Claim Missing Document
Check
Articles

PEMAHAMAN KONTRAK KONSTRUKSI INTERNASIONAL TERHADAP TANTANGAN ERA GLOBALISASI Hardjomuljadi, Sarwono
Konstruksia Vol 2, No 1 (2010): Jurnal Konstruksia Vol. 2 No. 1 Tahun 2010
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bidang konstruksi di indonesia diatur dengan Undang-Undang 18/1999, dimana salah satu butir tentang Tujuan pengaturan jasa Konstruksi adalah ”menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban”, yang merupakan juga tuntutan dalam bidang jasa konstruksi nasional maupun internasional. Saat ini di Indonesia untuk proyek-proyek dengan pendanaan dalam negeri banyak digunakan ”tailor made contract” yang merupakan ”unilateral contract” disiapkan oleh pengguna jasa dengan keberpihakan tentunya kepada pengguna jasa. Dalam menghadapi era globalisasi, apa yang sudah bisa dilakukan harus segera dilakukan, yaitu peningkatan pemahaman standar kontrak internasional yang merupakan suatu hal yang ”mandatory” dalam pelaksanaan konstruksi ke depan, upaya pendorong dukungan dari pemerintah adalah pemberlakuan standar kontrak nasional sebagai upaya pembelajaran bagi penyedia jasa nasional
CHANCE AND DESIRE, THE ROOT OF CONSTRUCTION CLAIMS Hardjomuljadi, Sarwono
Konstruksia Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Konstruksia Vol. 2 No. 2 Tahun 2011
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In a construction project contract activities, can certainly be differences of opinion over theinterpretation of contract clauses that develop into disputes. In the event of any dispute, anyparty that ultimately wins through the process ofarbitration or litigation, the loss will always be in the service user.Differences of opinion, where one side feels the contractor services provider mustsubmit a claim to be eligible fordoing something or because they feel harmed by the behavior ofthe service users, all while the service users do notfeel obligated to pay because they do not feel or not feel commanded complicate or lead to the existence ofbarriers to the contractor.Pre-contract strategy from the service user, which is preparing a general conditions of contract which has beenstandardized as FIDIC General Conditions of Contract, known as a fair and balanced conditions that canbe done to reduce the possibility offiling a claim from the contractor that occurs because ofthe "opportunity" , but the second leading cause of "desire" to get more profits, up to now has not been assessed.However "lust" This requires special handling, of course, with the development ofconscience.Key words: claims, disputes, conditions ofcontract, opportunity, desire
Analisis “Extension of Time” dan Dampaknya pada Kontrak Konstruksi (FIDIC Conditions of Contract MDB Harmonised Edition) Hardjomuljadi, Sarwono
Konstruksia Vol 5, No 2 (2014): Jurnal Konstruksia Vol. 5 No. 2 Tahun 2014
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pelaksanaan suatu proyek terdapat dua dampak atas klaim yang diajukan oleh kontraktor, yaitu tambahan harga kontrak dan perpanjangan waktu penyelesaian. Tambahan harga kontrak dan perpanjangan waktu disebabkan oleh adanya suatu kejadian seperti perubahan desain, inefisiensi dan hambatan, perintah perubahan konstrukktif, perintah perubahan lisan oleh pengguna jasa, kepemilikan lahan perubahan hukum dan peraturan,. Sebagai kompensasi atas kejadian di atas, kontraktor mempunyai hak untuk mendapat kompensasi dari pengguna jasa dalam bentuk tambahan harga kontrak dan perpanjangan waktu. Pada kesempatan ini penulis akan mencoba melakukan analisis perpanjangan waktu sebagai salah satu dampak atas klaim konstruksi, apakah kejadian fisik yang menyebabkannya di samping klauaula-klausula terkait dalam persyaratan Umum Kontrak FIDIC dan apakah dampak dari perpanjangan waktu itu sendiri.  Kata kunci: perpanjangan waktu, Persyaratan Umum Kontrak FIDIC, klaim, tambahan harga kontrak.
PERAN ENJINIR TERHADAP TERJADINYA KLAIM KONSTRUKSI DI PROYEK INFRASTRUKTUR PINJAMAN LUAR NEGERI (DENGAN REFERENSI FIDIC MDB 2006) Salindri Hardjito, Marlia Dyah; Hardjomuljadi, Sarwono
Konstruksia Vol 5, No 1 (2013): Jurnal Konstruksia Vol. 5 No. 1 Tahun 2013
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Klaim didunia konstruksi adalah suatu tuntutan dari pihak yang merasa hak-haknya belum diterima sehingga meminta kompensasi baik itu berupa uang atau tambahan waktu yang mana belum dituliskan dalam kontrak. Untuk meminimalisasi terjadinya klaim, penulis bermaksud untuk melihat pengaruh dari peran enjinir yaitu wewenang, tugas dan tanggung jawab yang dominan apa saja didalam FIDIC MDB 2006 terhadap  terjadinya klaim konstruksi di proyek infrastruktur pinjaman luar negeri. Hasil penelitian menunjukkan dari 66 peran enjinir didapatkan 7 peran enjinir yang dominan dan berpengaruh terhadap  terjadinya klaim konstruksi yaitu : (a) melakukan verifikasi data atas klaim yang diajukan oleh kontraktor (b) melakukan perhitungan terhadap pekerjaan yang diselesaikan oleh kontraktor sampai dengan terjadinya force major dan menerbitkan Berita Acara Pembayaran (c) melakukan perhitungan terhadap pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh kontraktor terkait dengan pemutusan kontrak (d)  melakukan penetapan sesuai dengan kontrak atas permintaan kontraktor (e) menetapkan sertifikat pembayaran sementara yang diajukan oleh kontraktor (f) menerbitkan gambar rencana sesuai waktu tertentu yang wajar (g) melakukan peninjauan terhadap usulan perpanjangan waktu penyelesaian oleh kontraktor. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi  terjadinya klaim konstruksi akibat peran enjinir adalah: (a) Perusahaan konsultan menyediakan personil sesuai dengan kualifikasi yang tertera di kontrak (b) dalam pengadaan konsultan supervisi, pengguna jasa dapat menggunakan metoda lelang QBS (Quality Base Selection) dengan konsukuensi nilai kontrak menjadi lebih tinggi dan melakukan tes kemampuan personil (c) disarankan adanya revisi sub-klasula 3.1(c) yaitu penambahan sanksi kepada enjinir apabila enjinir lalai (d) di dalam kontrak antar pemilik proyek dan konsultan perlu ditambahkan sanksi berupa biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan konsultan bukan hanya sanksi berupa penundaan pembayaranKata kunci : Enjinir, Kontraktor, Klaim, FIDIC MDB 2006, Pinjaman Luar Negeri
CHANCE AND DESIRE, THE ROOT OF CONSTRUCTION CLAIMS Hardjomuljadi, Sarwono
Konstruksia Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Konstruksia Vol. 2 No. 2 Tahun 2011
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In a construction project contract activities, can certainly be differences of opinion over theinterpretation of contract clauses that develop into disputes. In the event of any dispute, anyparty that ultimately wins through the process ofarbitration or litigation, the loss will always be in the service user.Differences of opinion, where one side feels the contractor services provider mustsubmit a claim to be eligible fordoing something or because they feel harmed by the behavior ofthe service users, all while the service users do notfeel obligated to pay because they do not feel or not feel commanded complicate or lead to the existence ofbarriers to the contractor.Pre-contract strategy from the service user, which is preparing a general conditions of contract which has beenstandardized as FIDIC General Conditions of Contract, known as a fair and balanced conditions that canbe done to reduce the possibility offiling a claim from the contractor that occurs because ofthe "opportunity" , but the second leading cause of "desire" to get more profits, up to now has not been assessed.However "lust" This requires special handling, of course, with the development ofconscience.Key words: claims, disputes, conditions ofcontract, opportunity, desire
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PROYEK KONSTRUKSI YANG MENGGUNAKAN FIDIC CONDITIONS OF CONTRACT FOR PLANT AND DESIGN BUILD Taurano, Galih Adya; Hardjomuljadi, Sarwono
Konstruksia Vol 5, No 1 (2013): Jurnal Konstruksia Vol. 5 No. 1 Tahun 2013
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam proyek konstruksi diperlukan ikatan kerja antara pengguna jasa dan penyedia jasa sebagai dasar hukum yang berbentuk kontrak konstruksi dan salah satu kontrak konstruksi yang dipergunakan di Indonesia yaitu FIDIC yang merupakan persyaratan umum kontrak yang didorong oleh institusi internasional pemberi pinjaman. Salah satu tipe kontrak FIDIC yaitu FIDIC Conditions of Contract for Plant and Design Build dimana penyedia jasa menyiapkan desain dan melaksanakan pembangunan sesuai desain dengan batasan persyaratan/kebutuhan pengguna jasa dan pengguna jasa menempatkan enjinir sebagai wakilnya dalam pengawasan pelaksanaan proyek, tipe kontrak ini digunakan dengan alasan tidak siapnya desain pada saat dilakukan tender dan dengan harapan bahwa risiko di pihak pengguna jasa akan mengecil. Dalam kontrak terkadang terjadi perbedaan baik interpretasi ataupun hal-hal lain sehingga menyebabkan tuntutan atau klaim yang bisa berlanjut ke dalam sengketa/dispute. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya klaim pada proyek yang menggunakan tipe kontrak ini. Telah diidentifikasi sebanyak 71 (tujuh puluh satu) faktor penyebab timbulnya klaim berdasarkan klausula dengan kajian pustaka yang kemudian dirancang dalam bentuk kuesioner yang dibagikan kepada pihak pengguna jasa dan penyedia jasa serta konsultan yang terlibat dalam pelaksanaan proyek dengan tipe kontrak ini. Melalui metode analisis faktor menggunakan piranti lunak SPSS didapatkan 7 (tujuh) faktor utama yang menjadi penyebab timbulnya klaim pada proyek dengan tipe kontrak ini yaitu Faktor kelalaian Pengguna Jasa yang berkaitan dengan pembayaran, Faktor kegagalan Kontraktor memperbaiki cacat mutu, Faktor hal yang mempengaruhi kemajuan pekerjaan, Faktor kegagalan menyelesaikan pekerjaan karena faktor keuangan para pihak, Faktor terkait Enjinir, Faktor administrasi kontrak dan item yang disiapkan Pengguna Jasa dan Faktor pelanggaran prosedur.Kata kunci : FIDIC, kontrak, klaim, analisis faktor
PERAN PENILAI AHLI DALAM PENANGANAN KEGAGALAN BANGUNAN DAN KEGAGALAN KONSTRUKSI (MENURUT UU NO 18 TAHUN 1999 JO PP 29 TAHUN 2000) Hardjomuljadi, Sarwono
Konstruksia Vol 6, No 1 (2014): Jurnal Konstruksia Vol. 6 No. 1 Tahun 2014
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada Undang Undang No 18 tahun 1999 jo Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 2000 mendefinisikan bagi dua kegagalan dalam upaya pemenuhan kebutuhan infrastruktur, yaitu kegagalan bangunan dan kegagalan pekerjaan konstruksi. Dalam  penanganan kedua kegagalan di atas, sesuai amanat perundangan, melibatkan  seseorang dengan kualifikasi penilai ahli. Pada kegagalan bangunan sesuai Undang Undang No 18 Tahun 1999 pasal 25, penilai ahli adalah pelaku utama yang memberikan penetapan atas kegagalan bangunan. Pada kegagalan konstruksi sesuai dengan definisi pada Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 2000 Pasal 31, maka penilai ahli akan berperan membantu bilamana diperlukan seperti dinyatakan pada Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 2000 Pasal 49.Kata kunci: kegagalan bangunan, kegagalan pekerjaan konstruksi, penilai ahli.
EPC/TURNKEY CONTRACT, LUMPSUM FIXED PRICE SUBJECT TO ADJUSTMENTS Hardjomuljadi, Sarwono
Konstruksia Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Konstruksia Vol 6. No. 2 Tahun 2015
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The most important thing before starting the construction project is deciding the type of contract will be used for the project’s implementation. In order to get the proper decision, the understanding on various conditions of contracts are required. In Indonesia there are many project using the so called “modified” FIDIC Conditions of Contract for EPC/Turnkey Project, but with the incorrect understanding on the reasons of using EPC/Turnkey Contract, so instead of solving the problem it may caused bigger problems in practice, many problems raised during the execution due to such incorrect understanding of the spirit of EPC/Turnkey Contract. Most of Employers, in this case the government institution or state owned enterprises in Indonesia, choose the EPC/Turnkey Contract with minimum understanding of the essence of the EPC/Turnkey Contract. Their reasons of choosing the EPC/Turnkey Contract was the “tied schedule” and the “higher certainty of cost”. FIDIC EPC/Turnkey Contract based on the discussion in this paper, instead of fit the Employer’s need only, the EPC/Turnkey Contract still give chance to the contractor to submit their claim (Clause 20) and even the price is fixed, payment could be made once the claim is accepted (Sub-Clause 17.4) means that additional to the contract price can be done. One of the important noteworthy thing is that if there is additional cost it should be “added to the contract price”, while in the conventional contract it should be “included in the contract price”, so the final price will be the same (Sub-Clause 14.1). Keyword: EPC/Turnkey Contract, tied schedule, higher certainty of cost, added, included.
PENYEBAB DAN DAMPAK VARIATION ORDER (VO) PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Nurmala, Ade; Hardjomuljadi, Sarwono
Konstruksia Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Konstruksia Vol 6. No. 2 Tahun 2015
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Variation order dapat disebabkan dari berbagai pihak yang terkait pada pelaksanaan proyek konstruksi. Hal ini yang menyebabkan perubahan perencanaan sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan perencanaan awal dan biaya yang telah ditentukan. Untuk mengetahui penyebab variation order dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner kepada pihak-pihak yang terkait pada pelaksanaan konstruksi. Analisa data kuisioner menggunakan program SPSS 19.0 for Windows dengan metode analisis deskriptif dan analisis rangking. Dari hasil penelitian didapatkan urutan rangking faktor-faktor yang menjadi penyebab variation order. Dampak variation order dikaji pada data dokumen kontrak addendum untuk mengetahui berapa besar penambahan biaya yang terjadi akibat adanya variation order yang dituangkan dalam bentuk tabel dan grafik dengan menggunakan Microsoft Excel untuk mempercepat perhitungan dan penjumlahan.Kata Kunci : variation order, penyebab, dampak.
DEVELOPMENT OF MINI / MICRO HYDRO POWER PLANT FOR RURAL ELECTRICITY IN INDONESIA Hardjomuljadi, Sarwono; D. Siswoyo, Sriyono
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.701 KB)

Abstract

Indonesia has a lot of water energy resources, some of it could be developed for rural mini / micro hydro power plant. The resources have been estimated to be able to provide electricity of 74,976 MW capacities with annual energy output equal to 401 billion kWh. However, it is only 5% that has been exploited for electricity, 62% in Java and 38% outside Java. This shows that the opportunity to develop electricity from water resources is widely opened especially outside Java. The increase price of fossil fuel has shown an important drive to explore the alternative energy. Development of rural electricity could be initiated by developing mini / micro hydro power plant (PLTMH) in rural area either by PLN or by Private Sector of Middle Small Industry (rural UKM) or by Rural Co-Operative. Schemes to push development of PLTMH have been introduced by the Government and in some areas have been working successfully. Some constraints have been identified and with right and good governance, it is believed that participation of rural society in development of PLTMH to support rural electricity will work successfully.