Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DADANGKAK (Hydrolea spinosa) TERHADAP BAKTERI Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Putri Vidiasari Darsono; M. Fajriannor T. M.
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 5 No 1 (2020): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.889 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v5i1.398

Abstract

Hydrolea spinosa are one of the plants that grow in swamp habitat. This plant is used by the loksado hill dayak community in the area Hulu Sungai Selatan as a cure for malaria, coughing up blood, medicine for sores and ulcers and mosquito repellent. The phytochemical content of H. spinosa leaves include tannins, steroids, flavonoids, and alkaloids. Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus is gram positive bacteria while Escherichia coli is gram negative bacteria. This study aims to determine the Antibacterial Potential of Dadangkak Ethanol Extract (Hydrolea spinosa) Against Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, and Escherichia coli as local plants in South Kalimantan. The method used is disk diffusion, the stages of this research are starting from sample preparation, extraction, antibacterial screening, sterilization and media making, rejuvenation and making of bacterial suspensions, making variable concentration stock, and antibacterial test. Positive control using Amoxicillin 25 mcg and negative control using 20% ​​DMSO. Based on the results of the average inhibition zone of ethanol extract of dadangkak leaves on Bacillus subtilis with a concentration of 100 mg / ml, 300 mg / ml, 500mg / ml which is 4.3 mm, 4 mm, 5 mm, in Staphylococcus aureus with a concentration of 100 mg / ml, 300 mg / ml, 500mg / ml are 3mm, 4.6mm, 6.3mm while Escherichia coli with a concentration of 100 mg / ml, 300 mg / ml, 500mg / ml are 2.3mm, 3mm, 3.3mm. This shows that dadangkak leaf extract has antibacterial activity on gram-positive and gram-negative bacteria.
Determination of Total Flavonoid Content of the n-Hexane Fraction of Gelinggang Leaf Extract by UV-Vis Spectrophotometric Method Romi Satria; Ali Rakhman Hakim; Putri Vidiasari Darsono
Journal of Engineering, Technology, and Applied Science (JETAS) Vol 4 No 1: April 2022
Publisher : Lamintang Education and Training Centre, in collaboration with the International Association of Educators, Scientists, Technologists, and Engineers (IA-ESTE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36079/lamintang.jetas-0401.353

Abstract

Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah, yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk masyarakat. Daun Gelinggang (Senna alata L) memiliki aktivitas antijamur berdasarkan senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, saponin, tanin steroid, alkaloid yang diharapkan dapat menjadi alternativ lain dalam pengobatan antijamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar flavonoid total dari fraksi Daun Gelinggang dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Penelitian ini menggunakan Analisis kualitatif mengidentifikasi senyawa flavonoid sedangkan analisis kuantitatif untuk menentukan kadar flavonoid menggunakan spektrofotometri uv-vis yang akan diperoleh nilai dari absorbansi dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear yaitu y = bx + a yang diperoleh dari kurva kalibrasi perbandingan dan hasil dinyatakan dalam satuan mg/gram dan persen. Hasil penelitian dari identifikasi uji warna shinoda pada ekstrak daun gelinggang positif mengandung flavonoid yang berwarna hijau lumut dan penetapan kadar flavonoid total dari daun gelinggang sebesar 2,563%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fraksi n-heksana memiliki kadar flavonoid sebesar 2,563%. Determination of Total Flavonoid Content of the n-Hexane Fraction of Gelinggang Leaf Extract by UV-Vis Spectrophotometric Method Abstract: Indonesia has abundant natural resources, which are used as traditional medicine for the community. Gelinggang leaf (Senna alata L) have antifungal activity based on secondary metabolites in the form of flavonoids, saponins, steroid tannins, and alkaloids which are expected to be other alternatives in antifungal treatment. The research objective is to analyze the total flavonoid content of the Gelinggang Leaf fraction using the UV-Vis spectrophotometry method. This study used qualitative analysis to identify flavonoid compounds and quantitative analysis to determine flavonoid levels using UV-Vis spectrophotometry. The absorbance value obtained is entered into the linear regression equation, namely y = bx + a from the comparison calibration curve and the results are expressed in units of mg/gram and percent. The results of the identification of the Shinoda color test on Gelinggang leaf extract were positive for moss-green flavonoids and the determination of the total flavonoid content of Gelinggang leaf was 2.563%. From this study, it can be concluded that the n-hexane fraction has a flavonoid content of 2.563%. Keywords: Gelinggang Leaf, N-hexane Fraction, Total Flavonoid Content, UV-VIS Spectrophotometry Method.
PEMANFAATAN KEKAYAAN HAYATI LOKAL: TEH FERMENTASI DARI KELAKAI (Stenochlaena palustris) SEBAGAI PRODUK KEWIRAUSAHAAN Dede Mahdiyah; Anggrita Sari; Adriana Palimbo; Putri Vidia Sari; Rina Al Kahfi; Fauzi Nurdin
JURNAL PENGABDIAN AL-IKHLAS UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY Vol 7, No 1 (2021): AL-IKHLAS JURNAL PENGABDIAN
Publisher : Universitas Islam kalimantan MAB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.3 KB) | DOI: 10.31602/jpaiuniska.v7i1.5440

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat beranekargam, salah satunya adalah keanekaragaman hayati. Salah satu provinsi yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi adalah di Kalimantan Selatan. Salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Kalimantan Selatan adalah tumbuhan obat yang berasal dari berbagai daerah, salah satunya adalah tumbuhan kelakai (Stenochlaena palustris). Kelakai merupakan tanaman khas lahan basah (rawa) di Kalimantan Selatan dan ditemukan zat bioaktif utama yaitu quercetin flavonoid yang memiliki efek antiinflamasi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk membentuk dan menghasilkan mahasiswa wirausaha baru mandiri dengan program Ipteks bagi Kewirausahaan. Metode yang digunakan pada kegiatan ini meliputi; proses rekrutmen tenant, sosialisasi program, pelatihan kewirausahaan, magang, pendampingan, wirausaha baru mandiri. Diperoleh mahasiswa yang siap untuk menjadi wirausaha baru mandiri yang akan menjalankan wirausaha bidang minuman yaitu teh fermentasi dari tanaman kelakai. Setelah menjalankan kegiatan pelatihan dan magang, mahasiswa siap menjadi tenant baru dengan program yaitu memproduksi teh fermentasi dari kelakai untuk dipasarkan ke lingkungan kampus dan juga ke masyarakat luas melalui media sosial dan aplikasi berbasis web dan android (ibksarimulia). Program ini membentuk mahasiswa memiliki jiwa wirausaha dan mampu menjalankan usaha dengan baik di bidang minuman teh fermentasi dari kelakai.
GAMBARAN SIKAP IBU TENTANG PENANGANAN IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Putri Vidiasari Darsono; Dewi Pusparani Sinambela; Mariatul Janah
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 7, No 2 (2016): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.45 KB)

Abstract

Latar belakang: Kemampuan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan menentukantinggi rendahnya AKI dan AKB. Angka kejadian ikterus bayi di Indonesia sekitar 50% bayicukup bulan yang mengalami perubahan warna kulit, mokusa dan mata menjadi kekuningan(Ikterus), dan bayi kurang bulan (Prematur) kejadiannya lebih sering, yaitu 75% (Depkes RI,2012).Tujuan: Penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran sikap ibu tentang penangananikterus fisiologis pada bayi baru lahir di RSUD DR. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.Metode: Penelitian deskriptif dengan populasi seluruh ibu post partum diruang nifas RSUDDR. H. Moch Ansari Saleh Tahun 2016, metode pengambilan sampel menggunakan teknikAccidental sampling, dengan sampel sebanyak 64, menggunakan variable tunggal yaitu sikapibu tentang penanganan ikterus fisiologis dan suber data didapatkan dari data primer dansekunder.Hasil: Menunjukkan sikap ibu tentang penanganan ikterus fisiologis pada bayi baru lahirsebanyak 64 responder lebih banyak memiliki sikap positif yaitu 60,9% sedangkan yangmemiliki sikap negatif yaitu 39,1%.Simpulan: 64 sampel di dapatkan sikap ibu bersikap positif yaitu berjumlah 39 responden(61%). Pengetahuan bisa di dapatkan dari berbagai media seperti internet, majalah, iklan ditelevisi dan berbagai sumber lainnya.Kata Kunci: Sikap, Ikterus Fisiologis
Pengaruh Riwayat Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Teluk Tiram Banjarmasin Dewi Pusparani Sinambela; Putri Vidiasari Darsono; Nurul Hidayah
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 10, No 1 (2019): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.21 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v10i1.435

Abstract

Latar Belakang: Kejadian stunting dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pemberian ASI yang kurang dari 6 bulan dapat meningkatkan risiko kejadian stunting. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin penderita stunting pada tahun 2017 yaitu 12,60%, tertinggi adalah di wilayah kerja puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin yaitu 1,43 %.Tujuan: menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita di Puskesmas Teluk Tiram Kota Banjarmasin.Metode: Jenis penelitian ini menggunakan penelitian survei analitik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara langsung dengan orang tua balita menggunakan checklist. Data hasil penelitian dianalisis bivariat menggunakan uji chi square untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas yaitu pemberian ASI eksklusif dengan variabel terkait yaitu kejadian stunting. dengan tingkat kemaknaan p 0,05.Hasil: Hasil penelitian diketahui Balita yang tidak ASI Eksklusif tidak mengalami Stunting yaitu 8 balita dan tidak ASI Eksklusif mengalami Stunting yaitu 58 balita. Balita yang ASI Eksklusif tidak mengalami stunting yaitu 20 balita dan balita yang di beri ASI Eksklusif yang mengalami stunting ada 2 balita menggunakan uji chi square menunjukkan nilai p= 0,00 yang berarti ASI eksklusif merupakan salah satu faktor terjadinya stunting pada balita.Simpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita Kata Kunci: ASI Eksklusif, Balita, Stunting The Influence Of The History Of Children Exclusive Breastfeeding  In The Region Teluk Tiram Public Health Care  Banjarmasin Abstract Background: Stunting are influenced by several factors, one of which is breastfeeding less than 6 months can increase the risk of stunting. Based on data from the Banjarmasin City Health Office, stunting patients in 2017 were 12.60%, the highest was in the working area of the Banjarmasin Tiram Health Center, which was 1.43%.Objective: To analyzed the relationship of exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in infants at the Teluk Tiram Health Center in Banjarmasin.Method: This type of research uses analytic survey research. The data collection technique in this study was direct interviews with parents of children using a checklist. Data from the study were analyzed by bivariate using the chi square test to determine whether there was a relationship between the independent variables namely exclusive breastfeeding and related variables, namely the incidence of stunting. with a significance level of p 0.05.Results: The results of the study revealed that toddlers who did not have exclusive breastfeeding did not experience stunting, namely 8 toddlers and not exclusive breastfeeding experienced Stunting, 58 toddlers. Toddlers with exclusive breastfeeding did not experience stunting, namely 20 toddlers and toddlers who were given exclusive breastfeeding who had stunting, there were 2 toddlers using the chi square test showing p = 0.00 which means exclusive breastfeeding is one factor in stunting in infantsConclusion: There is a significant difference between exclusive breastfeeding and the incidence of stunting in infants Keywords: Exclusive Breastfeeding, I, Stunting
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGALAMI INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Putri Vidiasari Darsono; Dede Mahdiyah; Fahrianti Fahrianti
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 7, No 1 (2016): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.668 KB)

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Menurut WHO dalam Safitri (2013), Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi yang kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki. Indonesia merupakan negara berpenduduk ke empat terbesar dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. infeksi saluran kemih di masyarakat makin meningkat seiring meningkatnya usia. Berdasarkan survey dirumah sakit Amerika Serikat kematian yang timbul dari Infeksi Saluran Kemih diperkirakan lebih dari 13000 ( 2,3 % angka kematian).Tujuan: Mengidentifikasi gambaran Karakteristik Ibu hamil yang mengalami ISK di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin.Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif. penelitian ini menggunakan teknik Acedental Sampling yaitu sebanyak 30 orang ibu hamil yang mengalami ISK. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Ceklist.Hasil: umur 20 dan 35 tahun memiliki jumlah terbesar yaitu berjumlah 29 orang (96,7 %), Sebagian besar responden yang berpendidikan SMP berjumlah 13 orang (43,3%), Pekerjaan yaituResponden yang tertinggi adalah responden yang bekerja sebanyak 16 orang (53,3%), status ekonomi sedang adalah yang tertinggi yaitu 16 orang. Dan responden yang memiliki riwayat keputihan adalah yang tertinggi berjumlah sebanyak 28 orang (93,3%).Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami ISK berdasarkan karakteristik yang tertinggi yaitu, pendidikan, pekerjaan , dan riwayat keputihan di wilayah kerjaPuskesmas Pekauman Banjarmasin.Kata Kunci: karakteristik, ibu hamil, ISK
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ispa Pada Balita Di Puskesmas Binuang Putri Vidiasari Darsono; Novalia Widiya Ningrum; Suwarni Suwarni
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 9, No 1 (2018): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.966 KB)

Abstract

Latar Belakang: ISPA merupakan penyebab kesakitan dan kematian dari seluruh penyakit pada anak berusia dibawah 5 tahun. Beberapa faktor risiko kesakitan hingga kematian pada balita diantaranya status gizi, status imunisasi dan jenis kelamin Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Binuang. Metode: Penelitian menggunakan Survey Analitik dengan pendekatan case control. Populasi adalah balita yang berobat di Puskesmas Binuang sebanyak 443 balita. Teknik pengambilan sampel dengan Systematik Random Sampling, sampel terdiri dari 144 kasus ISPA dan kontrol 144 balita. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA (nilai p = 0,544 0,05) pada balita, tidak ada hubungan antara kelengkapan status imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita (nilai p = 0,607 0,05). Ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian ISPA pada balita (p = 0,034 0,05), nilai OR=1,655 (95% CI: (1,038 – 2,637) artinya laki-laki berpeluang 1,655 kali untuk menderita ISPA dibanding perempuan. Simpulan: Status gizi dan imunisasi tidak memiliki hubungan dengan kejadian risiko penyakit ISPA dibandingkan faktor jenis kelamin. Perlu upaya bagi keluarga terutama yang mempunyai balita laki-laki dengan aktifitas diluar rumah yang tinggi untuk memberikan makanan dengan asupan nutrisi yang seimbang dan juga menjaga kebersihan diri dengan baik agar terhindar dari penyakit infeksi khususnya penyakit ISPA. Kata Kunci: Balita, ISPA, Jenis Kelamin, Puskemas, Status Gizi, Status Imunisasi. ________________________________________________________________Background: Acute Respiratory Infection (ARI) was a cause of morbidity and mortality in children and 50% of all illnesses in Toddler. Population were all treated at Puskesmas Binuang from June to August 2017 as many as 443 Toddler. Data were analysed using Chi-Square test with 95% confidence level. In 2014 there were 1,034 cases, in 2015 increased to 1,322 cases, and 2016 increased again to 1,756. During the last three years of the 10 most diseases in Puskesmas Binuang ARI was ranked first. The aim research for now that factors which are correlated to occurrences of ARI on Toddler. The sample consisted of 144 cases of ARI and control of 144 on Toddler. Method: Survey research using analytic approaches case control. The population is all the toddlers who seek treatment at Puskesmas Binuang June-August 2017 as many as 443 Toddler. Data were analysed using Chi-Square test with 95% confidence Interval. Result: There was no correlation between nutritional status (p value = 0.544 0,05) the completeness of immunization status p value = 0,607 0,05 with ARI occurrence in baby and there was relation between and there was sex with correlation p value = 0,034 0,05 between the incidence of ARI in Toddler. OR (Odds Ratio) = 1,655 (95% CI: (1,038 - 2,637) male were 1.655 times more likely to suffer from ARI than female. Conclusion: Nutrition status and immunisation has not a relationship with the risk of ARI disease compared to factor sex. There needs to be a solution to the community to provide good nutrition to their children and provide counselling behaviour of family have children under five for prevention of the occurrence of infectious diseases, especially ARI. Keywords: Toddler, ARI, Immunisation Status, Nutrition Status, Sex. 
GAMBARAN STRUKTUR ANATOMIS DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN SERTA BATANG Hydroleaspinosa Putri Vidiasari Darsono
Bioscientiae Vol 9, No 2 (2012): Bioscientiae Volume 9 No 2
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.929 KB) | DOI: 10.20527/b.v9i2.3876

Abstract

This studyaimed toobserve anatomicalstructure and antioxidant activitiesofleavesand stemsHydroleaspinosa. Anatomical tissues section of leaves and stems wereprepared using paraffin method and analysis of antioxidant activities was done by DPPHmethod (1, 1–difenil–2–pikrilhidrazil). The results showed that the anatomical structureofHydroleaspinosaleavescross sectionconsistsofupperepidermis cells(adaksial)andlowerepidermis cells(abaksial), trichomes, mesophyll that was differentiatedintoabovepalisadeparenchymaandbelow spongyparenchyma, vasculartissues, the strengthenertissuesanddruscrystals. While on thecross sectionofthe stems wereepidermis, cortex,vessels, and pith.There wasairspace between medium stemsand old stems. The resultsofanalytical measurements ofantioxidantactivities onethanolextractofHydroleaspinosaleaves with IC50value 52.735ppm are higher than thestemswithIC50value 68.911ppmbutstill lowerthan the controlof vitaminCandBHT.
S SKRINING FITOKIMIA SERTA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUNGA KETEPENG CINA (Senna alata (L.) Roxb.) DENGAN METODE DPPH EKA RIA SAFITRI; Rohama Rohama; Putri Vidiasari D.
Jurnal Pelayanan Kefarmasian dan Sains Vol 1 No 1 (2020): Journal Of Pharmaceutical Care and Science
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Indonesia has avarietyof plants that have potential as herbal medicines which are still unknown to many people, one of them is Chinese ketepeng flowers. Empirically in South Barito District, Central Kalimantan, Chinese ketepeng plants have been used for various diseases. Basedon this the researcher intend to conduct further research on antioxidant activity in the Chinese ketepeng flowers.   Objective: To determine secondary metabolite compounds and antioxidant activity contained in Chinese Ketepeng flower extract.   Methods: Thistype of research is experimental research, with Posttest Only Control Group Design. Extraction is done by maceration method. Phytochemical screening is done by color reagents and TLC. Test antioxidant activity with the DPPH method.   Results: 50 grams of Chinese ketepeng flower extraction with 9 L of 96% ethanol obtained thick extract of 35.34 gram. The results of phytochemical screening with color reagents and TLC extract of positive Chinese ketepeng flowers contain flavonoids, phenolic compounds,saponins and tannins. Antioxidant activity test results obtained by 185.037 ppm.   Conclusion:Chinese ketepeng extract contains secondary metabolites of flavonoids, phenolic, saponin and tannin compounds and obtained antioxidant activity of 185,037 ppm.Keywords:Antioxidants, Senna alata (L.) Roxb.flower, Phytochemicals.      
D Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) berdasarkan Tingkatan Fraksi: Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) berdasarkan Tingkatan Fraksi Hesty Wulandari; Rohama Rohama; Putri Vidiasari Darsono
Jurnal Pelayanan Kefarmasian dan Sains Vol 3 No 1 (2022): Journal of Pharmaceutical Care and Sciences (JPCS)
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/jpcs.v3i1.210

Abstract

Background: Kapok leaf (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) is a plant that grows a lot in Central Kalimantan which is empirically used as an inhibitot of kidney stone formation and can shed kidney stones. Kapok leaves are known to contain flavonoids that can inhibit formation and dissolving kidney stones. Objective: To determine the total flavonoid content of kapok leaf extract in the n-hexane, ethyl acetat and methanol fractions. Methods: Observational descriptive method by looking at the results of the data, qualitative by using color reaction test and thin layer chromatography (TLC) and quantitative data by using UV-Vis spectrophotometry to see the total levels of flavonoids. Results: The result of qualitative analysis of flavonoid compounds with color reactions and TLC showed that they contained flavonoid compounds positive. The results of quantitative analysis using UV-Vis spectrophotometric showed that the total flavonoid content in the ethanol extract 96%, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction and methanol fraction respectively were 31,663 mg QE / g or 3,1667%; 5,167 mg QE / g or 0,5167%; 51,833 mg QE / g or 5,1833%; and 7,166 mg QE / g or 0,7166%. The highest total flavonoid content was in the ethyl acetate fraction. Conclusion: The kapok leaf extract with the fraction level contains flavonoid compounds with total flavonoid content in the ethanol extract 96%, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction and methanol fraction respectively were 31,663 mg QE / g or 3,1667%; 5,167 mg QE / g or 0,5167%; 51,833 mg QE / g or 5,1833%; and 7,166 mg QE / g or 0,7166%.