Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Agroplantae: Jurnal Ilmiah Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Perkebunan

Respon Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea Canephora L.) Terhadap Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Cair Hayati Junaedi Junaedi; Syahruni Thamrin; Suriyadi Suriyadi
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 8 No 1 (2019): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3364.166 KB) | DOI: 10.51978/agro.v8i1.8

Abstract

The study aimed to determine the use of biological liquid fertilizer on the growth of robusta coffee plants. Conducted at the Experimental Garden Department of Plantation Plant Cultivation, Pangkajene and Islands State Polytechnic, which lasted for 3 (three) months. The study used a Randomized Block Design (RBD) with no setting (P0), concentration of 100 ml (P1), concentration of 150 ml (P2), and concentration of 200 ml (P3). Based on the experimental results obtained, it can be concluded that the contribution of biological liquid fertilizer gives different changes to the growth of robusta coffee plant seeds that have been developed for 3 months. The application of fertilizer with a concentration of 200 ml resulted in the growth of the average plant height and stem diameter the best, namely the average plant height of 6.25 cm and the average stem diameter increase of 0.13 cm. While giving the concentration of 100 ml produces the highest average number of leaf growth, namely 7 strands.
RESPON GULMA BERDAUN SEMPIT TERHADAP APLIKASI HERBISIDA BERBAHAN AKTIF ISOPROPILAMINA GLIFOSAT PADA LAHAN KAKAO Nildayanti Nildayanti; Junaedi Junaedi
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 6 No 2 (2017): AgroPlantae: Jurnal Ilmiah Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Perkebunan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.954 KB) | DOI: 10.51978/agro.v6i2.44

Abstract

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui respon gulma berdaun sempit terhadap aplikasi herbisida sistemik berbahan aktif Isopropilamina Glifosat pada lahan pertanaman kakao. Penentuan lokasi digunakan dengan metode purposive sampling yaitu memilih lahan kakao yang luasannya sama yang ditumbuhi banyak vegetasi gulma dan petani intensif melakukan pengendalian dengan herbisida sistemik berbahan aktif isopropilamina glifosat. Pengamatan di laksanakan di Desa Tarengge, Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Pengamatan dilakukan dengan membuat 5 plot pada setiap lahan dengan luas plot 1 yang dilakukan pada 3 lokasi yang berbeda. Pada masing-masing lahan dihitung analisis vegetasi dan nilai SDR dari masing-masing jenis gulma. Berdasarkan hasil pengamatan perbandingan antara nilai SDR gulma sebelum dan setelah aplikasi herbisida sistemik bahan aktif isopropilamina glifosat, dapat disimpulkan bahwa herbisida tersebut mampu menekan pertumbuhan gulma baru pada lahan kakao seperti : Themede arguens L, Mimosa pudica, Digitaria ciliaris, Eleusine indica L, dan menunjukkan respon kematian total. Namun berbeda dengan gulma lama pada lahan kakao seperti : Imperata cylindrical, Paspalum conjugatum,Mimosa pudica yang menunjukan respon resistensi terhadap herbisida Isopropilamina Glifosat
KAJIAN PENGGUNAAN KLON UNGGUL KAKAO PADA PERKEBUNAN RAKYAT DI KABUPATEN BONE Junaedi Junaedi; Syahruni Thamrin; Basri Baba
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 6 No 2 (2017): AgroPlantae: Jurnal Ilmiah Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Perkebunan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.991 KB) | DOI: 10.51978/agro.v6i2.45

Abstract

Bahan tanaman merupakan kunci penting keberhasilan usaha tani pekerbunan termasuk pada usaha tani kakao yang saat ini menjadi prioritas utama usaha tani perkebunan di Sulawesi Selatan. Penggunaan klon unggul kakao yang sesuai diikuti dengan kultur teknis yang baik merupakan syarat utama tercapainya produktivitas yang tinggi serta mutu produk yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pertanaman klon kakao yang telah diterapkan serta mendeskripsikan jenis-jenis klon unggul kakao pada perkebunan rakyat yang ada di Kabupaten Bone. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pertanaman kakao yang diusahakan oleh petani pada umumnya dilaksanakan secara poliklonal, baik dengan menggunakan 2 (dua) klon maupun 3 (tiga) klon pada lahan yang sama. Klon-klon yang digunakan adalah MCC 02, S1 dan S2. Klon-klon ini telah dimanfaatkan masyarakat sebagai bagian dari rehabilitasi tanaman kakao melalui kegiatan sambung samping (86,67%) dan sisanya melalui penanaman kembali (replanting) (13,33%) menggunakan bibit yang berasal dari klon unggul kakao baik MCC 02, S1 maupun S2.
RESPON PEMBERIAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffee robusta) Syahruni Thamrin; Junaedi Junaedi; Irmayana Irmayana
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 9 No 1 (2020): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v9i1.95

Abstract

The study aims to determine the effect of various doses of NPK fertilizer on the growth of Robusta coffee plant seeds. The study was conducted at the screen house of the Department of Plantation Plant Cultivation at the Pangkep State Polytechnic of Agricultural. The study uses a simple statistical analysis with a Randomized Group Design (RBD) pattern, which is to calculate the mean (average) of each experiment, which consists of 3 levels of treatment, namely: without applying NPK fertilizer (P0), NPK fertilizer application with a dose of 14 grams (P1), application of NPK fertilizer at a dose of 18 grams (P2), and application of NPK fertilizer at a dose of 22 grams (P3). The results showed that NPK fertilizer application had no significant effect on plant height, number of leaves and stem diameter of coffee plant seedlings. But visually, the best treatment for plant height is NPK fertilizer with a dose of 18 grams (P2), for the number of leaves is NPK fertilizer with a dose of 22 grams (P3), and for the stem diameter all treatments are the same except for the smallest P1.
ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA PERTUMBUHAN TANAMAN KAPAS (Gossypium hirtusum L.) DI KECAMATAN LAMURU, KABUPATEN BONE Junaedi Junaedi; Syahruni Thamrin; Baso Darwisah; Budiman Budiman
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 9 No 1 (2020): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v9i1.98

Abstract

The development of cotton crop in South Sulawesi is still constrained by the availability of water which is affected by rainfall and the ability of the soil to retain water, so to optimize the growth of cotton crop needs to be done special methods of giving water. This study aims to analyze the irrigation water needs and maximize the yield of cotton crop production by using Cropwat 8.0 application as an alternative calculation of water demand. Analysis of the calculation of irrigation water needs of cotton crop with Cropwat 8.0 is intended as a basis for determining the amount of water that will be applied to irrigation activities and providing irrigation water. The results of the analysis of the water needs of cotton crop are calculated based on the growth phase of cotton crop showed a reference evapotranspiration value (ETo) calculated with a cropwat 8.0 program ranging from 3.12 - 4.53 mm/day and plant evapotranspiration (ETc) values ranging from 1.06 - 4.56 mm/day. Effective rainfall ranges from 5.9 - 15.7 mm/month. The total amount of water was applied for cotton crop is 512.5 mm. The irrigation water requirement was 213.3 mm. The maximum amount needed per month is 19 mm.
TAKSASI PRODUKSI TANAMAN KOPI DENGAN METODE ABC Junaedi Junaedi; Sandi Syam; Syifa Al Mar'ah; Syahruni Thamrin; Muhammad Syafaat
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 9 No 2 (2020): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v9i2.222

Abstract

This study aims to determine the estimation results of coffee plant production at PT. Sulotco Jaya Abadi. The estimation activity is carried out using the ABC method, which is one of the main methods used at PT Sulotco Jaya Abadi. This method uses a random sample of land divided into 4 plots covering three criteria for fruit in the land, namely dense fruit, medium fruit, and low fruit, so that in this taxation each hectare uses 12 sample trees. The observations show that the estimated production value obtained at the coffee plantation at PT Sulotco Jaya Abadi is 1,393 kg per hectare. This value is in the range of the company's actual production for the last five years (2014-2018), namely 671 kg/ha to 2,638 kg/ha. The results of the estimation itself show an increasing trend in results in the last three years. Some of the things that are thought to have an effect on the calculated value obtained are the current plantation management as well as the skills / skills of the assessor when carrying out activities on the land which cannot be ignored. At the same time, the production value of 1,393 kg/ha can be used to plan the labor requirements for coffee pickers, which is 15 people per hectare with an estimated budget or harvest cost per hectare of IDR 1,393,000.
PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA BERBAGAI UMUR TANAMAN Junaedi Junaedi; Muhammad Yusuf; Darmawan Darmawan; Basri Baba
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 10 No 2 (2021): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian da
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/agro.v10i2.290

Abstract

Curah hujan dapat dianggap sebagai faktor utama yang dapat membatasi potensi hasil kelapa sawit dan produktivitasnya juga umumnya sangat bergantung pada komposisi umur tanaman yang ada di perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan umur tanaman serta korelasinya terhadap produktivitas kelapa sawit yang ada di PT. Surya Raya Lestari II, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Penelitian menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pengelola kebun kelapa sawit. Data sekunder untuk keperluan analisis meliputi produksi tanaman dari 5 blok tanaman yang diamati pada 4 periode tahun tanam dan data curah hujan pada tahun 2011 hingga 2017. Metode analisis menggunakan analisis regresi dan korelasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa baik perubahan curah hujan maupun umur tanaman dalam periode pengamatan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman kelapa sawit yang ada di PT Surya Raya Lestari II. Korelasi antara curah hujan dan produktivitas berada dalam kategori sedang yakni 0,419 sedangkan untuk umur tanaman dan produktivitas nilai korelasinya 0,317 atau kategori lemah. Perbedaan produktivitas yang ditunjukkan dari adanya perbedaan umur tanaman berkisar antara 11,94 ton hingga 14,09 ton per ha. Produktivitas tanaman tertinggi dicapai pada umur tanaman yang telah mencapai 13 tahun dan produksi terendah diperoleh saat umur tanaman berumur 9 tahun.