Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Edukasi Pemanfaatan Jahe dalam Bentuk Sediaan Balsem di Kelurahan Bela Rakyat Kabupaten Langkat Tahun 2022 Athaillah Athaillah; Putra Chandra; Aswan Pangondian
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Edisi Januari 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v3i1.513

Abstract

Jahe sering dimanfaatkan oleh mansyarakat dengan cara kompres jahe hangat untuk mengurangi intensitas nyeri pada sendi, meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi edema, meningkatkan relaksasi otot, menyehatkan jantung, mengendorkan otot-otot, menghilangkan stres, meringankan kekakuan otot, nyeri otot, meringankan rasa sakit, meningkatkan permeabilitas kapiler, memberikan kehangatan bagi tubuh. jahe dapat diaplikasikan dalam bentuk sediaan balsem. Balsem merupakan sediaan obat luar dalam bentuk padat. Kelurahan Bela Rakyat membudidayakan jahe di pekarangan rumah sebagai tanamam obat. Balsem jahe dibuat di laboratorium Universitas Haji Sumatera Utara dan dibagikan kepada peserta. Hasil kegiatan diperoleh bahwa materi yang disampaikan tentang pemanfaatan jahe dalam bentuk balsem dan cara pembuatan balsem jahe dipahami oleh peserta dan peserta tertarik untuk mencoba membuat balsem jahe secara mandiri.
Edukasi Pemanfaatan Pengawetan Bahan Alam Dengan Metode Simplisia Pada Siswa SMP Pahlawan Medan Aswan Pangondian; Athaillah Athaillah; Putra Chandra; Refli Renaldi
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Edisi Juli 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v3i2.651

Abstract

Indonesia memiliki sumber daya alam hayatinya yang sangat melimpah. Lebih dari  80.000 spesies atau jenis tumbuhan yang terdapat di dalam Indonesia, baik itu di darat maupun di laut. Hanya Sebagian kecil tumbuhan yang sudah di lakukan penelitian dan pemanfaat tumbuhan sebagai bahan dasar atau obat di masyarakat.  Sehingga Masyarakat hanya  sedikit yang memahami bagaimana  pe manfaatan dan kegunaan dari tumbuhan tersebut. Tumbuhan termasuk dalam metabolit sekunder yang merupakan sumber dari obat-obatan yang sering  digunakan dalam pengobatan berbagai jenis penyakit yang diderita oleh manusia. Beberapa tumbuhan yang digunakan untuk berbagai penyakit dimasyarakat adalag sebagai stimulan jantung dan peredaran darah, antitumor, antipiretik, antiepilepsi, antiinflamasi, antiulcer, diuretik, antihipertensi, menurunkan kolesterol, antioksidan, antidiabetik, antibakteri, dan antijamur. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode pelatihan secara langsung kepada siswa SMP Pahlawan di Kota Medan. Kegiatan dilaksanakan di Sekolah menengah pertama (SMP) Kota Medan, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan,  Provinsi Sumatera utara,  Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara sosialisasi dan Praktek, dimulai dari manfaat simplisia serta cara pengolahan pembuatan simplisia kemudian dilanjut dengan Menunjukkan salah satu contoh simplisia yang sudah jadi, lalu menyususn rencana tindak lanjut. Luaran yang diharapkan untuk isntitusi adalah Laporan pengabdian masyarakat dan Jurnal Nasional terakreditasi dan luaran yang diharapkan untuk masyarakat dalam kegiatan ini adalah 1) Terciptanya Pemahaman Masyarakat dalam pemanfaatan pengawetan bahan alam dengan metode simplisia; 2) Terbukanya peluang bisnis bagi masyarakat mitra; 3) Terbentuknya masyarakat yang peduli kesehatan
POTENSI EKSTRAK BUNGA TELANG (Clitorea ternatea L.) TERHADAP ANTIDIABETES PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) Aswan Pangondian; Robiatun Rambe; Chindy Umaya; Athaillah Athaillah; Kadriyani Jambak
FORTE JOURNAL Vol 3 No 2 (2023): Edisi Juli 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v3i2.630

Abstract

Bunga telang (Clitoria ternatea), sering disebut juga sebagai butterfly pea merupakan bunga yang khas dengan kelopak tunggal berwarna ungu. Potensi farmakologi bunga telang antara lain adalah sebagai antioksidan, antibakteri, anti inflamasi dan analgesik, antiparasit dan antisida, antidiabetes, antikanker, antihistamin, dan potensi berperan dalam susunan syaraf pusat, Central Nervous System (CNS). Pada zaman dahulu kala, bunga ini dipakai sebagai tetes mata, baik pada bayi ataupun orang dewasa. Uji kadar gula darah pada mencit menggunakan Glucometer. Metode ini digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada mencit.25 ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok pertama Metformin 65%, kelompok kedua Na-CMC 0,5%, kelompok ketiga ekstrak bunga telang 250%, kelompokkeempat 500%, kelompok kelima 1000%, masing-masing kelompok diberi perlakuan per oral selama 28 hari. Kemudiandiharike 0 diberikan suspense glukosa 50% secara oral, setelah itu pada hari ke 0 dilakukan pengambilan darah, dilanjutkan pada hari ke 7, 14, 21, dan hari ke 28. Kemudian kadar gula darah diukur menggunakan Glukometer, kemudian mencit diberi perlakuan sesuai kelompok yang sudah dibuat. Dihitung penurunan kadar gula darah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak bunga telang dosis 250 mg, 500 mg dan 1000 mg dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit dibandingkan terhadap kontrol negatif (p < 0,05). Kelompok pemberian CMC Na 0,5% memiliki perbedaan yang signifikan dengan kelompok pemberian metformin (p<0,05) dan juga terdapat perbedaan dengan kelompok pemberian sediaan dosis 33 mg/KgBB, 65 mg/KgBB dan 130 mg/KgBB (p<0,05). Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Ekstrak bunga telang mempunyai potensi penurunan kadar gula darah pada mencit jantan, Ekstrak bunga telang 250 mg, 500 mg dan 1000 mg dapat meningkatkan potensi penurunan dibandingkan dengan kontrol CMC Na 0,5%. Ekstrak bunga telang mempunyai efek menghambat aktivitas enzim glukoneogenik, glukosa-6- fosfatase, dan sebaliknya meningkatkan aktivitas enzim glukokinase.
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN EMULGEL EKSTRAK ETANOL DARI SERAI (Cymbopogon citratus) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acne Putra Chandra; Fahma Shufyani; Athaillah Athaillah; Ovalina Sylvia Br. Ginting; Mustaqim Nasution
FORTE JOURNAL Vol 3 No 2 (2023): Edisi Juli 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v3i2.631

Abstract

Serai (Cymbopogon citratus) mengandung Alkaloid, Flavonoid, dan beberapa monoterpene. Zat-zat ini berfungsi sebagai antiprotozoal, anti-inflamatori, antimikrobial, antibakterial, anti-diabetik, antikolinesterase, molluscidal, dan antifungal. Propionibacterium acnes merupakan bakteri gram positif berbentuk batang dan merupakan flora normal kulit yang ikut berperan dalam pembentukan jerawat, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas antibakteri emulgel ekstrak serai (Cymbopogon Citratus.) pada semua konsentrasi yang dapat memberikan efek sebagai antibakteri serta membandingkan efektivitasnya dengan Veril Gel.  Jenis penelitian ini dilakukan secara eksperimental terdiri dari penyiapan sampel, identifikasi sampel, pembuatan ekstrak serai, skrining fitokimia, Formulasi sediaan emugel F0 : basis emulgel, F1(1%), F2(3%) dan F3(5%), evaluasi terhadap sediaan emulgel meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji cycling test, uji tipe emulsi serta uji aktivitas efek antibakteri, penelitian dilakukan di Lab Mikrobiologi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Haji Smuatera Utara Hasil ekstrak serai diperoleh rendemen ekstrak sebesar 13%. Hasil uji skrining fitokimia terhadap flavonoid, saponin, terpenoid, tanin adalah positif, dan alkaloid negatif. Hasil Evaluasi sediaan emulgel diperoleh hasil untuk uji organoleptis Emulgel F0,F1,F2,F3 memiliki bentuk setengah padat, F0 memiliki warna putih susu, F1 memiliki warna putih kecoklatan, F2,F3 memiliki warna coklat, F0 memiliki bau tween 80, dan F1,F2,F3 memiliki bau khas ekstrak serai. Hasil uji homogenitas emulgel F0,F1,F2 dan F3  adalah homogen. Hasil uji pH memiliki pH rata rata 5,6. Hasil uji cycling test sediaan emulgel tidak memisah. Hasil uji tipe emulsi membentuk tipe emulsi M/A, dan hasil uji antibakteri pada sediaan emulgel F0,F1,F2,F3 tidak memiliki daya hambat. Sedangkan Veril gel sebagai kontrol (+) memiliki daya hambat sebesar 3,5mm Kesimpulan Emulgel ekstrak Serai (Cymbopogon citratus.) dapat diformulasikan kedalam bentuk sediaan emulgel yang memenuhi persyaratan dalam evaluasi sediaan. Akan tetapi uji daya hambat Pada Sediaan emulgel ekstrak etanol serai tidak memiliki daya hambat terhadap bakteri Propionibacterium acne. Hal yang menyebabkan tidak adanya daya hambat antibakteri pada sediaan emulgel yang telah diuji pada bakteri Propionibacterium acne hal ini dikarenakan rendahnya konsentrasi ekstrak serai yang diformulasikan kedalam sediaan emulgel sehingga tidak terdapatnya daya hambat.
Uji toksisitas akut ekstrak rotan sel (Daemonorop melanochaetes Bl.) terhadap larva udang (Artemia Salina Leach) dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT) Athaillah Athaillah; Roqayyah Maulida Lubis; Putra Chandra; Aswan Pangondian; Robiatun Rambe
Journal of Pharmaceutical and Sciences JPS Volume 7 Nomor 1 (2024)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v7i1.463

Abstract

Cell rattan is very popular because it has properties in treating malaria, diabetes and also has appetite-stimulating properties. The chemical content of rattan consists of flavonoids, alcohol, triterpenoids, saponins and glycosides. Flavonoids consist of 15 carbon atoms with a C6-C3-C6 structure. In plants, flavonoids are bound to sugars in the form of flavonoid glycosides and aglycones. Research methods include making rattan extract using the maceration method, phytochemical screening, toxicity activity testing using the BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) method and determining the LC50 value based on the probit value. The research results show that rattan extract contains secondary metabolite compounds, including steroids/triterpenoids, saponins, flavonoids, glycosides and alkaloids. The results of the toxicity activity test showed that the LC50 value was 322 ppm and was included in the toxic category.