Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Tradisi Tuturan Na’u Nena Ata Nika Etnik Roworeke Kabupaten Ende Flores: Kajian Linguistik Kebudayaan Veronika Genua; Dominika Dhapa; Nilda Fatmala
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 7 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v7i2.1305

Abstract

The purpose of this paper is to describe the nau nena or nika utterances of the Roworeke Ende Flores ethnic tradition which is still inherited today. The nau nena ata nika speech is a speech in the form of a message or blessing for a young couple who will form a new household. The formulation of the problem raised is, what is the form, meaning, and function of the speech of nanu nena or nika adat in the Roworeke ethnicity. The aim is to find and describe the form, meaning, and function of nau nena or nika speech. The theory used in this study is the theory of cultural linguistics which examines the covariative relationship between language and culture. The method used is descriptive qualitative to describe the form, meaning, and function of nau nena or nika speech. The results obtained are examining the micro and macro linguistic levels. Micro linguistics includes phonological forms related to sound play and sound equations. Morphological studies include, verbs, promomina, numeralia, adjectives, adverbs and also language style. There are also meanings contained in it, namely, the meaning of prohibition, command, hope, togetherness and advice. Next there are aesthetic functions, informative functions and regulatory functions.
Pendampingan Kegiatan Literasi Digital KKN Tema Budaya Digital di SMPS Kristen Kelurahan Onekore Kabupaten Ende Maria Purnama Nduru; Veronika Genua
Mitra Mahajana: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Volume 3 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : LPPM Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/mahajana.v3i3.2195

Abstract

The rapid development of information and communication technology demands readiness from its users. Debriefing and mentoring are things that need to be prepared and done, especially for students in schools. The purpose of this mentoring activity is so that students have knowledge and understanding of digital literacy so that they can use it safely, ethically and according to the culture of the Indonesian nation. The mentoring activity was carried out with lectures with the theme of digital culture and continued with question and answer. Lecture and Q&A activities took place smoothly and brought benefits to the participants. This activity is a useful activity and must still be continued programmatically in order to bring benefits. The areas of digital literacy including digital skills, ethical digitization and safe digitization still need to be given in the next school. 
Teks Torok adat Ritual Kelas Tradisi Masyarakat Lentang Kabupaten Manggarai-Flores: Sebuah Kajian Linguistik Kebudayaan Veronika Genua; Maria Emerensiana Saira
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v9i1.2014

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan teks torok adat pada ritual kelas tradisi masyarakat lentang Manggarai Flores NTT. Tradisi teks torok merupakan doa yang mengandung unsur estetika sebagai sapaan kepada Tuhan dan leluhur dan merupakan permohonan atas anugerah yang diberikan Tuhan kepada masyarakat setempat Teks torok memiliki peran yang penting dalam budaya orang Manggarai berperan sebagai tonggak utama Dari paparan tersebut, rumusan masalah yang diangkat adalah (1) bagaimanakah bentuk teks torok ritual kelas pada masyarakat Lentang Kabupaten Manggarai? (2) bagaimanakah teks torok ritual kelas pada masyarakat Lentang Kabupaten Manggarai? (3.) bagaimanakah fungsi teks torok ritual kelas pada masyarakat Lentang Kabupaten Manggarai?Tujuannya untuk menemukan dan mendeskripsikan bentuk, makna, dan fungsi teks torok adat ritual kelas adat dalam upacara kelas pada masyarakat Lentang Kabupaten Manggarai. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, data dan sumber data dalam penelitian ini berupa data lisan, sumber data tua adat tokoh masyarakat, Teksnik yang digunakan adalah teksnik wawancara, catat, rekam dan dokumentasi. Sedangkan teori yang digunakan adalah teori Linguistik Kebudayaan. Teori ini mengkaji tentang hubungan konvariatif antara struktur bahasa dengan kebudayaan masyarakat. Linguistik merupakan ilmu yang berkaitan dengan bahasa atau dapat disebut induk bahasa, seperti fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam teks torok dalam ritual kelas memiliki (1 bentuk: bentuk fonologi: yakni permainan bunyi dan persamaan bunyi, bentuk morfologi: yakni bentuk verbal, nominal, konjungsi, pronominal, adverbial, bentuk sintaksis dan gaya bahasa (2.) makna: makna budaya, makna kebersamaan, makna permohonan, makna simbolik, dan (3.) fungsi: fungsi interpersonal, , fungsi budaya, dan fungsi estetik. Kata Kunci:Teks, torok , ritual , Kelas, dan tradisi
Teks Sole Oha Tradisi Budaya Guyub Kultur Lembata Flores NTT Veronika Genua
Retorika: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 1 No. 1 (2020): Juni
Publisher : Program Studi Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.188 KB)

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengangkat dan mendeskripsikan budaya tradisi adat istiadat guyub tutur Lembata. Salah satu tradisi yang masih ada hingga saat ini yakni teks sole oha’ solis adat’ yang tetap bertahan hingga saat ini. Tradisi sole oha hanya dilantunkan oleh orang-orang tertentu dalam meramu kata-kata menjadikan sebuah syair yang indah baik untuk mengisahkan tentang seseorang, keluarga tertentu, maupun tradisi dan kebiasaan guyub tutur dalam wilayah setempat. Permasalahan yang diangkat, yakni bagimanakah bentuk teks sole oha pada guyub tutur Lembata; dan bagaimanakah makna teks sole oha tradisi guyub tutur Lembata. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan makna teks sole oha pada guyub tutur Lembata Flores. Teori yang digunkan dalam tulisan ini yakni linguistik kebudayaan untuk mengkaji hubungan kovariatif antara bahasa dan budaya. Metode yang digunakan yakni deskriptif kualitatif menggambarkan dan mendeskripsikan teks sole oha dan maka yang terkandung di dalamnya untuk dapat menggugah hati setiap orang yang menyimaknya. Hasil yang ditemukan terdapat bentuk fonologi yakni segmental dan suprasegmental dan morfologi dengan kategori nomima, repetisi serta makna religius, makna sosial, makna budaya, dan makna estetika
Sepa Api dalam Ritual Katodo Ngagha pada Etnik Pautola Keo Tengah Flores: Sebuah Kajian Semiotik Kristina Maria B Tao; Veronika Genua
Retorika: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 2 No. 1 (2021): Volume 2 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Program Studi Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.105 KB)

Abstract

This study aims to describe the Sepa Api symbol in the Katodo Ngagha Traditional Ritual of the Patola ethnic, Keo Tengah, Flores. Sepa Api semiotics describes the symbols and meanings contained in Sepa Api. The problems in this study are (1) What are the shapes of the sepa fire symbols in the Katodo Ngagha ritual for the Patola, Central Keo, Flores ethnics (2) How are the fire sepa symbols in the Katodo Ngagha ritual for the Patola, Central Keo, Flores ethnicities. 1) To find and describe the fire sepa in the Katodo Ngagha ritual for the Patola ethnic, Keo Tengah, Flores (2) to find and describe the meaning of the fire sepa in the Katodo Ngagha ritual for the Patola ethnic, Keo Tengah, Flores. The approach used in this study is a qualitative descriptive approach. The data were collected using the proficient method, the listening method, and the recording method while the techniques used were interview techniques, note-taking techniques, and documentation techniques. The theory used in this study is the theory of Semiotics. The results of the analysis show that there is a form of the fire sepa symbol in the Katodo Ngagha Ritual of the Patola ethnic, Keo Tengah, Flores which has seven (7) forms and four (4) meanings. Seven (7) semiotic forms of sepa api, namely: (1) sepa api, (2) kae yeast and dambu bhala, (3) poji tolo, (4) lipe, (5) wonda, (6) topo, (7) nggo and longing. The meanings of the symbols or symbols on the fire sepa are: (1) religious meanings, (2) social meanings, (3) power meanings, (4) entertainment meanings.
Tradisi Kearifan Lokal dalam Ritual Utan Belai Tahunan Etnik Lewohala Kecamatan Ile Ape Lembata Flores NTT Veronika Genua; Yosef Amasuba
Retorika: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 2 No. 1 (2021): Volume 2 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Program Studi Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.491 KB)

Abstract

Tradisi Torok dalam Ritual Kaer Ulu Wae Etnik Golo Mangung Manggarai Timur Flores Perspektif Linguistik Kebudayaan Veronika Genua; Rosalia Yolan
Retorika: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Program Studi Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.443 KB) | DOI: 10.37478/rjpbsi.v3i1.1862

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan  tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae etnik Golo Mangung Manggarai Timur Flores perspektif   linguistik kebudayaan . Tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae merupakan ritual syukuran adat yang dibuat untuk mori jari dedek “ Tuhan Pencipta” yang telah menjaga, dan melindungi etnik Golo Mangung . Rumusan masalah yang diangkat dalam tulisan ini adalah (1) bagaimanakah bentuk tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae etnik Golo Mangung Manggarai Timur Flores (2)  bagaimanakah  makna tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae etnik Golo Mangung Manggarai Timur Flores. Tujuan dari tulisan tersebut adalau untuk   (1) menemukan dan mendekripsikan tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae etnik Golo Mangung Manggarai Timur Flores, (2)   menemukan dan mendekripsikan makna tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae etnik Golo Mangung Manggarai Timur Flores.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode pengamatan tidak terlibat. Dalam arti peneliti tidak ikut berbicara tetapi hanya dengar dan menyimak torok dalam ritual kaer ulu wae. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni pendekatan kualitatif, data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data lisan dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni tu’a adat dan para tokoh masyarakat, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yakni teknik   wawancara, teknik catat, teknik rekam, dan teknik dokumentasi, sedangkan teknik yang digunakan dalam analisis data yakni reduksi data, pemamparan data, dan verifikasi. Penulis mendeskripsikan secara sistematis dan akurat tentang tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae pada etnik Golo Mangung, Manggarai Timur. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Linguistik Kebudayaan yang menggambarkan tentang hubungan erat antara bahasa, budaya dan masyarakat.  Hasil kajian menunjukkan bahwa bentuk tradisi torok dalam ritual kaer ulu wae   etnik Golo Mangung, dengan bentuk     ciri fonologi yakni estetika bunyi, dan  morfologi  terdiri dari  unsur nomina, verba dan pronomina. Makna yang terkandung dalam tradisi torok dalam   ritual kaer ulu wae   terdiri dari (1) Makna Religius (2) Makna Permohonan (3) Makna Persahabatan
Deiksis Waktu Etnik Compang Manggarai Flores NTT: Kajian Pragmatik Veronika Genua; Elisa Saiman
Retorika: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Program Studi Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.774 KB)

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan deiksis waktu etnik Compang Manggarai Flores NTT Kajian Pragmatik. Permasalahan yang diangkat yakni bagaimanakah deiksis waktu etnik Compang Manggarai Flores NTT Kajian Pragmatik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yakni data dikumpulkan berupa kata-kata tanpa menggunakan angka. Menggunakan metode observasi, yakni peneliti mengumpul data dengan mengamati langsung di lapangan. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori pragmatik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat deiksis waktu etnik Compang dalam etnik Compang Manggarai Flores NTT. Deiksis waktu ialah pengungkapan kepada titik atau jarak waktu dipandang dari suatu ujaran terjadi, atau pada saat seorang penutur berujar. Deiksis waktu etnik Compang Manggarai ‘waktu sekarang’ yakni: gho’o dan loho gho’o. Deiksis waktu etnik Compang Manggarai ‘waktu lampau’ yakni; minggu olo dan rebaong. Deiksis waktu etnik Compang Manggarai ‘waktu yang akan datang’ yakni: diang, dan sehua.
Grammatical Features in Indonesia English: A Study of Indonesian College Students Ni Luh Putu Sri Adnyani; Kadek Eva Krishna Adnyani; Veronika Genua; Sebastianus Menggo; I Nyoman Pasek Hadisaputra5
Mimbar Ilmu Vol. 28 No. 2 (2023): August
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mi.v28i2.53866

Abstract

This study aims to expose detailed descriptions of the grammatical features of Indonesian English. Indonesian English refers to a newly recognised linguistic variety of English as proposed by Coleman (2017). The grammatical characteristics as the result of acquiring a new language lead to the presence of a new variety of Indonesian English. Applying descriptive qualitative research, the data were collected based on recordings of the speech of 24 college students on three different topics. Following the principle proposed by Cogo and Dewey (2012), this study reveals twelve grammatical features as the characteristics of Indonesian English. They are namely the over-generalisation and omission of the copula BE (i.e am, is, are), the use of Indonesian collocation and literal translation, subject–verb agreement, the omission of the plural marker 's', assigning different lexical meanings, inappropriate prepositions, the omission of possessive markers, the omission and addition of articles, the application of verb tenses, the use of Indonesian acronyms and abbreviations, the incorrect construction of passive forms, and the use of Indonesian lexical items. It is shown that one of the main factors in the emergence of this new English variant is the contact of the multiple languages used by the speakers.
Literasi Dasar Bagi Para Siswa Sekolah Dasar Alexander Bala; Veronika Genua; Maria Marietta Bali Larasati; Yosef Demon
Prima Abdika: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Flores Ende

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/abdika.v4i1.3130

Abstract

Basic literacy is a basic priority or priority scale that needs to be strengthened and stabilized. The cultivation and formation of basic literacy skills is a real manifestation of the mental revolution program, even mental evolution. Therefore, basic literacy needs to be strengthened because it is the foundation for the lives of future generations. Apart from that, the basic literacy movement that is being intensified aims to support the realization of free humans. What is meant by free humans are free humans who can read and write to gain knowledge and use this knowledge for the good and sustainability of their lives. This article discusses the implementation of Community Service in Rangalaka Village, Kotabaru District, Ende Regency, which will take place from 1 to 30 August 2022. The focus of service activities is the implementation of basic literacy activities in the form of tutoring for students in Rangalaka Village, namely Lewoketo Inpres Elementary School and Satap Ligalejo Middle School. Tutoring is focused on elementary and junior high school students to provide knowledge strengthening, instilling a virtuous attitude in students so that they have good knowledge and attitudes in facing their future.