Nono Nono
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Institut Teknologi Nasional Bandung

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

FAKTOR KOREKSI AKIBAT LEBAR JALUR JALAN TERHADAP LALU LINTAS RENCANA Nono, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 1 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.352 KB)

Abstract

Perencanaan perkerasan jalan adalah menetapkan jenis dan tebal konstruksi perkerasan untuk dapat melayani lalu lintas sesuai dengan umur rencana. Estimasi lalu lintas sangatlah penting untuk keakuratan hasil perencanaan. Salah satu masalah yang mempengaruhi dalam mengestimasi lalu lintas rencana adalah lebar lajur jalan, lebar lajur jalan di Indonesia bervariasi dan sangat berbeda dengan diluar negari. Lebar lajur jalan dapat mempengaruhi kenyamanan dan keselamatan bagi pengguna jalan sehingga perilaku pengguna jalan akan berbeda tergantung lebar lajur jalan yang digunakannya. Makalah ini membahas tentang faktor koreksi terhadap lintas rencana akibat lebar lajur jalan, terutama untuk jalan dua lajur dua arah. Kegiatan yang dilakukan adalah mencakup kajian pustaka, survey kanalisasi atau lintasan kendaraan pada beberapa ruas jalan dengan dua lajur dua arah dengan lebar lajur jalan berbeda dan analisis data.Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa untuk jalan dengan dua lajur dua arah yang memiliki lebar lajur kurang dari 3,5 meter maka lintasan roda kendaraan yang menggunakan jejak roda kendaraan pada lajur rencana semakin meningkat. Untuk itu, perlu faktor koreksi dalam mengestimasi lalu lintas pada lajur rencana. Khusus untuk ruas jalan dengan volume cukup padat, daerah tikungan dan tanjakan atau turunan, maka besaran faktor koreksi lebar lajur (fw) sebaiknya berdasarkan hasil survey langsung di lapangan. Kata kunci: lebar lajur jalan, lintasan kendaraan, lalu lintas rencana, faktor koreksi, dua lajur dua arah tanpa pemisah.
TINJAUAN PENAMBAHAN ASBUTON DALAM CAMPURAN BERASPAL PANAS DARI SEGI TEKNIS DAN FINANSIAL Kurniadji, Kurniadji; Nono, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 23 No 3 (2006)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.16 KB)

Abstract

Dalam kurun waktu belakangan ini terdapat dua isu mengemuka pada pekerjaan peraspalan di Indonesia yaitu: pertama adalah kebutuhan aspal nasional yang tidak dapat dipenuhi pemasok dalam negeri sehingga perlu mengimpor. Isu kedua adalah tidak tercapainya umur rencana akibat kerusakan premature (dini) yang diindikasikan karena campuran yang digunakan tidak memadai untuk mendukung beban lalu-lintas. Salah satu cara mengurangi impor aspal sekaligus memperbaiki kinerja campuran beraspal adalah memanfaatkan Asbuton yang dahulu biasa disebut Butas, ditambang di Buton yang merupakan daerah dengan deposit aspal alam terbesar di dunia yaitu sekitar 677 juta ton atau setara dengan sekitar 170 juta ton aspal minyak. Dari jumlah deposit tersebut paling banyak terdapat di daerah Lawele yaitu sekitar 30% atau 210 juta ton setara dengan 70 juta ton aspal minyak yang belum dikembangkan secara maksimal, karena selama ini yang ditambang dan dikembangkan baru dari daerah Kabungka dengan deposit sekitar 60 juta ton. Dengan kandungan bitumen dalam Asbuton Lawele sampai 30%, dengan mempertimbangkan rasio bitumen filler, akan dihemat penggunaan aspal minyak sampai sepertiga dari penggunaan aspal dalam campuran sehingga dari perkiraan impor 600.000 ton akan dihemat sekitar 400.000 ton aspal minyak atau menghemat devisa sekitar $ 100 juta setiap tahun Dari kajian yang telah dilakukan, menunjukkan campuran beraspal panas yang ditambah Asbuton mempunyai beberapa keunggulan, yang paling menonjol adalah naiknya stabilitas dinamis dari 1457 lint/mm menjadi 2743 lint/mm untuk 5% Asbuton, 3283 lint/mm untuk 10% Asbuton, dan modulus resilien dari 2302 MPa tanpa Asbuton menjadi 3480 MPa untuk 5% Asbuton dan 5163 MPa untuk 10% Asbuton. Disamping itu dari perhitungan simulasi berdasarkan kondisi existing road dan modulus resilien tertentu dari campuran beraspal, karena tebal yang lebih tipis dengan umur rencana yang sama atau beban kumulatif lalu lintas yang sama, lapisan beraspal dengan Asbuton mempunyai harga konstruksi lebih murah sekitar 20% dibandingkan lapisan beraspal tanpa Asbuton, meskipun harga satuan dalam ton lebih tinggi sekitar 3,7% untuk 5% Asbuton dan 7,3% untuk 10% Asbuton, dengan harga per ton Asbuton adalah Rp.750.000,-. Agar harga satuan per ton campuran beraspal panas yang ditambah Asbuton setara dengan harga per ton tanpa Asbuton, harga Asbuton seyogianya Rp.540.000,- per ton di lokasi pengguna.
Modus Dan Mekanisme Kerusakan Perkerasan Lentur Sjahdanulirwan, M.; Nono, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.624 KB)

Abstract

Sesuai dengan bertambahnya umur, perkerasan akan mengalami penurunan kondisi. Penurunan kondisi akan lebih cepat terjadi apabila beban kendaraan yang cenderung jauh melampaui batas dan disertai dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Tulisan ini mengevaluasi tentang modus dan mekanisme kerusakan yang terjadi pada perkerasan lentur serta saran pemeliharan. Pemeliharan akan lebih efektip dan efesien bilamana memperhatikan antara lain jenis dan kuantitas kerusakan, periode atau waktu penanganan yang tepat dan metoda pelaksanaan yang baik.
TRATEGI PERENCANAAN PENINGKATAN PERKERASAN JALAN LENTUR Sjahdanulirwan, M.; Nono, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 3 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.384 KB)

Abstract

Jalan mempunyai peran yang sangat strategis dalam bidang sosial, ekonomi, budaya dan hankam (integritas nasional), namun sejalan dengan waktu (beban lalu-lintas dan lingkungan) kinerja perkerasan mengalami penurunan. Untuk memperoleh kinerja perkerasan yang laik atau sesuai dengan tuntutan pengguna jalan adalah cukup sulit dicapai. Hal tersebut salah satunya sebagai akibat keterbatasan pendanaan sehingga umur layan perkerasan lebih pendek dari yang direncanakan, seperti halnya yang terjadi pada ruas Jalan Lintas Timur Sumatera. Kondisi perkerasan pada jalan tersebut sudah kritis sehingga memerlukan peningkatan bahkan ditemukan adanya daerah-daerah yang perlu rekonstruksi, sedangkan dana yang tersedia untuk tahun anggaran 2005 untuk penanganan ruas jalan tersebut hanya tersedia 10% dari perkiraan total dana yang diperlukan. Makalan ini membahas tentang strategi perencanaan peningkatan jalan terkait dengan sering terjadinya keterbatasan anggaran. Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa apabila dana yang tersedia sangat terbatas maka sebaiknya dana tidak dialokasikan secara merata untuk sepanjang ruas jalan karena hasil penanganan tidak efektif. Untuk mengoptimalkan dana dan memenuhi tutuntutan pengguna jalan, yaitu kinerja perkerasan yang laik, adalah strategi perencanaan peningkatan untuk seluruh panjang ruas jalan akan tetapi tidak didistribusikan secara merata tetapi sebaiknya direncanakan secara segmental. Cara segmental ini mencakup peningkatan sesuai umur rencana atau secara ideal dan bagian lainnya direncanakan tidak optimal tapi masih memiliki kekuatan struktur yang masih tahan untuk 1 sampai dengan 2 tahun sehingga masih memenuhi tuntutan pengguna jalan. Namun tercapainya perkerasan sesuai dengan umur rencana sangat tergantung dari pemeliharaan (rutin dan periodik) yang berkesinambungan.
PEMILIHAN TIPE GRADASI YANG TAHAN DEFORMASI PLASTIS PADA CAMPURAN BETON ASPAL Nono, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 3 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.323 KB)

Abstract

Keruntuhan perkerasan lentur yang sering dijumpai pada daerah-daerah yang memiliki temperatur lapangan yang relatif tinggi dan melayani lalu-lintas berat adalah deformasi plastis.Ada dua fakror yang dapat memberikan kontribusi terhadap terjadinya deformasi plastis pada campuran beraspal, yaitu volumetrik campuran dan penggunaan tipe aspal. Volumetrik campuran dapat diantisipasi dengan pemilihan gradasi agregat gabungan yang dapat memberikan rongga yang cukup untuk mengakomodir aspal pada saat terjadinya pemadatan dengan lalu-lintas. Untuk mengatasi masalah di atas, penulis telah melakukan penelitian tentang pemilihan gradasi agregat sebagai alternatif untuk mengantisipasi terjadinya deformasi plastis untuk skala laboratorium. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sifat campuran beraspal dengan gradasi agregat memotong kurva Fuller atau di bawah daerah yang dilarang tidak rentan terhadap terjadinya deformasi plastis.
PENGARUH KEKURANG-TEPATAN DATA MASUKAN DALAM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN LENTUR Nono, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 23 No 1 (2006)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10905.232 KB)

Abstract

Pada umumnya metoda perencanaan perkerasan yang digunakan di Indonesia adalah adopsi dari metoda perencanaan AASHTO atau TRL, seperti halnya metoda perencanaan perkerasan jalan lentur dengan analisa komponen. Berhasil baiknya perencanaan perkerasan adalah tergantung terhadap kelengkapan dan keakuratan data masukan yang digunakan, yaitu diantaranya data lalu lintas, faktor lingkungan atau faktor regional dan indek permukaan akhir (IPt). Makalah ini membahas tentang dampak kekurang-tepatan data masukan pada perencanaan yang digunakan terhadap hasil perencanaan. Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa ketidak-tepatan menetapkan ekivalen beban subu kendaraan yang diperkenalkan Austroad (1992) dapat memberikan dampak yang cukup signifikan
MODEL KERUNTUHAN PERKERASAN LENTUR Nono, Nono; AS, Dadang
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 4 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2261.148 KB)

Abstract

Pada umumnya metoda perencanaan perkerasan yang digunakan di Indonesia adalah adopsi dari perencanaan AASHTO atau TRL. Sebagaimana diketahui bahwa kondisi lingkungannya jauh berbeda dengan di Indonesia sehingga beberapa model yang digunakan pada mereka perencaan tersebut harus diadaptasikan . Makalah ini membahas hasil penelitian tentang model keruntuhan perkerasan lentur yang sesuai dengan tipe perkerasan dan kondisi lingkungan Indonesia. Penelitian dilakukan pada beberapa ruas jalan di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Beberapa kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : Model keruntuhan retak (lapis beraspal) ; εh = 6153,1 (N)-0,2329 Model keruntuhan deformasi (tanah dasar); εv = 46211 (N)-0,3051 ; untuk kedalaman alur 10 mm εv = 65940 (N)-0,3232 ; untuk kedalaman alur 15 mm εv = 93491 (N)-0,3393 ; untuk kedalaman alur 20 mm Untuk ketiga model keruntuhan deformasi di atas, sebaiknya digunakan sesuai dengan kelas jalan
PENGARUH KEKURANG-TEPATAN DATA MASUKAN DALAM PERENCANAAN PERKERASAN JALAN LENTUR Nono, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 26 No 1 (2009)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.453 KB)

Abstract

Pada umumnya metoda perencanaan perkerasan yang digunakan di Indonesia adalah adopsi dari metoda perencanaan AASHTO atau TRL, seperti halnya metoda perencanaan perkerasan jalan lentur dengan analisa komponen. Berhasil baiknya perencanaan perkerasan adalah tergantung terhadap kelengkapan dan keakuratan data masukan yang digunakan, yaitu diantaranya data lalu lintas, faktor lingkungan atau faktor regional dan indek permukaan akhir (IPt). Makalah ini membahas tentang dampak kekurang-tepatan data masukan pada perencanaan yang digunakan terhadap hasil perencanaan. Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa ketidak-tepatan menetapkan besaran faktor regional, indeks permukaan akhir (IPt) dan penggunaan ekivalen beban sumbu kendaraan yang diperkenalkan Austroad (1992) dapat memberikan dampak yang cukup signifikan
RENTANG KADAR ASPAL CAMPURAN BERASPAL PANAS SESUAI SPESIFIKASI BERBASIS SUPERPAVE Nono, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 2 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18610.45 KB)

Abstract

Kesesuaian antara kualitas campuran beraspal panas hasil kontruksi dengan kualitas rencana sangat sulit dicapai. Ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya perbedaan, antara lain adalah pengaruh kekurang-tepatan sampling, pengujian dan proses pembuatan campuran dan pelaksanaan dilapangan. Perbedaan atau keragaman hasil konstruksi tersebut masih dapat diterima asalkan sesuai dengan toleransi yang ditetapkan pada spesifikasi. Toleransi dalam spesifikasi mencerminkan bahwa kualitas hasil produksi masih dapat diterima karena secara teknik masih dalam rentang yang disyaratkan. Makalah ini membahas tentang rentang batas kadar aspal yang masih memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi yang berbasis Superpave untuk berbagai tipe dan gradasi campuran beraspal panas, baik untuk Laston maupun Lataston. Kegiatan yang dilakukan adalah mencakup kajian pustaka, pengujian bahan dan beberapa jenis campuran beraspal panas di laboratorium dan analisis data mencakup analisis deskriptif terhadap sifat bahan dari campuran beraspal. Hasil analisis diperoleh bahwa rentang batas kadar aspal untuk campuran beraspal panas mengacu terhadap spesifikasi yang berbasis Superpave, terutama untuk tipe campuran Laston rentang batas kadar aspal yang memenuhu persyaratan bervariasi dan lebih sempit (< 0.3%). Adapun untuk campuran Lataston masih cukup lebar (>= 0.4%). Berhubung rentang batas kadar aspal yang diijinkan untuk campuran Laston cukup sempit maka pada proses pengambilan contoh, pengujian dan proses pembuatan campuran serta pelaksanaan konstruksi dilapangan diperlukan presisi dan akurasi yang tinggi. Dalam hal ini terkait dengan pelaksana yang terlatih dan peralatan yang baik serta terkalibrasi. Kata kunci : rentang kadar aspal, campuran beraspal paas, Superpave, toleransi, Laston dan Lataston.
NILAI MEKANISTIK BETON ASPAL LAPIS PERMUKAAN TERHADAP PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PEMBEBANAN Sjahdanulirwan, M.; Nono, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 26 No 2 (2009)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.822 KB)

Abstract

Kinerja beton aspal sangat tergantung terhadap kualitas agregat, kekakuan aspal dan kekakuan campuran beraspal. Tulisan ini khusus membahas tentang pengaruh temperatur dan waktu pembebanan terhadap nilai mekanistik beton aspal lapis permukaan (ACWC). Beberapa literatur menyatakan bahwa kekakuan aspal dipengaruhi waktu pembebanan dan temperatur sehingga dapat mempengaruhi nilai mekanistik beton aspal lapis permukaan. Untuk mengevaluasi pengaruh temperatur dan waktu pembebanan terhadap kekakuan aspal dan campuran beraspal, yaitu dengan mensimulasikan model Van Der Poel. Sedangkan untuk mengevaluasi pengaruh temperatur dan waktu pembebanan terhadap regangan tarik ijin beton aspal lapis permukaan adalah menggunakan model Shell. Hasil analisis diperoleh bahwa kekakuan aspal pen 60 sensitif terhadap pengaruh temperatur di atas 25oC. Untuk mempertahankan kekakuan aspal sebesar 5 MPa dengan waktu pembebaban 0,011 detik ( kecepatan, V = 80 km/jam) adalah 29,5oC. Pengaruh temperatur dan waktu pembebanan terhadap kekakuan campuran beraspal adalah sama seperti terhadap kekakuan aspal, yaitu, sangat sensitif terhadap temperatur di atas 25oC. Mengacu terhadap kekakuan bitumen minimum 5 MPa, maka kekakuan campuran lapis permukaan (ACWC) adalah sekitar 2250 MPa. Umur kelelahan beton aspal lapis permukaan (ACWC) akan semakin pendek apabila temperatur semakin rendah dan waktu pembebanan semakin lama. Kata kunci : nilai mekanistik, beton aspal lapis permukaan, temperatur, waktu pembebanan