Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Majalah Farmasetika

Kajian Pengembangan Sediaan Nanosuspensi Untuk Penghantaran Intravena Obat Sukar Larut Air Sani Ega Priani
Majalah Farmasetika Vol 7, No 2 (2022): Vol. 7, No. 2, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i2.37343

Abstract

Pengembangan bentuk sediaan perlu dilakukan untuk penghantaran intravena senyawa aktif dengan kelarutan yang rendah dalam air. Nanosuspensi sebagai suatu produk nanoteknologi banyak diaplikasikan untuk tujuan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan sistem nanosuspensi untuk penghantaran intravena obat sukar larut air dalam hal jenis penstabil yang aman digunakan dan  mengkaji pengaruhnya terhadap disolusi,   pelepasan , dan profil farmakokinetika zat aktif  serta kajian keamanan penggunaan. Penelitian dilakukan dengan systematic literature review (SLR), menggunakan artikel ilmiah dari database bereputasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan. Hasil kajian menunjukkan bahan penstabil utama yang digunakan pada pengembangan nanosuspensi intravena  adalah poloxamer, lesitin, TPGS (D-a-tocopheryl polyethylene glycol 1000 succinate), dan BSA (bovine serum albumin) yang bersifat biokompatibel, non toksik, dengan harus memperhatikan kadar maksimal menurut  FDA’s Inactive Ingredient Database for IV route. Pengembangan nanosuspensi secara signifikan mampu meningkatkan disolusi dan pelepasan zat aktif dibandingkan dengan bentuk murni/suspensi. Pengembangan nanosuspensi pada beberapa bahan aktif mampu merubah profil farmakokinetika yang ditandai dengan peningkatan nilai AUC (area under curve), Cmax,  dan  MRT (mean residence time) dengan memberikan profil pelepasan diperlambat (sustained release). Pengembangan nanosuspensi pada beberapa bahan aktif terbukti aman digunakan secara intravena berdasarkan  uji hemolisis dan iritasi vaskular. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan diketahui bahwa nanosuspensi sesuai dan potensial untuk diaplikasikan untuk penghantaran intravena obat sukar larut air.
Formulasi Nanosuspensi Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu Manis dengan Metode Bottom-Up Sani Ega Priani; Sri Peni Fitrianingsih; Livia Syafnir; Faqih Radina
Majalah Farmasetika Vol 8, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v8i4.46592

Abstract

Kayu manis memiliki berbagai aktivitas farmakologi salah satunya adalah aktivitas sitotoksik. Beberapa penelitian menunjukkan nanosuspensi dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas sitotoksik bahan aktif.  Nanosuspensi adalah sistem dispersi koloidal mengandung partikel obat dengan ukuran <1µm yang distabilkan oleh molekul surfaktan dan atau polimer. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi formula nanosuspensi ekstrak etanol kulit batang kayu manis menggunakan metode bottom up dengan variasi jenis surfaktan/polimer sebagai bahan penstabil. Kulit batang kayu manis diekstraksi menggunakan etanol 96% dengan metode maserasi. Ekstrak dikembangkan menjadi sediaan nanosuspensi dengan teknik antisolvent precipitation menggunakan variasi bahan penstabil yakni tween 80, natrium lauril sulfat, polivinil alkohol (PVA), dan polivinil pirolidon (PVP). Berdasarkan hasil optimasi formula, diketahui bahwa sediaan nanosuspensi mengandung ekstrak kulit batang kayu manis 0,5% menggunakan bahan penstabil PVA 2% memiliki karakteristik fisik paling sesuai,  yang ditandai dengan penampilan  yang jernih, tanpa endapan, nilai persen transmitan 79,57±0,13 %, ukuran partikel 589±17 nm serta nilai PDI 0,50 ± 0,01. Nanosuspensi kayu manis menggunakan PVA 2% sebagai penstabil memiliki karakteristik yang paling optimum.
Co-Authors Ainul Fatihah Halim Amila Gadri Anan Suparman Anan Suparnan Anindi Febrilia Aprian Dwiatama Budi Prabowo Soewondo Clarisa Ananda Putri Putri Darijanto, Sasanti Tarini Debby Prihasti Ayustine Delfiana Aura Efrida Desti Puspa Rahayu Dina Mulyanti Dina Mulyanti Dinda Ayu Fauziyah Dinnanda Yussepina Wulansari Dinnanda Yussepina Wulansari Dona Indriastuti Dyah Ayu Nurismawati Faqih Radina Faqih Radina Fetri Lestari Fetri Lestari Fitrianti Darusman Frida Anggita Amalia G.C. Eka Darma Gita Cahya Eka Darma Gita Cahya Eka Darma Hanifa Rahma Hasna Syakira Fauziah Indah Ayu Lestari Indra Topik Maulana Iwo, Maria Immaculata Kiki Mulkiya Lanny Mulqie Livia Syafnir Livia Syafnir Maria Immaculata Iwo Maria Immaculata Iwo Melati Sasabila Mentari Luthfika Dewi Mira Nurseha Muhammad Taufik Septian Nazela Constantia Hilyatul Aulia Neneng Alifia Nur Fauziah Nurrayyan Nurrayyan Nurrayyan, Nurrayyan Rafanisa Apriansah Ratih Aryani Ratih Aryani Restianti Mutiara Rizki Anggara Permana Rizza F. Nurasyfa Robby Prayitno Saadiya Noerman Salsabilla Wijaya Sasanti Tarini Darijanto Sasanti Tarini Darijanto, Sasanti Tarini Shelma Azhari Abdilla Siti Anggina Ismiyati Solihat Sri P. Fitraningsih Sri Peni Fitrianingsih Sri Peni Fitrianingsih Sri Yulianingsih Somantri Suciati, Tri Syifa Siti Fatimah Azzahro Tati Kurniati Taufik Muhammad Fakih Tia Nur Setianty Tri Suciati Tri Suciati Vina Azzahra Siti Nurhedian Widad Aghnia Shalannandia Wulan Kartika Dewi Yasmin Ramadania Burhanudin Zainab Zahira Azzahra Zalfa Ainun Rozak