Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENANAMAN SIKAP NASIONALISME RELIGIUS MELALUI AKTIVITAS KEPANDUAN HIZBUL WATHAN TAHUN 1950-1961 Pranita Dewi Vanli; Syaiful M; Henry Susanto
Journal of Social Science Education Vol 1, No 1 (2020): Vol 1, No 1 (2020) Journal of Social Education
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.542 KB)

Abstract

Kiai Haji Ahmad Dahlan mendirikan kepanduan dengan nama Hizbul Wathan di Yogyakarta pada tahun 1918. Hizbul Wathan bertugas untuk mendidik para pemuda dan diharapkan bahwa nantinya mereka akan berguna bagi tanah air dan persyarikatan Muhammadiyah, dengan mendirikan kepanduan Hizbul Wathan bercita-cita agar pemuda-pemuda Muhammadiyah mencintai tanah air dan bangsanya dengan dasar tuntunan agama Islam. Prinsip kepanduan yang digelorakan didalam HW ialah, Agama Islam (pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam), ilmu jiwa (yaitu dalam latihan, pelajaran, dan permaianan, segalanya disesuaikan dengan keadaan dan umur anggota), kemerdekaan dalam bekerja dan latihan (segala bentuk kegiatan HW bukan paksaan, melainkan kesadaran diri para anggota). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apa sajakah bentuk-bentuk aktivitas kepanduan Hizbul Wathan dalam menanamkan sikap nasionalisme religius tahun 1950-1961?”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk aktivitas Hizbul Wathan pada anggotanya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian historis, serta teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik kepustakaan dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis mengambil kesimpulan, bahwa bentuk- bentuk aktivitas Hizbul Wathan terbagi menjadi dua, yaitu aktivitas fisik dan aktivitas non-fisik dan sikap nasionalisme religius tampak pada kegiatan berkemah yang dilaksanakan, PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), baris-berbaris, tali-temali, permainan dan nyanyian, serta aktivitas rohani. Sikap nasionalisme religius yang tergambarkan melalui aktivitas Hizbul Wathan ialah sikap cinta tanah air, menjaga solidaritas saudara, berjihad, mematuhi kebenaran agama, menunjukkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits, dan menayangkan simbol-simbol agama.Kata Kunci: Nasionalisme Religius, Aktivitas, Hizbul Wathan.
RUNTUHNYA KEJAYAAN KOPI PRIANGAN TAHUN 1870-1900 khoirunnisa amarina; Henry Susanto; Sumargono Sumargono
Journal of Social Science Education Vol 2, No 2 (2021): Vol 2, No 2 (2021) Journal of Social Education
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.364 KB)

Abstract

Tahun 1870-1900 adalah tahun dimana pemerintah Belanda memberikan peluang kepada pengusaha swasta untuk menanamkan modalnya di Hindia-Belanda, khususnya pada bidang perkebunan. Tanaman kopi merupakan salah satu jenis tanaman ekspor yang laku di pasar internasional, wilayah Hindia-Belanda yang terkenal sebagai penghasil kopi adalah Priangan. Ketika masa Tanam Paksa tanaman kopi sangat memberikan keuntungan bagi kas negeri Belanda. Namun ketika masa Liberal diterapkan di Hindia-Belanda kopi Priangan mengalami penurunan ekspor ke pasar internasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang menyebabkan runtuhnya kejayaan kopi Priangan pada tahun 1870-1900. Metodologi dalam penelitian ini adalah metode historis dengan empat langkah penelitian: Heuristik (mencari serta mengumpulkan arsip melalui ANRI), Kritik (melihat keaslian sumber serta isi dari arsip yang telah ditemukan), Interpretasi (menafsirkan data yang diperoleh), Historiografi (menulis cerita sejarah dalam bentuk skripsi). Teknik analisis data yang digunakan teknik analisis data historis, kegiatan yang diawali pengumpulan data, kritik sumber yang dikaitkan dengan teori serta metode penelitian sejarah dan kemudian menjadi sebuah fakta sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan: runtuhnya kejayaan kopi Priangan tahun 1870-1900 disebabkan oleh beberapa faktor: 1). Meningkatnya pasokan kopi di pasar internasional. 2). Munculnya perkebunan kopi swasta lainnya di wilayah Hindia-Belanda seperti di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara sehingga munculnya pesaing (kompetitor). 3). Setiap 35 tahun sekali harga kopi turun ke titik terendah dan menurunnya jumlah permintaan kopi dari Brazil sebagai pusat pasar kopi dunia. Kata Kunci: Runtuh, Kopi Priangan.
Perlawanan Sultan Sepuh V dalam Menghadapi VOC di Cirebon Tahun 1773-1787 Lara Sari; Henry Susanto; Yusuf Perdana
Journal of Social Science Education Vol 2, No 1 (2021): Vol 2, No 1 (2021) Journal of Social Education
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.797 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan perlawanan Sultan Sepuh V. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Adapun langkah-langkah dalam metode historis yaitu, Heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebab-sebab perlawanan Sultan Sepuh V terhadap VOC yakni adanya intervensi politik yang menyebabkan hilangnya hak sultan dan monopoli perdagangan yang sangat menyengsarakan masyarakat, proses perlawanan yang dilakukan yakni dengan melanjutkan pembangunan Gua Sunyaragi sebagai basis perlawanan, mendirikan basis perlawanan baru di Desa Matangaji dan melakukan perundingan yang berujung kematian, keberhasilan dari berbagai perlawanan yakni memproduksi senjata, strategi dalam pembangunan markas-markas perlawanan dan kegagalan perlawanan Sultan Sepuh V adalah implementasi peraturan VOC Tahun 1752 yang berakibat hilangnya hak sultan dalam mewariskan tahta, kesejahteraan dan kesehatan masyarakat yang menurun dan krisis percayaan dari kerabat dekat Sultan yakni Ki Muda yang mengkhianati dan membunuh Sultan Sepuh V. 
SEJARAH KEBERADAAN ETNIS BUGIS PERANTAUAN DI TELUK BETUNG TIMUR Adilah Shobariyah; Henry Susanto; Yustina Sri Ekwandari
Journal of Social Science Education Vol 1, No 2 (2020): Vol 1, No 2 (2020) Journal of Social Education
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.912 KB)

Abstract

Sejak terjadi perlawanan dilakukan oleh Sultan Hasanuddin dari Kesultanan Bone mengakibatkan kondisi Sulawesi Selatan tidak aman maka, Etnis Bugis pergi merantau untuk mencari tempat tinggal dan sumber mata pencarian di tanah rantau. Rumusan masalah dari penelitian “Bagaimanakah Sejarah Keberadaan Etnis Bugis Perantauan di Teluk Betung Timur?”. Tujuan peneliti untuk mengetahui Sejarah Keberadaan Etnis Bugis Perantauan di Teluk Betung Timur. Metode yang digunakan adalah Penelitian Historis, penarikan dari informan dilakukan secara Teknik Snowball Sampling diperoleh sebanyak 8 informan dengan kriteria. peneliti menggunakan Teknik Wawancara, Teknik Kepustakaan dan Teknik Analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini di peroleh data bahwa Etnis Bugis mempunyai sifat berani yang tinggi sehingga perantau, memiliki kemampuan melihat strategi berlayar di laut, dapat berinteraksi dengan masyarakat, mempunyai pribadi yang keras sehingga kadang terdapat permasalahan konflik yang datang menjadi pendorong dan penghambat Etnis Bugis Perantauan di Teluk Betung Timur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hal yang menjadi pendorong Etnis Bugis mempunyai sifat pribadi yang berani, mencari daerah aman untuk mereka tinggali, kemampuan ilmu pengetahuan yang luas terkait kelautan, berinteraksi dan beradaptasi dengan baik oleh masyarakat sekitar dan hal yang menjadi penghambat Etnis Bugis yang menyebabkan perantau kesulitan dalam segi bahasa sehingga awal mulai berinteraksi masih menggunakan bahasa isyarat sampai ia bisa memahami bahasa daerah perantauan, dan mudah menimbulkan konflik yang di bawakan perawakan dari Etnis Bugis yang berani.Kata Kunci: Sejarah, Pendorong, dan Etnis Bugis Perantauan.
PERANAN NYAI DALAM TRANSFER BUDAYA DI DAERAH PERKEBUNAN DELI TAHUN 1870-1942 Diskalia Amandah; Henry Susanto; Yustina Sri Ekwandari
Journal of Social Science Education Vol 1, No 1 (2020): Vol 1, No 1 (2020) Journal of Social Education
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.756 KB)

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Nyai dalam transfer budaya di daerah perkebunan Deli tahun 1870-1942. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah (historis) yaitu prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan dengan langkah-langkah berupa heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kepustakaan dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa terjalinnya kehidupan bersama antara laki-laki Eropa dan perempuan pribumi dalam hubungan pernyaian menyebabkan saling terpengaruhnya kebiasaan di antara keduanya yang diperoleh dari adanya interaksi yang terus-menerus secara intensif. Hal ini tidak terlepas dengan adanya peranan dari kedua belah pihak antara nyai dan tuan Eropa-nya. Semua hal tersebut dapat dilihat dalam persoalan makan yang kontras antara nyai dan tuan-nya, busana yang saling mempengaruhi, adanya pembauran bahasa, dan gaya hidup yang berbeda antara orang Eropa dan pribumi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah transfer budaya tidak terlepas dari adanya peranan nyai dan Tuan Eropa-nya, transfer budaya yang terjadi meliputi persoalan dan kebiasaan makan yang akhirnya memunculkan suatu istilah yaitu rijsttafel. bahasa petjoek yang tercipta dari adanya pembauran Bahasa Belanda dan Bahasa Jawa, pakaian nyai yang disesuaikan dengan perubahan pada statusnya dan sang tuan yang juga diperkenalkan dengan pakaian pribumi oleh nyai, serta adanya gaya hidup yang saling mempengaruhi diantara nyai dan tuan-nya, dimana akhirnya mereka bisa saling belajar satu sama lain. Kata Kunci: Nyai, Transfer Budaya, Perkebunan Deli.
Seni Tradisional Hadra Pada Lampung Saibatin Septa Dewi; Risma Margaretha Sinaga; Henry Susanto
Journal of Social Science Education Vol 2, No 1 (2021): Vol 2, No 1 (2021) Journal of Social Education
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract:Hadra Traditional Art in Lampung Saibatin. The research objective was to determine the meaning of Hadra Traditional Art. The method used is hermeneutic. Based on the results of research on the art of hadra, the elements are song, wasp and dance. The meaning of the traditional art of hadra: an expression of praise for the exemplary nature of Allah SWT and the longing for the presence of the Prophet Muhammad, advice on harm and teachings to make the Qur'an a guide to life, a form of expression of pleasure in order to get closer to the creator, teachings to live with mutual respect and manners. Keywords:Hadra, Meaning and Lampung Saibatin 
Orientasi Bernegara Republik Indonesia Periode 1959-1965 Luluq Istiqomah; Henry Susanto; Rinaldo Adi Pratama
Journal of Social Science Education Vol 2, No 2 (2021): Vol 2, No 2 (2021) Journal of Social Education
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.254 KB)

Abstract

Orientasi Bernegara Republik Indonesia Periode 1959-1965. Kegagalan demokrasi parlementer atau demokrasi liberal menjadikan pemerintahan Indonesia tidak stabil. Sistem demokrasi liberal dengan multipartai yang dijalankan diinspirasi salah satunya dari  sistem yang berlaku di Belanda. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia belum lepas dari pengaruh kolonialisme dan imperialisme menjadikan Sukarno sang Presiden kala itu mencari solusi atas masalah dalam demokrasi liberal dan mencari alternatif lain dalam menjalankan kehidupan bernegara Indonesia yang jauh dari pengaruh kolonialisme dan imperialisme. Demokrasi terpimpin menjadi solusi dari gagalnya demokrasi liberal di Indonesia saat itu. Sejak saat itu fenomena sejarah bernegara Republik Indonesia mulai berkiblat ke negara Cina. Model pembangunan negeri Cina diyakini oleh Sukarno sebagai jalan alternatif modernisasi Indonesia yang berada di tengah pusaran Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode historis. Peneliti menggunakan teknik kepustakaan dan teknik dokumentasi dalam pengumpulan data. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis mengambil kesimpulan bahwa faktor penyebab diterapkan demokrasi terpimpin adalah Sukarno sebagai presiden memiliki perkembangan anti imperialisme dan kolonialisme. Hal ini dapat dilihat dari perilaku politiknya   yang tumbuh dari faktor eksternal dan berkenaan dengan hal itu Cina memberikan inspirasi saat kunjugan Sukarno ke Cina ditengah kegagalan yang sedang dialami saat pelaksanaan demokrasi liberal, terlebih dengan kenyataan bahwa demokrasi liberal masih mendapatkan pengaruh dari Belanda. Sukarno kemudian menerapkan Demokrasi terpimpin dan Nasakom sebagai alternatif dalam kegagalan demokrasi liberal, hal tersebut justru menimbulkan risiko yang merugikan bagi bangsa Indonesia itu sendiri seperti keterasingan dari dunia Internasional dan terpuruknya ekonomi Indonesia serta peristiwa G30S yang menjadi bibit penggembosan Sukarno.
BUMIPUTERA TEACHERS IN ETHICAL POLITICS marzius Insani; Ali Imron; Henry Susanto; Wahyuni Atika
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 9, No 1 (2021): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.81 KB)

Abstract

This study aims to analyze the procurement of Bumiputera teachers to fulfill educational programs in the era of ethical politics. This study uses the historical method, which is the process of testing and analyzing events in the past. The results of this study indicate that the Dutch East Indies government made various efforts to overcome the shortage of teachers by building special teacher education schools such as the Apprenticeship System, CVO (Cursus Volks Onderwijzer), 2-year Normalcursus, Normalschool, Kweekschool, Hongere Kweekschool, Hollands Inlandse Kweekschool, Hoofdacte Course. The government is also trying to conduct training for bumiputera teachers who are guided by two Dutch teachers to receive Dutch language diplomat education for 2 years. Keyword: Bumiputera Teachers, Education, Ethical Politics, Teacher's School
PERSAMAAN KEBIJAKAN EKONOMI RENCANA 5 TAHUN PERTAMA CINA DAN KEBIJAKAN EKONOMI ALIBABA (1953-1955) Asna Ariz Kawanti; Henry Susanto; Marzius Insani
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 9, No 2 (2021): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.001 KB)

Abstract

Persamaan Kebijakan Ekonomi Rencana 5 Tahun Pertama Cina Dan Kebijakan Ekonomi Alibaba (1953-1955). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persamaan antara kebijakan ekonomi Alibaba pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 dan kebijakan Rencana 5 Tahun Pertama Cina. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat persamaan antara kebijakan ekonomi Alibaba dan kebijakan ekonomi Rencana 5 Tahun Pertama Cina. Persamaan yang di teliti yaitu pada ekonomi sektor pertanian dan industri menengah. Dibidang pertanian Cina membuat pertanian yang lebih modern untuk kemajuan sistem pertanian negaranya, hal ini juga dilakukan pada kabinet Alibaba yaitu dengan modernisasi sistem pertanian di Indonesia. Dibidang industri perusahaan-perusahaan di Cina diberikan pinjaman kredit lisensi untuk menasionalisasikan perindustrian di negara Cina. Selain itu pengadaan pajak dan sistem pemerintahan yang bersentral ke pusat mempermudah pemerintah dalam mengatur proses nasionalisasi perekonomian di Cina. Di Indonesia hal ini juga terjadi pada kebijakan Alibaba yang menekankan pada nasionalisasi perindustrian di Indonesia. Hal ini dilakukan karena di Indonesia banyak terdapat pengusaha-pengusaha Tionghoa yang memiliki perusahaan dan dapat menguasai sistem perekonomian di Indonesia. Kata Kunci: Alibaba, Cina, Ekonomi, Kebijakan
Asal Usul Masyarakat di Tiyuh Karta Tulang Bawang Barat dalam Tuturan Tradisi Lisan Diana Astuti; Syaiful M; Henry Susanto
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 7, No 2 (2019): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.778 KB)

Abstract

The problem formulation in this research is what is the origin of community in Karta Tulang Bawang Barat village in the utterances of oral tradition? The purpose of this research is to know the origin of community in Karta Tulang Bawang Barat village in the utterances of oral tradition. The method that used in this research is oral history method. The research used data accumulation technique interview and documentation. Data analysis technique used in this research is  qualitative data analysis. The result of this research shows that the origin of community in Karta Tulang Bawang Barat village in the utterances of oral tradition derived from two descent pathways: Buay Bulan and Banten.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana asal usul masyarakat di Tiyuh Karta Tulang Bawang Barat dalam tuturan tradisi lisan? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui asal usul masyarakat di Tiyuh  Karta Tulang Bawang Barat dalam tuturan tradisi lisan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Sejarah Lisan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asal usul masyarakat di Tiyuh Karta Tulang Bawang Barat dalam tuturan tradisi lisan dari dua jalur keturunan yaitu keturunan Buay Bulan dan keturunan pendatang dari Banten.Kata kunci: keturunan, masyarakat, tradisi lisan