Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengembangan Kepustakaan Islam dengan Dakwah bi al-Qalam Ruslan Ruslan
Dirasat Islamiah: Jurnal Kajian Keislaman Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : FAI UIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.4588137

Abstract

Dokumentasi kepustakaan Islam dalam bentuk tulisan Arab kuno pada awalnya menyulitkan kaum muslimin untuk memahaminya. Perkembangan zaman berdampak pada berbagai kepustakaan tersebut yang memerlukan pemahaman kontekstual agar naskah tersebut dapat tersampaikan secara optimal dan dilaksanakan secara baik sesuai dengan zamannya terutama naskah al-Qur’an. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas mengenai kepustakaan Islam dari masa ke masa, dakwah bi al-qalam, dan pengembangan kepustakaan Islam melalui dakwah bi al-qalam. Hal ini menjadi penting sebagai langkah untuk melihat kesusesan literasi Islam di era modern. Ditemukan segenap lembaga keagamaan Islam memegang peranan yang strategis untuk mengembangkan budaya tulis dalam rangka menumbuh suburkan kepustakaan Islam demi tersebarnya syiar dan pemahaman Islam di tengah masyarakat. Lembaga tersebut sangat potensial untuk mendirikan lembaga publikasi dan terjemahan. Baik dalam bentuk majalah, jurnal, dan jenis kepustakaan lainnya.
Term of Child in Analysis of Languages Various By The Quran Ruslan Wahab; Mardyawati Y
Journal of Research and Multidisciplinary Vol 4 No 1 (2021): Journal of Research and Multidisciplinary
Publisher : Lembaga Sembilan Tiga Community

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/jrm.v4i1.49

Abstract

The Quran in its multi-function, not only studies in the world of religion but also flows to academic interests to become a source of scientific studies from various disciplines, including linguistic sciences. Even Arabic scholars agree to place the Quran as the first and foremost source in determining the Nahwu rules (syntax) of Arabic through the qiyas approach. One of the concepts that is the object of study that comes from the Koran is the term child. The linguistic facts show that the Quran uses several words to express the meaning of the word child; namely: al-walad, al-Thifl, al-ibn, al-bint, al-dzurriyat, hafadah, al-shabiy, al-ghulam. This article reveals the use of various languages used by the Quran in the word children. With the hope of being able to reveal how much the Quran is very systematic in arranging a language that harmonizes between linguistic rules and social rules that exist in the language-speaking community.
Perkembangan Makna Bahasa Arab: Studi Fenomena Semantik dalam Al-Qur’an Ruslan Ruslan; Najamuddin Abd Safa; Muhammad Alqadri Burga
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i1.10942

Abstract

Fenomena politisasi terjemahan ayat al-Qur’an dan munculnya pemaknaan al-Qur’an secara tekstual dalam berbagai media menggiring opini masyarakat pada pemahaman keislaman yang eksklusif dan cenderung radikal. Padahal al-Qur’an merupakan wahyu Ilahi yang memiliki sisi kontekstual sehingga dapat diterima oleh masyarkat yang terus berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan makna bahasa Arab dalam al-Qur’an yang difokuskan pada (1) problematika makna, (2) faktor pemicu perkembangan makna, dan (3) dinamika perkembangan makna. Jenis penelitian ini adalah kajian pustaka dengan pendekatan semantik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat macam makna bahasa Arab dalam al-Qur’an, yaitu fonologis, morfologis, sintaksis, dan leksikal. Perkembangan makna bahasa Arab dalam al-Qur’an secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu linguistic causes dan non-linguistic causes. Perkembangan makna bahasa Arab dalam al-Qur’an mengalami enam bentuk, yaitu: pengkhususan makna, perluasan makna, peningkatan kualitas makna, penurunan kualitas makna, abrogasi makna, dan varietas makna.
Pendidikan Spiritualisme dalam Perspektif Al-Quran Ruslan Ruslan; Andi Bunyamin; Andi Achruh
Al-Musannif Vol 4 No 2 (2022)
Publisher : Madrasah Tsanawiyah DDI Cilellang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56324/al-musannif.v4i2.72

Abstract

This article aims to analyze spiritualism education in the Quran. The discussion focuses on four sub-discussions, namely: (1) The meaning of spiritualism in the Quran; (2) spiritual aspects of the Quran; (3) methods of Quran spirituality; and (4) the implications of Quran spirituality. This literature review documents various books, journals, and other research results as data sources. The collected data were then analyzed using content analysis techniques. The results of the study show that the concept of spiritualism in the perspective of the Koran is related to the world of the spirit, close to God, contains mysticism and interiority, and is equated with the essentials. Based on tracing the verses of the Quran, the three dimensions of spirituality in it are the dimension of transcendental, the dimension of norms, and the dimension of values. There are three methods of Quranic spirituality, namely tazakkur (remembrance of Allah), tafakkur (thinking about nature), and tadabbur (thinking about revelations or verses of Allah). The implications of the spirituality of the Koran are manifested in two terms in tasawuf spiritualism, namely al-maqāmat (the path to Sufism) and al-aḥwāl (the Sufi character).
The Influence of Teacher’s Personality Competence, Curriculum, and School Climate on Student’s Morals Ruslan Ruslan; Saparuddin Saparuddin; Husnaeni Husnaeni; Muhammad Alqadri Burga
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v7i2.3920

Abstract

Modernization is a threat that can co-opt Islamic boarding schools from moral development to a formalistic orientation. The purpose of this study was to analyze the influence of teacher’s personality competencies, the curriculum, and the climate of Islamic boarding school on the students’ morals both partially and simultaneously. This type of research is a survey with a quantitative approach. The population of this study was 234 students, with 70 samples selected using the Yamane formula. Data collection methods using questionnaires and documentation. Data analysis using descriptive statistical and inferential statistical analysis techniques. The results showed that the teacher's personality competence, the curriculum, and climate of the Islamic boarding school had a positive and significant effect both partially and simultaneously on the students’ morals. This research has implications for the need for all members of Islamic boarding schools to be synergistically responsible for creating a conducive boarding school climate and culture. This conduciveness will develop moral values through various educational programs, especially curriculum and teacher competence developments.
Teori Komunikasi Dalam Perspektif Komunikasi Islam Faridah Faridah; Ruslan Ruslan; Nurhidayat Muhammad Said; Muhammad Yusuf
RETORIKA : Jurnal Kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Retorika
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/retorika.v5i1.1753

Abstract

Tulisan ini berusaha mengkaji tentang teori komunikasi dalam perspektif komunikasi Islam, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan penelusuran kepustakaan, data diperoleh dengan cara observasi dan dokumentasi. Peneliti dalam penelitian ini juga melakukan reduksi data, display data, dan ferivikasi data, selanjutnya untuk keabsahan data menggunakan perpanjangan penelitian. Temuan analisis mengungkapkan bahwa teori komunikasi merupakan kebutuhan komunikasi karena teori komunikasi adalah pedoman, acuan, payung dan referensi dari aktivitas komunikasi, namun pada aktivitas komunikasi banyak ditemukan tentang teori-teori komunikasi yang lebih menekankan pada kepentingan individu dibandingkan dengan kepentingan bersama. Sebagian besar teori barat terlalu menekankan pada visi individualisme, cenderung aktif mencapai tujuan personalnya, namun komunikasi dalam perspektif komunikasi Islam ditemukan pentingnya mewujudkan kebersamaan dan adanya etika dalam komunikasi. Komunikasi dalam perspektif Islam mengharuskan pelibatan emosi yakni komunikasi dengan ekspresi sebagai bentuk aspek nonverbal (visual) yang terdapat dalam Q.S.Al-Rahman ayat 1-4, selanjutnya dalam aspek verbal dan vocal diatur dalam beberapa ayat dan surat yaitu qaulan sadidan (perkataan yang tegas dan benar), qaulan balighan (perkataan yang membekas), qaulan ma’rufan (perkataan yang baik, qaulan kariman (perkataan yang mulia), qaulan layyinan (perkataan yang lemah lembut), qaulan maysuran (perkataan yang pantas), qaulan tsaqila (perkataan yang berat), qaulan adziman (perkataan yang besar), ahsanu qaulan (perkataan yang paling baik)
Perspektif Al-Quran Tentang Pluralisme Ruslan Ruslan
Dirasat Islamiah: Jurnal Kajian Keislaman Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : FAI UIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pluralisme merupakan paham yang berorientasi pada kemajemukan yang memiliki berbagai penerapan berbeda dalam berbagai aspek, di antaranya filsafat, agama, moral, dan politik. Kajian ini membahas pluralisme dalam Al-Quran yang difokuskan pada pengertian pluralisme, macam-macam pluralisme, dan implikasinya pada kehidupan manusia sehari-hari. Kajian pustaka ini menemukan bahwa Al-Quran mengungkapkan pluralisme itu dalam berbagai bentuk, yaitu pluralisme makhluk Allah, suku bangsa, bahasa, agama, partai, sumber daya, dan profesi. Dengan berbagai bentuk yang dinyatakan oleh Al-Quran, pluralisme berimplikasi pada masyarakat, yaitu pluralisme adalah sunnatullah, kebebasan beragama, interaksi positif, dan berlomba untuk melaksanakan kebaikan.
Eksplorasi Peran Pendidikan Islam dalam Pengembangan Moral: Kajian Pustaka Ruslan Ruslan; Musbaing Musbaing
Jurnal Sinestesia Vol. 13 No. 1 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang peran pendidikan Islam dalam pengembangan moral dan etika individu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kontribusi pendidikan Islam dalam membentuk karakter dan akhlak individu serta menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas pendidikan Islam dalam pengembangan moral dan etika. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis literatur dengan menggunakan teori dan konsep-konsep terkait. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan Islam dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk karakter dan akhlak individu, terutama melalui pengajaran nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan dalam agama Islam. Faktor-faktor seperti kualitas guru, kurikulum pendidikan Islam, dan lingkungan pendidikan juga mempengaruhi efektivitas pendidikan Islam dalam pengembangan moral dan etika. Dalam evaluasi penelitian ini, ditemukan bahwa kelemahan utama adalah terbatasnya sumber data dan kekuatan utama adalah memberikan gambaran umum yang jelas tentang peran pendidikan Islam dalam pengembangan moral dan etika individu. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian lapangan untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pendidikan Islam dalam pengembangan moral dan etika individu.
The Analysis of Role Teacher Personality Competence, Curriculum, and School Climate on Islamic Student’s Morals Amid the Covid-19 Pandemic Ruslan Ruslan; Saparuddin Saparuddin; Muhammad Alqadri Burga
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 8, No 1: JANUARI 2023
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v8i1.21336

Abstract

The purpose of this study was to analyze the influence of teacher personality competencies, the curriculum, and the climate of Islamic boarding school on the morals of students in Sulawesi Selatan district, Indonesia. This type of research is a survey with a quantitative approach. Data collection methods using questionnaires, documentation, and observation. Data analysis using descriptive statistical and inferential statistical analysis techniques. The results showed that the teacher's personal competence, the curriculum, and climate of the Islamic boarding school have a positive and significant effect both partially and simultaneously on the morals of the students
Kajian Tafsir Maudui tentang Istilah Fitrah dalam Al-Quran dan Implikasinya pada Konsep Pendidikan Islam Ruslan Ruslan
Al-Musannif Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : Madrasah Tsanawiyah DDI Cilellang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56324/al-musannif.v5i1.117

Abstract

The concept of Islamic education began to be oriented towards Western theory, and the study of the Quran as a source of Islamic education began to diminish. This research examines (1) the meaning of the term fitrah in the Quran using the maudui (thematic) interpretation approach and (2) its implications for the concept of Islamic education. The data sources consist of commentary books and several relevant books and journals. The results of the research show that fitrah in the Quran is the default factory setting for humans. Fitrah is a divine chip implanted by God in humans so that they are ready to believe in monotheism, purify themselves, and worship God. Humans who carry out their fitrah have three characteristics: accepting and practicing Islam, being sincere, and having a strong faith. Actualization of the concept of human fitrah in Islamic education can be carried out by (1) making fitrah a basic human potential that needs to be developed, (2) making education the main path in developing nature, (3) creating a conducive educational environment (helping the development of fitrah), and (4) cultivating a work ethic in which there is harmony and balance between the depth of religious appreciation and activities that lead to increased welfare.