Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Interaksi Sosiologi

Keadaan Sosial Ekonomi Pekerja Migran Perempuan Single Parent setelah Cerai Gugat di Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap Jauhariyatun Fadillah; tyas Retno Wulan; Soetji Lestari
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Interaksi Volume 1 Nomor 2 2022 (Back Issue April 2022)
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2504/jis.v1i2.8290

Abstract

Abstrak Kecamatan Kesugihan menempati posisi ketiga Kecamatan dengan jumlah pekerja migran tertinggi di Kabupaten Cilacap dengan jumlah pekerja migran laki-laki sebanyak 157 orang dan pekerja migran perempuan berjumlah 397 orang. Hal ini berimplikasi pada tingginya angka perceraian di Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap terutama cerai gugat. Kecamatan Kesugihan menempati posisi pertama Kecamatan dengan jumlah cerai gugat terbanyak pada tahun 2018 di Kabupaten Cilacap dengan jumlah 311 kasus. Dari beberapa hal diatas penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui keadaan sosial ekonomi pekerja migran perempuan single parent setelah cerai gugat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pra dan paska cerai gugat yang dialami oleh pekerja migran perempuan single parent beragam mulai dari bekerja dengan kondisi ekonomi baik,sedang, hingga tidak bekerja dengan kondisi ekonomi yang baik. Kondisi pra dan paska migrasi dan cerai gugat mengungkapkan perubahan keadaan ekonomi yang akhirnya turut menentukan keadaan sosial berupa posisi tawar dan akses pengambilan keputusan dalam pertukaran sosial dengan suami, lebih rendah, lebih tinggi, atau setara. Hal ini sejalan dengan premis Blau yang menyatakan bahwa pada pertukaran sosial kekuasaan lahir dari situasi ketika individu tergantung pada sesuatu yang diberikan oleh individu lain, dan nilai tersebut menjadi lebih tinggi dari nilai pertukaran yang dia tawarkan. Pertukaran sumber daya ini terjadi antara pekerja migran perempuan single parent dengan anggota keluarga dan mantan suami. Sumber daya yang dipertukarkan dalam hal ini adalah sumber daya ekstrinsik (uang) dengan sumber daya alternatif (rasa kasih sayang). Kata Kunci: Keadaan sosial ekonomi, pekerja migran perempuan single parent, cerai gugat Abstract Kesugihan sub-district occupies the third position with the highest number of migrant workers in Cilacap Regency with 157 male migrant workers and 397 female migrant workers. This has implications for the high divorce rate in Kesugihan District, Cilacap Regency, especially divorced cases. Kesugihan District occupies the first position in the District with the highest number of divorces in 2018 in Cilacap Regency with a total of 311 cases. From some of the things above, this research was conducted with the aim of knowing the socio-economic conditions of single parent female migrant workers after a divorce. The results showed that the pre- and post-divorce conditions experienced by single parent female migrant workers varied from working with good, moderate economic conditions, to not working with good economic conditions. Pre- and post-migration conditions and divorce cases reveal changes in economic conditions which ultimately determine social conditions in the form of bargaining position and access to decision-making in social exchanges with their husbands, lower, higher, or equal. This is in line with Blau's premise which states that in social exchange power is born from a situation when an individual depends on something given by another individual, and the value becomes higher than the exchange value he offers. This exchange of resources occurs between female migrant workers. single parent with family members and ex-husband. The resources exchanged in this case are extrinsic resources (money) with alternative resources (affection). Keywords: Socio-economic conditions, single parent female migrant workers, divorce
Persepsi Orang Tua Di Desa Kandangserang, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan Terhadap Konten LGBT Di Media Sosial Tik-Tok Muhammad Mahfudz Asegaf; Tyas Retno Wulan
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Interaksi Volume 2 Nomor 1 (Back Issue September 2022)
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kemajuan teknologi informasi dan semakin canggihnya perangkat-perangkat informasi yang diproduksi oleh industri seolah-olah menghadirkan “dunia dalam genggaman”. Media sosial hadir dan mengubah paradigma berkomunikasi dimasyarakat saat ini. Komunikasi tak terbatas jarak, waktu, ruang. Bisa terjadi dimana saja, kapan saja, tanpa harus bertatap muka. Tik-Tok menjadi salah satu jejaring media sosial yang saat ini sangat digemari oleh seluruh masyarakat. Dalam penyajian kontenya Tik-Tok ini, kurang dapat memfilter isi video dari para konten kreator yang ada. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya konten-konten LGBT yang bermunculan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi orang tua terhadap konten LGBT di media sosial Tik-Tok. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi, menggunakan observasi, wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Pemilihan subyek penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Orang tua mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap konten LGBT di media sosial Tik-Tok, di antara persepsinya yaitu menganggap tidak baik jika konten-konten LGBT ada di media sosial terutama Tik-Tok, dimana para orang tua menghawatirkan jika hal tersebut dilihat dan ditiru oleh anak-anaknya serta bertentangan dengan agama, budaya dan negara. Pada intinya orang tua tidak mendukung adanya aktivitas LGBT berupa konten di Tik Tok ataupun di media sosial lainnya, karena memang seluruh aktivitas yang mengandung nilai LGBT sangat tidak bisa dibenarkan dalam sudut pandang apa pun. (2) Orang tua mempunyai langkah-langkah yang berbeda-beda dalam menyikapi konten LGBT di media sosial Tik-Tok, di antaranya mereka memilih untuk mengabaikan konten yang indikasinya mengandung nilai LGBT dan tidak membagikan konten tersebut ke media sosial yang lain. Beberapa orang tua memilih melakukan tindakan dengan langsung memblokir, mereport, melaporkan akun pemilik konten LGBT tersebut. Tidak sedikit juga orang tua yang memberikan pemahaman kepada keluarga mereka jika konten-konten seperti LGBT tidak layak untuk diakses. Kata Kunci: Persepsi, Tik-Tok, LGBT ABSTRACT (Bahasa inggris. Gunakan Grammarly) The advancement of information technology and the increasingly sophisticated information devices produced by the industry seem to present the "world in the palm". Social media is present and changes the paradigm of communicating in today's society. Communication is not limited to distance, time, or space. It can happen anywhere, anytime, without having to meet face to face. TikTok is one of the most popular social media networks today. In presenting this Tik-Tok content, it is less able to filter video content from existing content creators. This can be proven by the number of LGBT content that has sprung up. This study aims to describe parents' perceptions of LGBT content on TikTok social media. The method used is a descriptive qualitative method with a phenomenological approach, using observation, semi-structured interviews, and documentation. The selection of research subjects using a purposive sampling technique. The results showed that: (1) Parents have different perceptions of LGBT content on Tik-Tok social media, among their perceptions is that they think it is not good if LGBT content is on social media, especially Tik-Tok, where the parents worry if it is seen and imitated by their children and is against religion, culture, and country. In essence, parents do not support LGBT activities in the form of content on Tik Tok or other social media, because indeed all activities that contain LGBT values cannot be justified from any point of view. (2) Parents have different steps in responding to LGBT content on Tik-Tok social media, including they choose to ignore content that indicates that it contains LGBT values and not sharing the content on other social media. Some parents choose to take action by directly blocking, reporting, and reporting the account of the owner of the LGBT content. Not a few parents also provide understanding to their families if content such as LGBT is not worth accessing. Keywords : : Perseption, Tik-Tok, LGBT
Eksistensi Perempuan Lanjut Usia Pengrajin Anyaman Pandan di Desa Wonorejo Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen Aan Desta Riani; Tyas Retno Wulan; fx Wardiyono
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Interaksi Volume 2 Nomor 2 April 2023
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai eksistensi perempuan lanjut usia pengrajin anyaman pandan yang ada di Desa Wonorejo Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen dengan teori fenomenologi. Aktivitas menganyam bagai para perempuan telah menjadi suatu kebiasaan yang tidak dapat dilepaskan begitu saja. Menganyam telah menjadi kebiasaan yang diturunkan dari nenek ke ibu dan anak perempuannya. Keberadaan lansia yang menjadi pengrajin anyaman pandan perlu mendapatkan perhatian khusus karena posisi lansianya yang rentan. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan aktivitas produktif, mengetahui makna aktivitas sebagai pengrajin anyaman pandan, dan mendeskripsikan eksistensi perempuan lansia pengrajin anyaman pandan di Desa Wonorejo Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan teori fenomenologi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas produktif yang dilakukan para perempuan lansia pengrajin anyaman pandan terdiri dari aktivitas domestik dan aktivitas publik. Makna aktivitas sebagai pengrajin anyaman pandan adalah sebagai aktivitas untuk mengisi waktu luang dan aktivitas sampingan. Eksistensinya terlihat dari diakuinya keberadaan lansia, lansia menjadi percaya diri, lansia mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, memperkuat hubungan antar keluarga dan hubungan sosial dengan pengrajin atau masyarakat lainnya. Saran berdasarkan hasil temuan antara lain membentuk suatu wadah seperti Bina Keluarga Lansia untuk memberdayakan para lansia perempuan, melibatkan lansia dalam aktivitas masyarakat dan pengembangan produk anyaman pandan. Melakukan pemeriksaan kesehatan lansia agar tetap aktif dan produktif. Kata kunci: Eksistensi, Lansia produktik, Aktivitas Domestik, Aktivitas Publik, Makna Abstract This research aims to explain the existence of older female craftsmen in the village of Wonorejo with the theory of phenomenology. Moving like a woman has become a habit that you can’t get rid of. Hunting has become a custom passed down from grandmother to mother and daughter. The existence of the elderly, who are craftsmen of the pandas, needs special attention because of the vulnerable position of the lancia. The purpose of the research is to describe productive activity, to know the meaning of activity as a panda craftsman, and to describe the existence of female panda craftsmen in the village of Wonorejo. The research method uses qualitative descriptive analysis with the theory of phenomenology. The purposive sampling technique is used. The results of the research showed that the productive activities performed by the elderly female craftsmen consisted of domestic activities and public activities. As a panda craftsman, activity means something you do in your spare time or on the side. Its existence is seen in its acceptance of the existence of an old man; an old woman becomes confident; an elderly man is able to meet his life needs, strengthen family relations, and have social relations with craftsmen or other societies. Advice based on the results of the findings, among others, forms a container such as the Lansia Family Building to empower the elderly women, involve older people in community activities, and encourage the development of panda products. Take health care tests to stay active and productive. Keywords: existence, domestic activity, public activity, meaning
Strategi Bertahan Hidup Pengrajin Gula Kelapa di Desa Sidareja Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Janiatun Fitriani; Tyas Retno Wulan; FX Wardiyono; Imam Santosa
Jurnal Interaksi Sosiologi Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Interaksi Volume 3 Nomor 1 2023
Publisher : Fakultas ISIP Jurusan Sosiologi - Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Purbalingga merupakan sentra penghasil gula kelapa di Jawa Tengah yang memiliki potensi ekspor cukup besar, namun permasalahan kesejahteraan pengrajin gula masih banyak ditemukan. Pengrajin gula kelapa di Desa Sidareja yang terletak di Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga masih dihadapkan dengan berbagai risiko dan permasalahan seperti harga gula yang murah, pemasaran terbatas, tidak terdapat diversifikasi produk, dan tidak mampu mempertahankan kualitas produk. Risiko dan permasalahan tersbut dapat menyebabkan penghasilan mereka berkurang. Hal ini yang membuat mereka harus menerapkan strategi bertahan hidup agar kebutuhannya dapat terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil sosial ekonomi pengrajin gula kelapa, mekanisme kerja dan strategi bertahan hidup. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi pengrajin gula kelapa di Desa Sidareja masih rendah. Kondisi tersebut dapat dilihat melalui profil sosial ekonomi pengrajin gula kelapa yaitu meliputi latar belakang pendidikan, jumlah penghasilan, aset penghidupan, dan permasalahan selama menjalankan usaha gula kelapa. Mekanisme pengrajin gula kelapa terdiri dari penyadapan nira kelapa, pemasakan nira, pencetakan, pengemasan dan penjualan. Strategi bertahan hidup yang diterapkan terdiri dari dua jenis yaitu strategi non jaringan dan strategi jaringan. Strategi non jaringan adalah strategi pengelolaan sumber daya yang dimiliki dan penerapan pola hidup subsisten. Strategi ini meliputi pelibatan anggota rumah tangga dalam kegiatan produksi, berhemat, melakukan pekerjaan tambahan, dan memanfaatkan hasil kebun serta ternak. Selanjutnya, strategi jaringan sosial adalah strategi yang dilakukan dengan melibatkan jaringan sosial yang dimiliki. Strategi ini terdiri dari berhutang, maro, dan memanfaatkan bantuan. Kata Kunci: strategi bertahan hidup, pengrajin gula kelapa, tindakan sosial, patron-klien