Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

ISOLASI BAKTERI FOTOSINTETIK DARI DASAR TAMBAK PADA KONDISI UDARA YANG MENGANDUNG ASAP KENDARAAN BERMOTOR Wawan Abdullah Setiawan
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 2 No. 2 (2014)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v2i2.116

Abstract

Semakin meningkatnya volume kendaraan saat ini berdampak pada meningkatnya polusi asap kendaraan. Asap kendaraan bermotor juga diketahui mengandung CO2 yang mampu meningkatkan pemanasan global. Diketahui bahwa terdapat bakteri fotosintetik yang mampu memfiksasi CO2. Bakteri ini dapat ditemukan di danau, sawah, maupun dasar tambak. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri fotosintetik dari berasal dari dasar tambak setelah diberi penambahan asap kendaraan bermotor pada medium kulturnya. Ditemukan terdapat 5 isolat bakteri yang tumbuh; 3 bakteri bersifat gram negatif, 2 berbentuk batang dan 1 berbentuk bulat. 2 bakteri bersifat gram positif dengan bentuk batang.
EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA TERHADAP JAMUR Colletroticum acutatum J.H. Simmonds PADA BUAH CABAI (Capsicum annuum L. ) Chetrine Della Crysta; Yulianty Yulianty; Wawan A Setiawan; Martha L Lande
Jurnal Medika Malahayati Vol 4, No 3 (2020): Volume 4 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.776 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v4i3.2917

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas ekstrak etanol biji pepaya sebagai fungisida alami pada buah cabai merah yang terinfeksi jamur Colletotricum acutatum penyebab penyakit antraknosa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2020, di Laboratorium Botani Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Penelitian ini digunakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 3 kali ulangan dan ulangan sebagai kelompok. Konsentrasi ekstrak biji pepaya terdiri atas, 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, 5%. Parameter yang diamati adalah keterjadian penyakit, diameter bercak, keparahan penyakit, dan susut bobot buah cabai merah. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi 5% merupakan ekstrak yang terbaik untuk menekan keterjadian dan keparahan penyakit, dibandingkan dengan konsentrasi yang lain.
Pembuatan Sabun Cuci Dari Minyak Jelantah Sebagai Upaya Mengurangi Limbah Rumah Tangga Kusuma Handayani; M Kanedi; Salman Farisi; Wawan A. Setiawan
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (JPKM) TABIKPUN Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences - Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpkmt.v2i1.25

Abstract

Minyak goreng bekas yang sudah berwarna coklat kehitaman sebaiknya tidak digunakan lagi karena bersifat karsinogenik. Minyak goreng yang telah dipakai berulang kali biasa disebut dengan minyak jelantah. Biasanya minyak jelantah (mijel) akan dibuang oleh ibu-ibu secara sembarangan sehingga menyebabkan minyak tersebut menjadi limbah di lingkungan sekitar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi ibu-ibu mengenai bahaya penggunaan mijel secara berulang kali serta membantu memberikan solusi agar mijel dapat dimanfaatkan kembali dalam bentuk lain, salah satunya dibuat sabun cuci. Peserta kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK di Kelurahan Labuan Ratu Raya Bandar Lampung, sebanyak 13 orang. Kegiatan ini terdiri dari, diskusi, demonstrasi dan praktik langsung. Hasil kegiatan pengabdian ini menunjukan bahwa para peserta sangat antusias dan menyimak selama proses berlangsung, hal ini dilihat dari peningkatan nilai pretest dari 61,53 menjadi 81,92 dan aktifnya peserta saat melakukan praktik. Praktik dan demonstrasi dimaksudkan untuk memberikan ketrampilan kepada para peserta dalam menentukan formula yang tepat dalam pembuatan sabun cuci dari mijel. Setelah kegiatan ini berlangsung diharapkan ibu-ibu akan semakin sadar dengan bahaya penggunaan mijel dan bisa memanfaatkan mijel menjadi produk yang lebih bermanfaat.
Pembentukan Warung Unit Minyak Jelantah Bagi Ibu-Ibu PKK Di Bandar Lampung Kusuma Handayani; M Kanedi; Wawan Abdullah Setiawan; Oktaviantimala Oktaviantimala
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (JPKM) TABIKPUN Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences - Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpkmt.v3i1.75

Abstract

Minyak jelantah (mijel) atau minyak goreng bekas pakai masih sering digunakan konsumen untuk penghematan. Namun penggunaan lebih dari 3x dapat menimbulkan masalah kesehatan. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk mengedukasi ibu-ibu akan bahaya penggunaan mijel secara berulang dan memberikan solusi pemanfaatan mijel dalam bentuk lain. Selain itu juga untuk sosialisasi pembentukan warung minyak jelantah yang dapat menerima sumbangan minyak jelantah agar dimanfaatkan untuk pembuatan sabun cuci skala besar. Kegiatan ini terdiri dari ceramah, diskusi, demonstrasi dan praktik langsung. Praktik dan demonstrasi dimaksudkan untuk memberikan ketrampilan menentukan formula yang tepat dalam pembuatan sabun cuci dari mijel. Peserta yang hadir 25 orang, berasal dari PKK Kelurahan yang ada di Bandar Lampung. Evaluasi kegiatan ini menunjukan peningkatan pemahaman bagi peserta dengan rerata sebesar 34% dan terbentuk 3 warung minyak jelantah di Kedaton, Way halim dan Langkapura. Pembentukan warung ini diharapkan dapat membantu mengatasi limbah mijel dari rumah tangga.
Pertumbuhan Benih Cabai (Capsicum annuum L.) dengan Induksi Medan Magnet 0,2 mT dan Infeksi Fusarium oxysporum Amirah Afifah Melta; Yulianty Yulianty; Rochmah Agustrina; Wawan Abdullah Setiawan; Suratman Suratman; Lili Chrisnawati
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 7, No 2 (2022): June 2022
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v7i2.4731

Abstract

Medan magnet merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit layu fusarium pada tanaman cabai (Capsicum annuum L.). Pengendalian yang diharapkan tidak berdampak negatif terhadap manusia dan hewan serta ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama paparan medan magnet 0,2 mT (M) dan infeksi Fusarium oxysporum  (F) terhadap pertumbuhan kecambah cabai. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan antara lain M0F0, M7F0, M15F0, M0F60, M7F60, dan M15F60. Benih cabai diinfeksi dengan Fusarium oxysporum selama 0 menit (F0) dan 60 menit (F60). Data yang diperoleh dilakukan analisis ragam, apabila perlakuan memberikan pengaruh terhadap parameter yang diukur, akan dilanjutkan dengan Uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas enzim α-amilase tertinggi terdapat pada M15F60 sebesar 2,78 U/mL pada benih dan 5,28 U/mL pada kecambah. Indeks vigor memiliki korelasi positif terhadap tinggi kecambah. Semakin meningkatnya indeks vigor maka semakin meningkat pula tinggi kecambah. Indeks vigor tertinggi diperoleh pada hari ke-6 dengan perlakuan M7F60 sebesar 4,04. Tinggi kecambah tertinggi diperoleh pada hari ke-9 dengan perlakuan yang sama seperti indeks vigor yaitu M7F60 sebesar 2,04 cm.
RESISTANCE OF RED CURLY CHILI (Capsicum annuum L.) SPROUTS TO FUSARIUM OXYSPORUM INFECTION FROM SEEDS INDUCED BY 0.2 mT Essy Dumayanti; Rochmah Agustrina; Wawan Abdullah Setiawan; Eti Ernawiati; Yulianty Yulianty; Lili Chrisnawati
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 8 No. 1 (2021)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v8i1.167

Abstract

Curly red chili (Capsicum annuum L.) is widely used as industrial raw material because it has a spicy taste. The increasing demand for chili is not balanced with the level of production. Chilies are susceptible to disease, one of which is fusarium wilt. The magnetic field affected the physical and chemical properties of water so that it increased peroxidase enzyme activity and plant metabolism. This research was aim to know the protective effect seeds induced by 0.2 mT Magnetic Fiel had given to red curly chili (Capsicum annuum L.) sprouts to Fusarium oxysporum infection. This study was arranged in a completely randomized design (CRD) with 5 treatments consisting of M0F0 (control), M7F0, M7F60, M15F0, M15F60. M0 is a seed not induced by a magnetic field; M7 is seed induced by magnetic field 7 minutes 48 seconds, M15 is seed induced by magnetic field 15 minutes 36 seconds, F0 is sprouted not infected with F. oxysporum and F60 is sprouts infected with F. oxysporum for 60 minutes. Each unit is repeated 5 times. The results of the ANOVA showed that exposure to a magnetic field had a significant effect on increasing plant height at 21, 28, and 35 days after planting (HST); the wet and dry weight of 7 days old plants; and the content of chlorophyll a, b, and total before flowering 21 days after planting. Overall, the 0.2 mT magnetic field treatment for 7 minutes 48 seconds tended to give better results to increase the growth of chili plants against F. oxysporum infection.
ISOLATION OF Salmonella typhoid 16s rRNA GENE FRAGMENT BASED ON POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Salman Farisi; Wawan Abdullah Setiawan; Suratman Umar
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 7 No. 2 (2020)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v7i2.157

Abstract

Iridescent is one of the traditional fish fermentation products that has a sour taste and is widely known in various regions of Indonesia. In its metabolism LAB produces organic acids, hydrogen peroxide, diacetyl, CO2 and bacteriocin. These compounds are antimicrobial compounds that inhibit the growth of pathogenic bacteria and bacterial decomposition. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity produced by lactic acid bacteria isolates from catfish (Pangasius hypophthalmus) inhibiting the growth of Escherecia coli. From iridescent obtained 9 isolates that have different characteristics from each other by the morphology of LAB isolate colonies which include colony color, colony shape, colony elevation and colony margin. After production of antibacterial, all isolates showed positive result when antibacterial tested againts Escherecia coli either in acidic condition or neutralized.
Pengaruh Unsur Hara Mikro Dan Genotipe Ubi Kayu Terhadap Morfologi Dan Produksi Pati: The Effect of Micronutrients and Cassava Genotype on Morphology and Starch Production Shinta Anisya; Agus Karyanto; Setyo Dwi Utomo; Kukuh Setiawan; Paul Benyamin Timotiwu; Wawan Abdullah Setiawan; Ria Putri; Ali Rahmat
Open Science and Technology Vol. 2 No. 1 (2022): Open Science and Technology
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/ost.vol2no1.2022.64

Abstract

Lampung sebagai daerah potensial penghasil ubi kayu, pada tahun 2015 turut mencapai produktivitas  264,45 Kuintal/ Ha. Permintaan ubi kayu yang cukup tinggi berpengaruh terhadap industri tapioka. Metabolisme ubi kayu dipengaruhi oleh unsur hara mikro, sehingga berdampak pada pertumbuhan vegetatif dan juga generatif. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Desa Tanjung Bintang, Lampung Selatan yang memiliki lahan relatif kering. Pelaksanaan penelitian pada Bulan Juli hingga November 2017. Perlakuan penelitian berupa perbedaan genotipe ubi kayu yaitu UJ3 dan UJ5 yang dipupuk menggunakan Urea, TSP dan KCl serta penambahan pupuk mikro berupa Fe, Mn, Cu, Zn, Co, B dan Mo. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak kelompok (RAK) yang menggunakan 2 faktor perlakuan yaitu genotipe dan pupuk mikro dengan dosis 40Kg/Ha. Parameter pertumbuhan yang diamati pada 7 dan 10 BST berupa tinggi tanaman dan jumlah daun sedangkan komponen hasil meliputi bobot umbi, diameter umbi, bobot brangkasan dan kadar pati. Penggunaan genotipe yang berbeda pada tanaman ubi kayu berpengaruh nyata terhadap kadar pati dan bobot umbi. Interaksi antara pemberian pupuk mikro dan penggunaan genotipe berbeda berpengaruh nyata terhadap bobot brangkasan, ukuran diameter umbi, jumlah umbi, jumlah daun dan tinggi tanaman. Lampung as one potencial cassava-producing, in 2015 also achieved a productivity of 264.45 Quintal/Ha. The high demand for cassava affects the tapioca industry. Cassava metabolism is influenced by micro nutrients, so that it has an impact on vegetative and generative growth. The research location chosen was Tanjung Bintang Village, South Lampung which has relatively dry land. The research was start at July to November 2017. The research treatment was in the form of different genotypes of cassava, namely UJ3 and UJ5 which were fertilized using Urea, TSP and KCl as well as the addition of micro fertilizers in the form of Fe, Mn, Cu, Zn, Co, B and Mo. The experimental used a randomized block design (RBD) with 2 factors, namely genotype and micro fertilizer with a dose of 40Kg/Ha. Growth parameters observed at 7 and 10 BST were plant height and number of leaves, while yield components included tuber weight, tuber diameter, stover weight and starch content. The use of different genotypes in cassava had a significant effect on starch content and tuber weight. The interaction between the application of microfertilizers and the use of different genotypes significantly affected the weight of the stover, tuber diameter, number of tubers, number of leaves and plant height.
Potential of Bacillus sp. from Kebun Raya Liwa as a Producer of Indole Acetic Acid (IAA) Hormone Fadlina Athfin; Kusuma Handayani; Wawan A. Setiawan; C. Nugroho Ekowati
Indonesian Journal of Chemical Analysis (IJCA) Vol. 6 No. 1 (2023): Indonesian Journal of Chemical Analysis
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ijca.vol6.iss1.art2

Abstract

Kebun Raya Liwa’s soil has the potential to allow for a population of microorganisms such as the Bacillus sp. Bacillus sp. Kebun Raya Liwa are known to produce phytohormones that have the potential to help plant growth and development, one of which is the hormone Indole Acetic Acid (IAA). This study aims to determine the potential of Bacillus sp. from the soil of Kebun Rawa Liwa in producing IAA hormones. The research method included taking soil samples, preparing Nutrient Agar (NA) medium, measuring soil pH samples, isolating soil bacteria, purifying and characterizing Bacillus sp., preparing IAA standard curves, and testing the potency of Bacillus sp. IAA production was carried out in two ways, namely measuring the content of IAA with the addition of tryptophan and without the addition of tryptophan. IAA concentration was measured using a spectrophotometer with a wavelength of 520 nm. The data obtained is presented in tabular form. The isolation results obtained 10 isolates that were able to produce IAA hormone with and without tryptophan. The highest IAA production without tryptophan was isolate BP 5 with a concentration of 1.18 ppm, and the isolate that was able to produce the highest IAA with tryptophan was isolate BP 13 with a concentration of 3.90 ppm. This indicates that the isolate Bacillus sp. from the soil rhizosphere Kebun Raya Liwa can produce IAA hormones.
Artikel Review: Aplikasi Inokulum Fungi Trichoderma spp. Untuk Pertumbuhan dan Penekan Fitopatogen Ega F.S. Bina; Bambang Irawan; Wawan A. Setiawan; Christina N. Ekowati
Jurnal Biologi Papua Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.677 KB) | DOI: 10.31957/jbp.2377

Abstract

The growth of a plant is influenced by the availability of nutrients. To meet these nutritional needs, chemical fertilizers are still widely used. In addition to nutritional needs, the growth of a plant is also influenced by pathogenic microorganisms that cause disease. The emergence of diseases in plants causes chemical pesticides to be increasingly used. The continuous use of chemical fertilizers and chemical pesticides can make living organisms susceptible to high toxicity of chemical compounds. In addition, the impact has an impact on improper management of agricultural waste as well as polluting the environment when it has been burned or discharged into water bodies. One alternative to overcome these problems is the application of biological control using Trichoderma spp. Trichoderma spp inoculum application can significantly regulate the rate of plant growth and suppress the growth of plant pathogenic microorganisms. Trichoderma spp. including plant growth promoting microbes that have the ability to colonize plant roots so as to provide benefits to their host, modulate phytohormonal production, increase soil nutrient availability, stimulate plant growth and tolerance to biotic and abiotic stresses, and resistance to pathogens. Inoculum of Trichoderma spp. can be applied to plants through seeds, leaves, roots of seedlings, and soil. Based on literature review, it is known that the application of Trichoderma spp. inoculum showed a significant effect on plant growth and suppress the growth of pathogenic microorganisms.Key words: Trichoderma spp.; inoculum; fungi; biofertilizer; biofungicide.