Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENEGAKAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUKSI NASIONAL Ali Mansyur; Irsan Rahman
Jurnal Pembaharuan Hukum Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Pembaharuan Hukum
Publisher : UNISSULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26532/jph.v2i1.1411

Abstract

As the Consumer Protection Law Enforcement Effort for Quality Improvement National Production outlines that globalization opens free market requires businesses to compete on a competitive basis from the galloping pace of international business competition. Opportunities entry of goods importedfrom abroad should be able to be supported by regulations to safeguard the rights of consumers and businesses nationwide are required to produce a quality prodak capable of fulfilling the rights of consumers and be able to compete competitively in the global market. The research method using normative juridical approach with The data collection methods focus on literature study materials secondary law. research shows that the production quality standardization aims to improve consumerprotection and to realize smooth trade and a healthy business climate, embody the fulfillment of the rights of consumers, and improve the quality of prodak grade; The next responsibility of businesses in ensuring the quality of the production is to provide the fulfillment of the rights of consumers, the conception of the activities prohibited to businesses in the form of regulations to not produce harmful products and are not qualified, and quality standardization efforts of national production; whereasconsumer protection law enforcement efforts in improving the quality of national production is through the efforts of standardizing the quality of production, the preventive consumer protection and dispute settlement, prosecution and sanctioning both on aspects of criminal, civil and administrative.
Revocation of Political Rights Convicted of Corruption In Every Judge's Decision as An Effort to Eradicate Corruption Irsan Rahman; L. M. Ricard Zeldi Putra
Jurnal Hukum Volkgeist Vol 5 No 2 (2021): JUNE
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/volkgeist.v5i2.1116

Abstract

The source of political rights inherent in human rights and political rights are also closely related to power. Meanwhile, corruptors who abuse their power are only sentenced to an average of 2 years and 2 months in prison during 2016; In 2013 the average sentence was 2 years 11 months; in 2014 2 years 8 months; and 2015 only 2 years 2 months. There needs to be a formulation of the provisions of the regulations as a basis for integrating and harmonizing judges' decisions on the revocation of political rights or it is also necessary to formulate a special criminal system to eradicate corruption crimes. Therefore, this study aims to examine what things underlie the enforcement of the deprivation of the political rights of the convicted of corruption in judge's decision and formulation of the criminal law system regarding the deprivation of political rights of convicted of corruption in judge's decision?. This research was conducted using a type of sociological juridical research approach. The result of the research is the abolition of political rights for corruption convicts, when examined from the juridical, sociological, and human rights aspects. It must become a standard in the punishment of corruption, considering that several formulations of the criminal law system currently exist in the criminal act of corruption which is still relatively light because the several sanctions given to date have not minimized acts of corruption.
Penerapan Asas Pacta Sunt Servanda Pada Perjanjian Lisan Antara Nelayan Pemilik Bagang Ikan Teri (PENJUAL) Dengan Pembeli Di Desa Tanggetada, Kecamatan Tanggetada Yeni Haerani; Patma Sari; Irsan Rahman, Ld; Dedihasriadi Dedihasriadi; Basrawi Basrawi; Faisal Herisetiawan Jafar; Ruhul Amin
Jurnal Multidisiplin Dehasen (MUDE) Vol 2 No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/mude.v2i1.3688

Abstract

This study aims to analyze the Application of the Pacta Sunt Servanda Principle in Oral Agreements Between Fishermen Who Have Anchovy Bagang (sellers) and Buyers in Tanggetada Village, Tanggetada District. The formulation of the problem posed, How is the application of the principles of the agreement to the verbal agreement between fishermen who own anchovy bagang and buyers in the village of Tanggetada, Tanggetada sub-district and What are the legal consequences of not applying the principles of the agreement to an oral agreement between fishermen who own anchovy bagang and buyers, Type the study used the Normative-Empirical research method where the results showed that the application of the pacta sunt servanda principle from the buyer was not fulfilled where in the agreement between the seller and the buyer had agreed on a price of 500,000. but the buyer only paid 400,000. so that the buyer violates the agreement that has been made. Legitimate legal consequences based on Article 1388 of the Civil Code, namely all agreements made legally apply as laws to those who make them, an agreement cannot be withdrawn other than by agreement of both parties or for reasons stated by law. , and an agreement must be implemented in good faith. The consequences for buyers who violate the principle of pacta sunt servanda are giving compensation as stipulated in article 1246. an agreement cannot be withdrawn other than by agreement of both parties or for reasons stated by law, and an agreement must be carried out in good faith. The consequences for buyers who violate the principle of pacta sunt servanda are giving compensation as stipulated in article 1246. an agreement cannot be withdrawn other than by agreement of both parties or for reasons stated by law, and an agreement must be carried out in good faith. The consequences for buyers who violate the principle of pacta sunt servanda are giving compensation as stipulated in article 1246.
Tradisi Perkawinan Bersyarat dalam Perspektif Hukum Islam Sardjana Orba Manullang; Syarifuddin Syarifuddin; M Nur Shidiq; Irsan Rahman; Sahrul Sahrul
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas fenomena perkawinan bersyarat dalam perspektif hukum Islam. Praktik perkawinan bersyarat merupakan tradisi yang melibatkan penambahan syarat-syarat tambahan di luar persyaratan dasar yang ditetapkan dalam hukum Islam. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis perspektif hukum Islam terhadap praktik perkawinan bersyarat, dengan fokus pada faktor-faktor sosial, budaya, dan agama yang memengaruhi fenomena ini. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah penelitian kepustakaan, dengan mengumpulkan dan menganalisis berbagai sumber kepustakaan yang relevan, termasuk buku, jurnal, dokumen hukum, dan pendapat ulama. Berdasarkan analisis data kepustakaan, artikel ini menyajikan gambaran umum tentang perspektif hukum Islam terhadap praktik perkawinan bersyarat. Perspektif hukum Islam mengenai praktik perkawinan bersyarat menekankan pentingnya kesepakatan dan persetujuan antara calon mempelai, serta pemenuhan syarat-syarat valid yang telah ditetapkan dalam hukum Islam. Hukum Islam juga mengedepankan prinsip keadilan, menjaga prinsip-prinsip agama, dan perlindungan hak individu dalam perkawinan. Namun, perspektif ini dapat bervariasi tergantung pada interpretasi dan pendekatan yang diadopsi oleh para ulama dan cendekiawan Islam. Dalam konteks perspektif adat, praktik perkawinan bersyarat sering kali terkait dengan pemeliharaan nilai-nilai budaya, menjaga hubungan sosial dan keluarga, penyeimbangan kekuasaan dan harta, serta pemertahanan struktur sosial dalam masyarakat. Perspektif adat cenderung mencerminkan dinamika budaya, tradisi, dan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat. Artikel ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang praktik perkawinan bersyarat dalam perspektif hukum Islam, serta memberikan wawasan tentang perbedaan dan persamaan antara perspektif hukum Islam dan perspektif adat terkait fenomena ini. Penelitian ini memiliki implikasi penting dalam memahami perkawinan sebagai institusi sosial dan hukum yang kompleks, serta relevansinya dalam konteks kehidupan masyarakat yang terus berkembang.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI KONFERENSI VIRTUAL UNTUK MEMBUAT KOLABORASI ANTARPROVINSI DALAM PENYUSUNAN MATERI AJAR Ali Ramatni; Irsan Rahman; Isfauzi Hadi Nugroho; Imam Prawiranegara Gani; Ai Siti Nurmiati
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.15993

Abstract

Kolaborasi antarprovinsi dalam penyusunan materi ajar merupakan suatu upaya yang penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan aksesibilitas bagi masyarakat. Dalam era digital saat ini, teknologi konferensi virtual menjadi alat yang kuat untuk menciptakan kolaborasi yang efisien di antara para mitra pendidikan dari berbagai provinsi. Artikel ini membahas tentang pemanfaatan teknologi konferensi virtual dalam konteks kolaborasi antarprovinsi dalam penyusunan materi ajar. Artikel ini juga menyarankan beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan yang mungkin timbul, seperti peningkatan infrastruktur internet, pelatihan dan dukungan teknis, penjadwalan yang disesuaikan dengan zona waktu, meningkatkan keterlibatan peserta, dan komunikasi yang efektif. Selain itu, metode pelaksanaan juga disajikan, termasuk memilih platform konferensi virtual yang tepat, mengorganisir pertemuan rutin, menetapkan agenda pertemuan, memfasilitasi kolaborasi dan diskusi, mendokumentasikan hasil pertemuan, menyediakan dukungan teknis, dan melakukan evaluasi dan refleksi. Kesimpulannya, pemanfaatan teknologi konferensi virtual dalam kolaborasi antarprovinsi dalam penyusunan materi ajar memberikan peluang baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan aksesibilitas bagi masyarakat. Meskipun tantangan mungkin timbul, dengan menerapkan solusi yang tepat dan metode pelaksanaan yang efektif, kolaborasi antarprovinsi dapat terwujud secara efisien dan produktif. Teknologi konferensi virtual menjadi alat yang efektif dalam mewujudkan kolaborasi lintas provinsi yang bermanfaat dan relevan dalam penyusunan materi ajar.
Hukum Perlindungan Konsumen di Era E-Commerce: Menavigasi Tantangan Perlindungan Konsumen dalam Lingkungan Perdagangan Digital Irsan Rahman; Sahrul; Riezka Eka Mayasari; Tia Nurapriyanti; Yuliana
Jurnal Hukum dan HAM Wara Sains Vol 2 No 08 (2023): Jurnal Hukum dan HAM Wara Sains
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/jhhws.v2i08.605

Abstract

Penelitian ini membahas tantangan perlindungan konsumen dalam konteks perdagangan elektronik (e-commerce) di Indonesia. Pertumbuhan perdagangan digital yang pesat telah membawa peluang sekaligus kompleksitas dalam melindungi hak-hak konsumen. Melalui pendekatan metode campuran yang menggabungkan analisis kualitatif, survei, dan wawancara, penelitian ini mengidentifikasi tantangan-tantangan konsumen, menilai efektivitas undang-undang perlindungan yang ada, dan mengajukan rekomendasi untuk kerangka kerja perlindungan konsumen yang tangguh di era digital. Dengan menavigasi lanskap perlindungan konsumen yang rumit, penelitian ini berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan dan kepercayaan konsumen di lingkungan e-commerce Indonesia yang terus berkembang.
Roles and Responsibilities of Legal Aid Institutions in Trademark Disputes in Indonesia Putri Maha Dewi; Dadang Sumarna; Ikhsan Intizam; Irsan Rahman; Agus Bambang Nugraha
JHSS (JOURNAL OF HUMANITIES AND SOCIAL STUDIES) Vol 7, No 2 (2023): JHSS (Journal of Humanities and Social Studies)
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jhss.v7i2.7477

Abstract

The purpose of this research is to determine the role and responsibilities of legal aid institutions in trademark disputes in Indonesia. The method used is qualitative research, specifically normative legal research. The approach used is a legislative and conceptual approach. The data obtained indirectly from primary, secondary, and tertiary legal materials such as the 2016 Law No. 20, books, and legal research journals. The data collection to solve this problem is done through documentary or library research, using snowball sampling technique, by tracing legal regulations sources in the field of trademarks. After collecting the data, it is analyzed qualitatively. This technique involves studying legal materials or literature to provide an understanding of the research topic and help the writer draw accurate conclusions. The research findings conclude that legal aid institutions (LAI) play a strategic role in assisting individuals or groups, including businesses or other organizations, in resolving legal problems they face. LAIs can provide professional assistance in resolving trademark disputes, making the resolution process easier. In trademark disputes, LAIs can provide advocacy and assistance in the resolution process, including litigation or settlement outside the court. Thus, LAIs can ensure that the rights of parties involved in trademark disputes are protected and fulfilled in a professional and lawful manner.
Pemberdayaan Masyarakat Pengolah Gula Aren Menuju Kemadirian Ekonomi dan Berdaya Saing di Desa Lamondape Kecamatan Polinggona Kabupaten Kolaka Yuli Purbaningsih; Irsan Rahman; Neks Triani; Syahdar Baba; Muhammad Ihsan Andi Dagong; Hasrin; Zulkhar Naim; Aulia Uswa Noor Khasanah; Arizal Hatam; Muhammad Rizal; Gustia; Rahmat Ari. F; Ikra Ikra; Aminah Sagista; La Sisi
Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Kuras Institute & Scidac Plus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51214/japamul.v3i2.676

Abstract

Kegiatan perekonomian masyarakat tergantung sarana prasarana sebagai pendukung dan ketrampilan yang dimiliki. Kegiatan perekonomian masyarakat yang tidak stabil menimbulkan pendapatan masyarakat dibawah garis kemiskinan. Potensi sumberdaya alam dan potensi sosial ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Salah satu potensi sumber daya alam yaitu tanaman aren yang diolah menjadi gula aren. Mitra sasaran yang dilibatkan adalah Kelompok Pengolah Gula Aren Desa Lamondape (produktif secara ekonomi) dan Kelompok Karang Taruna Malitutue (non produktif secara ekonomi). Permasalahan kelompok pengolah gula aren yaitu pada bidang produksi, pemasaran dan manajemen usaha. Permasalahan kelompok karang taruna malitutue yaitu pada bidang pendidikan dan ekonomi. Kegiatan pemberdayaan Kosabangsa melakukan pelatihan dan pendampingan terkait perancangan model bisnis marketplace melalui pemanfataan teknologi digital, Model Kelembagaan Quadruple Helix, dan model pengembangan usaha melalui diversifikasi produk dan rekayasa cetakan serta kemasan. Hal ini dapat memberikan dampak peningkatan jumlah penjualan gula aren, peningkatan pendapatan pelaku usaha gula aren dan memperluas wilayah penjualan produk gula aren dan sebagai pengembangan Produk Unggulan Desa (PUD) khususnya untuk komoditi aren dan produk olahan gula aren. Upaya ini bertujuan untuk produktifitas pengolah gula aren dan kelompok karang taruna dalam rangka meningkatkan pendapatan menuju ekonomi mandiri serta memiliki daya saing.
MODEL PENGEMBANGAN USAHA PADA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PENGOLAH GULA AREN MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN GULA AREN DI DESA LAMONDAPE KECAMATAN POLINGGONA KABUPATEN KOLAKA Yuli Purbaningsih; Irsan Rahman; Neks Triani; Syahdar Baba; Muhammad Ihsan Andi Dagong; Hasrin; Zulkhar Naim; Aulia Uswa Noor Khasanah; Arizal Hatam; Muhammad Rizal; Gustia; Rahmat Ari. F; Ikra; Aminah Sagista; La Sisi
Jurnal Abditani Vol. 6 No. 2 (2023): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v6i2.292

Abstract

Potensi ekonomi produktiv di Desa Lamondape ditopang oleh kehadiran kelompok usaha ekonomi salah satunya adalah kelompok usaha gula Aren ‘Guren Lamondape’ merupakan mitra kelompok produktif secara ekonomi. Aktifitas produksi gula aren pada kelompok usaha bahan baku pembuatan gula aren tersedia pada masing-masing anggota kelompok usaha. Pembuatan gula aren membuka peluang usaha yang menjanjikan keuntungan dan layak untuk dikembangkan jika, dikelola dengan baik dan terus-menerus secara profesional serta didukung dengan teknologi pengolahan dan teknologi pemasarannya. Permasalahan kelompok pengolah gula aren yaitu pada bidang produksi dan pemasaran. Kegiatan pemberdayaan Kosabangsa melakukan pelatihan dan pendampingan terkait model pengembangan usaha melalui diversifikasi produk. Hal ini dapat memberikan dampak peningkatan ketrampilan dan pengetahuan tentang upaya memberikan nilai tambah produk gula aren yaitu membuat gula semut aren. Sehaingga keberlanjutan dari kegaitan ini dapat berdampak pada peningkatan pendapatan pelaku usaha gula aren sebagai pengembangan Produk Unggulan Desa (PUD) khususnya untuk komoditi aren dan produk olahan gula aren.
Harmonization of Digital laws and Adaptation Strategies in Indonesia focusing on E-Commerce and Digital transactions Irsan Rahman; Mohamad Hidayat Muhtar; Novita M Mongdong; Rahmat Setiawan; Beni Setiawan; Henry Kristian Siburian
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8240

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai bagaimana Indonesia menggabungkan prinsip-prinsip hukum digital internasional ke dalam konteks domestiknya, dengan fokus khusus pada e-commerce dan transaksi digital. Peneliti mengadopsi pendekatan normatif dan konseptual, memeriksa peraturan, hukum, kebijakan, literatur akademis, dan sumber hukum sekunder. Metode analisis dengan menggunakan perbandingan antara standar hukum internasional dan implementasinya di Indonesia, dan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Temuan menunjukkan komitmen Indonesia untuk mengintegrasikan standar hukum digital global ke dalam kerangka hukum lokal, sejalan dengan perjanjian ASEAN sambil mengakui keunikan nasional. Komitmen ini tercermin dalam pembentukan peraturan yang mendukung pengembangan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan. Namun, praktisi hukum dan pemain industri di Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk terus beradaptasi dengan teknologi dan regulasi yang terus berkembang. Pendekatan proaktif ini memastikan kepatuhan terhadap standar saat ini dan masa depan, mempersiapkan mereka menghadapi tantangan yang akan datang.