853/jk.13.1.17-28

Abstract

Resiko Kontraktor dengan menggunakan kontrak EPC lebih tinggi dibanding tipe kontrak yang lain. Proyek yang berlokasi diarea fasilitas permanent yang masih beroperasi atau yang disebut juga Proyek Brownfiled mempunyai karakteristik yang berbeda dengan proyek Greenfield dimana proyek Brownfield terdapat banyak interface dengan fasilitas eksisting yang tidak dapat dihindari. Kondisi ini membuat kemungkinan terjadinya sengketa konstruksi menjadi lebih tinggi. Sangat diperlukan untuk diketahui faktor – faktor yang paling dominan atas terjadinya sengketa konstruksi pada proyek brownfield untuk dapat menghindari dan mengurangi kemungkinan terjadinya sengketa pada Proyek EPC Brownfield. Pada Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang disistribusikan kepada responden dari dua sudut pandang yang berbeda yaitu Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.Teknik pengambilan sampel Purposive digunakan untuk menghindari terjadinya bias atas hasil penelitian,. Hasil dari penelitian ini menunjukkan faktor yang paling dominan atas penyebab terjadinya sengketa dari sudut pandang Pengguna Jasa adalah (1) Kesalahan harga Penyedia Jasa dalam proses tender, (2) kurangnya pemahaman resiko Penyedia Jasa, (3) Kurangnya pemahaman kontrak Penyedia Jasa. Sedangkan dari sudut pandang Penyedia Jasa faktor yang paling dominan atas terjadinya sengketa adalah (1) Adanya pasal pasal yang ambigu pada kontrak, (2) kurangnya data FEED saat proses tender, (3) kurangnya data fasilitas eksisting saat proyek pada fase engineering.
METODE BUILDING INFORMATION MODELING 5D UNTUK MEMINIMALKAN KLAIM KONSTRUKSI YANG DITIMBULKAN OLEH PENYEDIA JASA Shanti Astri Noviani; Mawardi Amin; Sarwono Hardjomuljadi
Konstruksia Vol 13, No 1 (2021): Jurnal Konstruksia Vol 13 No. 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2.58 KB) | DOI: 10.24853/jk.13.1.29-42

Abstract

Penyedia jasa dalam dunia konstruksi, baik itu kontraktor maupun konsultan sering menerima klaim dari pengguna jasa terkait sebab-sebab umum klaim seperti keterlambatan penyelesaian, klaim tandingan, pekerjaan tidak sesuai spesifikasi dan bahan yang tidak memenuhi syarat. Memasuki era revolusi industri 4.0, metode Building Information Modeling (BIM) dalam bidang konstruksi dianggap penting dalam memastikan keberhasilan proyek. BIM dapat mensimulasikan pelaksanaan proyek secara virtual sehingga memudahkan komunikasi antar stakeholder proyek.  BIM memiliki ruang lingkup 3D, 4D, 5D, 6D, dan 7D. Saat ini, terutama di Indonesia yang paling umum digunakan pada proyek konstruksi adalah BIM 5D. Pemodelan BIM 5D dapat mengintegrasikan biaya, jadwal, dan desain ke dalam model 3D. BIM 5D dapat diartikan sebagai quantity take-off. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan BIM 5D pada proyek konstruksi untuk meminimalkan klaim yang ditimbulkan oleh penyedia jasa namun dibatasi dengan penyebab klaim perubahan desain, perubahan ruang lingkup pekerjaan, keterlambatan, dan variation order. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan instrumen penelitian kuisioner tertutup kepada responden. Dari 37 sampel yang terdiri dari kontraktor/konsultan yang menggunakan BIM dalam proyeknya, hasil penelitian didapat bahwa penggunaan metode BIM 5D memiliki hubungan yang signifikan, kuat dan searah untuk meminimalkan terjadinya klaim konstruksi yang ditimbulkan oleh penyedia jasa.
COST OVERRUN AKIBAT DESAIN, ESTIMASI DAN REWORK SEBELUM IMPLEMENTASI KONSTRUKSI DIGITAL PADA KINERJA BIAYA KONSTRUKSI GEDUNG INDONESIA Bagus Prima Anugerah; Mawardi Amin; Agus Suroso
Konstruksia Vol 13, No 2 (2022): Jurnal Konstruksia Vol 13 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.13.2.42-54

Abstract

Cost overrun merupakan fenomena yang masih terjadi pada pekerjaan konstruksi gedung Indonesia sampai dengan saat ini dengan beragam faktor penyebabnya. Hampir seluruh konstruksi gedung mengalami penambahan biaya, yang terkadang diiringi oleh penambahan waktu. Perubahan desain yang tak terduga selalu menimbulkan masalah baru dalam suatu pekerjaan konstruksi. Estimasi yang salah, serta rework yang terjadi dapat menghasilkan cost overrun yang mempengarui kinerja biaya. Tidak hanya Indonesia, permasalahan dunia konstruksi masih pada ketepatan kesesuaian pencapaian atas rencana biaya, mutu, dan waktu. Penambahan biaya ini sudah menjadi keniscayaan, hanya para stakeholder kegiatan konstruksi selalu berupaya memperkecil nilai tambahan biaya yang akan terjadi. Banyak variabel penyebab cost overrun, diantaranya pada tahap pra pelaksanaan : desain, estimasi, dan pada tahap pelaksanaan : rework. Penelitian ini mempelajari cost overrun yang terjadi akibat tiga variabel penyebab cost overrun tersebut serta mempelajari perubahan kinerja biaya itu sendiri dengan RII. Hasil analisa menggunakan SPSS dengan Model Regresi Linier Berganda,  didapatkan ketiga variabel tersebut masih berpengaruh menyebabkan cost overrun dengan nilai > 3%, dengan RII hasil cost overrun pada kinerja biaya terjadi pada biaya alat, nilai akhir kontrak, dan biaya operasional. Hasil dari uji kebaikan model menunjukkan nilai adjusted r square sebesar 3.5% yang artinya variabel bebas dalam model menjelaskan keragaman dari variabel terikatnya sebesar 3.5% sedangkan 96.5% lainnya dijelaskan oleh variabel bebas lain yang tidak disertakan dalam model penelitian. Hal ini dapat terjadi karena begitu banyaknya variabel penyebab cost overrun pada konstruksi.
PENGARUH HYDRAULIC ENGINEERING SOFTWARE TERHADAP KINERJA WAKTU PEKERJAAN DESAIN JARINGAN PERPIPAAN AIR LIMBAH SKALA KOTA Benjamin Julies Lekatompessy; Agus Suroso; Mawardi Amin
Konstruksia Vol 13, No 2 (2022): Jurnal Konstruksia Vol 13 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.13.2.93-101

Abstract

Saat ini Indonesia berada pada peringkat ke 125 dalam masalah penanganan sanitasi dan air minum [1]. Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyusun program 100% pelayanan air minum, 0 ha permukiman kumuh perkotaan dan 100% pelayanan sanitasi [2] untuk mendongkrak tingkat pelayanan sanitasi di Indonesia antara lain dengan program perencanaan jaringan pipa dan pengolahan air limbah. Tantangan yang dihadapi dalam perencanaan ini adalah terjadinya keterlambatan [3]. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor yang salah satunya masih rendahnya penggunaan Advanced Engineering Software [4]. Penggunaan software konvensional seperti Microsoft Excel masih menjadi pilihan dalam menganalisis jaringan pipa air limbah sehingga membutuhkan waktu lebih banyak dalam mendesain ataupun mengoreksi desain. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor pada penggunaan hydraulic engineering software yang berpengaruh terhadap kinerja waktu desain jaringan pipa air limbah. Hasil analisis linear berganda menunjukkan bawah dengan penggunaan secara simultan faktor-faktor kemudahan analisis, pengelolaan skenario, desain otomatis, integrasi dengan GIS dan akurasi memberikan pengaruh positif terhadap waktu desain jaringan pipa air limbah. Dari faktor-faktor tersebut diketahui bahwa pengelolaan skenario memberikan dampak positif paling besar terhadap kinerja waktu desain pipa air limbah skala kota.
PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI OLEH PENGGUNA JASA DENGAN METODE E-PURCHASING DI DINAS BINA MARGA PROVINSI DKI JAKARTA Khairul Imam; Sarwono Hardjomuljadi; Mawardi Amin
Konstruksia Vol 13, No 2 (2022): Jurnal Konstruksia Vol 13 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.13.2.155-168

Abstract

Sebagai bagian dari penerapan good governance di Indonesia, saat ini pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan secara elektronik. Hal ini membuat calon penyedia jasa harus menyiapkan tiap persyaratan secara baik serta bersaing secara jujur. Penyedia jasa yang nantinya akanmenjalankan kontrak konstruksi diharapkan adalah dari hasil pemilihan yang baik. Salah satu metode pemilihan penyedia jasa konstruksi di Dinas Bina Marga DKI Jakarta yaitu metode e-purchasing. Terdapat cukup banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan penyedia jasa konstruksi dengan metode e-purchasing. Dengan menggunakan analisis Relative Importance Index (RII), ditemukan bahwa urutan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi di Dinas Bina Marga DKI yaitu (i) Persyaratan Administrasi Penyedia Pekerjaan Konstruksi (RII: 0,890), (ii) Respons Terhadap Pemeriksaan (RII: 0,866), (iii) Pelaksanaan Pekerjaan (RII: 0,840), (iv) Komitmen Tanggung Jawab Masa Pemeliharaan (RII: 0,834), (v) Kelengkapan Teknis Penyedia Pekerjaan Konstruksi (RII: 0,791), (vi) Lain-lain (RII: 0,760), (vii) Pengalaman Kerja (RII: 0,744). Faktor yang paling penting adalah Persyaratan Administrasi Penyedia Pekerjaan Konstruksi yang dipengaruhi oleh indikator penyedia jasa tidak dalam pengawasan pengadilan dan tidak masuk daftar hitam.
FAKTOR PENGARUH VARIATION ORDER PADA KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN UNTUK MENGURANGI KLAIM KONSTRUKSI Heni Kustiah; Sarwono Hardjomuljadi; Mawardi Amin
Konstruksia Vol 13, No 2 (2022): Jurnal Konstruksia Vol 13 No. 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.13.2.81-92

Abstract

Proyek konstruksi dalam pelaksanaannya selalu terjadi perubahan lingkup pekerjaan, perubahan jenis material, perubahan spesifikasi teknis, perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan dan keinginan pemilik proyek untuk melakukan penambahan ataupun perubahan lingkup pekerjaan. Variation order/perintah perubahan adalah pekerjaan tambah/kurang yang selalu terjadi dalam setiap pembangunan proyek konstruksi dan hal ini dapat menjadi penyebab terjadinya klaim konstruksi dan sengketa apabila tidak ditangani secara baik. Dengan adanya klaim konstruksi yang berakhir dengan sengketa dapat mengakibatkan gagalnya tujuan utama proyek yaitu menciptakan produk fisik dalam jangka waktu tertentu (ada awal dan akhir) yang terikat dengan biaya dan mutu yang sudah disyaratkan. Penelitian ini bertujuan mencari faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya variation order, untuk menghindari klaim konstruksi yang berakhir sengketa, mencari faktor yang paling berpengaruh yang dapat menyebabkan timbulnya variation order untuk menghindari klaim konstruksi yang berakhir sengketa. Analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan IBM SPSS v 25. Hasil dari penelitian adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya variation order adalah perubahan kuantitas, perubahan kualitas, perubahan desain, perubahan program kerja dan perubahan metode kerja. Sedangkan faktor yang signifikan berpengaruh yang dapat menyebabkan timbulnya variation order untuk mengurangi klaim konstruksi yang berakhir sengketa adalah perubahan metode kerja. 
DAMPAK PENDEMI COVID-19 ATAS TIMBULNYA KLAIM WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK-PROYEK PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA Rudy Nugroho; Sarwono Hardjomuljadi; Mawardi Amin
Konstruksia Vol 14, No 1 (2022): Jurnal Konstruksia Vol 14 No. 1 Tahun 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.14.1.18-32

Abstract

Corona virus 2019 muncul dengan tiba-tiba di Tiongkok yang kemudian menyebar keseluruh dunia termasuk di Indonesia, penyebaran yang masif dan cepat membuat pemerintah di seluruh dunia bereaksi dengan segera menutup pelabuhan-pelabuhan dan bandara-bandara internasionalnya sehingga pergerakan dan mobilisasi manusia antar negara menjadi terhenti. Pemerintah di Dunia, termasuk Pemerintah Indonesia mulai membuat perubahan peraturan-peraturan terkait persyaratan-persyaratan keluar masuk antar negara serta peraturan-peraturan new normal. Penelitian ini ditujukan untuk melihat adanya hubungan keterlambatan waktu dan kenaikan harga kontrak akibat pemerintah mengeluarkan perubahan-perubahan peraturan untuk menekan penyebaran virus covid-19 yang mengakibatkan timbulnya klaim di proyek-proyek pembangkit listrik di Indonesia dan untuk menentukan faktor-faktor apa sajakah yang secara dominan mempengaruhi keterlambatan waktu dan kenaikan harga kontrak selama pendemi covid-19. Pada penelitian ini didapatkan hubungan antara keterlambatan waktu dan kenaikan harga kontrak yang signifikan, untuk hubungan keterlambatan waktu dan kenaikan harga kontrak terhadap klaim didapatkan hubungan yang kuat dimana keterlambatan waktu dan kenaikan harga kontrak dapat dipastikan akan memunculkan klaim proyek. Perubahan-perubahan peraturan pemerintah selama pendemi covid-19 menyebabkan turunnya efisiensi pada proyek-proyek pembangkit listrik di Indonesia.