Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa) DENGAN PENDEKATAN FORCE FIELD ANALYSIS Amam Amam; Djoko Soejono; Dimas Bastara Zahrosa; Ariq Dewi Maharani
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 6, No 2 (2021): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/adbispreneur.v6i2.32699

Abstract

The purpose of this research is to analyze a BUM Desa development strategy in Lumajang Regency. The research was conducted at BUM Desa Labruk Lor according to recommendations from the Lumajang Regency Government of East Java Province. The business units managed by BUM Desa Labruk Lor are fisheries, trade, agriculture, and culinary tourism businesses. Data were analyzed using the FFA (Force Field Analysis) approach by considering the driving factors for the development of BUM Desa (D) and the factors inhibiting the development of BUM Desa (H). The results show that the driving factor (key) is having formal legality (Village Regulations and AD/ART) and the formation of management is carried out democratically, while the inhibiting factor (key) is that business activities are still limited to the provision of production facilities and marketing services for fish-based processed products of catfish. The conclusion of this research is that the value of the strength field is smaller than the field of weakness, so it requires certain efforts to develop BUM Desa Labruk Lor. The recommendation for the BUM Desa development strategy is by expanding the network of cooperation with suppliers of fishery production facilities and the use of information technology as a medium for processed marketing.  Tujuan penelitian ini ialah menganalisis strategi pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) di Kabupaten Lumajang. Penelitian dilakukan pada BUM Desa Labruk Lor sesuai rekomendasi dari Pemerintah Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur. Unit usaha yang dikelola BUM Desa Labruk Lor ialah usaha perikanan, perdagangan, pertanian, dan wisata kuliner. Data dianalisis menggunakan pendekatan FFA (Force Field Analysis) dengan mempertimbangkan faktor pendorong pengembangan BUM Desa dan faktor penghambat pengembangan BUM Desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendorong (kunci) ialah memiliki legalitas formal (Peraturan Desa dan AD/ART) dan pembentukan kepengurusan dilakukan secara demokratis, sedangkan faktor penghambat (kunci) ialah kegiatan usaha masih terbatas pada pengadaan sarana produksi dan jasa pemasaran produk olahan berbasis ikan lele. Kesimpulan penelitian didapatkan bahwa nilai medan kekuatan lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai medan kelemahan, sehingga membutuhkan upaya-upaya tertentu untuk pengembangan BUM Desa Labruk Lor. Rekomendasi strategi pengembangan BUM Desa dengan cara memperluas jaringan kerjasama dengan pemasok sarana produksi perikanan dan pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pemasaran olahan.
Strategi Pengembangan dan Diversifikasi Sapi Potong di Jawa Timur Soetriono Soetriono; Djoko Soejono; Dimas B. Zahrosa; Ariq Dewi Maharani; Amam Amam
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.21 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.5571

Abstract

ABSTRAK                                                                        Penelitian bertujuan untuk mengetahui peramalan populasi sapi potong, diversifikasi produk daging sapi potong, dan strategi pengembangan sapi potong di Jawa Timur. Penelitian dilakukan di Jawa Timur. Metode yang dipergunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif dan korelasional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dan FGD dan data sekunder yang diambil dari BPS, dinas terkait, buku-buku referensi dan internet. Metode analisis data menggunakan analisis time series menggunakan metode Box-Jenkins (ARIMA) dengan Eviews, analisis nilai tambah dan analisis SWOT. Hasil yang diperoleh dari peramalan produksi sapi potong pada tahun 2017 hingga 2022 cenderung meningkat. Diversifikasi produk pengolahan sapi potong yaitu bakso dan abon daging. Hasil analisis nilai tambah, margin untuk keuntungan usaha bakso yaitu 22,18%, lebih kecil daripada marjin pendapatan atau imbalan tenaga kerja yaitu 32,73%. Margin untuk keuntungan industri usaha abon daging yaitu 23,12%, lebih besar daripada marjin pendapatan atau imbalan tenaga kerja yaitu 18,29%. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa posisi kompetitif relatif dan berada pada kuadran SPEKULATIF dengan nilai IFAS 1,99 dan EFAS 3,72. Pengembangan sapi potong di Jawa Timur memiliki peluang yang prospektif akan tetapi produsen belum mampu mengembangkannya.Kata Kunci : diversifikasi, populasi, spi potong, strategi pengembanganABSTRACTThe purpose of this research was to forecast beef cattle population, diversification of beef products, and strategies of developing beef cattle in East Java. The study was conducted in East Java. The method used in this study was descriptive and co-relational methods. The data used in this study are primary data obtained by conducting direct interviews and FGDs; and secondary data taken from BPS, related agencies, reference books, and the internet. The method of data analysis used was time series analysis using the Box-Jenkins (ARIMA) method with Eviews, value-added analysis, and SWOT analysis. The results obtained from forecasting beef cattle production in 2017 to 2022 show an increased trend. Diversification of beef processed products are meatballs (bakso) and meat floss (abon). The results of value-added analysis showed the margin for the profit of the meatball business was 22.18%, relatively smaller than the income margin or labor benefits, which was 32.73%. The margin for the industrial profits of the shredded meat business was 23.12%, which was greater than the income margin or labor benefit (18.29%). The results of the SWOT analysis indicated that the relative competitive position is in the SPECULATIVE quadrant with IFAS value of 1.99 and EFAS 3.72. This means that beef cattle development in East Java has a prospective opportunity but producers have not been able to develop it.Keywords: beef, diversification, development strategy, population
PENCIPTAAN NILAI TAMBAH DAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS KOMODITAS KELOR (Moringa Olifiera) Soetriono Soetriono; Djoko Soejono; Dimas Bastara Zahrosa; Ariq Dewi Maharani
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian (J-SEP) Vol 12 No 2 (2019)
Publisher : University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jsep.v12i2.10873

Abstract

The Banyuwangi Regency area has the opportunity and has the potential to develop Moringa commodities. Moringa commodity enthusiasts in Banyuwangi Regency from various circles, both industry, medicine and vegetables are eaten. This study is to determine the added value The Banyuwangi Regency area has the opportunity and has the potential to develop Moringa commodities. Moringa commodity enthusiasts in Banyuwangi Regency from various circles, both industry, medicine and vegetables are eaten. This study is to determine the value added and economics of Moringa commodities and the strategy of developing Moringa commodity agroindustry. The method of data analysis uses descriptive, income analysis, value added analysis, and FFA (Force Field Analysis). The results obtained from Moringa processed products have a value-added advantage per 1 kg of positive raw material. Revenue per 1 production process, Moringa powder Rp. 2,943,263.89, Ginger Moringa teabag Rp. 1,210,463.89, Moringa dye jasmine tea Rp. 857,183.89, Moringa teabag Rp. 206,563.89, Moringa noodles amounting to Rp 104,255.56, moringa tortillas amounting to Rp 58,755.56, and lemuru kelor tortillas at Rp 177,055.56. The development strategy is to develop the cultivation of Moringa commodities intensively in order to ensure the continuity of raw materials for agro-industries and develop a plasma core partnership pattern with farmers to ensure the availability of raw materials for agro-industries; and optimizing the use of yield processing technology to maximize production capacity maximally while taking into account market demand.
Strategy and Policy for Strengthening the Agricultural Cooperative Business in East Java, Indonesia Soetriono Soetriono; Djoko Soejono; Dimas B. Zahrosa; Ariq Dewi Maharani; Rita Hanafie
JOURNAL OF SOCIOECONOMICS AND DEVELOPMENT Vol 2, No 1 (2019): April
Publisher : Publisher of Widyagama University of Malang (UWG Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8059.548 KB) | DOI: 10.31328/jsed.v2i1.886

Abstract

The purpose of the study is to analyze business performance, financial resources, and strategies for developing agricultural cooperatives in East Java. The research approach used was a qualitative and quantitative descriptive approach. The research locations were in Malang regencies, Lumajang, Bojonegoro, Tulungagung, Madiun, Situbondo, Banyuwangi, and Sumenep. Secondary and primary data, including cooperative performance, SWOT, and financial data, were carried out to obtain a cooperative description. The analysis methods used were descriptive analysis, financial ratios, SWOT and FFA. The results showed that agricultural cooperatives showed a strong institutional position in supporting food sovereignty. The number of active cooperatives reached 27461 units with 7.62 million members. Cooperatives in healthy performance were found in Malang, Situbondo, Tulungagung and Madiun Regencies.  The cooperative development should be emphasized on implementing functions of member annual meeting, developing innovation, making economic partnerships, strengthening capital formation, applying positive values of cooperatives to all members, facilitating members into the agribusiness chain, and improving the cluster of the production system. The strategies applied for East Java Cooperativesare prioritized on human resources, institutions and empowerment, facilities and infrastructure, and finance.JEL Classification: Q12, Q13, R58
MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI WILAYAH PESISIR PANTAI KABUPATEN SUMENEP Soetriono Soetriono; Djoko Soejono; Dimas B. Zahrosa; Ariq Dewi Maharani
CAKRAWALA Vol 13, No 1: Juni 2019
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.154 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v13i1.293

Abstract

Wilayah pesisir dan lautan merupakan salah satu sumberdaya alam yang mempunyai sifat kompleks, dinamis, dan unik karena pengaruh dari dua ekosistem, yaitu ekosistem lautan dan daratan. Di lain pihak wilayah pesisir merupakan wilayah tempat berbagai kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, perlu upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan industri kreatif yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui model pengembangan dan strategi pengembangan industri kreatif di wilayah pesisir pantai di Kabupaten Sumenep. Penelitian dilakukan di Kabupaten Sumenep. Metode yang dipergunakan adalah metode deskriptif dan analitik. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dan FGD dan data sekunder. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis pendapatan, Force Field Analysis (FFA) dan Analisis Hierarki Process (AHP). Hasil yang diperoleh adalah karakteristik sosial ekonomi, pendapatan dan model pengembangan industri kreatif di wilayah pesisir pantai di Kabupaten Sumenep. Produk yang perlu dikembangkan yaitu petis, abon ikan tuna, baso ikan dan kerajinan kerang Hasil FFA diperoleh Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) pendorong dengan nilai urgensi sebesar 1,15 yaitu pesisir bagian utara di dominasi produk olahan basah dan bagian selatan produk kering dan FKK penghambat dengan nilai urgensi sebesar 2,77 yaitu para pelaku industri kreatif cenderung individual dalam mengembangkan usahanya.Kata Kunci : Industri, Kreatif, Pesisir, Model
SUMBER PERMODALAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PISANG MAS KIRANA Ariq Dewi Maharani; Anik Suwandari; Djoko Soejono; Dimas Bastara Zahrosa; Ebban Bagus Kuntadi; Agus Supriono
AGRIBIOS Vol 20 No 1 (2022): JUNI
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/agribios.v20i1.1635

Abstract

Kelompok tani sebagai kekuatan yang mendasar merupakan basis integral dari pembangunan pertanian secara nasional yang bertujuan untuk meningkatkan masyarakat petani. Perwujudan pengembangan kelompok tani dilaksanakan melalui penguatan dan pemantapan aspek finansial. Keberadaan kelompok tani sangat bermanfaat bagi petani. Anggota kelompok dapat memperoleh kredit lunak dari Bank sebagai modal usahatani pisang mas Kirana. Tujuan penelitian mengidentifikasi sumber permodalan dan kelayakan usahatani pisang mas Kirana pada kelompok tani pisang mas Kirana. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Pasrujambe. Metode yang digunakan dalam penelitian lebih mengarah pada metode diskriptif dan analitis. Teknik pengambilan data menggunakan Purposive Sampling dan Snowball sampling. Metode pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder. Metode analisis data menggunakan Analisis kelayakan usaha, dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumber permodalan usahatani pisang mas Kirana berasal dari permodalan mandiri dan bantuan dari pemerintah. Pendapatan yang dihasilkan pada usahatani pisang mas Kirana menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PISANG MAS KIRANA Djoko Soejono; Dimas Bastara Zahrosa; Jani Januar; Soetriono Soetriono; Diah Puspita Ningrum; Ariq Dewi Maharani
AGRIBIOS Vol 20 No 1 (2022): JUNI
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/agribios.v20i1.1636

Abstract

Di Kabupaten Lumajang memiliki varietas komoditas pisang mas Kirana yang telah dikelola secara profesional, bersertifikasi dan dipasarkan untuk konsumsi di pasar-pasar modern. Tujuan penelitian strategi pengembangan komoditas pisang mas kirana pada Kawasan Agropolitan Seroja di Kabupaten Lumajang. Lokasi penelitian dilakukan di kawasan agropolitan Seroja Kabupaten Lumajang. Kawasan tersebut terdiri dari Kecamatan Pasrujambe dan Kecamatan Senduro. Metode pengumpulan daa menggunakan data primer. Teknik pengambilan data dengan menggunakan Purposive Sampling. Metode analisis data menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Pengusahaan komoditas pisang mas Kirana di kawasan agropolitan seroja Kabupaten Lumajang memiliki peluang yang prospektif, akan tetapi produsen atau petani belum mampu meningkatkan kapasitas produksi, sehingga belum memenuhi besarnya permintaan pasar, baik lokal maupun mancanegara. Strategi pengembangannya adalah pembentukan koperasi petani pisang mas kirana. Koperasi tersebut sebagai wadah bagi petani dan pelaku usaha dalam mengembangkan komoditas pisang mas kirana. Adanya koperasi, selain memperkuat permodalan, akses lembaga keuangan dan optimalisasi sumberdaya, juga mampu mengembangkan bisnis pembibitan sehingga meningkatkan kapasitas produksi.
KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DI KABUPATEN LUMAJANG Djoko Soejono; Dimas Bastara Zahrosa; Ariq Dewi Maharani; Yustri Baihaqi; Amam Amam
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 18, No 1 (2021): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v18i1.44240

Abstract

Regulation of the Minister of Villages, Development of Disadvantaged Areas, and Transmigration of the Republic of Indonesia Number 4/2015 states that Village-Owned Enterprises (BUMDes) are business entities whose entire or most of the capital is owned by the village through direct participation from separated village assets to manage assets, services, and other businesses for as much as possible the welfare of the village community. The research aims to assess the performance of BUMDes in Lumajang Regency. The focus of research on BUMDes Arya Wiraraja is on a financial perspective, a customer perspective, internal business process, a growth and learning perspective, and inhibiting and supporting factors for BUMDes development. The research data consisted of primary data and secondary data. The data analysis used descriptive analysis, financial performance analysis, and Force Field Analysis (FFA). The results from the financial perspective fall into the reasonably good category, because the level of acceptance, net income, ROI, ROE, and NPM has fluctuated. The customer perspective is in a good category because customers are satisfied with BUMDes services, but employee productivity is in the good enough categories, because employee performance fluctuates. The supporting factors for BUMDes consist of various business units such as the trade system unit, savings and loan units, service units, livestock farming business units, and tourism units. In contrast, the inhibiting factor for BUMDes is the formation of Standard Operating Procedures (SOP) in each business unit. The conclusion of the study shows that the overall performance of BUMDes is quite good.
Performa Badan Usaha Milik Desa (Bum Desa) di Kabupaten Lumajang Dimas Bastara Zahrosa; Ariq Dewi Maharani; Amam Amam
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 5, No 3 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2021.005.03.29

Abstract

Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) didikan sebagai upaya menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh Desa dan/atau kerjasama antar-Desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa BUM Desa di Kabupaten Lumajang. BUM Desa yang dievaluasi berdasarkan rekomendasi dari Pemerintah Kabupaten Lumajang ialah BUM Desa Semeru Lestari yang terletak di Desa Pasrujambe Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur. Kriteria yang dievaluasi pada penelitian ini ialah kinerja keuangan BUM Desa, kinerja BUM Desa dari perspektif pelanggan, kinerja BUM Desa dari perspektif proses internal bisnis, dan kinerja BUM Desa dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Data dianalisis secara deskriptif dan menggunakan pendekatan FFA (Force Field Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan BUM Desa Semeru Lestari memiliki kinerja keuangan yang baik, memiliki kinerja dari perspektif pelanggan yang baik, memiliki kinerja dari perspektif proses internal bisnis yang baik, dan memiliki kinerja dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang baik. Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat faktor kunci pendorong (D) pengembangan BUM Desa yaitu unit usaha sudah memiliki SOP, sedangkan faktor kunci penghambat (H) pengembangan BUM Desa yaitu belum mampu mengembangkan potensi wilayah sebagai unit usahanya karena keterbatasan modal. Rekomendasi yang diberikan adalah memperkuat dukungan Pemerintah Desa terkait penyertaan modal bagi BUM Desa dan mengembangkan kemitraan usaha dengan berbagai lembaga bisnis (perusahaan), baik dengan pola inti plasma maupun subkontrak.
Optimalisasi Komoditas Marongghi dan Ikan Laut Menjadi Produk Olahan Berbasis Kelompok Tani Djoko Soejono; Dimas Bastara Zahrosa; Ariq Dewi Maharani
Abdi Panca Marga Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Abdi Panca Marga Edisi Mei 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Panca Marga Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.73 KB) | DOI: 10.51747/abdipancamarga.v3i1.982

Abstract

Community Service Program Based on Fostered Village Development, namely utilizing the yard with generative Marongghi/Kelor cultivation. The community in Talango Village has hopes and desires, namely being able to process parts of the marongghi / Moringa plant into food / snack products and by utilizing the potential of fishery resources in Talango Village. The purpose of this community service activity is how to utilize marongghi / Moringa and marine fish commodities into value-added processed products. The method of community service is the activity of socializing the practice of processing marongghi and marine fish, provided assistance for product processing support equipment and assistance for business management of processed products. The results obtained from this activity, among others, motivate the people of Talango Village by trying new things to make samilers combined with marongghi / Moringa plants and marine fish which indeed have very large potential in the Talango area. As well as procurement of equipment grants to increase added value in supporting the processing of maronghi/moringa and marine fish into crackers, samiler, tortilla and stick products