Claim Missing Document
Check
Articles

Effect of Basil (Ocimum americanum L.) Proportion on Physical and Organoleptical Properties of Basil Cracker Pratama, Yoga; Ulfah, Tsurayya; Bintoro, Valentinus Priyo
Journal of Applied Food Technology Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Dept. Food Technology, Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.323 KB) | DOI: 10.17728/jaft.3839

Abstract

Basil contains flavonoid, saponin, tannin, and essential oils namely sineol and eugenol. Basil has been known as appetite stimulant, laxative, fragrance, and breast milk stimulator. This study aimed to determine the effect of basil addition to linear expansion, crispiness, color, and organoleptic of basil cracker. Complete Randomized Design was used in this research with 4 treatments and 5 replications i.e. T1 (10% basil, 90% tapioca), T2 (15% basil, 85% tapioca), T3 (20% basil, 80% tapioca), T4 (25% basil, 75% tapioca). Linear expansion was measured using ruler, hardness/crispiness using texture analyzer, color using digital colormeter, and organoleptic testing was done by 25 panelists. The research showed that basil cracker had linear expansion of 166-235%; hardness of 1264.8-1837.6 gF; L* value of 22,47-40,40 and a* value of -20.73 to -12.67. Variation of basil proportion gave significant effects to linear expansion, crispiness, and color of basil cracker. The best treatment was T2 (15% basil, 85% tapioca) because it had high linear expansion and bright color, was crispy, and preferred by panelists.
DAYA IKAT AIR, KADAR AIR, DAN PROTEIN NUGGET AYAM YANG DISUBSTITUSI DENGAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Laksono, Mukti Agung; Bintoro, Valentinus Priyo; Mulyani, Sri
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.476 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai daya ikat air, kadar air, dan protein nugget ayam yang disubstitusi dengan jamur tiram putih. Data hasil penelitian diolah secara statistik menggunakan analisis ragam pada taraf signifikansi 5% dan apabila terdapat pengaruh nyata terhadap nilai daya ikat air, kadar air dan kadar protein dilanjutkan dengan Uji Wilayah Ganda Duncan. Perlakuan yang diterapkan (T) adalah nugget ayam yang disubstitusi jamur tiram putih meliputi T0=0%, T1=20%, T2=30%, T3=40%, dan T4= 50%. Berdasarkan analisis ragam diketahui bahwa substitusi nugget ayam dengan jamur tiram putih memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) pada kadar protein, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada daya ikat air dan kadar air.Kata Kunci : nugget ayam, jamur tiram putih, daya ikat air, kadar air, kadar protein
PENGARUH EDIBLE COATING DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP KADAR PROTEIN, DAYA IKAT AIR DAN AKTIVITAS AIR BAKSO SAPI SELAMA MASA PENYIMPANAN Arief, Hifni Sofyan; Pramono, Yoyok Budi; Bintoro, Valentinus Priyo
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 2 (2012): Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.949 KB)

Abstract

The aim of this research is to know the influence of different concentration from edible coating to protein, water holding capacity and water activity of beef meatball at shelf life period. The experimental design that is used in this research is Randomized complete design by 5 treatments and 4 repetitions. The treatment that is applied in this research is immersion in different concentration from edible coating. The result of this research shows that the treatment of different concentration from edible coating (0%, 0.5%, 1%, 1.5% and 2%) in beef meatball at shelf life period has an significantly affected (P<0.05) to protein, water holding capacity and water activity. Continually result of protein is 12.12%, 11.87%, 10.95%, 10.79% and 10.72%. Continually result of water holding capacity continually is 32.07%, 34.47%, 26.64%, 20.43% and 17.64%. Continually result of water activity is 0.949; 0.954; 0.944; 0.944 and 0.947. The best result of protein, water holding capacity and water activity to edible coating treatment is on concentration 0.5 %. The advice of this research is the use of edible coating concentration 0.5% method can be applied because it can keep the quality of the protein, water holding capacity and water activity from beef meatball.Keyword: beef meatball, edible coatingABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edible coating dengan konsentrasi berbeda terhadap kadar protein, daya ikat air (DIA) dan aktivitas air (aw) bakso sapi selama masa penyimpanan. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pencelupan dalam edible coating konsentrasi berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi edible coating yang berbeda (0%, 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%) pada bakso sapi selama masa penyimpanan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar protein, daya ikat air dan aktivitas air. Kadar protein bakso sapi yang dihasilkan berturut-turut yaitu: 12,12%, 11,87%, 10,95%, 10,79% dan 10,72%. Daya ikat air yang dihasilkan berturut-turut yaitu 32,07%, 34,47%, 26,64%, 20,43% dan 17,64%. Aktivitas air yang dihasilkan berturut-turut yaitu 0,949; 0,954; 0,944; 0,944 dan 0,947. Kadar protein dan daya ikat air dan aktivitas air terbaik didapat pada perlakuan edible coating konsentrasi 0,5%. Saran dari penelitian ini adalah metode pemberian edible coating konsentrasi 0,5% dapat diterapkan karena dapat menjaga kualitas bakso sapi dilihat dari kadar protein, daya ikat air dan aktivitas air.Kata kunci: bakso sapi, edible coating
OPTIMASI PENAMBAHAN TEPUNG KOMPOSIT TERIGU, BEKATUL, DAN KACANG MERAH TERHADAP KUALITAS KIMIA COOKIES Hati, Intan Permata; Setiani, Bhakti Etza; Bintoro, Valentinus Priyo
Journal of Nutrition College Vol 9, No 2 (2020): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i2.27023

Abstract

Latar Belakang: Cookies banyak disukai berbagai kalangan karena rasanya yang manis dan praktis, namun cookies yang beredar di pasaran mengandung serat dan protein rendah. Maka dari itu, dibutuhkan bahan lokal untuk meningkatkan serat dan protein cookies. Bekatul dan kacang merah merupakan bahan lokal yang dapat dijadikan alternatif sebagai bahan baku cookies, namun bahan lokal tersebut memiliki masa simpan pendek, sehingga perlu dijadikan bahan setengah jadi, yaitu tepung. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung komposit terigu, bekatul, dan kacang merah pada kualitas kimia cookies. Kualitas kimia pada cookies yang diamati adalah serat kasar, protein, abu, dan aktivitas antioksidan. Metode: Rancangan percobaan menggunakan 4 perlakuan Terigu : Tepung BKM (Bekatul Kacang Merah), yaitu perlakuan 1 (T1) 90%:10% (b/b), perlakuan 2 (T2) 85%:15% (b/b), perlakuan 3 (T3) 80%:20% (b/b), dan perlakuan 4 (T4) 75%:25% (b/b). masing-masing perlakuan dilakukan 5 kali ulangan. Data serat kasar, protein, dan abu dianalisis dengan ANOVA (p<0,05) jika terdapat pengaruh, maka dilanjutkan dengan DMRT, sedangkan data aktivitas antioksidan dianalisis secara deskriptif dengan melihat rerata. Hasil: Kadar serat kasar cookies terdapat pada perlakuan T4 sebesar 17,92% , kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan T4 sebesar 10,65%, kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan T4 sebesar 2,26%, dan kadar aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada perlakuan T4 sebesar 81,16%. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik cookies adalah perlakuan T4 (Tepung terigu 75% : Tepung BKM 25%) cookies tepung komposit terigu, bekatul, dan kacang merah karena mampu meningkatkan serat kasar, protein, abu, dan aktivitas antioksidan. Namun, kadar abu cookies belum memenuhi syarat mutu cookies. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan bahan lain untuk menutupi warna gelap pada cookies yang dikarenakan cookies penelitian ini berwarna hitam, serta melakukan pengujian aktivitas antioksidan setelah pembuatan produk cookies.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KOMPOSIT TERIGU, BEKATUL DAN KACANG MERAH TERHADAP SIFAT FISIK COOKIES Damayanti, Safitri; Bintoro, Valentinus Priyo; Setiani, Bhakti Etza
Journal of Nutrition College Vol 9, No 3 (2020): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i3.27046

Abstract

Latar belakang: Cookies merupakan salah satu produk bakery yang sudah dikenal dan disukai oleh hampir semua golongan usia. Bekatul dan kacang merah merupakan salah satu bahan pangan lokal yang tinggi akan kandungan gizi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan cookies. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung komposit terigu, bekatul dan kacang merah terhadap kualitas fisik dan organoleptik cookies. Kualitas fisik yang diamati meliputi Kadar Air, Daya Kembang dan Tekstur.Metode: Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan variasi persentase tepung terigu dan tepung BKM, P1= 90%: 10% (b/b), P2= 85%: 15% (b/b), P3= 80%: 20% dan P4= 75%: 25%, setiap perlakuan di ulang sebanyak 5 kali. Hasil uji Kadar Air dan Daya Kembang dianalisis menggunakan ANOVA dan jika ada pengaruh dilanjutkan dengan Duncan, hasil tekstur dijelaskan secara deskriptif dan hasil uji Organoleptik dianalisis dengan Kruskal-Wallis dan jika terdapat pengaruh dilanjutkan dengan Mann-Whitney. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi cookies terbaik adalah cookies P2 (tepung terigu 85%: tepung BKM 15%). Cookies formulasi terbaik memiliki kadar air 4,64%, daya kembang 43,75%, tekstur (fisik) 3173 gf, sifat sensori cookies dengan skor warna sebesar 3,16 (coklat), skor aroma sebesar 2,92 (suka), skor rasa 3,24 (suka), skor tekstur 3,44 (renyah), dan skor overall 3,24 (suka).  Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi cookies terbaik adalah cookies P2 (tepung terigu 85%: tepung BKM 15%) karena kadar air yang dihasilkan relatif rendah sehingga memenuhi SNI, daya kembang tidak terlalu tinggi, kekerasan cookies yang tidak terlalu tinggi dan nilai organoleptik yang diterima oleh panelis.
PENGARUH PERENDAMAN DALAM TEH HIJAU DAN TEH HITAM TERHADAP KADAR AIR, KADAR LEMAK, KADAR PROTEIN, DAN MUTU HEDONIK TELUR ITIK REBUS Kurniati, Dwitya; Bintoro, Valentinus Priyo; Dwiloka, Bambang
Journal of Nutrition College Vol 9, No 3 (2020): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i3.26947

Abstract

Latar belakang : Telur itik merupakan bahan pangan asal hewani yang memiliki kandungan zat gizi lengkap. Selain kandungan protein tinggi, kandungan lemak dalam telur itik juga cukup tinggi. Oleh karena itu perendaman dalam teh hijau dan teh hitam diharapkan mampu menurunkan kadar lemak dengan adanya katekin dalam teh, serta tanin teh yang bersifat menyamak kulit telur diharapkan mampu memberikan warna yang menarik, mencegah penguapan air pada telur dan mencegah masuknya bakteri maupun kapang pada telur.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air, kadar lemak, kadar protein, dan mutu hedonik dari telur itik rebus dengan perendaman dalam teh hijau dan teh hitam.Metode : Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 7 kali pengulangan. Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan berupa perbedaan jenis larutan perendaman yang meliputi T0:kontrol, T1:teh hijau, dan T2:teh hitam. Analisis data yang digunakan yaitu Analisis of Varian (ANOVA) pada taraf signifikansi 5%.Hasil : Hasil menunjukkan bahwa telur itik rebus dengan perendaman dalam teh hijau dan teh hitam  memberi pengaruh nyata (p<0,05) terhadap kandungan kadar air, kadar lemak, kadar protein, tekstur, dan overall.Simpulan: Perlakuan perendaman dalam teh hijau memberikan hasil terbaik karena dapat menurunkan kadar air, kadar lemak, dan mempengaruhi tekstur telur itik rebus.  
Sifat Fisikokimia Dendeng Sapi yang Direndam dalam Gula-Kelapa dan Madu Yessy Tamu Ina; Widiyanto Widiyanto; Valentinus Priyo Bintoro
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 8, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.144 KB) | DOI: 10.17728/jatp.3760

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat fisikokimia pada dendeng sapi setelah dilakukan perendaman dengan gula kelapa dan madu. Penelitian ini terdiri atas 4 perlakuan variasi konsentrasi gula kelapa dan madu, yaitu: 30:0%, 22,5:7,5%, 15:15%, 7,5:22,5%. Kadar fruktosa, glukosa, kadar air, aktivitas air diamati pada dendeng hasil perlakuan. Data dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan proporsi madu dalam larutan perendam dapat secara nyata menurunkan kandungan fruktosa, glukosa, kadar air, aktivitas air pada dendeng sapi. Kesimpulannya, sifat fisikokimia dendeng dapat berubah sesuai dengan proporsi konsentrasi gula kelapa dan madu.The Physico-Chemical Properties of Indonesian Dried Beef Immersed in Palm Sugar and HoneyAbstractThis study is aimed to investigate the physics-chemical aspect of Indonesian dried beef that was immersed in palm sugar and honey. Four ratios of palm sugar and honey were used, i.e. 30:0%, 22.5:7.5%, 15:15%, 7.5:22.5%. The level of fructose, glucose, water content, and water activity were analysed as the dried beef quality. Data were analyzed using analysis of variance and followed by Duncan’s Multiple Range Test. The results indicated that the elevation in the honey concentration in the ratio of immersion provided significant effect on decrease in fructose and glucose levels, water content, water activity. As conclusion, the ratio of palm sugar and honey might provide the effect on the change of fructose and glucose levels, water content, water activity.•••
Peranan Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth) dalam Mengeliminasi Kandungan Cd dan Pb pada Dada Ayam Broiler Bambang Dwiloka; Umiyati Atmomarsono; Valentinus Priyo Bintoro; Bhakti Etza Setiani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 4 (2018): November 2018
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.156 KB) | DOI: 10.17728/jatp.2447

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) dalam mengeliminasi Cd dan Pb pada paha ayam broiler yang diberi pakan mengandung logam berat (Cd.Cl2.4H2O). Perlakuan yang diberikan adalah perendaman larutan daun kumis kucing yang diikuti dengan proses perebusan. Kandungan Cd dan Pb yang dilakukan dengan Atomic Absorption Spectrophotometer. Data logam berat yang diperoleh dianalisis statistik dengan Anova. Hasil penelitian membuktikan bahwa dada ayam broiler yang diberi pakan mengandung CdCl2.4H2O ternyata mengandung Cd dan Pb, walaupun masih di bawah Maximum Residu Limit (MRL). Perlakuan perendaman dalam larutan daun kumis kucing yang dilanjutkan dengan perebusan mampu menurunkan nilai Cd pada dada ayam broiler. Sementara dengan perlakuan perendaman dalam larutan daun kumis kucing dan pada perlakuan perebusan mampu menurunkan kandungan Pb pada dada ayam broiler. Kesimpulannya, kandungan Cd dan Pb pada daging ayam broiler dapat diturunkan melalui perendaman daun kumis kucing.The Effect of Orthosiphon stamineus Benth (OSB) Leaf in Reducing Cd and Pb Content on Breast Broiler ChickenAbstractThe feed containing heavy metal was provided to broiler feeds in order to detect the residue of Cd and Pb in chicken broiler breast. The treatments for eliminating the residue was conducted by the immersion in the distilled water containing cat whiskers leaf. The boiling of chicken meat was also conducted. The content of metals was analysed by Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The data were analysed statistically by ANOVA. As results, Cd and Pb were able to be detected in the chicken breast meat although still below the Maximum Residue Limit (MRL). The treatment of immersion in the cat whiskers leafs extract plus boiling in the distilled water were significantly (P <0.05) decrease Cd content. Meanwhile the treatment of immersion in the cat whiskers leaf extract and boiling treatment using distilled water significantly (P <0.05) decreased Pb in chicken breast carcass. As conclusion, Cd and Pb might be reduced by the immersion in the cat whiskers extract.••••••
Effect of Basil (Ocimum americanum L.) Proportion on Physical and Organoleptical Properties of Basil Cracker Yoga Pratama; Tsurayya Ulfah; Valentinus Priyo Bintoro
Journal of Applied Food Technology Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Dept. Food Technology, Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.695 KB) | DOI: 10.17728/jaft.58

Abstract

Basil contains flavonoid, saponin, tannin, and essential oils namely sineol and eugenol. Basil has been known as appetite stimulant, laxative, fragrance, and breast milk stimulator. This study aimed to determine the effect of basil addition to linear expansion, crispiness, color, and organoleptic of basil cracker. Complete Randomized Design was used in this research with 4 treatments and 5 replications i.e. T1 (10% basil, 90% tapioca), T2 (15% basil, 85% tapioca), T3 (20% basil, 80% tapioca), T4 (25% basil, 75% tapioca). Linear expansion was measured using ruler, hardness/crispiness using texture analyzer, color using digital colormeter, and organoleptic testing was done by 25 panelists. The research showed that basil cracker had linear expansion of 166-235%; hardness of 1264.8-1837.6 gF; L* value of 22,47-40,40 and a* value of -20.73 to -12.67. Variation of basil proportion gave significant effects to linear expansion, crispiness, and color of basil cracker. The best treatment was T2 (15% basil, 85% tapioca) because it had high linear expansion and bright color, was crispy, and preferred by panelists.
Effect of Lesser Yam Flour Addition on Water Content, Texture, Crude Fiber Content, and Reducing Sugar Content of Donut Made from Wheat Flour Indri Iriana Putri; Bambang Dwiloka; Valentinus Priyo Bintoro
Journal of Applied Food Technology Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Dept. Food Technology, Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.149 KB) | DOI: 10.17728/jaft.7364

Abstract

This research aimed to determine the addition of lesser yam flour on water content, texture, crude fiber content, and reducing sugar content of donut made from wheat flour. This research was arranged using completely randomized design with 5 treatments and 4 replications consisted of 5 different lesser yam flour concentrations (0–30%) from total flour that had been used. Water content, texture, and crude fiber content were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) at 5% significance level and reducing sugar content was analyzed using regression equation. The result showed the addition of lesser yam flour can reduce water content. However, it can increase texture, crude fiber content, and reducing sugar content. As conclusion, the concentration of lesser yam flour affected the water content, texture, crude fiber, and reducing sugar in donut.